Dosen Pengampu: Dr. rer. Nat. Ernawita, S. Si., M. Sc
Penyusun Desi Elvida (21951010033)
PROGRAM STUDI MAGISTER
PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN - ACEH 2022 Hilangnya Keanekaragaman Hayati Laut yang Judul Dipercepat oleh Perubahan Iklim dan Dampak Kesehatan Planet Terkait
Jurnal Jurnal : Perubahan Iklim dan Kesehatan
Volume dan Halaman Vol. 6, Hal 1-12
Tahun 2022
Byomkesh Talukdera, Nilanjana Gangulib, Richard
Penulis Matthewc,d, Gary W. vanLoone, Keith W. Hipelf, g, James Orbinskih, i,
Reviewer Desi Elvida
Tanggal 1 November 2022
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memahami
bagaimana perubahan iklim menurunkan Tujuan Penelitian keanekaragaman hayati laut dan mengidentifikasi dampak kesehatan bumi yang dipercepat oleh erosi keanekaragaman hayati laut.
Subjek Penelitian Keanekaragaman hayati laut
1. Tinjauan literatur sistematis untuk membuat
database dan mengekstrak informasi yang relevan. 2. Ekstraksi data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel Metode Penelitian 3. Dengan variable lokasi studi, lautan minat, di lingkungan alam atau di lingkungan yang terkendali seperti laboratorium, perubahan iklim, dampak pada biota, dan dampak pada Kesehatan manusia. Hasil analisis: 1. Meningkatnya gas rumah kaca mencegah panas yang terpancar dari permukaan bumi keluar ke angkasa. Akibatnya permukaa laut mengalami panas yang meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. 2. Pemanasan laut mempengaruhi dan memodifikasi keanekaragaman spesies, pola kelimpahan dan komposisi komunitas, mendorong kepunahan, dan memicu pergeseran distribusi spesies ke arah kutub dan regional yang menyebabkan perubahan biogeografis. 3. Air laut dalam tidak lagi menjadi tempat berlindung yang aman dari efek pemanasan permukaan laut, dan keanekaragaman hayati air Hasil Penelitian Misalnya, cetacea air dalam seperti paus sperma (Physeter macrocephalus) dan paus hidung botol utara (Hyperoo don ampullatus) dapat melihat pergeseran keanekaragaman hayati dengan peningkatan lautan lintang tinggi (daerah kutub) dari daerah tropis. 4. kenaikan suhu air laut berdampak pada sistem biologis spesies laut dalam berbagai cara, termasuk: fisiologi pencernaan dan kekebalan pada bulu babi (Lytechinus variegate), respirasi yang memburuk dan gonado-somatik indeks (GSI) pada landak laut ungu Eropa (Paracentrotus lividus), kematian pucuk, lebar daun dan keberadaan epifit daun pada lamun, penurunan kelangsungan hidup larva pada spesies perikanan utama seperti ikan air tawar (Sparus aurata) hilangnya kompleksitas struktural pada terumbu karang akibat pemutihan karang, dan penurunan ruang lingkup aerobik pada ikan damsel terumbu karang (Acanthochromis polyacanthus). 5. Penyerapan CO2 berlebih di laut menyebabkan pengasaman laut dimana konsentrasi CO2 dan bikarbonat meningkat sedangkan konsentrasi ion karbonat dan pH menurun. Peningkatan sedimentasi di perairan pantai juga telah ditemukan sebagai penambah pengasaman laut 6. Eksperimen mesocosm menunjukkan bahwa moluska paling sensitif terhadap penurunan pH dan peningkatan suhu jika dibandingkan dengan annelida dan nematoda. 7. Pengasaman laut mempengaruhi reproduksi dan perkembangan di seluruh kelompok taksonomi melalui berbagai respon fisiologis seperti realokasi sumber daya di copepoda; tingkat pemupukan; motilitas dan kecepatan sperma pada bintang laut; perubahan aktivitas metabolisme dan komposisi asam lemak pada siput predator; tingkat respirasi yang dimodifikasi pada karang air dingin (L.pertusa) dan mengubah kapasitas metabolisme dan waktu reproduksi pada ikan Antartika. 8. Air laut yang lebih hangat menahan lebih sedikit oksigen dan lebih apung daripada air yang lebih dingin. Akibatnya, lautan yang lebih hangat kehilangan kapasitasnya untuk memadukan air beroksigen yang dekat dengan permukaan dengan perairan yang lebih dalam yang mengandung lebih sedikit oksigen. 9. De-oksigenasi juga telah dikaitkan dengan peningkatan produksi N2O lautan dan gas rumah kaca yang kuat ini menambah kontribusinya terhadap perubahan iklim. Karena efek ganda ini, lebih sedikit oksigen yang tersedia untuk kehidupan laut. Selain pemanasan, deoksigenasi laut juga terjadi karena pertumbuhan alga yang berlebihan melalui eutrofikasi. 10. Peningkatan suhu laut dan perubahan curah hujan berdampak pada kemampuan wilayah perairan pesisir untuk menyerap karbon. Pengasaman laut juga dapat membahayakan kualitas udara dengan pelepasan racun, menyebabkan penyakit pernapasan di daerah pesisir 11. Hilangnya keanekaragaman hayati sngat mempengaruhi makanan, protein, hewani dan konsumsi mikronutrien bagi manusia.
1. Pada artikel ini banyak referensi yang digunakan
Kekuatan Penelitian sehingga sangat menarik pembahasannya
1. Tidak ada lokasi khusus dalam artikel ini
Kelemahan Penelitian 2. Untuk suhu dan parameter lainnya tidak dijelaskan baku mutu untuk perairan air laut
Perubahan iklim mendorong perubahan besar dan
hilangnya keanekaragaman hayati laut, dengan dampak besar bagi kesehatan planet. Seperti halnya Kesimpulan faktor antropogenik lainnya, perubahan iklim membuat lautan lebih rentan dengan meningkatkan suhu dan keasaman laut dan penurunan oksigen, menyebabkan erosi keanekaragaman hayati laut. Memburuknya keanekaragaman hayati laut karena perubahan iklim mengurangi kemampuan laut untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan manusia. Keanekaragaman hayati laut sangat penting untuk kesehatan planet, dan ekosistem laut yang sehat sangat penting bagi kehidupan manusia.
Link akses https://doi.org/10.1016/j.joclim.2022.100114