PENDAHULUAN
1.1
Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum ini adalah:
1. Menentukan nilai pH, Suhu, Salinitas, Konduktivitas, TSS, TDS, BOD, DO,
dari sampel yang di uji.
2. Menentukan status mutu air bedasarkan KEPMENLH Nomor 15 Tahun
2003 tantang penentuan status mutu air.
3. Mengetahui kondisi air sungai dan membandingkannya dengan aliran-aliran
sungai lainnya yang menjadi sampel pengujian.
untuk
salinitas
dan
konduktivitasberwarna
hijau
dan
1.2.3
yang
mudah
menguap
dan
komposisi
garam
volume
contoh
uji
untuk
memperoleh
estimasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Terdahulu
2.1.1. Analisis Beban dan Indeks Pencemar di Tinjau dari Parameter Logam
Berat di Sungai Siak Kota Pekanbaru
Penelitian ini dilakukan oleh Yanti Agustina (Staf Dinas Perikanan
dan Kelautan Provinsi Riau, Pekanbaru), Bintal Amin (Dosen
Pascasarjana Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Riau, Pekanbaru)
dan Thamrin (Dosen Pascasarjana Ilmu Lingkungan Program Sarjana
Universitas Riau) pada tahun 2012.
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis beban indeks
pencemar ditinjau dari parameter logam di sungai Siak Kota Pekanbaru.
Penelitian ini dilakukan di perairan sungai Siak Pekanbaru selama 4 bulan
yaitu dari bulan Februari hingga bulan Mei 2012. Peralatan yang
digunakan peralatan lapangan seperti GPS thermometer air raksa dan
sebagainya. Dan peralatan laboratorium seperti alat-alat gelas/tabung
reaksi, burat dan lain-lain.
Berdasarkan hasil penelitian, kondisi perarian sungai siak dalam
wilayah administrasi kota Pekanbaru saat ini telah berada dalam taraf
yang mengkhawatirkan. Estimasi total beban pencemar logam Pb, Cu dan
Zn menunjukan bahwa perairan sungai Siak dalam wilayah administrasi
Pekanbaru telah menerima beban pencemar logam yang sangat tinggi.
Beban tercemar logam Pb merupakan logam yang memiliki beban
pencemar tertinggi yaitu 889,50 Ton/Bulan yang diikuti beban pencemar
logam Zn sebesar 737,10 ton/Bulan dan beban pencemar logam Cu
sebesar 726,37 Ton/Bulan.
Hasil perhitungan nilai indeks pencemaran logam berat jenis Pb,Cu
dan Zn berdasarkan KEPMENCH No. 115 Tahun 2003, diketahui bahwa
kondisi perairan siap dalam wilayah administrasi kota Pekanbaru pada
Placenta)
Pengambilan
Sampel
di
Pesisir
Kabupaten
ditentukan
dengan
Tangerang.
purposive
Metode
sampling.
memiliki luas 22,5 km2 dan panjang sungai utamanya 19,75 km.
Sungai plumbon di manfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai
sumber air baru pengelohan air minum, budi daya perikanan, pertanian
dan kegiatan MCK. Perkembangan aktifitas masyarakat berpotensi
meningkat beban cemaran BOD dan Fecal Colifrom yang masuk
disungai. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian daya tampung
beban cemaran indikator BOD dan Fecal Colifrom dengan
mengunakan Software Qval 2 E. Peraturan Pemerintah Nomor 82
tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air menjadi dasar baku mutu daya tampung beban
cemaran. Hasil simulasi pada kondisi debit minimum (musim
kemarau) beban cemaran BOD tidak memenuhi beban cemaran yang
di ijinkan kelas 1 dan kelas 2, sedangkan beban cemaran Fecal
Colifrom Sungai Plumbon tidak memenuhi selama beban cemaran
yang di ijinkan semua kelas. Hasil simulasi pada kondisi debit
maksimum (musim penghujan) beban cemaran BOD tidak memenuhi
beban cemaran yang di ijinkan kelas 1 dan kelas 2, sedangkan beban
cemaran Fecal Colifrom tidak memenuhi beban cemaran yang diijikan
semua kelas. Hasil simulasi pada kondisi debit eksiting beban cemaran
BOD dan Fecal Colifrom tidak memenuhi semua beban cemaran yang
di ijinkan semua kelas. Kondisi ini dipengaruhi oleh tinggi kualitas
beban cemaran domestic sungai. Berdasarkan hasil uji laboratorium
parameter fisika, kimia, dan mikro biologi, sungai plumbon termasuk
dalam sungai kategori kelas 3. Adapun strategi pengendalian beban
pencemaran air dilakukan dengan meningkatkan pengelolaan limbah
melalui penyediaan sarana
sanitasi
2.1.5. Fluktuasi Konsentrasi TSS, COD, Nutrien (NH4+, NO3-, NO2-) dan
Colifrom Sebagai Kajian Kinerja Tiga Tipe Instalasi Pengolahan Air
Limbah Domestik di Kota Semarang (Studi Kasus = IPAL MCK Da
dapsari, IPAL Shallow Sewarage Bayumanik 2013, IPAL Kombinasi
Bayumanik Mix).
Penelitian ini dilakukan oleh Kurnia Nur Windia Utami pada
tahun 2016 dari Prongram Studi S1 Teknik Lingkungan Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro.
Pemerintah Indonesia melalui prongram senitasi Perkotaan
Berbasis Masyarakat (SPBM) telah membangun infrastruktrur sanitasi
berupa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Dosmetik secara
komunal. Namun dikhawatirkan pembangunan IPAL seiring IPAL
tersebut beroperasi. Pengambilan sampel dilakukan setiap hari selasa
dan jumat selama akhir bulan Juni sampai awal bulan September
2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja IPAL
dengan menganalisis tingkat fluktuasi kosentrasi TSS, COD, Nutrient
(Ammonium, Nitrat, Nitrit) dan Eschericia coli serta efesiensi
penyesihannya. Jenis penelitian ini adalah deskriptive observational.
Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Hasil
pengujian menunjukan bahwa IPAL Banyumanif Mix Tipe Kombinasi
merupakan tipe IPAL yang paling baik dan stabil dibandingkan IPAL
Banyumanik 2013 tipe Shallow Sewerage dan IPAL Dadapsari tipe
MCK, dengan nilai koefisiensi variasi efflvent untuk IPAL
Banyumanik Mix sebesar 42,45%, COD 14,18%, Ammonium 9,33%,
Nitrat 24,94%, Nitrit 18,59%.
2.2
Dasar Teori
2.2.1 Konduktivitas
logam
arus
listrik
dibawa
oleh
elektron-elektron
Konsentrasi;
Pergerakan ion-ion;
Valensi ion;
Suhu.
Setiap
unsur
atau
senyawa
kimia
mempunyai
derajat
suhu
suatu
larutan
juga
mempengaruhi
dalam
larutan,sehingga
meningkat.Temperatur
konduktivitas,peningkatan
konduktivitas
berhubungan
dari
secara
konduktivitas
suatu
linier
larutan
dengan
akibat
kenaikan
C larutan
listrik
merupakan
kebalikan
dari
tahanan
Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasainan atau kadar garam terlarut
dalam air.Salinitas merupakan jumlah total dalam gram bahan-bahan
terlarut dalam satu kilogram air laut.Jika semua karbonat diubah
menjadi oksida,semua biomida dan yodium diubah menjadi klorida dan
semua bahan-bahan organikdioksidasi.
Tabel 2.1
Air tawar
Air Penyu
Air Saline
< 0,05 %
0,05-3%
3-5 %
Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/salinitas
Brime
> 5%
teknik
untuk
keasianan
lautan
merupakan
winkler
dilaboratorium,pada
atau
iodometri
metode
ini
yang
tata
kerja
biasa
dilakukan
berdasarkan
pada
DO
=N
1000
Keterangan :
DO
= Oksigen terlarut
1000
= 1000 ml
DO (Dissolved Oxygen)
Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan
baik tanaman maupun hewan yang ada dalam air.Kandungan oksigen
didalam perairan sangat tergantung pada proses kimia,fisika dan
biokimia yang terjadi didalam air.Analisis terhadap oksigen terlarut
adalah kunci pada kegiatan pengawasan pencemaran air dan
pengawasan proses pengolahan air.Kehidupan yang ada di dalam air
tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi
oksigen minimal yang di butuhkan untuk kehidupan.Ikan merupakan
hewan
yang
memerlukan
oksigen
tertinggi,sedangkan
bakteri
oksigen
terlarutnya.Bahan-Bahan
buangan
yang
dari
pengolahan
industri
pangan,pabik
C + 02 bakteri CO2
Dalam situasi ini diperlukan 32 gram oksigen untuk
mengoksidasi 12 gram karbon.Jadi karbon memerlukan oksigen
sebanyak 3 kali beratnya untuk melangsungkan reaksi tersebut,atau
diperlukan 9 ppm oksigen untuk bereaksi dengan kira-kira 3 ppm
karbon terlarut.
Reaksi
diatas
tersebut
disebut
reaksi
pembakaran
O2
kadar
makanan.Bahan
total
pelarutan
makanan
yang
terlarut
dalam
suatu
bahan
dicuci
terlalu
lama
akan
menunjukan
konsentrasi
yang
lebih
tinggi
pada
10
Baik
15
Cukup
20
Kurang
35
Sumber : https://ukurudaraair.com/blog/TSS
2.2.6
Sangta Kurang
minum adalah sebesar 500mg/liter (500 ppm). Kini banyak sumbersumber air yang mendekati ambang batas ini. Saat angka penunjukan
TDS mencapai 1000mg/L maka sangat dianjurkan untuk tidak
dikonsumsi manusia. Dengan angka TDS yang tinggi maka perlu
ditindaklanjuti, dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Umumnya,
tingginya angka TDS disebabkan oleh kandungan potassium, khlorida,
dan sodium yang terlarut di dalam air. Ion-ion ini memiliki efek jangka
pendek (short-term effect), tapi ion-ion yang bersifat toxic (seperti
timah arsenic, kadmium, nitrat dan banyak lainnya) banyak juga yang
terlarut di dalam air.
Tabel 2.3 Total Dissolved Solid untuk air
TDS (ppm)
Tingkat
Keterangan
0-50
Sangat Rendah
50-150
Rendah
150-300
Sedang
300-500
Berat
500 - keatas
Sangat Berat
Tidak boleh di konsumsi manusia
Sumber : http://ukurkadarair.com/blog/TDS
2.2.7
pH (potensial Hidrogen)
pH adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen dari larutan.Pengukuran
pH (potensial Hidrogen) akan mengungkapkan jika larutan bersifat
asam atau alkali (atau basa). Jika larutan tersebut memiliki jumlah
molekul asam dan basa yang sama, pH dianggap netral. Air yang sangat
lembut umumnya asam, sedangkan air yang sangat keras umumnya
basa, meskipun kondisi yang tidak biasa dapat mengakibatkan
pengecualian.
Skala pH bersifat logaritmik dan ada dalam kisaran 0,0-14,0
sampai
7,0
dianggap
netral.
Pembacaan
kurang
dari
7,0
yang membusuk, sisa makanan ikan dan bahkan limbah ikan semua
memiliki
kecenderungan
untuk
menciptakan
keasaman
dalam
Pengaruh Umum
Keanekaragaman benthos sedikit menurun.
5,5 6,0
5,0 - 5,5
4,5 5,0
Suhu
Suhu merupakan g faktor penting dalam keberlangsungan
proses biologi dan kimia yang terjadi di dalam air, seperti kehidupan dan
Keterangan
Untuk jenis air minum
38oC
40oC
Suhu Udara
+- 1-3oC
Standar untuk jenis air bangunan
Sumber : http://ukurkadarair.com/blog/suhu
Air limbah pada umumnya mempunyai suhu yang lebih tinggi
dari pada suhu udara setempat.Suhu air limbah merupakan parameter
penting,sebab efeknya dapat mengganggu biota tertentu.Temperatur
yang di keluarkan suatu limbah cair harus merupakan temperature
alami.Suhu
berfungsi
memperlihatkan
aktifitas
kimiawi
dan
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Pengambilan sampel
Adapun pengambiln sampel pada praktikum uji kualitas air di
laksanakan pada:
Hari,tanggal
Waktu
: 08.00-10.00 WITA
Tempat
Analisa Pengukuran
Adapun analisa pengukuran di laksanakan pada :
Hari, tanggal
Waktu
: 10.00 WITA-selesai
Tempat
:Laboratorium
Penyehatan
Lingkungan,Fakultas
2. larutan MnSo4
2. Cawan petri
Berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan sampel TDS
Gambar 3. 14 pinset
4. Gelas ukur
7.
Gambar 3. 18 Desikator
8. Timbangan
Berfungsi untuk mengukur berat cawan dan kertas saring
2. Fluke Thermometer
Berfungsi untuk mengukur suhu pada sungai tempat pengambilan
sampel air
Gambar 3.33 masukkan cawan petri dan kertas saring kedalam oven
2. Ambil cawan petri dan kertas saring denganmengunakan pinset lalu
masukkanke dalam desikator selama 20 menit
Mengukur suhu
1. Mengaktifkan alat dengan menekan tombol power
Hasil pengujian
Tabel 4.1 pengujian kadar TSS dan TDS
Parameter
TSS
TDS
Volume Sampel
100
100
1, 2270
1,2364
35,1335
35,1399
sampel (ml)
162
Ntio
0,025
Vtio
2,6
Ntio
0,025
Vtio
3,6
Volume
Sampel
pH
Salinitas
500
7,80
0,00
F1
NTio
0,02
0,025
0,025
1
V sampel-4
Konduktivitas
0,22
Suhu
27,8
50.162
162-4
=51,266
F2 = konsentrasi F2
50
= 51,266
50
=1,025
3. Menghitung oksigen terlarut (DO0)
DO0 = F1xF2x4xVtio1
= 1 x 1,025 x 4 x 2.6
= 10.66 mg/l
4. Menghitung 0ksigen terlarut (DO5)
DO5= F1xF2x4xVtio2
=1x1,025x4x3.6
=14.76 mg/l
b. Percobaan BOD
Karena percobaad BOD dilakukan tanpa melakukan pengenceran,maka
rumus yang digunakan adalah:
BOD= DO0-DO5
=10.66 14.76
= -4,1 mg/l
B. Percobaan TSS dan TDS
1. Percobaan TSS
Dik = berat kertas kering (A)=1,22270 gr = 1227 mg
sampel
air
sampel air tersebut sebanyak 1,5 ml, kemudian menunggu sampel air
tersebut benar-benar tidak menetes lagi padatan yang tersuspensi yang
berada dalam kertas saring di masukkan kedalam oven bersamaan
dengan cawan petri dan kertas saring sehinggga di peroleh berat
padatan tersuspensi yang akurat lalu masukkan kedalam desikator
selama 20 menit, kemudian ditimbang lalu di catat B
Adapun hasil percobaan di dapatkan nilai TSS yaitu 94
mg/L,sedangkan untuk kadar TDS yaitu 320 mg/L kualitas
pencemaran TSS yaitu 1.88 dan indeks pencemaran TDS yaitu 15.
Berdasarkan keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup No.
115 tahun 2005 tentang pedoman penentuan status mutu air, sampel air
untuk TSS=20 termasuk dalamkategori, kualitas lingkungan yang
kurang danTDS = 15 termasuk dalam kategori yang sangat rendah
4.2.3
sudah berisi
sampel air lalu baca kadar PH, lalu angkat kembali sensor warna hijau
kemudian memasukkan kembali sensor hijau dan kuning secara
bersamaan lalu baca nilai Konduktivitas dan salinitas untuk percobaan
kadar suhu dilakukan dengan menggunakan alat probe thermometer di
badan singai langsung.
Berdasarkan pengujian diatas, maka hasil yang kami dapatkan
adalah sebagai berikut:
a. PH(derajat keasaman)
Pada pengukuran PH didpatkan hasil 7,80. Kadar keasaman ph
tersebut masuk dalam kategori basa. Dan masuk dalam keasaman
kualitas baik karena sesuai dengan standar yangtelah ditentukanoleh
pemerintah yaitu berkisar 6-8,5.
b. Konduktivitas
Berdasarkan hasil pengamatan
yang
dilakukan,
nilai
yang kami
lakukan didapatkan
Satuan
parameter
PH
Salinitas
Mg/L
Konduktivitas
Suhu
TSS
Mg/L
Nilai
7,63
0
0,27
31
1000
TDS
Mg/L
5000
BOD
Mg/L
8,08
DO
Mg/L
-6,46
BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Adapun kesimpulan yzng di peroleh dari hasil percobaan analisa
kualitas air pada sungai di jln. H Banawula sin apoy adalah:
1. Nilai Do yang di peroleh
10,66 mg/L termasukkategori tidak
tercemar
2. Niali BOD yang
tercemar
3. Nilai ph ysng di peroleh 7,80 termasuk dalam kategori basa
4. Nilai suhu yang di peroleh 27,8 c termasuk dalam kategori nilai
standar baku mutu air
5. Nilai TSS yang di peroleh 94 mg/L termasuk dalam kategori
lingkungan yang kurang
6. nilai TDS yang diperoleh 320 mg/Ltermasuk kategori yang sangat
rendah
7. nilai salinitas yang diperoleh 0,00 air termasuk dalam klasifikasi air
destilasi
8. nilai konduktivitas yang diperoleh nilai 0,22.
5.2saran
adapun saran dari kelompok kami ialah hendaknya asisten mengontrol
jalannya
praktikum
di
lapangan
sehingga
dapat
meminimalisir