Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh pH Asam Lingkungan terhadap Konsentrasi Sperma

dan Indeks Kematangan Gonad Ikan Komet (​Carassius auratus​)


Juan Dennis Bahrian​✉​ • Rizki Awaludin • Jihan Syaharbanu • Galuh Kandyarucita • Martince Aldellce Fatie •
Mathea Fransisca

✉ School of Life Sciences and Technology, Institut Teknologi Bandung (ITB)


Jalan Ganesha No. 10 Bandung 40132 Indonesia
e-mail: katsumeow@students.itb.ac.id

Abstrak
Sistem reproduksi telah menjadi kunci bagi budidaya Sektor perikanan telah berkembang pesat beberapa
yang lebih produktif. Salah satu faktor pendorong tahun belakang, terutama di sektor perikanan
kesuksesan dalam reproduksi ikan adalah gonad budidaya (​aquaculture​). Perikanan budidaya akan
ikan jantan yang matang serta sperma yang motil menjadi sektor yang strategis dalam produksi
dan juga berjumlah banyak. Beragam aspek dapat pangan bahkan hingga 15 sampai 20 tahun
mempengaruhi kemampuan reproduksi ikan, dalam mendatang. Peluang yang menjanjikan sebagai
penelitian ini aspek yang dikaji ialah pH. Tujuan upaya mendorong perkembangan ekonomi
diadakan penelitian ini adalah menentukan Indonesia ini, sayangnya dihadapkan pada
pengaruh pH lingkungan yang asam terhadap tantangan dalam sistem pengelolaan perikanannya
konsentrasi sperma ikan komet, persen indeks (kompetensi pengusahanya), disamping faktor
kematangan gonad, dan persen viabilitas sperma. lingkungan pun berperan sangat fundamental
Hipotesis yang muncul dari tujuan ini adalah bahwa terhadap keberlanjutan dari perikanan budidaya
pH yang asam atau penurunan pH pada lingkungan ini. Salah satu faktor lingkungan yang berdampak
akan membuat penurunan pada nilai-nilai signifikan terhadap kelulushidupan dan juga
parameter tersebut. Pemijahan ikan pada penelitian kemampuan ikan untuk bereproduksi yakni
ini dilakukan dengan cara diurut dari bagian kualitas lingkungan perairannya. [2]
abdomen hingga urogenital sehingga diharapkan
keluarnya cairan putih (milt). Untuk mendapatkan Kualitas air yang baik berkaitanan dengan
nilai indeks kematangan gonad, dilakukan parameter-parameter seperti temperatur, pH,
pembedahan pada ikan komet. Dari penelitian ini turbiditas, konduktivitas, dan ​dissolve oxygen (DO).
dihasilkan bahwa perlakuan yang diberi pH asam Salah satu dari parameter tersebut yang sangat
terjadi kecenderungan yang turun pada parameter berdampak pada kelulushidupan dan kemampuan
meskipun tidak signifikan. reproduksi hewan perairan terutama ikan ialah pH
atau asiditas. Perairan yang berubah menjadi lebih
Kata kunci asam dari normalnya dapat disebabkan karena
Carassius auratus, ​sperma, asiditas, pH, gonad, asam adanya fenomena hujan asam maupun pengikatan
asetat. kadar karbondioksida di atmosfer yang tinggi
membentuk senyawa asam H2CO3 yang dapat
Pendahuluan berdisosiasi membentuk konjugatnya yakni HCO3-.
Pada sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Kedua fenomena ini merupakan efek kaskade dari
(PBB) tanggal 25-27 September 2015, pemanasan global (​Global Warming)​ . Sehingga
negara-negara yang tergabung sebagai anggota PBB dilandaskan dari urgensi tersebut, perlu
berhasil menetapkan nota kesepakatan tentang dilakukannya penelitian untuk mengetahui nilai
agenda penting dalam pembangunan berkelanjutan kuantitatif pH berkorelasi dengan kelulushidupan
pada tahun 2030 yang kini dikenal dengan dan kemampuan reproduksi hewan perairan
Sustainable Development Goals (​ SDGs)​. T​erdapat 17 (khususnya ikan). [3]
program dari SDGs ini, dan salah satu program yang
menarik dan menjadi sektor prioritas bagi Secara sistematika, hewan perairan seperti ikan
Indonesia adalah sektor perikanan yang juga termasuk ke dalam ​subphylum ​vertebrata yang
merupakan ​main point dari SDGs no. 14 tentang dapat direpresentasikan beragam sistem organnya
“​Life Below Water​”. [1] yang bekerja saling berintegrasi. Salah satu dari
sebelas sistem organ yang memiliki peranan yang perut lebih lebar. Kemudian, untuk lebih
sangat fundamental dalam proses keberlanjutan memastikan jenis kelamin pada ikan komet, dapat
hidup dan eksistensinya di alam, yaitu sistem diurut pada bagian perutnya. Jika diurut pada
reproduksi. Sistem ini memiliki peran yang sangat bagian perutnya kemudian mengeluarkan sperma
penting dalam mekanisme transfer materi genetik berwarna putih maka ikan tersebut jantan.
dari parental kepada keturunannya. [4] Sebaliknya, jika diurut bagian perutnya
mengeluarkan telur berwarna jernih kekuningan
Dalam sektor perikanan budidaya, konsep terkait maka ikan tersebut adalah ikan betina. Selain itu
sistem khususnya sistem reproduksi sangatlah dapat juga dilihat dari lubang genitalnya dimana
penting dipahami disamping konsep terkait faktor pada ikan betina ukurannya lebih besar daripada
lingkungan. Seperti halnya ketika sistem reproduksi jantan. [11].
dapat dikorelasikan dengan faktor lingkungan maka
Pada ikan komet yang termasuk kedalam ordo
dapat dilakukan penelitan dan pengembangan
cypriniformes, melakukan reproduksinya secara
terkait penyediaan benih ikan yang berkualitas dan
seksual, yakni dengan penyatuan gamet haploid
berkuantitas tinggi, serta ketersediannya yang
(ovum dan sperma) membentuk telur (zigot).
berkelanjutan. Benih ikan yang baik dan unggul,
Proses penyatuan antara sel gamet jantan dan sel
dipengaruhi oleh kematangan, kualitas dan
gamet betina ini disebut dengan fertilisasi. Pada
kesehatan gonad dari induknya. Oleh karena itu,
Ikan komet, fertilisasi yang terjadi ialah fertilisasi
agar diperoleh benih unggul maka diperlukan
eksternal dengan cara betinanya melepaskan sel
teknik budidaya yang maju seperti peningkatan
telur ke lingkungan dan ikan jantan akan
kualitas pakan, dan juga kualitas perairan seperti
memfertilisasi (membuahi) dengan spermanya
kontrol suhu, pH dan DO (​Dissolve Oxygen) ​di air.
diluar tubuh induk betina. Dalam proses
[5][6]
pembentukan sel gamet, organ seks primer (gonad)
terdiri dari testis yang menghasilkan sperma dan
Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
ovarium yang menghasilkan sel telur. Proses
laju dan kematangan organ reproduksi pada ikan,
perkembangan dan pematangan gonad pada ikan
khususnya pengaruh dari faktor ekstrinsik pada
komet ini diregulasi oleh integrasi antara sistem
ikan. Secara umum yaitu pengaruh dari suhu,
saraf dengan sistem endokrin yang mencakup kerja
ketersediaan pakan ikan, komposisi ukuran ikan
hormon.. Adapun proses pembentukan sperma
dan kondisi nutrisi induk. Selain itu terdapat juga
pada ikan komet dinamakan dengan
faktor eksternal lain selain suhu yaitu tingkat pH
spermatogenesis. Proses spermatogenesis ini
pada air akuarium. [7][8][9]
ditunjukkan pada gambar 1 dibawah ini. [12][13]
Salah satu contohnya adalah pada penelitian yang
dilakukan ​Irawan pada tahun 2013, yakni
menentukan pengaruh pH pada extender terhadap
daya dan motilitas sel sperma ikan mas (​Cyprinus
carpio).​ Extender semen adalah cairan semen yang
dicampur bahan-bahan lain agar dapat diawetkan.
Pada penelitian tersebut disebutkan bahwa pada
pH 7,7 adalah pH yang baik untuk extender dan
juga motilitas sperma. [10]

Pada penelitian ini, dipilih hewan uji yaitu ikan Gambar 1. ​Proses spermatogenesis pada ikan
komet atau ​Carassius auratus ​jantan​. ​Secara komet. [14]
morfologi, baik ikan komet jantan maupun ikan
komet betina dapat dibedakan berdasarkan bentuk Spermatogenesis pada ikan terutama ikan komet
tubuhnya. Pada ikan jantan, tubuhnya akan lebih
diawali pada aktivitas hipothalamus yang
ramping daripada betina yang memiliki bagian
menyekresikan GnRH yang berfungsi untuk sampai 7.0 [18]. Karena ​pertimbangan inilah maka
menstimulasi Gonadotrofin pada sel tarsa dipilih ikan komet sebagai bahan penelitian, selain
turbularis pada hipofisis anterior. Gonadotrofin karena ​pertimbangan anggaran penyediaan hewan
kemudian menstimulasi inisiasi proses uji yang terjangkau.
spermatogenesis melalui aktivasi hormon FSH yang
Menurut Frommel [19], tingkat pH pada perairan
berfungsi dalam induser / stimulan pertumbuhan
dapat mempengaruhi reproduksi terutama pada
sel-sel nurse cell. Nurse cell berfungsi untuk
ikan yang berada pada tahap awal (menuju
stimulasi pematangan/ promoter spermiogenesis
pematangan gonad). Penelitian yang dilakukan oleh
pada gonad. LH akan distimulasi sebagai respon
Frommel adalah penelitian pada perairan air asin
terhadap sekresi FSH, dimana LH akan berperan
(​marine ​water) ​dimana asidifikasi dilakukan
untuk sensitisasi sel interstitial terhadap LH
dengan memperhatikan konsentrasi CO2 dalam
sehingga akan terjadi induksi androgen untuk
perairan. Adapun untuk penelitian ini dilakukan
stimulasi testosterone. Gonadotrofin akan
penambahan asam asetat terhadap air akuarium.
menginisiasi spermatogenesis dengan adanya
Asam asetat adalah asam lemah dengan rumus
spermatogonium tipe A. Spermatogonium tipe A
molekul CH3COOH. Lethal Concentration (LC 50)
akan mengalami mitosis karena stimulasi dari
untuk asam asetat terhadap ikan komet yaitu 423
estrogen dan membentuk spermatogonium tipe B
mg/l [20].
(maturasi spermatogonium tipe A). Progresteron
akan menginisiasi proses miosis yang mengindikasi
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah
fase spermatosit I. Proliferasi terus terjadi yang dapat menentukan pengaruh asidifikasi air (pH
disebabkan adanya sekret dari sel-sel sertoli . lingkungan) akuarium terhadap konsentrasi
Setelah sel spermaosit I dewasa, terjadi meiosis II sperma ikan komet (​Carassius auratus​),
membentuk spermatosit sekunder yang akan menentukan pengaruh asidifikasi air akuarium
mengalami spermiasi karena stimulasi dari terhadap motilitas ikan komet, menentukan
kompleks progresteron-androgen membentuk pengaruh asidifikasi air akuarium terhadap
spermatozoa. [14] viabilitas sperma ikan komet, dan menentukan
pengaruh asidifikasi air akuarium terhadap massa
gonad ikan komet. Dengan hipotesis bahwa
Dalam mengidentifikasi karakteristik sperma ikan asidifikasi air dapat menurunkan semua nilai
komet, maka perlu diketahui struktur atau parameter yang telah disebutkan.
morfologi dari sperma ikan tersebut. Sperma pada
ikan komet yang merupakan ikan teleostei memiliki Metode Penelitian
karakteristik yakni motil progresif setelah Dalam penelitian ini dibutuhkan 15 ikan komet
dikeluarkan dari tubuh, motil progresif sesaat dengan terdapat 3 kelompok yang masing-masing
ketika berhubungan dengan air, dan juga pada terdiri dari 5 ikan komet. Kelompok 1 akan
diberikan perlakuan penambahan asam asetat
sperma ikan komet ini tidak tedapat akrosom.
hingga pH lingkungan mencapai 5. Kelompok 2
Dalam menentukan kualitas sperma digunakan dua akan diberikan perlakuan penambahan asam asetat
parameter penting yakni persentase hidup-mati terhadap lingkungannya hingga pH lingkungan
spermatozoa (viabilitas) dan juga motilitas, mencapai 6, dan kelompok 3 sebagai kontrol
disamping indeks kematangan gonad sebagai diberikan perlakuan tanpa penambahan asam
parameter penentuan kualitas gonad. [15] asetat terhadap lingkungannya. Pengambilan data
dilakukan setiap hari ke-7 dalam rentang waktu
Menurut Abramenko [16], ikan komet ini memiliki tiga minggu karena sperma pada ikan akan matur
​ etahanan yang tinggi pada keadaan
toleransi atau k dalam waktu satu minggu [21].
lingkungan yang menekan seperti kekeruhan air,
temperatur yang berubah-ubah dan variasi pH [17]. Pertama untuk mengambil data 0 maka setiap
Hasil percobaan ​menunjukkan rentang pH yang kelompok akan dihitung persen motilitas dan
dapat ditoleransi oleh ikan komet adalah antara 4,5 konsentrasi spermanya. Untuk mengambil sperma
sampai 10,5 dengan pH optimumnya antara 5.5 ikan komet, dapat dilakukan dengan teknik
pemijahan. Caranya adalah ambil ikan komet dari
akuarium dan ditaruh pada ​gel ice b​ eberapa saat
agar membuat ikan lebih tenang. Ikan kemudian Hasil dan Pembahasan
diposisikan dengan ventral menghadap atas. Data dari hasil penelitian kecil yang telah kami
Kemudian, ikan dipijah dengan mengurut badan dapatkan berupa nilai rata-rata konsentrasi
dari arah perut sampai ke lubang urogentital hingga sperma, rata-rata viabilitas sperma, dan rata-rata
muncul cairan berwarna putih yang disebut milt indeks kematangan gonad dari ikan komet yang
(cairan seminal yang mengandung sperma). telah diberi pengaruh penambahan asam asetat
Kemudian cairan tersebut dihisap dengan pipet sehingga pH lingkungannya menjadi 5, 6, dan tidak
kaca dan dipindahkan ke kaca arloji sebanyak 1 diberi perlakuan penambahan asam asetat pada
tetes. Cairan diberi 9 tetes larutan PBS sebagai lingkungan terlampir pada tabel dan grafik di
larutan fisiologis. Untuk data ke 1 maupun ke 2 bawah ini.
dilakukan dengan langkah yang sama. Adapun
dalam menentukan konsentrasi, digunakan rumus : Tabel 1​. Rata-rata Konsentrasi Sperma Ikan Komet
jumlah sperma terhitung x 5 Perlakuan Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14
Konsentrasi sperma( ml−1 )= volume hemasitometer
xA
(/mL) (/mL) (/mL)
Keterangan : A = 10 ; Volume hemasitometer = 10−4
pH = 5 62,8 113,6 92,9
Untuk melihat viabilitasnya, maka dibuat apusan
pH = 6 99,4 113,2 74,7
sperma dengan ditetesi larutan eosin. Apusan
kemudian ditunggu hingga mengering ataupun
dapat dkeringkan dengan meja pemanas (​heating pH = 7 100,4 90,9 193,4
table​). Setelah mengering, apusan diamati dibawah Keterangan : nilai pada tabel telah dibagi dengan 10
mikroskop dengan perbesaran 400x dan diamati pangkat 7.
manakah sel sperma yang menyerap warna dari
eosin dan mana yang tidak menyerap. Sel sperma
yang menyerap warna artinya sel tersebut mati
sedangkan jika tidak menyerap warna maka sel
sperma tersebut hidup. Adapun dalam menentukan
persentase spermatozoa hidup (viabilitas),
digunakan rumus :
Jumlah spermatozoa hidup
Viabilitas (%) = jumlah total spermatozoa yang dihitung
x 100

Sedangkan untuk indeks kematangan gonad,


pengambilan data dilakukan pada hari terakhir.
Indeks Cara pengambilan gonad yaitu ikan komet
dimasukkan kedalam ember berisi es dan dibiarkan
sampai tidak bergerak. Ikan komet kemudian Gambar 2. ​Grafik Rata-rata Konsentrasi
ditimbang berat badannya. Ikan komet kemudian Sperma Ikan Komet
dibedah dengan menggunting bagian ventral
sampai membentuk bukaan berbentuk persegi Dari hasil tabel dan grafik yang didapatkan, dapat
kemudian bagian gonadnya dipisahkan dari dilihat pada parameter konsentrasi sperma
lemak-lemak tubuh. Gonad yang telah dipisahkan didapatkan bahwa penambahan asam pada
kemudian ditimbang. Dalam menentukan indeks lingkungan hingga pH lingkungan menjadi 5
kematangan gonad digunakan rumus sebagai menyebabkan konsentrasi sperma cenderung naik,
berikut [22] : pada lingkungan dengan pH 6 menyebabkan
konsentrasi sperma cenderung turun, dan pada
Bg lingkungan dengan pH 7 menyebabkan konsentrasi
IKG (%) = Bi
x 100
sperma cenderung naik. Menurut literatur,
penambahan zat asam pada lingkungan ikan komet
Keterangan : Bg = berat gonad (gram); Bi = berat akan menyebabkan konsentrasi sperma ikan komet
ikan (gram) menjadi menurun, hal ini hanya sesuai untuk
perlakuan lingkungan dengan pH 6 dan tidak
sesuai dengan perlakuan lingkungan dengan pH 5.
Hal ini dapat terjadi karena kesalahan teknis pada
saat pengambilan data berupa kesalahan
perhitungan dan kesalahan takaran pada saat
mengencerkan sperma. Selain itu, kesalahan teknis
lainnya seperti perbedaan kecepatan pada aerator
yang digunakan pada setiap perlakuan. Hasil
pengamatan konsentrasi sperma ikan komet
dengan menggunakan hemasitometer terdapat
pada gambar di bawah ini. [5]

Gambar 4. ​Grafik Rata-rata Viabilitas Sperma


Ikan Komet

Untuk parameter persen viabilitas sperma, dapat


dilihat bahwa ketiga perlakuan yang telah diberikan
kepada ikan komet menyebabkan viabilitas sperma
ikan komet menurun. Hal ini sesuai dengan
literatur [23] bahwa penambahan zat asam
terhadap lingkungan ikan komet akan
menyebabkan penurunan persen viabilitas sperma
ikan komet. Akan tetapi, penurunan nilai persen
viabilitas sperma ikan komet juga terjadi pada
lingkungan yang tidak diberi penambahan asam
asetat. Hal ini dapat terjadi karena terdapat karat
Gambar 3. ​Hasil pengamatan konsentrasi sperma pada pipa air, sehingga terjadi perubahan struktur
ikan komet pada pembentukan membran plasma oleh ion fe
yang akan membentuk kompleks deferoxiamin
Hasil pengamatan viabilitas sperma ikan komet pada sperma ikan [24]. Faktor lain yang dapat
terdapat pada tabel dan grafik di bawah ini. menyebabkan penurunan viabilitas adalah
makanan yang diberikan. Berdasarkan literatur
Tabel 2. ​Rata-rata Viabilitas Sperma Ikan Komet [25] protein minimum pada pakan adalah 60%,
Perlakuan Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 sedangkan kami hanya menggunakan pakan
(%) (%) (%) komersial dengan protein 30%. Hasil pengamatan
viabilitas sperma ikan komet terdapat pada gambar
di bawah ini.
pH = 5 29,41 15,25 16,70

pH = 6 48,93 30,27 24,36

pH = 7 34,82 25,82 23,99


Gambar 5. ​Pengamatan Viabilitas Sperma Ikan akibat pemijahan yang terlalu keras karena sperma
Komet tidak dihasilkan. Pada ikan dengan perlakuan pH 6,
kematian tidak dapat diidentifikasi karena setelah
Hasil pengamatan indeks kematangan gonad ikan dilakukan pembedahan tidak ditemukan kelainan
komet terdapat pada tabel dan grafik di bawah ini. atau kerusakan pada organ internal. [7]

Tabel 3. ​Rata-rata Indeks Kematangan Gonad Jika data dianalisis berdasarkan pada ANOVA, tidak
Ikan Komet terjadi pengaruh yang signifikan antara
penambahan pH untuk masing-masing parameter.
Perlakuan Indeks Kematangan Gonad (%)
Hal ini dapat terjadi karena pH yang diberikan pada
masing-masing perlakuan tidak berbeda signifikan
pH = 5 0,020
dan perlakuannya kurang lama yaitu hanya 14 hari.
Selain itu, pada saat pengambilan data juga
pH = 6 0,0372 memungkinkan terjadinya kesalahan berupa
kesalahan pengamatan dan adanya kontaminasi
pH = 7 0,055 pada saat diberikan perlakuan. Ketidaklengkapan
data juga dapat berpengaruh pada hasil ANOVA
yang tidak signifikan. Ketidaklengkapan data dapat
terjadi karena adanya ikan yang mati saat diberi
perlakuan dan adanya ikan yang tidak dapat
mengeluarkan spermanya saat dipijah pada hari
ke-7 dan hari ke-14.

Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan pada penelitian kecil
kali ini adalah perlakuan penambahan asam asetat
sehingga pH menjadi 5 menyebabkan konsentrasi
sperma meningkat, hal ini tidak sesuai dengan
literatur. Sementara untuk penambahan asam
asetat hingga pH menjadi 6 menyebabkan
konsentrasi sperma menurun, hal ini sesuai dengan
Gambar 6. ​Grafik Rata-rata Indeks literatur. Indeks kematangan gonad yang
Kematangan Gonad Ikan Komet didapatkan sesuai dengan literatur, yaitu semakin
rendah pH lingkungan ikan maka akan semakin
Untuk parameter persen indeks kematangan gonad, rendah pula indeks kematangan gonadnya.
dapat dilihat bahwa semakin rendah nilai pH
lingkungan ikan komet akan berbanding lurus Daftar Pustaka
terhadap nilai persen indeks kematangan gonad [1] Turistiati, Ade Tuti. 2016. "Pentingnya
yaitu akan semakin menurun. Hal ini sesuai dengan Komunikasi Efektif Dalam Mensosialisasikan
literatur, karena penambahan zat asam terhadap Dan Mewujudkan Tujuan Pembangunan
lingkungan ikan komet dapat menyebabkan Berkelanjutan". ​Prosiding Seminar STIAMI
penurunan nilai persen indeks kematangan gonad ISSN 2355-2883​. Jakarta: Institut Ilmu Sosial
ikan komet. [10] dan Manajemen STIAMI.
[2] Philips, Michael., Henriksson, Patrik John
Pada penelitian kecil kali ini, terdapat beberapa Gustav., Tran, Nhoung Van., Chan, Chin Yee.,
ikan yang mati yaitu sebanyak 2 ikan pada Mohan, Chadag Vishnumurthy., Rodriguez,
perlakuan penambahan asam asetat hingga U-Primo., Suri, Sharon., Hall, Stephen., Sonny.
lingkungan ikan komet memiliki pH sebesar 5 dan 1 2015. "Menjelajahi Masa Depan Perikanan
ikan pada perlakuan penambahan asam asetat Budidaya Indonesia". Kementrian Perikanan
hingga lingkungan ikan komet memiliki pH sebesar dan Kelautan. Diakses pada 12 Desember
6. Hal ini dapat disebabkan karena kesalahan 2018 Pukul 22.05.
prosedur pemijahan. Pada proses pemijahan ikan http://pubs.iclarm.net/resource_centre/2016
pH 5 terdapat darah yang keluar dari kloaka, hal ini -02.pdf.
dapat disebabkan karena kerusakan organ internal
[3] Environmental Protection Agency. 2001. [10] Irawan, H., 2014. Pengaruh pH Pada Ekstender
"Parameters of Water Quality". Terhadap Daya Simpan dan Motilitas Sel
https://www.epa.ie/pubs/advice/water/quali Sperma Ikan Mas (Cyprinus carpio). ​Studi
ty/Water_Quality.pdf. Diakses pada 12 Biologi dan Ekologi,​ 3(2), pp.30-39.
Desember 2018 Pukul 22.30. [11] Cahyono, B. 2000. Budidaya Ikan Air Tawar.
[4] Rumanta, Maman. 2009. "Fisiologi Hewan. Pustaka Pelajar
Dalam: Pengantar Fisiologi Hewan". Jakarta: [12] Reece, Jane B., dan Neil A. Campbell. 2011.
Universitas Terbuka ISBN 979011009X. Biologi Campbell . Boston: Benjamin
[5] I’tishom, Reny. 2008. “Pengaruh sGnRHa + Cummings / Pearson.
Domperidon Dengan Dosis Pemberian Yang [13] Harvey, B. J., dan W.S.Hoar. 1979. "The Theory
Berbeda Terhadap Ovulasi Ikan Mas (Cyprinus And Practice of Induced In Fish". Ottawa:
carpio L.) Strain Punten”. ​Jurnal Berkala Ilmiah IDRC-TS 2 le.
Perikanan Vol. 3 No. 1. Surabaya: Fakultas [14] Schulz, RW., Nobrega, RH. 2011. "Regulation of
Kedokteran Unair. Diakses pada 23 Oktober Spermtogenesis". Netherland: Ultrecht
2018 Pukul 21.19. University.
http://journal.unair.ac.id/downloadfull/JIPK3 [15] Kime DE, Van Look KJW, McAllister BG,
147-e68a0cf5f7fullabstract.pd​f. Huyskens G. Rurangwa E, Ollevier F. 2001.
[6] Sutarjo, Ganjar Adhywirawan. 2014. "Computerassisted Sperm Analysis (CASA) as
“Pengaruh Konsentrasi Sukrosa Dengan a Tool for Monitoring Sperm Quality in Fish".
Krioprotektan Dimethyl Sulfoxide Terhadap Comparative Biochemistry and Physiology. 1 ​ 30:
Kualitas Telur Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.) 425-433.
Pada Proses Kriopreservasi”. dalam ​Jurnal [16] Abramenko, M. I., O. V. Kravchenko, and A. E.
GAMMA, ISSN 0216-9037.​ Malang: Fakultas Velikoivanenko.1997. “Population genetic
Pertanian dan Peternakan Universitas structure of the goldfish Carassius auratus
Muhammadiyah Malang. gibelio diploid-triploid complex from the Don
http://download.portalgaruda.org River Basin”. Journal of Ichthyology 37, 56–65.
/article.php?article=362309&val283&title=PE [17] Spotila, J. R., K. M. Terpin, R. R. Koons, and R. L.
NGARUH%20KONSENTRASI%20SUKROSA%2 Bonati. 1979.“Temperature requirements of
0DENGAN%20KRIOPROTEKTAN%20DIMETH fishes from eastern Lake Erie and upper
YL%20SULFOXIDE%20TERHADAP%20KUALI Niagara River”. ​Environmental Biology of
TAS%20TELUR%20IKAN%20MAS%20(Cypri F​ishes,​ 4, 281–307.
nus%20carpio%20Linn.)%20PADA%20PROS [18] Szczerbowski, J. A. 2001. “Carassius auratus
ES%20KRIOPRESERVASI. Diakses pada 23 (Linneaus, 1758)”. 5–41 in P. M.
Oktober 2018 pukul 21.38. [19] Frommel, Andrea Y ; Stiebens, V; Clemmesen,
[7] Mañanós E, Duncan N, Mylonas C. 2009. Catriona ; Havenhand, Jon N. 2010. Effect of
“Reproduction and control of ovulation, ocean acidification on marine fish sperm
spermiation and spawning in cultured fish”. (Baltic cod: Gadus morhua).
In: Cabrita E, Robles V, Herráez P(eds.). [20] ScienceLab. 2005. “MSDS for Acetic Acid”.
“Methods in Reproductive Aquaculture Marine http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsI
and Freshwater Species, CRC Press, Boca d=9922769​. Diakses pada 29 Oktober 2018
Raton”.3-80. pukul 23.07.
[8] Somarakis S, Ganias K, Siapatis A, Koutsiko [21] Rudiger W. Sschulz, Luiz renanto de Franca,
poulos C, Machias A, Papaconstantenou C. Jean-jacques Lareyre, Florence LeGac,
2006. “Spawning habitat and daily egg Helio Chiarini-Garcia, Rafael Henrique
production of sardine (Sardina pilchardus) in Nobrega, Takeshi Miura. 2010.
the eastern Mediterranean”. ​Fisheries “Spermatogenesis in fish”. General and
Oceanography,​ 15(4):281-292. Comparative Endocrinology. Volume 165,
[9] Scott BE, Marteinsdottir G, Begg GA, Wright PJ, Issue 3, pages 390-411.
Kjesbu OS. 2006. “Effects of population, [22] Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi Perikanan.
size/age structure, condition and temporal Bogor: Yayasan Dewi Sri
dynamics of spawning on reproductive output [23] Ji Zhou, Li Chen, Jie Li, Hongjun Li, Zhiwei
in Atlantic cod (Gadus morhua).” ​Ecological Hong, Min Xie, Shengrong Chen, Bing Yaou.
Modelling,​ 191(3-4): 383-415. 2015. “The Semen pH Affects Sperm Motility
and Capacitation”. PloS One. volume 10
[24] Eva Tvrda, Rohan Peer, Suresh C. Sikka, Ashok
Agarwal. 2015. “Iron and Copper in male
reproduction : double-edged sword”. Journal
of Assisted Reproduction and Genetics. Vol 32,
issue 1, pp 3-16
[25] Ijeoma Ochokwu. 2015. “Effect of Egg and
SPerm QUality in Successful Fish Breeding”.
IOSR Journal of Agriculture and Veterinary
Science (IOSR-JAVS). Volume 8, issue 8,
ver II. page 48-57

Anda mungkin juga menyukai