OLEH
DIANTI FARHANA KAMASELA
1304115434
Oleh
Abstrak
By
Abstract
COD (mg/l)
Apabila kadar oksigen terlarut 40 Surut
berkurang mengakibatkan hewan- 30
hewan yang menempati perairan 20
tersebut akan mati dan jika kadar 10
BOD dan COD meningkat 0
menyebabkan perairan menjadi 1 2 3 4 5
tercemar (Hilda et al., 2009). Stasiun
Hasil ANOVA diketahui
bahwa Nilai BOD antar stasiun
adalah berbeda sangat nyata (p<0,01) Gambar 3. Nilai rata-rata COD Sungai
Batang Arau
dimana diketahui nilai BOD tidak
homogen dan terdapat perbedaan Hasil penelitian
antar stasiunnya. Sedangkan pada uji menunjukkkan konsentrasi COD
lanjut perbedaan yang signifikan jauh lebih besar (10 kali lebih besar)
didapat pada stasiun 1 dan 2 yang dibandingkan BOD. Effendi (2003)
dibandingkan dengan Stasiun 3, 4 menyatakan bahwa perbedaan
dan 5. Berdasarkan Kepmen No. konsentrasi BOD dengan COD
51/MNLH/2004, BOD5 yang biasanya terjadi pada perairan
diperkenankan untuk biota laut tercemar karena bahan organik yang
adalah < 20 mg/L sehingga dapat mampu diuraikan secara kimia lebih
disimpulkan perairan Muara Sungai besar dibandingkan penguraian
Batang Arau dilihat dari konsentrasi secara biologi.
BOD5 masih layak untuk kehidupan Nilai COD lebih tinggi pada
biota di dalamnya. Tidak ada saat pasang dibandingkan surut. Saat
perbedaan dengan yang pasang, konsentrasi COD berkisar
dikemukakan oleh Lee et al. 16-53,3 mg/L dengan nilai tertinggi
(1978) bahwa kisaran BOD5 < 2,9 ditemukan di Stasiun 1 dan terendah
mg/L menandakan perairan berada di Stasiun 5. Adapun saat surut,
dalam kondisi tidak tercemar. konsentrasi COD berkisar 12,8-35,7
mg/L. Hasil ANOVA untuk
Chemical Oxygen Demand (COD) membandingkan Nilai COD antar
stasiun adalah berbeda sangat nyata
Berdasarkan hasil (p<0,01), dimana diketahui nilai
pengukuran, nilai COD perairan COD tidak homogen dan terdapat
perbedaan antar stasiunnya. Seperti
Sungai Batang Arau berkisar 12,8-
pada BOD, perairan dengan nilai
53,3 mg/L . Nilai COD tertinggi COD tinggi tidak diinginkan
berada pada Stasiun 1 saat pasang terutama bagi kepentingan perikanan
yakni sebesar 53,3 mg/L dan nilai dan kelautan.
COD terendah ada pada Stasiun 5
saat surut yakni sebesar 12,8 mg/L Total Organic Matter (TOM)
(Gambar 3).
Hasil penelitian menunjukkan
nilai TOM berkisar 12,2-22,1 mg/L.
Nilai tertinggi ditemukan di Stasiun
3 dan terendah di Stasiun 1 (Gambar ditandai dengan tingginya salinitas
4). perairan air laut.
25 Hasil ANOVA yang di dapat
untuk membandingkan Nilai TOM
TOM (mg/l)
20 Pasang
15 antar stasiun adalah berbeda sangat
Surut nyata (p<0,01, nilai TOM tidak
10
5 homogen dan terdapat perbedaan
0 antar stasiunnya. Nilai TOM Muara
1 2 3 4 5 Sungai Batang Arau masih relatif
Stasiun baik (menurut PP no 82 tahun 2001)
karena masih berada dibawah
Gambar 4. Nilai rata-rata COD Sungai
ambang batas maksimum yaitu
Batang Arau
50mg/L .
Konsentrasi TOM saat
pasang berkisar 12,2-22,1 mg/L . KESIMPULAN DAN SARAN
Nilai tertinggi ditemukan di Stasiun
3 dan terendah di Stasiun 1. Kuliatas perairan Sungai
Tingginya nilai TOM pada Stasiun 3 Batang Arau dikategorikan dalam
diduga di karenakan kecepatan arus kondisi yang kurang baik, dilihat dari
yang cendrung lemah yakni sebasar
kondisi fisik yang banyak sekali
0,18-0,23m/dt yang menyebabkan
terjadinya penumpukan bahan sampah dan nilai DO yang rendah (<
organik. Secara umum, bahan 5 mg/L ) sudah tidak memenuhi
organik di Laut/Muara lebih rendah syarat untuk kehidupan biota. Nilai
dibandingkan bahan organik di DAS. BOD Sungai Batang Arau berkisar
Dalam penelitian ini tingginya bahan (0,2-2,1 mg/L), nilai COD
organik di Muara disimpulkan mengindikasikan bahwa bahan
disebabkan oleh arus Muara yang
cendrung lemah, limbah buangan organik yang diuraikan secara kimia
yang terus mengalir ke arah Muara dinilai cukup tinggi. TOM Sungai
Sungai, pola dan arah pergerakan Batang Arau berkisar 12,20-22,12
arus serta kondisi hidrodinamika mg/L. Nilai parameter kualitas
yang kurang dinamis. Menurut perairan Sungai Batang Arau sangat
Yudiansyah et al., (2015) bahan berbeda antar stasiun.
organik di muara sungai/ laut tinggi
Dalam upaya meminimalisir
bisa disebabkan karena aktifitas
tingkat pencemaran bahan organik di
masyarakat di daratan yang
Muara Sungai Batang Arau
menghasilkan berbagai jenis limbah
diharapkan kesadaran masyarakat
rumah tangga yang bersifat organik.
lebih ditingkatkan untuk membuang
Biasanya limbah tersebut dibuang
sampah pada tempatnya dan
melalui saluran pembuangan
diharapkan Pemerintah ataupun
(drainase) mengalir ke sungai serta
Badan Lingkungan Hidup setempat
perairan pesisir pantai dan laut,
bisa lebih tegas terhadap kebersihan
sehingga terakumulasi beban
Sungai Batang Arau.
cemaran organik dimuara sungai dan
menuju kelaut, selain itu juga diduga
adanya klorin didalam perairan yang
DAFTAR PUSTAKA Palembang : Telaah
Indikator Pencemaran Air.
Skripsi.Universitas Sriwijaya
Alaerts,G dan Santika,S.S. 1984.
Metoda Penelitian Air. Hutagalung, H.P., D. Setiapermana
Surabaya: Usaha Nasional dan S.H. Riyono. 1997.
Metode Analisa Air Laut,
Badan Pengendalian Dampak Sediment Dan Biota. Buku
Lingkungan Daerah Kota kedua. Jakarta P30-LIPI. 182:
Padang (BAPEDALDA). 59-77.
2004. Daerah Aliran Sungai
Batang Arau. Padang. KLH (Kementrian Lingkungan
Hidup). 2004. Status
Barus, T.A. 2001. Pengantar Lingkungan Hidup Indonesia
Limnologi, Studi Tentang 2007. Kementerian Negara
Ekosistem Sungai dan Danau. LingkunganHidup RI.
Jurusan Biologi, Fakultas
MIPA USU, Medan Lee, C.D., S.B. Wang, and C.L. Kuo.
1978. Benthic
Clingan T dan M.G Norton. 1987. Macroinvertebrates and Fish
Wastes In Marine as Biological Indicators of
Environment. Congress of the Water Quality, with
United States. Office of Reference to Community
Technology Assessment. Diversity Index.International
Washington. Conference on Water
Pollution Control in
Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air Developing Countries,
bag Pengelolaan Sumber Bangkok. Thailand. Hal. 172.
Daya dan Lingkungan
Perairan. Cetakan Kelima. Sembiring, K. 2008. Pemodelan
Yogjakarta :Kanisius. Matematis Hidrolisis Selulose
Harmayani, K.D. dan I.G.M. Batang Pisang Menggunakan
Katalis Asam Cair. Fakultas
Konsukartha, 2007.
Teknologi Pertanian – Institut
Pencemaran Air Tanah Pertanian Bogor.
Akibat Pembuangan Limbah
Domestik Di Lingkungan Yudiyansyah, Rinawatidan dan H.I.
Kumuh. Jurnal Pemukiman Qudus. 2015. Analisis
Natah, 5(2): 93-94. Kualitas Perairan Muara
Sungai Way Tulang Bawang
Hilda ,Z,. Zazili. H. dan Dian Asih Dengan Parameter Tss Dan
Puspitawati. (2009) .Struktur Kimia Non Logam. FMIPA
Dan Fungsi Komunitas Universitas Lampung.
Lampung.
Makrozoobenthos Di
Perairan Sungai Musi Kota