Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PARAMETER FISIKA, KIMIA, BIOLOGI


DALAM PERAIRAN

DISUSUN OLEH:

NAMA :MELIANTI TASIK


NIM :4520034006
MAT-KUL :MANAJEMEN KUALITAS AIR

FAKULTAS PERTANIAN, BUDIDAYA PERAIRAN


UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan
kita kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul
“Parameter Fisika, Kimia, Dan Biologi Dalam Perikanan”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Kualitas
Air. Dalam makalah ini mengulas tentang pentingnya parameter fisika, kimia dan biologi dalam
perikanan. Penulis berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya yang konstruktif sangat di harapkan dari para pembaca guna untuk
meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Makassar, 14 oktober 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN

BAB II PEMBAHASAN
A. PARAMETER FISIKA
a. Suhu
b. Kecerahan
c. Kedalaman

B. PARAMETER KIMIA
a. Oksigen terlarut (DO)
b. pH

C. PARAMETER BIOLOGI
a. Chemical oxygen demand (COD)

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Air merupakan sumber daya yang penting bagi kehidupan, baik itu untuk manusia,
hewan, tumbuhan maupun untuk  proses industri, produksi pertanian dan penggunaan domestik.
Air juga merupakan media akhir dan merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor dan
menghasilkan suatu kondisi lingkungan yang cocok atau tidak cocok bagi kehidupan
ikan. Badan dan insang ikan terus berinteraksi dengan air atau dengan apapun yang
terlarut dan tersuspensi di dalamnya. Sehinga kualitas air akan secara langsung
mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan ikan. Kualitas air yang tidak baik akan
menimbulkan stress, penyakit, dan pada akhirnya menimbulkan kematian ikan.

Kualitas perairan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap survival dan
pertumbuhan makhluk-makhluk yang hidup di air. Air tawar merupakan lingkungan
hidup untuk hewan dan tumbuh-tumbuhan tingkat rendah, untuk itu air terlebih dahulu
harus merupakan lingkungan hidup yang baik renik yang mampu berasimilasi.
(Asmawi,1986).
Kualitas suatu perairan ditentukan oleh sifatfisik, kimia, dan biologis dari perairan
tersebut. Interaksi antara ketiga sifat tersebut menentukan kemampuan periairan untuk
mendukung kehidupan organisme di dalamnya. Kualitas air mempengaruhi jumlah,
komposisi,keanekaragaman jenis, produksi dan keadaan fisiologi organisme
perairan. Habitat air tawar menempati daerah yan relatif kecil pada permukaan bumi,
dibandingkan dengan habitat lautan dan daratan, tetapi bagi manusia kepentingannya jauh
lebih berarti dibandingkan dengan luas daerahnya, sedangkan sifat fisik, kimia, dan
biologi perairan seperti suhu, kecerahan, kedalaman, konduktivitas, pH, alkalinitas, kadar
oksigen terlarut (DO), sangat mudah berubah. Oleh karena itu diperlukan praktikum ini
untuk mengetahui parameter kualitas air suatu perairan dengan lebih jelas.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan yang dibahas dalam makalah ini yakni:
a. Bagaimana pengaruh suhu terhadap dunia perairan?
b. Bagaimana pengaruh kecerahan dalam dunia perairan?
c. Bagaimana pengaruh kedalaman dalam dunia perairan?
d. Apakah peranan oksigen terlarut (DO) dalam dunia perairan?
e. Apa pengaruh pH dalam dunia perairan?
f. Apakah parameter biologi berpengaruh penting bagi dunia perairan?
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni?
a. Mengetahui pengaruh suhu terhadap dunia perairan
b. Mengetahui pengaruh kecerahan dalam dunia perairan
c. Mengetahui pengaruh kedalaman terhadap perairan
d. Mengetahui peranan oksigen terlarut(DO) dala dunia perairan
e. Mengetahui pengaruh pH terhadap dunia perairan
f. Hubungan parameter biologi dengan dunia perairan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Parameter Fisika

Parameter fisika terdiri dari suhu air, kecerahan air, kedalaman perairan, dan yang
lainnya.

a. Suhu
Suhu adalah suatu sifat fisika perairan yang secara langsung dipengaruhi oleh
adanya radiasi dan perambatan kedalam peraoran. Suhu air mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap proses kimiawi dan biologis dalam suatu perairan. Suhu
air yang optimal didaerah tropis biasaanya berkisar 25°C-35°C. Suhu air yang ideal
adalah perbedaan antara siang dan malam tidak lebih dari 5°C, yaitu antara 25°
sampai 30°C. Suhu air juga mempengaruhi pertukaran zat-zat atau metabolisme dari
mahluk hidup dan semakin tinggi suhu suhu, maka semakin sedikit Oksigen yang
terlarut didalamnya. Karena suhu air mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap proses kimiawi dalam perairan. Suhu juga menyebabkan stratifikasi atau
tingkat pelapisan air dimana suhu air dipermukaan lebih panas dibandingkan suhu air
yang berada dilapisan bawahnya.
Besar kecilnya suhu dapat dibedakan terhadap letak atau wilayah pada perairan,
yakini :
1. Suhu air di wiliayah lintang tinggi
Suhu perairan dilapisan permukaan diwilayah lintang tinggi cenderung sangat
rendah (< -1°C) dan semakin meningkat hingga mencapai 1°C pada lapisan
kedalaman tertentu. Setelah mencapai puncaknya, suhu menurun hingga dasar
perairan.
2. Suhu air diwilayah lintang rendah
Suhu perairan dilapisan permukaan diwilayah lintang rendah cenderung lebih
tinggi (> 24°C) dan semakin menurun hingga 4°C pada wilayah lapisan perairan
dalam. Setelah mencapai puncaknya suhu menurun hingga wilayah dasar perairan
dalam.
3. Suhu air diwilayah lintang tengah
Suhu perairan dilapisan permukaan diwilayah lintang tengah cenderung lebih
tinggi (sekitar 10°C) dan sem akin menurun hingga 4°C hingga wilayah lapisan dasar
laut dalam.

b. Kecerahan

Kecerahan perairan berkaitan dengan kekeruhan perairan. Kecerahan yang


rendah disebabkan karena kekeruhan yang tinggi. Tingkat kecerahan suatu perairan
tergantung pada partikel-partikel koloid dan bahan-bahan tersuspensi yang
terkandung pada partikel-partikel koloid dan bahan-bahan tersuspensi yang
terkandung diperairan.

Kecerahan air yang baik untuk kehidupan organisme perairan berkisar antara
30 sampai 60 Cm. Kecerahan perairan berkaitan dengan kekeruhan perairan,
mkecerahan yang rendah disebabkan oleh kekeruhan yang tinggi. Tingkat kecerahan
suatu perairan tergantung pada partikel-partrikel koloid dan padatan tersuspensi yang
terkandung dalam perairan. Padatan tersebut berupa lumpur, bahan organik, plankton,
dan zat-zat garam, dimana tingkat kecerahan suatu perairan tersebut menunjukkan
tingkat kedalaman perairan.
Tingkat kecerahan menyatakan tingkat cahaya yang diteruskan ke dalam
kolom air dan dinyatakan dalam persentase (%), dari beberapa panjang gelombang
yang ada yang jatuh agak lurus pada permukaan air.

c. Kedalaman
Kedalaman merupakan parameter yang penting dalam memecahkan masalah
teknik berbagai pesisir seperti erosi. Pertambahan stabilitas garis pantai, pelabuhan
dan kontraksi pelabuhan, evaluasi, penyimpangan pasang surut, pergerakan
pemeliharaan, rute navigasi.
Kedalaman akan mempengaruhi kelimpahan makro zoobenthoss, dan juga
mempengaruhi penyebaran suhu pada perairan. Pedalaman perairan yang baik dan
normal untuk kehidupan organisme aquatik berkisar antara 1,5-2 meter. Bukan hanya
itu, kedalaman perairan juga mempengaruhi jumlah dan jenis jasad renik dalam suatu
perairan.
Faktor yang mempengaruhi kedalaman perairan menurut Ariana bathmetri
adalah ukuran tinggi rendahnya dasar laut. Perubahan kondisi hidrografi diwilayah
perairan laut dan pantai disamping disebabkan oleh fenomena perubahan penggunaan
lahan diwilayah tersebut dan proses-proses yang terjadi diwilayah hulu sungai.
Terbawahnya berbagai material partikel dan kandungan oleh aliran sungai semakin
mempercepat proses pendangkalan diperairan pantai.
Kedalaman perairan sangat berpengaruh terhadap kualitas air pada lokasi
tersebut. Lokasi yang dangkal akan lebih mudah terjadinya pengadukan dasar akibat
dari pengaruh gelombang yang pada akhirnya kedalaman perairan lebih dari dari 3
meter dari pengaruh gelombang yang pada akhirnya kedalaman perairan lebih dari
dasar jaring.

B. Parameter Kimia
a. Oksigen terlarut (DO)
Oksigen terlarut adalah jumlah miligram mol Oksigen per liter atau konsentrasi
kelarutan O2 dalam air. Kandungan oksigen terlarut dalam air sangat penting bagi
kehidupan dan penyebaran hewan dan tumbuhan air yang hidup didalamnya. Kandungan
oksigen rendah hanya didominasi oleh beberapa spesies saja.
Spesies-spesies tertentu dan kelompok makrozoobenthos mempunyi tingkat penyesuaian
yang berbeda terhdap oksigen terlarut dan ada kelompok spesies yang dapat bertahan
dalam kurun waktu yang terbatas, yaitu bila konsentrasi oksigen terlarut mencapai 1
mg/l.
DO adalah jumlah oksigen yang terlarut di dalam air. Maksimum oksigen yang
terlarut di dalam air dikenal dengan “oksigen jenuh”. Oksigen masuk ke dalam air
ketika permukaan air bergolak dan berasal dari proses photosinthesis. Peningkatan
salinitas dan suhu air akan menurunkan tingkat oksigen jenuh di dalm air. Air yang
mengandung oksigen jenuh cukup untuk mendukung kehidupan organisme air, tetapi
oksigen akan cepat habis bila organisma/ikan ditebar dalam jumlah yang padat.
Tingkat oksigen terlarut dipengaruhi oleh suhu, salinitas dan ketinggian dari
permukaan laut (dpl). Salinitas, suhu, dan ketinggian dpl meningkat maka oksigen
terlarut akan menurun. Oksigen terlarut di air laut lebih rendah dibanding dengan air
tawar. Faktor biologi yang mempengaruhi jumlah oksigen terlarut di dalam air adalah
proses respirasi dan fotosintesis. Respirasi mengurangi oksigen di dalam air sedangkan
fotosintesis menambah oksigen ke dalam air. Dari sisi lain oksigen terlarut akan
berkurang akibat organisme aerobik yang menghancurkan bahan organik di dalam air
dan oleh proses respirasi berbagai organisme yang ada di dalam air.
b. pH
Derajat keasaman adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion hidrogen, yangh
menunjukan suasana asam atau basah. Derajat keasaman merupakan indikator baik
buruknya lingkungan air, sehingga angka pH ini digunakan untuk memperoleh gambaran
tentang daya produksi potensial air.

Skala pH berkisar antara 0 sampai 14, pH 7 adalah bersifat netral artinya air
tersebut tidak bersifat asam dan tidak basa. Apabila nilai pH dibawah 7, berarti air
tersebut bersifat asam. Dan juga apabila pH diatas 7, maka air terrsebut bersifat basa.

Perairan yang produktif dan ideal bagi kehidupan hewan benthos perairan yang
memiliki derajat keasaman (pH) air berkisar 6,5-6,8. Nilai pH di atas 9.2 atau kurang dari
4.8 bisa membunuh ikan dan pH di atas 10.8 dan kurang dari 5.0 akan berakibat fatal bagi
ikan-ikan jenis tilapia. Air dengan pH rendah terjadi di daerah tanah yang bergambut.
Nilai pH yang tinggi terjadi di perairan dengan kandungan alga tinggi, dimana proses
photosinthesis membutuhkan banyak CO2. pH akan meningkat hingga 9.0-10.0 atau
lebih tinggi jika bikarbonat di serap dari air (Svobodova, at al, 1993). Untuk melawan
kondisi pH yang rendah atau tinggi ikan akan memproduksi lendir di kulitnya dan di
bagian dalam insang. Nilai pH juga mempunyai pengaruh yang signifikan pada
kandungan ammonia, H2S, HCN, dan logam berat pada ikan. Pada pH rendah akan
meningkatkan potensi untuk kelarutan logam berat. Peningkatan nilai pH hingga 1 angka
akan meningkatkan nilai konsentrasi ammonia di dalam air hingga 10 kali lipat dari
semula.

Stabilisasi pH dipengaruhi oleh aktivitas respirasi dan photosintesis. Respirasi


akan menurunkan pH, dan sebaliknya fotosintesis menaikan nilai pH.

C. Parameter Biologi

Parameter biologi masih jarang digunakan sebagai parameter penentu


pencemaran. Padahal, pengukuran menggunakan parameter fisika dan kimia hanya
memberikan kualitas lingkungan sesaat dan cenderung memberikan hasil dengan
interpretasi dalam kisaran lebar. Dewasa ini beberapa negara maju seperti Perancis,
Inggris dan Belgia melirik indikator biologis untuk memantau pencemaran air. Bahkan
sudah dikembangkan hukum mutu air biotik. Di Indonesia belum mempunyai baku mutu
air indeks biotik, yang ada hanya baku mutu air untuk parameter fisika dan kimia.
a. Chemical Oxygen Demand (COD)
COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang diperlukan
untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air (Boyd, 1990).
Chemical oxygen Demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimia (KOK) merupakan
jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat- zat organik yang ada dalam
sampel air atau banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat- zat organik
menjadi CO2 dan H2O.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor-faktor penting kaualitas air ialah Paremeter fisika dan Parameter Kimia
serta parameter biologi. Dimana parameter fisika terdiri dari suhu air, kecerahan air,
kedalaman perairan, dan yang lainnya. Serta parameter kimia yang terdiri dari pH,
oksigen terlarut, Nitrogen, ammonia, karbondioksida, amoniak NH3, nitrat, dan gas-gas
kimia lainnya. Dan parameter biologi terdiri dari chemical oxygen demand, dan lain
sebagainya.
B. Saran
Dalam perarian, baik perairan tawar, laut dan estuaria, parameter fisika dan parameter
kimia sangatlah memiliki peranan yang sangat penting. Dalam mengetahui bagaimana
kualitas dari suatu perairan, parameter fisika dan kimia dapatlah menjadi bahan acuan
dalam mengetahuinya.

Dengan kemajuan IPTEK yang saat ini sudah maju, maka untuk lebih cepat dalam
mengetahui bagaimana peran parameter fisika dan kimia dalam perairan. Karena dalam
perairan yang baik atau yang berkualitas akan dapat mendukung pertumbuhan biota-biota
yang ada diperairan, baik perairan tawar, perairan laut dan estuaria. Sehingga biota-biota
air yang ada tidak punah, dan perairan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
masyarakat dalam mendukung dan membangun kesejatheraan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/6856808/PENGUKURAN_PARAMETER_FISIKA_DAN_KIMIA_
PERAIRAN_BUDIDAYA

https://widiindrakesuma.blogspot.com/2013/10/pengamatan-parameter-fisika-kimia-dan.html

Anda mungkin juga menyukai