Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL

PENGELOLAAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

Dosen Pengampu:
Dr. drh. Zulfikar, M.Si

Penyusun
Desi Elvida (21951010033)

PROGRAM STUDI MAGISTER


PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN - ACEH
2022
Analisi Kualitas Air dan Beban Pencemaran Air pada
Judul
Sub DAS Boentuka Kabupaten Timor Tengah Selatan

Jurnal Jurnal Teknologi Pertanian Andalas

Volume dan Halaman Vol. 23, No.1, Hal 56-67

Tahun Maret 2019

Umbu A. Hamakonda, Bambang Suharto, dan Liliya


Penulis
Dewi Susanawati

Reviewer Desi Elvida

Tanggal 20 Oktober 2022

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji


kualitas air dan mengidentifikasi beban pencemaran
Tujuan Penelitian air sungai berdasarkan kualitas air menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan dan Pengendalian Pencemaran Air.

Subjek Penelitian Air sungai

Metode Penelitian 1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah


saga GIS, Avenza Maps System, Thermometer,
gelas ukur, wadah sampel, cool box untuk
menyimpan botol yang sudah terisi sampel air
sungai, alat pendingin, pH meter, spektrofotometer,
H2SO4, alat titrasi dan alat ukur debit.
2. Pengambilan sampel dilakukan pada wilayah hulu,
tengah dan hilir yaitu sampel yang diambil secara
langsung dari air sungai kemudian di analisa di
laboratorium.
3. Pengujian parameter fisik dilakukan di lapangan
sedangkan parameter kimia dan biologi dilakukan
di laboratorium.
4. Parameter yang diuji adalah suhu, TDS, TSS, pH,
DO, BOD, COD, Nitrit, Fecal coliform dan Total
coliform.
5. Sampel yang diuji di Lapangan maupun di
Laboratorium kemudian dilakukan Analisa dengan
cara membandingkan baku mutu air kelas I
berdasarkan PP No 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.

Hasil Penelitian Hasil analisis kualitas air sungai:


1. Nilai suhu air sungai di Sub DAS Boentuka masih
dalam batas baku mutu air sesuai peruntukannya.
2. Nilai Total Disolved Solid (TDS) berkisar 145,5-
250 mg/l dengan baku mutu untuk kualitas air
kelas I adalah 1000 mg/l. ini berarti air tersebut
masih layak untuk diminum oleh masyarakat.
3. Nilai Total Suspended Solid/Padatan Tersuspensi
(TSS) adalah berkisar 13-80 mg/l dengan baku
mutunya 50 mg/l. nilai TSS yang melebihi baku
mutu berada pada titik 4, 5 dan 6 yaitu di tengah
dan hilir sungai. Padatan tersuspensi ini merupakan
padatan yang menyebabkan kekeruhan dalam air,
tidak larut dan tidak dapat mengalami pengendapan
secara langsung pada air sungai.
4. Nilai pH berkisar 8,25-8,70, yang menunjukkan
bahwa parameter derajat keasaman masih berada
dalam ambang batas baku mutu air sungai kelas I,
dengan nilai baku mutunya adalah 6-9. pH air
menunjukkan keberadaan ion hydrogen di dalam
air.
5. Kadar Disolved Oxigen/Oksigen Terlarut (DO)
adalah berkisar antara 66,10-70 mg/l. konsentrasi
oksigen terlarut tersebut telah melebihi baku mutu
air sungai kelas I.
6. Kadar BOD yaitu 2-3,60 mg/l, dimana konsentrasi
BOD di titik 2, 5, dan 6 telah melebihi nilai
ambang batas mutu air sungai kelas I dengan baku
mutunya adalah 2 mg/l. nilai BOD dari hulu ke
hilir cenderung fluktuatif yang di sebabkan
aktivitas rumah tangga yang membuang air limbah
ke sungai yang menyumbang pencemaran bahan
organic ke sungai.
7. Kadar COD dari titik 1 sampai titik 6 berkisar
antara 2,16-10,30 mg/l. konsentrasi COD dari hulu
ke hilir cenderung megalami kenaikan. Titik
pengambilan sampel 4 nilai COD mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan titik 2 dan
6, hal ini diakibatkan oleh aktivitas masyarakat
yang menggunakan air sungai di Sub DAS sebagai
tempat mandi, cuci dan buang air besar. Kadar
COD yang melebihi baku mutu berada pada titik
pengambilan sampel 5, dengan nilai COD nya
adalah 10,30 mg/l.
8. Kadar Nitrit berkisar antara 0,001-0,003 mg/l, yang
berarti kadar tersebut masih memenuhi kriteria
mutu air sungai kelas I dengan baku mutu 0,06
mg/l. sumber nitrit berasal dari limbah pertanian
yang menggunakan pupuk anorganik dan limbah
rumah tangga yang membuang hasil cucian baik itu
lewat resapan maupun dibuang secara langsung ke
air sungai.
9. Kadar fecal coliform pada air sungai Sub DAS dari
titik 1 sampai titik 6 berkisar 170-2800 jumlah/l,
dimana baku mutunya adalah 100 jumlah/l. Fecal
coliform tertinggi ditunjukkan di bagian hilir yaitu
di titik 6 dengan kadarnya 2800, ini diakibatkan
oleh aktivitas manusia yang menggunakan air
sunga sebagai tempat mandi, cuci dan buang air
besar.
10.Kadar total coliform berkisar 220-5400. Titik
pengambilan sampel 1-4 masih memenuhi baku
mutu yang telah di tentukan yaitu 1000, sedangkan
pada bagian hilir yaitu titik 5 dan 6 telah melebih
baku mutu air kelas I. jumlah bakteri total coliform
tertinggi terdapat pada bagian hilir yaitu titik
5yaitu mencapai 5400. Kondisi ini berkaitan
dengan aktivitas masyarakat yang menggunakan
air DAS tersebut sebagai tempat mandi dan cuci.
11.Kondisi kualitas air dari sungai di Sub DAS
Boentuka dikategorikan dengan tercemar ringan
dengan nilai indeks pencemaran antara 1-5.

1. Pada penelitan ini untuk setiap daerah pembagian


sungai yaitu dari hulu, tengah dan hilir masing-
masing dilakukan 2 titik pengambilan sampel,
Kekuatan Penelitian
sehingga data yang di peroleh bisa untuk
membandingi nilai parameter pada titik 1 dan titik
2 baik itu di hulu, tengah dan hilir sungai.

Kelemahan Penelitian 1. Kurang jelasnya latar belakang pengambilan lokasi


penelitian untuk setiap titik
2. Pembuatan grafik bisa di buat dengan grafik line
untuk memudahkan Analisa data untuk parameter
yang memliki nilai baku mutu minimal dan
maksimal.
3. Paramete DO dalam penjelasan mengatakan bahwa
kadarnya melebihi baku mutu, sedangkan di PP
Nomor 82 Tahun 2001 dijelaskan bahwa angka
batas minimum.

1. Kondisi kualitas air sungai di Sub DAS Boentuka


dari hulu ke hilir secara fisik, kimia dan biologi
mengalami penurunan kualitas air sungan dengan
status tercemar ringan.
Kesimpulan
2. Beban pencemar air sungai di Sub DAS Boetuka
tertinggi adalah parameter BOD, COD, Fecal
coliform dan total Coliform yang melebihi baku
mutu kelas I menurut PP Nomor 82 Tahun 2001.

Anda mungkin juga menyukai