Anda di halaman 1dari 6

Rosidi dan Sukirno ISSN 0216 - 3128

-
/3

HUBUNGAN KANDUNGAN LOGAM BERAT DALAM AIR


DAN SEDIMEN LAUT DI SEMENANJUNG MURIA (TAHUN
KE2)
Rosidi dan Sukirno
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan

ABSTRAK
HUBUNGAN KANDUNGAN LOGAM BERAT DALAM AIR DAN SEDIMEN LAUT DI SEMENANJUNG
MURIA (TAHUN KE 2). Telah dilakukan ana/isis logam berat dalam /ingkungan kelautan di semenanjung
Muria dengan metoda analisis aktivasi neutron (AAN). Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui
distribusi dan hubungan logam berat yang terdapat dalam air dan sedimen laut yang mengakomodasikan
data lingkungan terkini dalam rangka mendukung ijin tapak Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Hasil
analisis teridentifikasi 5 unsur logam berat yang diperhatikan dalam air laut dan sedimen yaitu Cd, Co, Cr,
Sb dan Sc. Konsentrasi semua logam tersebut sesuai SK Menteri Negara Lingkungan Hidup NO 51 tahun
2004.ternyata masih di bawah baku mutu air laut (0,002 mg/I) yang diperbolehkan Tinjauan data
menggunakan perangkat lunak SPSS versi 10, dengan nilai korelasi Pearson (r) menunjukkan bahwa antara
konsentrasi Co terhadap Sc dalam kedua indikator menunjukkan korelasi positiftinggi (r=O,928), antara Cr
dengan Sc cukup tinggi (r=7,56) antara Cr dengan Cd positif sedang (r=0,611), sedangkan Co dengan Sb
menunjukkan signifikansi rendah (r=0,429).

Kata kunci: logam berat, PLTN, metoda AAN

ABSTRACT
CORRELATION OF HEA VY ELEMENT IN SEA WATER AND SEDIMENT SAMPLES FROM PENINSULA
OF MURIA. The analysis of heavy metals in marine environmental samples peninsula of Muria in the year
2004 has been carried out by using neutron avtivation analysis (NAA) method. The objective of this analysis
is to know the distribution of heavy metals in the sea water and sediment, which accommodate the recent
environmental data in supporting the license of site for the nuclear power plants (NPP). The result of the
analysis show that there were only 5 observed elements found in sea water and sediment were Cd, Co, Cr Sb
and Sc. All of heavy metals from sea water (0,002 mgll) are obviously lower than the threshold value
established by environmental minister Act; Kep LH No 5112004. From the observed data to use softwere of
SPSS version 10, application of the Pearson correlation (r) shows that between Co with Sc was andicator
show a highly positive significant correlation (r=0,928), between Cr with Sc was sufficiently positive high
(r=0,756), between Cr with Cd was precisely (r=0,611) while Co with Sb shows the significant(v low
(r=0.429).

Key words: heavy metals, NPP, NAA method

PENDAHULUAN untuk mengetahui kualitas lingkungan kelautan


disuatu tempat. Perjalanan pencemar biasanya
yang merupakan polutan terbawa melewati aliran
LingkUngan
yang khas lautan
karena merupakan suatu akumulasi
menjadi tempat ekosistem sungai dari hulu yang terbawa arus menuju muara
berbagai kontaminan yang berasal dari lepasan dan terkontaminasi pada muara sungai terse bar ke
langsung ke perairan laut, jatuhan dari atmosfer lautan[l].
dan disposisi dari daratan. Oi perairan terdapat
mata rantai makanan yang merupakan jalur Berpijak pada kepentingan bersama untuk
(pathways) penting logam berat yang berperan mengupayakan kualitas lingkungan dipandang
dalam proses penyebaran dan akumulasi perlu untuk dilakukan pemantauan lingkungan
kontaminan pad a masing-masing mata rantai pada daerah calon tapak PLTN yang menurut
makanan. Pesisir laut juga merupakan tempat rencana akim didirikan di semenanjung Muria dan
akumulasi berbagai jenis logam berat berasal dari menurut sumber berita dari SUARA
kegiatan di daratan maupun di lautan sehingga
PEMBAHARUAN[2] pada tahun 2017 telah
pesisir laut merupakan tempat yang sangat penting

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
14 ISSN 0216 - 3128 Rosidi dan Sukirno

beroperasinya PLTN pertama di Indonesia. Sejalan berat terkini dalam komponen ekosistem kelautan
dengan itu pada tahun 2006 beroperasinya PLTV (sedimen dan air laut) di daerah semenanjung
Batubara di Tanjung Jati B Tubanan Muria. Muria Jepara sebelum beroperasinya PLTU
Dengan demikian kegiatan pemantauan lingkungan Batubara dan PLTN.
(tahun ke 2 yaitu tahun 2004) diharapkan dapat
memberikan kontribusi sebagai bagian data rona TAT A KERJA
awal yang meliputi kegiatan monitoring dan
pengumpulan data khususnya tentang distribusi
Penyediaan Bahan
logam berat beracun berbahaya (B3) dalam
indikator air dan sedimen laut. Kedua indikator Sedimen, air laut, HN03, larutan standar
terse but telah ditetapkan sebagai indikator sekunder mengandung logam (Cd, Cr, Co, Sb, dan
alternatiftingkat pencemaran lingkungan kelautan. Sc), serbuk selulosa. Standar kalibrasi alat multi
gamma Eu-152. River sediment SRM 1645, SRM
Ditinjau dari aspek perpindahan massa 2704.
polutan khususnya konsentrasi logam B3 yang
ditinjau dalam air dan sedimen laut diasumsikan
Penyiapan Alat
mempunyai korelasi yang signifikan. Hal ini dapat
dilakukan menggunakan pendekatan statistik Refraktometer (kadar garam), GPS (Global
dengan menggunakan aplikasi statistik program Position System), pH meter, Sechi disk (kecerahan
SPSS versi 10. Menurut SANTOSO[3] analisis dan air), Grab sampler (pengambilan sedimen), water
arti angka korelasi Pearson dapat dibagi menjadi 2, sampler (pengambilan air) bola duga (kecepatan
yaitu (1) berkenaan dengan besaran angka, maka arus), jirigen 5 I, plastik klip tempat sedimen
angka akan berkisar pada 0 (tidak ada korelasi basah/kering, lumpang tahan karat, ayakan Karl
sarna sekali) dan (2) dengan nilai 1 yaitu korelasi Colb 100 mesh, timbangan analitik, mangkuk
sempurna. Sebenarnya tidak ada ketentuan yang porselin, vial pencacahan, alat-alat gelas dan
tepat mengenai apakah nilai korelasi Pearson Maestro II EG&G Spektrometer y Ortec dengan
tertentu menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi detektor Ge(Li), Reaktor nuklir Kartini,
atau lemah. Menurut SUTRISNO[4] ukuran kelongsong dan vial iradiasi.
korelasi konservatif diklasifikasikan sebagai
interpretasi korelasi tinggi (0,800-1,00), cukup Pengambilan dan Preparasi Cuplikan
antara(0,600-0,800), agak rendah antara (0,400- Pengambilan cuplikan dilakukan pada bulan
0,600), rendah antara (0,200-0,400) dan sangat Agustus 2004 saat musim kemarau, yang diambil
rendah atau tidak berkorelasi dari nilai r «0,00- air dan sedimen laut. Sedimen diambil sekitar 5 kg
0,200). di tempatkan dalam plastik klip, air laut 2 x 5 liter
Teknik analisis menggunakan teknik nuklir dalam botol plastik yang kemudian ditetesi HN03 5
telah memberikan sumbangan terhadap penentuan ml. Pada saat sampling air diukur parameter fisiko
unsur dalam cuplikan lingkungan. Menurut kimia perairan antara lain; pH, suhu, salinitas,
SUKIRNO[5j dan GRIMANIS[6] telah melakukan kecepatan arah arus dan kedalaman.
analisis berbagai cuplikan lingkungan terutama air, Prosedur preparasi loboratorium untuk air
sedimen dan biota dengan menggunakan metoda laut dan sedimen menurut yang telah dikerjakan
AAN, terutama dalam unsur kelumit dan minor. Sukimo(5). Cuplikan lingkungan tersebut
Prinsip dasar AAN ini adalah apabila suatu bahan ditimbang masing-masing 0, I g dalam vial iradiasi,
cuplikan yang terdiri dari berbagai unsur kimia bersamaan itu juga ditimbang standar sekunder dan
dibombardir dengan neutron maka akan terjadi primer yang telah diketahui kadar unsurnya,
penangkapan neutron oleh inti unsur-unsur kemudian bersama-sama dimasukkan ke dalam
tersebut, sehingga unsur stabil menjadi tidak kelongsong iradiasi dan siap dilakukan iradiasi
setab iI. dalam reaktor nuklir Kartini. Iradiasi dalam
Tujuan penelitian ini adalah untuk reaktor nuklir pada fasilitas Lazy Susan dengan
mengetahui distribusi dan hubungan antara logam fluks neutron 5,85.1010 n.em,2.s,1 dan waktu
berat yang terdapat dalam air dan sedimen serta iradiasi selama 12 jam. Kemudian didiamkan
mendapatkan data rona awal lingkungan logam selama 3 sampai 20 hari selanjutnya dieaeah

Prosldlng PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Rosidi dan Sukirno ISSN 0216 - 3128
-
/5

dengan menggunakan spektrometer y, selama 600 BASIL DAN PEMBAHASAN


detik setiap cuplikan.

Kondisi perairan di lokasi sampling


u I I • IS

Daerah sampling di semenanjung Muria


1
KETERANGAN
• = '- s.mpI..;j
LAliT JIt..YfA.
wilayah Kabupaten Dati II Jepara yang mempunyai
letak geografis antara 110° 45 '20" BT sampai 110°
46'16 BT dan 6° 25' 30" LS sampai 6° 26'61" LS .
1-P.Br~
2 - P. l.em4habang
3-L.l~
1 - P,Bayuron
Sampling dilakukan dengan 5 lokasi pengambilan
5 - L,T<IO'-"" Jot!
•. 6 _ colon Tapak PlTN
cuplikan, dan parameter lingkungan perairan yang
Cl7-PlTUf.JabB
terukur di setiapn lokasi antara lain pH, salinitas,
kecerahan, kedalaman dan arus. Adapun data
~
...
•.. - kondisi perairan pengambilan cuplikan disajikan
pada Tabel I dibawah ini.
Hasil pengamatan parameter fisiko-kimia di
stasion sampling yang terukur adalah suhu berkisar
Gambar 1. Peta lokasi sampling di daerah 20°C - 25 °c , salinitas berkisar 25 %0 -36 %0,
semenajung Muria kedalaman 1 m - 10 m dan pH berkisar 7,1 - 7,4
serta kecepatan arus bergerak 0,156 mls - 0,232
mls.

Tabell. Kondisi perairan di lokasi sampling.


m/s/arah
36
35
25 10
Salinitas
7,4 Suhu110.46'16"
25
BT
110.45'26"
110.45'20"
110.46'39"
110.45'39"
28
26
29
Dalam
Arus
0,232/240
7,2
7,3
7,10,182/145
0,165/160
0,156/170
0,226/115
Lokasi
pH 7,6
1,0
1,5
m LS6.25'30"
6.26'26"
6.26'61"
6.25'47"
6.26'23"
%0

ambang batas yang diijinkan yaitu berkisar antara


Analisis logam berat dalam air laut dan (0,08-3,03) ppb.
sedimen
Data hasil analisis logam berat dalam air
laut dan sedimen dibuat dalam bentuk histogram
dan dapat dilihat pada GambaI' 2 dan 3, untuk
:a

I
mengetahui nilainya pada penyajian Tabel 2. Pada Q.
.s.
perbandingan histogram untuk air laut terlihat
bahwa konsentrasi logam Co di 5 lokasi •
••
pengambilan cuplikan mempunyai perbandingan c
tertinggi yaitu 3,0 ± 0,2 ppb terdapat di daerah laut ~
Bayuran sekitar 0,5 km dari lokasi PLTU. Untuk M Ba)lll'sn P. Bayuran L A.W P. L.Abang L LAbang

logam berat yang mempunyai konsentrasi terendah Lokasi Sampling


adalah Sc yang juga terdapat di daerah PLTU
dengan konsentrasi 0,08±0,01 ppb. Gambar 2. Histogram konsentrasi logam datam
air taut di 5 lokasi sampling
Konsentrasi logam-Iogam dalam air laut
yang terdeteksi seluruhnya masih dibawah baku
mutu air laut yang diperbolehkan, khususnya untuk Dari perbandingan histogram GambaI' 3 atau
logam Cr dan Cd yang diperbolehkan dalam air pada Tabel 2 yang dis<ljikan dapat diperhatikan
laut sebesar 10 ppb atau (~g1I) menurut surat bawa logam Cd yang terakumulasi ke dalam
keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No sedimen bervariasi, di mana logam Cd mempunyai
51 tahun 2004(8). Pada perbandingan Gambar 2 konsentrasi berkisar (0,028-0,14) mglkg, berdasar
dan Tabel 2 logam Cr dan Cd masih di bawah baku mutu menurut BUCHMAN logam Cd dalam

Prosidlng PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
-16 ISSN 0216 - 3128 Rosidi dan Sukirno

sedimen yang teranalisis masih dibawah ambang mudah menyerap logam Sb dari pada logam
batas yaitu dengan nilai 0,676 mg/kg. Konsentrasi lainnya, alasan lainnya dikarenakan konsentrasi
logam Co berkisar (0,01 - 0,27)mg/kg sedang yang logam Sb yang terdapat dalam air laut mempunyai
diijinkan adalah IO mg/kg. Logam Sb merupakan konsentrasi terbesar yaitu (1,3 ± 0,2) ppb
logam yang terakumulasi dari air ke sedimen yang sedangkan yang terdapat dalam sedimen
terbesar, hal ini kemungkinan karena sedimen lebih (0,71±0,02) ppm.

Tabel 2. Data hasil analisis kuantitatif logam dalam air dan sedimen laut.

Lokasi Sc
Sb
Cr
Co
0,04±0,05
0,24+0,02
0,07±0,0
1,2
0,4
2,2
1,54+0,20
0,5 I6+0,02
0,27±0,02
0,24±0,04
0,03±0,0
0,34±0,32
2,93±0,2
0,06±0,07
0,24±0,07
0,09±0,0
0,45±0,03
0,
0,35±0,03
0,05±0,06
0,02±0,02
0,03±0,OOJ
0,05±0,003
1,0+0,3
±±0,2
0,21±0,02
0,8
0,05±0,0
0,04±0,050
0,05±0,002
0,70±0,06
0,08±0,0
0,71±0,02
1,1
0,01
1,3 0,3IIIO,I3±o,OI
0,1
I6±0,03
I,83±0,00,1
±±±0,2
0,2
O±O,OO
0,050±o,00
0,49±0,06
0,030±o,003 0,94±0,06
0,I5±0,02
0,7
0,61 ±+0,1
0,98±0,25
0,070±0,007
0,050±0,006
0,I2±0,OI
0,1
0,030±0,004 Konsentrasi logam dalam air laut [ppb atau J.1g/1)
men laut (ppm atau
Cd mg/kg)
Cd

M = Muara, P = Pantai, L= Laut


akurasi menggunakan standar primer SRM-2704
Buffalo River Sediment disajikan pada Tabel3.
0,6 aCe!
cCo
cQ Tabel 3. Data analisis logam Cd. Cr, Co, Sc,dan
cSt>
0,4 cSc
Sb dalam SRM-2704 Buffalo River
Sediment untuk memenetukan kurasi

0,2 Kadar rerata (ma/ka)


135
Cd
Sb
Sc
Co
Cr
3,4
3,7
14
Logam 12
+±+ 144
7,00
12,28
+12,2
7,38
Hasil
13,1+0,2
4,07±
0,6
0,1
0,2 +0,9
5 +Ukur
20,28
144
6,67 2
2,2
Sertifikat No (%) Akurasi
43152 0,02
o
M Bayuran P. Bayuran L. R..TV P. LAbang l. LAbang

Lokasi Sampling

Gambar 3. Histogram konsentrasi logam dalam


sedimen laut di 5 lokasi sampling

Vntuk mengetahui korelasi antara


kandungan logam-Iogam yang diperhatikan dalam Pendekatan statistik setelah data
air laut dan sedimen sebagai satu mata rantai dimasukkan dalam program SPSS-IO for windows
rangkaian pencemaran dapat diinterpretasikan untuk memperoleh interpretasi korelasi antar
menggunakan pendekatan statistik dengan metoda variabel dari nilai koefisien korelasi (r). Dari
korelasi Pearson menggunakan perangkat lunak output data program aplikasi SPSS- I0 diperoleh
SPSS versi 10(3). Korelasi menggambarkan nilai r (korelasi Pearson). Selanjutnya dari nilai r
keeratan hubungan antara variabel, sebagai dapat diprediksi signifikansi atau tingkat makna
variabel bebas dipilih jenis indikator yaitu air dan korelasi antar variabel yang ditinjau, dan hasilnya
sedimen laut, dan variabel kedua adalah kelima dapat dilihat pada Tabel 4. Koefisien korelasi
lokasi sampling, sedangkan variabel terikat adalah Pearson pada Tabel 3 akan mengukur keeratan
hasil penentuan konsentrasi logam Cd, Co, Cr, Sb hubungan diantara hasil-hasil pengamatan dari
dan Sc dalam masing-masing cuplikan. populasi yang mempunyai dua varian. Perhitungan
Dari hasil uji validasi kelima logam korelasi Pearson ini mensyaratkan bahwa populasi
terdentifikasi memberikan akurasi dan presisi asal cuplikan mempunyai dua varian berdistribusi
normal.
dalam rentang memenuhi syarat. Data pengujian

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BAT AN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Rosidi don Sukirno

Kriteria ukuran korelasi


ISSN 0216 - 3128

konsevatif
-
17

serta Co terhadap Cr nilai r = 0,678 mempunyai


diklasifikasikan sebagai interpretasi korelasi tinggi, korelasi Pearson signifikansi cukup tinggi.
cukup, agak rendah dan sangat rendah atau tidak Keeratan hubungan logam-Iogam tersebut di atas
berkorelasi dari nilai r SUTRISNO [4]. Tabel 3 dalam air dan sedimen cukup kuat, hal ini terlihat
terlihat bahwa semua korelasi konsentrasi antar nilai korelasi antar logam diatas 0,600.
logam-Iogam adalah positif. Keadaan berkorelasi
Keeratan hubungan logam-Iogam yang
positif ini memberikan prediksi bahwa bila
terdapat dalam air dan sedimen laut yang
konsentrasi salah satu konsentrasi logam naik,
mempunyai nilai korelasi lebih kecil 0,60 adalah
misalnya dengan kenaikkan konsentrasi logam Cr
di dalam air maka akan diikuti oleh kenaikkan hubungan yang lemah. Hal ini dapat ditunjukkan
pada korelasi antara konsentrasi Sb terhadap Cd
konsentrasi logam Cr di dalam sedimen pada lokasi
dengan nilai r = 0,558 dan Cr terhadap Cd dengan
sampling yang sarna.
nilai r = 0,611, mempunyai korelasi Pearson
Korelasi logam Co terhadap Sc signifikansi sedang dan yang mempunyai korelasi
menunjukkan nilai r = 0,928 berarti mempunyai Pearson signifikansi rendah adalah Sb terhadap Co
korelasi Pearson signifikansi tinggi, sedang Cd dengan nilai r = 0,429 dan Sc terhadap Sb dengan
terhadap Co nilai r = 0,837 dan Cd terhadap Sc nilai r = 0,233.
nilai r = 0,779 dan Cr terhadap Sc nilai r = 0,756

Tabel 4. Output data korelasi Peason antara kandungan logam dalam indikator
10
10
1,678
Cr
Sb
to
to10
Co
,322o0
Sc
tto
,429
,678
,429
1,000
1,000
,756
,233,233
1,000
,322
,928
,756
,611
,558
,779
,837 10 0,837
to Korelasi
Korelasi
,611
,558
,779
1,000 Peason
Peason Konsentrasi
Cd

KESIMPULAN tinggi atau nilai korelasi dari 0,233 sampai


dengan 9,28.
I. Dari hasil pembahasan dan pengamatan logam
(Cd, Co, Cr, Sb dan Sc) yang terdistribusi pada
5 lokasi sampling mempunyai konsentrasi
hampir merata antara logam satu dengan logam
DAFTAR PUSTAKA
lainnya. Logam yang mempunyai konsentrasi 1. PALAR. H., Pencemaran dan toksikologi
tertinggi dalam air laut adalah Cr (3,0 ± 0,2) logam berat., Rineka Cipta, Jakarta (1994)
terdapat pada daerah laut Bayuran di
lingkungan PLTU dan logam tersebut masih di 2. SUARA PEMBAHARUAN., "Tahun 2008
bawah baku mutu air laut yang diperbolehkan. Dibuka Tander Proyek PLTN" Jakarta (2005)
sesuai surat keputusan Menteri Negara 3. SANTOSO. S., SPSS Pengolahan data statistik
Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004 secara profesionaI., PT Elex Media
kandungan Cr dalam air laut sebesar 10 ppb Komputindo. Jakarta (1999)
atau (/lg/I)
4. SUTRISNO HAD!. "Metodologi research. Jilid
2. Berdasarkan uji statistik menggunakan korelasi 3., Andi Offset. Yogyakarta (2000)
Pearson dapat teridentifikasi bahwa
perpindahan massa logam dari air laut ke 5. SUKIRNO. "Penilaian Tingkat Kandungan
sedimen memeberikan kenyataan bahwa Logam Berat dalam Cuplikan Kelautan di
konsentrasi beberapa logam dalam indikator Calaon Tapak PLTN Lemahabang dengan
mempunyai hubungan terhadap logam lainnya Metoda AAN"., Presentasi I1miah Peneliti
pada lokasi yang sarna, dengan signifikansi dari Muda. P3TM BATAN. Yogyakarta (2004)
berkorelasi rendah sampai berkorelasi sangat

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BAT AN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
18 ISSN 0216 - 3128 Rosidi dan Sukirno

6. GRIMANIS. A.P., "Neutron Activation kelautan Pantai Utara Jawa. Oleh karena itu
Analysi in Greece"., Significance and Impact of dipilih lokasi Cirebon, Semarang, Jepara dan
Nuclear Research in Developing Countries. Surabaya.
IAEA, Vianna (1987)
Saefurrachman
7. AGUS TAFT AZANI, SUMINING., "Evaluasi
Kadar Logam Berat dalam Sampel Lingkungan - Definisi logam berat itu apa?
Pantai Indramayu dengan Teknik AAN". PPI Pb juga logam berat, mengapa tidak
P3TM Yogyakarta (1999) dimasukkan.
8. ANONIM., SK Menteri Negara Lingkungan
Hidup No 51 tahun 2004., Jakarta (2004) Rosidi
• Logam berat diartikan unsur logam yang
TANYAJAWAB mempunyai densitas atau berat jenis diatas 5
glcc
• Pb tidak dianalisis karena logam Pb
Kadarisman
mempunyai tampang lintang serap netron
- PLTN ada rencana dibangun di Jepara, mengapa yang kecil, sehingga sulit dianalisis dengan
diambil sampel di Surabaya? AAN.

Rosidi
• Terkait dengan itu ada kerja sarna antara
IAEA dengan BATAN tentang radioekologi

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Jull 2007

Anda mungkin juga menyukai