Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ANDI ALBAB SHIDDIQ SUDIRMAN

NIM : 4520034002
PRODI : BUDIDAYA PERAIRAN

MATA KULIAH : METODE PENELITIAN


Tugas 2

1. Buatlah judul penelitian :


PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP
PERTUMBUHAN IKAN BANDENG (Chanos chanos)
a. Adapun variabelnya
Variabel frekuensi pemberian pakan berbeda, terhadap kelangsugan hidup
Variabel terikat: ikan bandeng
b. Apa permasalahnya
Masalah utama dalam penelitian ini adalah
1. untuk mengetahui pengaruh frekuensi pemberian pakan yang berbeda terhadap
pertumbuhan ikan bandeng
2. Untuk mengetahui pengaruh frekuensi pemberian pakan yang berbeda terhadap
kelangsunggan hidup ikan bandeng.
c. Adapun paradigmanya:
Paradigma pragmatisme
Karna paradigma pragmatisme mempercayai bahwa realitas tidaklah bersifat
tetaap karna terus meneerus diperdebatkan. Paradigma ini dapat di katakan
gabungan dari pandangan positivisme dan kontruktivisme. Biasanya penelitian
jenis ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif
• bahwa pemberian frekuensi pakan yang berbeda pada budidaya ikan bandeng
adalah Pengamatan pertumbuhan bobot harian ikan bandeng menunjukkan hasil
yang tidak beda nyata antara perlakuan yang satu dengan yang lain, pengamatan
bobot mutlak ikan bandeng menunjukkan berbeda nyata pada perlakuan D
dengan nilai sebesar 2,01 gram, pengamatan panjang mutlak ikan bandeng
menunjukkan hasil yang berbeda nyata antara perlakuan C dan D dengan
perlakuan A dan B dengan nilai terbaik pada perlakuan C sebesar 4,50 cm.
Sedangkan rasio konversi pakan ikan bandeng menunjukkan hasil yang tidak
berbeda nyata dengan nilai terendah pada perlakuan A dengan pemberian
frekuensi pakan 1 kali.
d. Buatkan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara terhadap masalah
yang kebenaranya harus d uji secara emperis (Moh. Nazir, 1998: 182).
Hipotesis alternatif (H1) : Perbedaan frekuensi pemberian pakan berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan ikan
H0 : Perbedaan frekuensi pemberian pakan yang tidak berpengaruh terhadap lajur
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan
Judul/ artikel penelitian Hasil penelitian Kesimpulan penelitian Hubungan
variabel yan

Pertumbuhan Lobster Air Hasil analisis menunjukkan Hasil pengukuran kualitas Hubungan va
Tawar (Cherax bahwa perbedaan frekuensi air selama penelitian adalah hasil p
quadricarinatus) pada pemberian pakan berpengaruh masih berada pada kisaran kualitas air u
Pemberian Pakan dengan (p<0,05) terhadap pertambahan optimum untuk kehidupan kisaran suhu
Frekuensi yang Berbeda berat lobster air tawar. lobster air tawar. Kisaran media pemeli
Pemberian pakan dengan suhu pada air media
yaitu 23,33-2
frekuensi 2 kali sehari pemeliharaan yaitu 23,33–
pH berkisar a
menghasilkan pertumbuhan 26,68 oC, pH berkisar
yang cenderung lebih tinggi 8,46–9,57 da
antara 8,46–9,57 dan
(2.51 g). Sedangkan pemberian terlarut berki
oksigen terlarut berkisar
pakan dengan frekuensi 3 kali 8,25–5,7 mg/
antara 8,25–5,7 mg/l.
sehari menghasilkan
Suhu, pH, dan oksigen
pertumbuhan yang cenderung
terlarut pada semua air
lebih rendah (1.50 g).
Pemberian pakan dengan media pemeliharaan
frekuensi 1 kali sehari (2.06 g), memiliki nilai yang sama
5 kali sehari ( 1.84 g), dan 4 kali karena menggunakan
sehari (1.83 g) tidak berbeda sistem resirkulasi.
(p>0,05) dengan frekuensi
pemberian pakan 2 kali sehari
dan 3 kali sehari.

PENGARUH LEVEL Hasil analisis ragam Berdasarkan penelitian Hubunganny


KARBOHIDRAT DAN menunjukkan perlakuan faktor dapat disimpulkan bahwa dengan variab
FREKUENSI PAKAN pakan dan frekuensi pemberian faktor level karbohidrat di teliti adala
TERHADAP RASIO pakan berpengaruh nyata pakan, frekuensi pemberian
KONVERSI PAKAN DAN (Sig<0.05) dan terdapat interaksi pemberian pakan dan karbohidrat, p
SINTASAN JUVENIL antara kedua faktor tersebut kombinasi keduanya
frekuensi pem
Litopenaeus vannamei terhadap FCR juvenil udang berpengaruh nyata
pakan dan
vanamei. Hasil uji lanjut terhadap rasio konversi
pakan juvenil udang kombinasinya
WTukey menunjukkan bahwa berpengaruh
vanamei dengan
level karbohidrat 50% dan terhadap rasio
kombinasi terbaik pada
frekuensi pemberian pakan 6 kali konvensi pak
level karbohidrat 50% dan
dan level karbohidrat 40% dan frekuensi pemberian
32% dengan frekuensi pakan 6 kali per hari atau
pemberian pakan 4 kali level karbohidrat 40%
memberikan hasil yang sama dengan frekuensi
namun berbeda nyata terhadap pemberian pakan 4 kali
kombinasi perlakuan lainnya. sehari.
Tingkat Konversi dan Efisiensi Efisiensi pakan ikan Bawal Nilai Konversi pakan yang Hubungan dengan
Pakan Benih Ikan Bawal Bintang selama Hasil penelitian terbaik terdapat pada variabel yang di teliti
Bintang (Trachinotus blochii) berdasarkan persentase efisiensi perlakuan K yaitu sebesar adalah Nilai Konversi
dengan Frekuensi Pemberian pakan setiap perlakuan yaitu K 2,11 g. Hasil penelitian pakan yang terbaik
Berbeda (47,32%), A (41,66%), dan B pada perlakuan A dan B terdapat pada
(39,93%). Hasil terbaik adalah lebih tinggi dibanding
perlakuan K yaitu
perlakuan kontrol . perlakuan K dikarenakan
sebesar 2,11 g.
Hasil dari pengamatan penelitian adanya peningkatan
yang dilaksanakan selama 28 konsumsi pada saat ikan
hari diperoleh pertumbuhan dipuasakan. Hal ini sesuai
ratarata individu ikan Bawal dengan pernyataan
Bintang Hasil penelitian Darmoni dan Kadari
berdasarkan pertumbuhan bobot (2007), bahwa hiperfagia
mutlak setiap perlakuan yaitu K merupakan kondisi nafsu
(11,12 g), A (3,49 g) dan B (2,25 makan meningkat setelah
g). Perlakuan ikan mengalami
terbaik adalah perlakuan kontrol pemuasaan, sehingga
meningkatkan konsumsi
pakan ketika pemberian
pakan kembali.

Pengaruh Frekuensi Pemberian bahwa pada parameter PBM, Berdasarkan hasil Hubungannya
Pakan yang Berbeda Terhadap PPM dan LPH setiap perlakuan penelitian dapat dengan variabel
Pertumbuhan Ikan Lele memberikan pengaruh yang disimpulkan bahwa yang di teliti adalah
Dumbo (Clarias gariepinus) berbeda nyata, dimana frekuensi frekuensi pemberian frekuensi
pada pemberian pakan yang terbaik pakan yang tepat untuk pemberian pakan
Media Budikdamber diperoleh pada perlakuan P4 budidaya ikan lele dumbo
yang tepat untuk
(frekuensi pemberian pakan 5 (Clarias gariepinus) yang
budidaya ikan lele
kali sehari). Hal ini diduga dipelihara dalam media
karena semakin banyak jumlah ember (budikdamber) dumbo (Clarias
frekuensi pemberian pakan maka guna meningkatkan gariepinus) yang
pertumbuhan ikan lele dumbo pertumbuhan adalah 5 kali dipelihara dalam
semakin baik, karena jumlah sehari. Sebagai saran media ember
pakan yang diberikan dapat untuk penelitian (budikdamber)
dimanfaatkan secara efektif oleh selanjutnya adalah tentang guna meningkatkan
benih ikan lele sehingga bukan pengaruh pemberian pertumbuhan
hanya untuk mempertahankan pakan terhadap tingkat adalah 5 kali sehari.
hidup tetapi juga dapat kanibalisme ikan lele
menunjang proses pertumbuhan. yang dipelihara dalam
Rendahnya rata-rata budikdamber.
pertumbuhan ikan pada
frekuensi pemberian pakan yang
sedikit (P1) disebabkan
kurangnya jumlah pemberian
pakan sehingga asupan nutrisi
yang dibutuhkan benih ikan
kurang tercukupi sehingga
pertumbuhan benih ikan menjadi
lebih lambat.
PEMELIHARAAN BENIH Hasil analisis ragam Frekuensi pemberian Hubungannya
IKAN GURAME menunjukkan bahwa perlakuan pakan empat kali sehari dengan variabel yang
(OSPHRONEMUS frekuensi pemberian pakan yang memberikan pengaruh di teliti adalah
GOURAMY) DENGAN berbeda tidak berpengaruh nyata terbaik untuk mendukung frekuensi pemberian
FREKUENSI PEMBERIAN terhadap konsumsi pakan benih pertumbuhan benih ikan pakan 4 kali sehari
ikan gurame. Konsumsi pakan gurame.
PAKAN YANG BERBEDA memberikan
tertinggi pada P4 diikuti P1, P3,
pengaruh terbaik
dan P2. Namun berpengaruh
nyata terhadap efisiensi. untuk mendukung
Analisis data dilakukan secara pertumbuhan benih
statistik menggunakan analisis ikan
ragam pada gurame. Hasil Uji
Nyata Terkecil (BNT) pada taraf
95% menunjukkan bahwa
perlakuan pada efisiensi pakan
benih ikan gurame pada P3
berbeda nyata lebih tinggi
dibandingkan perlakuan P1 dan

P2 namun tidak berbeda nyata


dengan perlakuan P4.
Pengaruh Tingkat Pemberian Pertumbuhan berat mutlak ikan Faktor Feeding Rate (FR) Hubungannya dengan
Pakan jelawat yang dipelihara selama perlakuan A (3%), B (5%), variabel yang di teliti
Buatan Terhadap 64 hari pemeliharaan dan C (7%) tidak adalah Faktor Feeding
Performa Ikan Jelawat menunjukan hasil dari yang berpengaruh terhadap Rate (FR) perlakuan A
(Leptobarbus hoeveni) tertinggi sampai terendah pertumbuhan berat mutlak, (3%), B (5%), dan C
berturut-turut faktor Feeding pertumbuhan panjang (7%) tidak
Rate (FR) C (7%) mendapatkan mutlak, retensi protein, berpengaruh terhadap
hasil sebesar 1,09 ± 0,04 g, dan kelangsungan hidup pertumbuhan berat
perlakuan B (5%) sebesar 1,06 ± tetapi mutlak, pertumbuhan
0,08 g dan perlakuan A (3%) Feeding Rate (FR) panjang mutlak, retensi
yaitu rerata sebesar 1,04 ± 0,10 berpengaruh nyata protein, dan
g. Sedangkan pada faktor terhadap FCR dengan kelangsungan hidup
Feeding Frequency (FF) dari nilai terbaik pada tetapi
hasil yang tertinggi sampai perlakuan A (3%) 1,72. Feeding Rate (FR)
terendah berturut-turut yaitu Faktor Feeding Frequency berpengaruh nyata
pada faktor FF pada perlakuan a (FF) perlakuan a (2 kali) terhadap FCR dengan
(2 kali) dengan rerata sebesar dan b (3 kali) tidak nilai terbaik pada
1,10 ± 0,09 g dan rerata berpengaruh terhadap perlakuan A (3%)
perlakuan b (3 kali) sebesar 1,02 pertumbuhan berat mutlak, 1,72.
± 0,05 g. pertumbuhan panjang
Berdasarkan hasil yang diperoleh mutlak, FCR, dan
selama penelitian bahwa faktor kelangsungan hidup tetapi
FR dan FF dari semua perlakuan Feeding Frequency (FF)
tidak memberikan pengaruh perlakuan (2 kali)
nyata terhadap pertumbuhan berpengaruh nyata
terhadap retensi protein
berat mutlak. Umumnya laju
dengan nilai terbaik
pertumbuhan dipengaruhi oleh
sebesar 15,65%
tingkat konsumi pakan, dengan
tingkat konsumi pakan yang
tidak melebihi batas optimal
maka dipastikan laju
pertumbuhan juga akan
meningkat. Namun pada
penelitian ini, tingginya
pemberian FR dari setiap
perlakuan tidak menghasilkan
peningkatan pertumbuhan ikan
jelawat.
Pengaruh frekuensi pemberian Hasil penelitian pertumbuhan Penggunaan sistem baterai Penggunaan sistem
pakan ikan rucah terhadap mutlak kepiting bakau Scylla pada indifidu kepiting baterai pada indifidu
pertumbuhan kepiting bakau serrata bervariasi menurut bakau dapat menekan kepiting bakau dapat
(Scylla serrata) dengan perlakuan. Hasil pengamatan kanibalisme kepiting menekan kanibalisme
menggunakan sistem baterai kecepatan rerata pertumbuhan bakau sehingga dapat kepiting bakau
mutlak kepiting bakau Scylla memberikan pertumbuhan sehingga dapat
memberikan
pertumbuhan yang
baik.
serrata selama penelitian pada yang baik, walaupun
perlakuan A frekuensi secara statistik tidak
pemberian pakan kepiting bakau menunjukan pengaruh
sekali sehari mencapai nilai yang nyata.
berkisar 1,81 g – 24,04 g dengan
rata-rata 9,026 g. Perlakuan B
frekuensi pemberian pakan
kepiting bakau dua kali sehari
mencapai nilai berkisar 8,25 g –
38,18 g dengan rata – rata
pertumbuhan sebesar 24.666 g
dan perlakuan C frekuensi
pemberian pakan kepiting bakau
tiga kali sehari mencapai
pertumbuhan 6,61 g – 33,56 g
dengan rata-rata nilai sebesar
23,074 g.
Pengaruh Frekuensi Hasil pengukuran rata-rata Frekuensi pemberian Hubungannya dengan
Pemberian Pakan panjang mutlak benih kerapu pakan Otohime 2 kali, 4 variabel yang di teliti
Otohime terhadap bebek selama pemeliharaan 28 kali dan 6 kali sehari adalah Frekuensi
Pertumbuhan dan hari menunjukan adanya memberikan pengaruh pemberian pakan
Kelangsungan Hidup perbedaan antara perlakuan berbeda sangat nyata Otohime 2 kali, 4 kali
Benih Ikan Kerapu Bebek terhadap pertumbuhan dan 6 kali sehari
yang menggunakan frekuensi
di BPBILP Lamu benih ikan Kerapu Bebek memberikan pengaruh
pemberian pakan 2 kali sehari
Kabupaten Boalemo (Cromileptes altivelis). berbeda sangat nyata
(Perlakuan A), frekuensi terhadap pertumbuhan
pemberian pakan 4 kali sehari Perlakuan C (frekuensi
pemberian pakan 6 kali benih ikan Kerapu
(Perlakuan B) dan frekuensi Bebek (Cromileptes
sehari) memilikin
pemberian pakan 6 kali sehari altivelis).
pertumbuhan yang baik
(Perlakuan C). menunjukan selama pemeliharaan 28
hasil yang berbeda antara hari.
perlakuan A, B dan C.
Tingkat kelangsungan
Pertumbuhan ratarata panjang
hidup benih Kerapu
mutlak pada Perlakuan A
Bebek (Cromileptes
sebesar 0,8 cm, Perlakuan B altivelis), pada masing-
sebesar 0,9 cm dan Perlakuan C masing perlakuan A, B,
sebesar 1,0 cm. Perlakuan C dan C yakni 100%
dengan frekuensi pemberian ditunjang dengan kualitas
pakan 6 kali sehari memiliki air yang optimal yaitu
pertubuhan rata-rata tertinggi, suhu
karena pemberian pakan sedikit 30oC,oksigen terlarut 6.20,
demi sedikit, tetapi dengan pH 7.5, dan salinitas
frekuensi yang lebih, benih ikan 34.90/00
tidak lekas kenyang dan nafsu
makannya tetap terjaga, dan
jumlah pakan yang dimakan
bisa lebih banyak sehigga
pertumbuhanya lebih cepat.
Pengaruh Hasil uji ANOVA menunjukkan
Pemberian Hasil uji ANOVA Hubungannya dengan
Pakan Alami bahwa pemberian pakan alami
yang menunjukkan bahwa variabel yang di teliti
Berbeda Terhadap yang berbeda yaitu keong mas pemberian pakan alami adalah pemberian
Pertumbuhan (Pomacea canaliculata), cacing
dan berpengaruh nyata pakan alami
Kelangsungan sutera (Tubifex sp.), kutu air
Hidup terhadap pertumbuhan berpengaruh nyata
(Daphnia sp.) dan udang rebon panjang dan pertumbuhan terhadap pertumbuhan
Benih Ikan Patin
(Mysis relicta) berpengaruh berat, tetapi tidak panjang dan
(Pangasius sp.)
nyata (P<0,05) terhadap berpengaruh nyata pertumbuhan berat,
pertumbuhan panjang mutlak dan terhadap laju pertumbuhan tetapi tidak
pertumbuhan berat mutlak benih spesifik dan kelangsungan berpengaruh nyata
ikan patin. Namun, perlakuan hidup benih ikan patin terhadap laju
tersebut tidak berpengaruh nyata (Pangasius sp.) pertumbuhan spesifik
(P>0,05) terhadap laju Hasil uji lanjut BNJ dan kelangsungan
pertumbuhan spesifik dan menunjukkan bahwa hidup benih ikan patin
kelangsungan hidup benih ikan pemberian cacing sutera (Pangasius sp.)
patin. (Tubifex sp.)
Hasil penelitian pemberian pakan menghasilkan nilai
alami yang berbeda terhadap tertinggi pada
pertumbuhan dan kelangsungan pertumbuhan benih ikan
hidup benih ikan patin patin. Nilai pertumbuhan
(Pangasius sp.) menunjukkan panjang, pertumbuhan
bahwa pemberian cacing sutera berat, laju pertumbuhan
(Tubifex sp.) menghasilkan nilai spesifik, dan sintasan pada
pertumbuhan panjang mutlak, perlakuan cacing sutera
pertumbuhan bobot, laju masing-masing adalah
5,85 cm, 1,93 g,
pertumbuhan spesifik dan
2,39%/hari dan 97,50%.
kelangsungan hidup yang lebih
tinggi dibanding pemberian
pakan keong mas (Pomacea
canaliculata), kutu air (Daphnia
sp.) dan udang rebon (Mysis
relicta).
PENGARUH FREKUENSI Selama penelitian Frekuensi pemberian Hubungannya dengan
PEMBERIAN PAKAN berlangsung, tidak ditemukan pakan dapat digunakan variabel yang di teliti
TERHADAP POLA MAKAN kematian pada setiap perlakuan. untuk mendapatkan adalah Pada awal
BENIH IKAN MAS Efek frekuensi pemberian pakan gambaran pola makan pertumbuhan, benih
(CYPRINUS terhadap jumlah konsumsi pakan benih ikan mas. Pada awal ikan perlu diberi pakan
CARPIO) dengan frekuensi
ditampilkan pada tabel 1. Pada pertumbuhan, benih ikan
sering dengan jumlah
hari ke-20, ikan pada perlakuan mas perlu diberi pakan
pakan seragam pada
F-3 hingga F-6 mengkonsumsi dengan frekuensi sering setiap waktu
pakan lebih sedikit pada pukul dengan jumlah pakan pemberian pakan.
09:00 dibandingkan dengan seragam pada setiap
pukul 11:00 hingga pukul 18:00. waktu pemberian pakan.
Pada F-3, ikan mengkonsumsi Seiring pertumbuhan,
lebih banyak pakan pada pukul frekuensi pemberian
18:00 dibandingkan pada pukul pakan dapat dikurangi
13:00. Pada F-3, jumlah pakan dengan fokus pemberian
pakan pada
yang dikonsumsi pada tiap pagi hari dan menjelang
waktu pemberian pakan berbeda malam hari.
nyata. Bila frekuensi frekuensi
pemberian pakan ditambah
menjadi lebih dari 3 kali sehari
maka jumlah pakan yang
dikonsumsi menjadi tidak
berbeda nyata. Pada F-4, F-5
dan F-6, tidak ada perbedaan
jumlah pakan yang dikonsumsi
mulai pukul 11:00 hingga pukul
18:00. Pada hari ke-40, terdapat
perubahan pola makan pada
perlakuan F3 hingga F-6 bila
dibandingkan dengan pada hari
ke-20. Konsumsi pakan pada
perlakuan F-3 hingga F-6 lebih
sedikit pada sekitar tengah hari,
pukul 11:00 hingga 13:00, dan
menjelang sore, pukul 15:00
hingga 16:00, dibandingkan
dengan konsumsi pakan pada
pukul 09:00 dan 18:00. Ikan
mengkonsumsi lebih banyak
pakan pada pukul 18:00 diikuti
dengan pukul 09:00.

Anda mungkin juga menyukai