0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan6 halaman
Penelitian ini menganalisis kualitas air dan beban pencemaran pada Sub DAS Boentuka, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Parameter yang diuji antara lain suhu, TDS, TSS, pH, DO, BOD, COD, nitrit, dan kadar koliform. Hasilnya menunjukkan penurunan kualitas air dari hulu ke hilir dengan status tercemar ringan, di mana parameter BOD, COD, fecal koliform dan total koliform melebihi baku mutu.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
TUGAS 1 REVIEW JURNAL PENGELOLAAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
Penelitian ini menganalisis kualitas air dan beban pencemaran pada Sub DAS Boentuka, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Parameter yang diuji antara lain suhu, TDS, TSS, pH, DO, BOD, COD, nitrit, dan kadar koliform. Hasilnya menunjukkan penurunan kualitas air dari hulu ke hilir dengan status tercemar ringan, di mana parameter BOD, COD, fecal koliform dan total koliform melebihi baku mutu.
Penelitian ini menganalisis kualitas air dan beban pencemaran pada Sub DAS Boentuka, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Parameter yang diuji antara lain suhu, TDS, TSS, pH, DO, BOD, COD, nitrit, dan kadar koliform. Hasilnya menunjukkan penurunan kualitas air dari hulu ke hilir dengan status tercemar ringan, di mana parameter BOD, COD, fecal koliform dan total koliform melebihi baku mutu.
PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN - ACEH 2022 Analisi Kualitas Air dan Beban Pencemaran Air pada Judul Sub DAS Boentuka Kabupaten Timor Tengah Selatan
Jurnal Jurnal Teknologi Pertanian Andalas
Volume dan Halaman Vol. 23, No.1, Hal 56-67
Tahun Maret 2019
Umbu A. Hamakonda, Bambang Suharto, dan Liliya
Penulis Dewi Susanawati
Reviewer Desi Elvida
Tanggal 20 Oktober 2022
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji
kualitas air dan mengidentifikasi beban pencemaran Tujuan Penelitian air sungai berdasarkan kualitas air menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan dan Pengendalian Pencemaran Air.
Subjek Penelitian Air sungai
Metode Penelitian 1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
saga GIS, Avenza Maps System, Thermometer, gelas ukur, wadah sampel, cool box untuk menyimpan botol yang sudah terisi sampel air sungai, alat pendingin, pH meter, spektrofotometer, H2SO4, alat titrasi dan alat ukur debit. 2. Pengambilan sampel dilakukan pada wilayah hulu, tengah dan hilir yaitu sampel yang diambil secara langsung dari air sungai kemudian di analisa di laboratorium. 3. Pengujian parameter fisik dilakukan di lapangan sedangkan parameter kimia dan biologi dilakukan di laboratorium. 4. Parameter yang diuji adalah suhu, TDS, TSS, pH, DO, BOD, COD, Nitrit, Fecal coliform dan Total coliform. 5. Sampel yang diuji di Lapangan maupun di Laboratorium kemudian dilakukan Analisa dengan cara membandingkan baku mutu air kelas I berdasarkan PP No 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Hasil Penelitian Hasil analisis kualitas air sungai:
1. Nilai suhu air sungai di Sub DAS Boentuka masih dalam batas baku mutu air sesuai peruntukannya. 2. Nilai Total Disolved Solid (TDS) berkisar 145,5- 250 mg/l dengan baku mutu untuk kualitas air kelas I adalah 1000 mg/l. ini berarti air tersebut masih layak untuk diminum oleh masyarakat. 3. Nilai Total Suspended Solid/Padatan Tersuspensi (TSS) adalah berkisar 13-80 mg/l dengan baku mutunya 50 mg/l. nilai TSS yang melebihi baku mutu berada pada titik 4, 5 dan 6 yaitu di tengah dan hilir sungai. Padatan tersuspensi ini merupakan padatan yang menyebabkan kekeruhan dalam air, tidak larut dan tidak dapat mengalami pengendapan secara langsung pada air sungai. 4. Nilai pH berkisar 8,25-8,70, yang menunjukkan bahwa parameter derajat keasaman masih berada dalam ambang batas baku mutu air sungai kelas I, dengan nilai baku mutunya adalah 6-9. pH air menunjukkan keberadaan ion hydrogen di dalam air. 5. Kadar Disolved Oxigen/Oksigen Terlarut (DO) adalah berkisar antara 66,10-70 mg/l. konsentrasi oksigen terlarut tersebut telah melebihi baku mutu air sungai kelas I. 6. Kadar BOD yaitu 2-3,60 mg/l, dimana konsentrasi BOD di titik 2, 5, dan 6 telah melebihi nilai ambang batas mutu air sungai kelas I dengan baku mutunya adalah 2 mg/l. nilai BOD dari hulu ke hilir cenderung fluktuatif yang di sebabkan aktivitas rumah tangga yang membuang air limbah ke sungai yang menyumbang pencemaran bahan organic ke sungai. 7. Kadar COD dari titik 1 sampai titik 6 berkisar antara 2,16-10,30 mg/l. konsentrasi COD dari hulu ke hilir cenderung megalami kenaikan. Titik pengambilan sampel 4 nilai COD mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan titik 2 dan 6, hal ini diakibatkan oleh aktivitas masyarakat yang menggunakan air sungai di Sub DAS sebagai tempat mandi, cuci dan buang air besar. Kadar COD yang melebihi baku mutu berada pada titik pengambilan sampel 5, dengan nilai COD nya adalah 10,30 mg/l. 8. Kadar Nitrit berkisar antara 0,001-0,003 mg/l, yang berarti kadar tersebut masih memenuhi kriteria mutu air sungai kelas I dengan baku mutu 0,06 mg/l. sumber nitrit berasal dari limbah pertanian yang menggunakan pupuk anorganik dan limbah rumah tangga yang membuang hasil cucian baik itu lewat resapan maupun dibuang secara langsung ke air sungai. 9. Kadar fecal coliform pada air sungai Sub DAS dari titik 1 sampai titik 6 berkisar 170-2800 jumlah/l, dimana baku mutunya adalah 100 jumlah/l. Fecal coliform tertinggi ditunjukkan di bagian hilir yaitu di titik 6 dengan kadarnya 2800, ini diakibatkan oleh aktivitas manusia yang menggunakan air sunga sebagai tempat mandi, cuci dan buang air besar. 10.Kadar total coliform berkisar 220-5400. Titik pengambilan sampel 1-4 masih memenuhi baku mutu yang telah di tentukan yaitu 1000, sedangkan pada bagian hilir yaitu titik 5 dan 6 telah melebih baku mutu air kelas I. jumlah bakteri total coliform tertinggi terdapat pada bagian hilir yaitu titik 5yaitu mencapai 5400. Kondisi ini berkaitan dengan aktivitas masyarakat yang menggunakan air DAS tersebut sebagai tempat mandi dan cuci. 11.Kondisi kualitas air dari sungai di Sub DAS Boentuka dikategorikan dengan tercemar ringan dengan nilai indeks pencemaran antara 1-5.
1. Pada penelitan ini untuk setiap daerah pembagian
sungai yaitu dari hulu, tengah dan hilir masing- masing dilakukan 2 titik pengambilan sampel, Kekuatan Penelitian sehingga data yang di peroleh bisa untuk membandingi nilai parameter pada titik 1 dan titik 2 baik itu di hulu, tengah dan hilir sungai.
Kelemahan Penelitian 1. Kurang jelasnya latar belakang pengambilan lokasi
penelitian untuk setiap titik 2. Pembuatan grafik bisa di buat dengan grafik line untuk memudahkan Analisa data untuk parameter yang memliki nilai baku mutu minimal dan maksimal. 3. Paramete DO dalam penjelasan mengatakan bahwa kadarnya melebihi baku mutu, sedangkan di PP Nomor 82 Tahun 2001 dijelaskan bahwa angka batas minimum.
1. Kondisi kualitas air sungai di Sub DAS Boentuka
dari hulu ke hilir secara fisik, kimia dan biologi mengalami penurunan kualitas air sungan dengan status tercemar ringan. Kesimpulan 2. Beban pencemar air sungai di Sub DAS Boetuka tertinggi adalah parameter BOD, COD, Fecal coliform dan total Coliform yang melebihi baku mutu kelas I menurut PP Nomor 82 Tahun 2001.