Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No.

2 : 148-157
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.203

BUDIDAYA IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) BERBASIS BIOFLOK DENGAN


PENAMBAHAN MOLASE PADA RATIO C : N BERBEDA

CULTIVATION OF PATIN FISH (Pangasius hypopthalmus)


BASED ON BIOFLOC WITH ADDITIONSMOLAGE ON RATIO C: N DIFFERENT

Fujiana1), Dewi Nur’aeni Setyowati1), Bagus Dwi Hari Setyono1)


1)
Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Mataram
*)
alamat korespondensi : fujiana73@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa budidaya ikan patin (Pangasius
hypopthalmus) berbasis bioflok dengan penambahan molase pada ratio C : N berbeda. Ikan
patin yang digunakan adalah ikan patin dengan panjang rata-rata awal yaitu 6 cm. Wadah
yang digunakan adalah kontainer sebanyak 12 buah ukuran volume 40 L dan diisi air tawar
sebanyak 35 L dengan padat tebar 15 ekor dalam satu wadah. Pemberian molase kedalam
media budidaya ikan patin dilakukan 2 jam setelah pemberian pakan. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL). Penelitian ini
terdiri dari 4 perlakuan dengan 4 ulangan yaitu P1=Kontrol (tanpa penambahan molase), P2=
rasio C : N media 15, P3= rasio C : N media 20 dan P4= rasio C : N 25. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa budidaya ikan patin (P.hypopthalmus) berbasis bioflok dengan
penambahan molase ratio C:N berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata
terhadap laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan mutlak dan kelangsungan hidup ikan patin.
Namun hasil rata-rata menunjukkan bahwa perlakuan rasio C : N media 20 (P3) memberikan
laju pertumbuhan spesifik,pertumbuhan mutlak dan kelangsungan hidup yang tertinggi yaitu
berturut-turut 19,6gr, 2,26 gr dan 62,38%.

Kata Kunci : Pangasius hypopthalmus, Bioflok, Molase

Abstract
This study aimed to analyze the cultivation of catfish (Pangasius hypopthalmus)
based on biofloc with the addition of molasses at different C: N ratios. The catfish used was
catfish with an initial average length of 6 cm. The container used is a container of 12 pieces
with a volume of 40 L and filled with 35 L of fresh water with a stocking density of 15 birds
in one container. Molasses was given to the catfish culture medium 2 hours after feeding. The
method used in this study was a completely randomized design method (CRD). This study
consisted of 4 treatments with 4 replications, namely P1 = Control (without addition of
molasses), P2 = C: N ratio media 15, P3 = C: N ratio media 20 and P4 = C: N ratio 25. The
results showed that cultivation Biofloc-based catfish (P.hypopthalmus) with the addition of
different C: N molasses ratio did not have a significant effect on specific growth rate,
absolute growth and survival of catfish. However, the average results showed that the
treatment of C: N ratio of media 20 (P3) gave the highest specific growth rates, absolute
growth and survival, namely 19.6 gr, 2.26 gr and 62.38%, respectively.

Key words: Pangasius hypopthalmus, Biofloc, Molage

148
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 148-157
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.203

PENDAHULUAN dua yaitu karbohidrat sederhana dan


Produksi ikan patin (Pangasius karbohidrat kompleks. Bahan baku sumber
hypopthalmus) di Indonesia pada awalnya karbon organik bisa di dapatkan dari hasil
hanya dari hasil tangkapan namun saat ini produksi pertanian seperti gula, tepung
produksinya sudah mulai dikembangkan tapioka, kanji, tepung terigu, molase,
dan ditingkatkan melalui budidaya. jagung, dedak, ampas singkong. Karbon
Pengembangan produksi untuk ikan patin organik yang ditambahkan akan
(P.hypopthalmus) masih cukup besar berasosiasi dengan nitrogen membentuk
karena memiliki potensi peluang pasar mikrobial protein (Arsad, 2017). Rasio
yang baik karena pada saat berukuran kecil perbandingan C/N 12-20:1 akan dapat
ikan patin dapat dipelihara sebagai ikan menumbuhkan bakteri heterotrof
hias dan pada saat dewasa ikan patin (P. (Mauricio, 2017).
hypopthalmus)sebagai ikan konsumsi. Molase merupakan hasil samping
Pakan merupakan faktor utama dalam dari proses pembuatan gula tebu
keberhasilan budidaya karena merupakan (Saccharum officinarum) yang berwujud
sumber energi untuk ikan. Melalui proses cairan kental yang diperoleh dari tahap
metabolisme pakan akan diserap oleh pemisahan gula secara berulang, berwarna
tubuh dan menjadi energi bagi ikan dalam coklat kehitaman, dan berbentuk cairan
reproduksi, pertumbuhan dan aktivitas kental. Molase mengandung 48-56% dan
lainnya (Septiana, 2017). Ikan hanya dapat sedikit mengandung unsur-unsur makro
memanfaatkan 25% retensi protein dalam (Supriyatna, 2013). Penggunaan molase
pakan sebagai hasil produksi dan sebagian memberikan pengaruh nyata terhadap
besar sisanya dibuang menjadi limbah kelangsungan hidup ikan lele dumbo
budidaya yaitu 62% berupa bahan terlarut (Wijaya, 2014). Penggunaan molase dan
dan 13% menjadi partikel terendap tepung tapioka mampu meningkatkan
(Suryaningrum, 2014). Produksi akhir dari produksi ikan nila sebesar 43-49 %
pakan yang dimakan oleh ikan berupa dibandingkan tanpa pemberian sumber
feses sedangkan pakan yang tidak dimakan karbon organik (Purnomo, 2012). Sumber
oleh ikan akan menjadi sisa pakan yang karbon organik yang digunakan berasal
dapat berdampak dalam penurunan dari hasil sampingan pengolahan gula
kualitas air dalam proses pemeliharaan yaitu molase. Penggunaan sumber karbon
ikan. organik tersebut berdasarkan ketersediaan
Bioflok ialah teknologi yang dapat dan mudah didapat. Maka penelitian
menurunkan limbah nitrogen anorganik tentang Budidaya Ikan patin (Pangasius
yang berasal dari feses dan sisa pakan hypopthalmus) Berbasis bioflok dengan
(Hermawan, 2014). Teknologi bioflok penambahan molase pada ratio C : N
dilakukan dengan menambahkan sumber berbeda perlu dilakukan bertujuan untuk
karbon organik ke dalam media menganalisa budidaya ikan patin
pemeliharaan untuk meningkatkan C/N (Pangasius hypopthalmus) berbasis
agar seimbang sehingga dapat merangsang bioflok dengan penambahan molase pada
pertumbuhan bakteri heterotrof yang dapat ratio C : N berbeda.
mengubah nitrogen anorganik sehingga
kualitas air tetap terjaga dan menjadi METODE PENELITIAN
biomassa bakteri yang bermanfaat sebagai Penelitian ini dilaksanakan pada
pakan alami untuk meningkatkan tanggal 12 Juni sampai 24 Juli 2019
pertumbuhan ikan (Sukardi, 2014). Bertempat di Desa Kekeri, Dusun Gegutu
Penambahan C/N merupakan penambahan Dayan Aik, Kecamatan Gunungsari.
perbandingan karbon organik dan nitrogen. Adapun alat - alat yang digunakan
Sumber karbon organik dibagi menjadi dalam penelitian ini, diantaranya:
149
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 148-157
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.203

kontainer volume 40 liter, batu aerasi 24 pemberian molase dengan rasio C : N


biji, selang aerasi, blower, do meter, ph media berbeda.
meter, timbangan digital, alat tulis, Parameter
serokan, kamera, ember, gelas ukur N Perlak Berat Berat Kelang
ukuran 2 liter, suntikan. Dan bahan – o. uan spesi mutla sungan
bahan yang digunakan dalam penelitian fik tn
k tn
hidup tn
ini, diantaranya: Benih ikan patin, 1. P1(Ko 1,22± 1,16± 45,56±
Molase, Probiotik aquaenzim (Bacillus, ntrol) 0,56 0,42 37,09
Sacharomyces, Enzim protease, Amylase, 2. P2 1,93± 1,90± 60,00±
dan Cellulase), Pakan dengan kandungan 1,09 0,82 13,00
protein 32%. 3. P3 1,96± 2,26± 62,38±
Metode penelitian ini 0,39 0,59 8,08
menggunakan rancangan acak lengkap 4. P4 1,64± 1,95± 60,33±
(RAL) dengan 4 kali perlakuan dengan 3 0,69 1,17 23,09
kali ulangan. Adapun perlakuan yang
digunakan sebagai berikut: Keterangan: P1= Kontrol (tanpa
P1= Kontrol (tanpa penambahan molase) penambahan molase), P2= rasio C : N
P2= rasio C : N media 15 media 15, P3= rasio C : N media 20, P4=
P3= rasio C : N media 20 rasio C : N media 25
P4= rasio C : N media 25
Adapun sistem pengacakan yang Laju Pertumbuhan Spesifik
menentukan posisi wadah menggunakan Laju pertumbuhan spesifik adalah
sistem lotre dengan 4 kali perlakuan persentase pertambahan berat dan panjang
dengan 3 kali ulangan sehingga didapatkan ikan setiap harinya selama pemeliharaan
12 unit percobaan. yang ditunjukkan dalam satuan persen
(%). Rata-rata laju pertumbuhan spesifik
Analisis Data ikan patin pada pemberian molase dengan
Data pertumbuhan dan rasio C : N media berbeda disajikan pada
kelangsungan hidup ikan patin dianalisis Gambar 1.
menggunakan analisis of variance
(Anova) pada taraf nyata 5%. Jika terdapat 2,50
1.93±1,0 1.96±0,3
beda nyata dalam uji ANOVA maka
Pertumbuhan Spesifik (g)

9 9 1.64±0,6
dilakukan uji Beda Nyata Terkecil 2,00
9
(BNT). 1,50
1.22±0,5
6

HASIL 1,00
Hasil pengukuran terhadap laju
0,50
pertumbuhan spesifik, pertumbuhan berat
mutlak, dan kelangsungan hidup ikan patin 0,00
selama penelitian menunjukkan ini 1 2 3 4
menunjukkan hasil yang tidak berbeda Perlakuan
nyata pada semua perlakuan. Hasil analisis Gambar 1: Laju Pertumbuhan Spesifik
sidik ragam (Anova) terhadap laju Ikan Patin Pada Pemberian
pertumbuhan spesifik, pertumbuhan berat Molase dengan Rasio C : N
mutlak dan kelangsungan hidup dapat Media Berbeda
dilihat pada tabel 3. Keterangan: P1= kontrol (tanpa
Tabel 3. Nilai Laju Pertumbuhan Spesifik, penambahan molase) P2= rasio C : N
Pertumbuhan Berat Mutlak, dan media 15, P3= rasio C : N media 20, P4=
Kelangsungan hidup ikan patin pada rasio C : N media 25
150
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 148-157
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.203

Hasil penelitian menunjukkan Hasil penelitian menunjukkan


bahwa perlakuan P1= kontrol (tanpa bahwa rata-rata pertumbuhan multak ikan
penambahan molase) menghasilkan rata- patin (P.hypopthalmus) pada perlakuan
rata laju pertumbuhan spesifik 1,22±0,56 P1= Kontrol (tanpa penambahan molase)
g, perlakuan P2 sebesar 1,93±1,09 g, menghasilkan laju pertumbuhan berat
perlakuan P3 sebesar 1,96±0,39 g, dan mutlak sebesar 1,16±0,42 g, perlakuan P2
perlakuan P4 sebesar 1,64±0,69 g. Setelah sebesar 1,90±0,82 g, perlakuan P3 sebesar
dilakukan analisis sidik ragam One Way- 2,26±0,59 g dan P4 sebesar 1,95±1,17 g.
Anova diperoleh hasil bahwa perlakuan Setelah dilakukan analisis sidik ragam One
pemberian molase dengan rasio C : N Way-Anova diperoleh bahwa pemberian
media berbeda memberikan hasil yang molase pada ratio C : N berbeda
tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap laju memberikan hasil yang tidak berbeda
pertumbuhan spesifik ikan patin. nyata (P>0,05) terhadap laju pertumbuhan
Berdasarkan nilai rata-ratanya maka berat mutlak ikan patin (P.hypopthalmus).
perlakuan pemberian molase pada rasio C : Berdasarkan nilai rata –ratanya maka
N media 20 (P3) memberikan laju perlakuan pemberian molase pada rasio C :
pertumbuhan spesifik ikan patin yang lebih N media 20 (P3) memberikan laju
tinggi yaitu sebesar 1,96 ±0,39. pertumbuhan mutlak ikan patin yang lebih
tinggi, yaitu sebesar 2,26±0,59 g.
Pertumbuhan Mutlak
Pertumbuhan mutlak adalah Kelangsungan hidup
pertumbuhan yang diperoleh dari selisih Kelangsungan hidup adalah perbandingan
berat rata-rata ikan patin pada awal jumlah ikan yang hidup pada akhir
pemeliharaan dengan berat rata-rata ikan pemeliharaan dengan jumlah ikan yang
patin (P.hypopthalmus) pada akhir hidup pada awal pemeliharaan. Rata-rata
pemeliharaan. Rata-rata laju pertumbuhan tingkat kelangsungan hidup ikan patin
mutlak ikan patin pada pemberian molase pada pemberian molase dengan rasio C: N
dengan rasio C : N media berbeda media berbeda disajikan pada Gambar 3.
disajikan pada Gambar 2.
70,00 60.00±13 62.33±8, 60.33±23
,00 08 ,09
Kelangsungan Hidup (%)

60,00 46.56±37
3,00
50,00 ,09
2.26±0,5
Pertumbuhan Mutlak (g)

2,50 9
1.90±0,8 1.95±1,1 40,00
2,00 2 7
30,00
1,50 1.16±0,4 20,00
2
10,00
1,00
0,00
0,50 1 2 3 4
Perlakuan
0,00
Gambar 21 : Laju2 Pertumbuhan3 Berat
4 Gambar 3. Kelangsungan Hidup Ikan
Perlakuan
Mutlak Ikan Patin Pada Pemberian Molase Patin Pada Pemberian Molase Dengan
Dengan Rasio C : N Media Berbeda Rasio C : N Berbeda

Keterangan: P1= Kontrol ( tanpa Keterangan: P1= Kontrol (tanpa


penambahan molase), P2= Molase media penambahan molase), P2= molase rasio C
rasio C : N 15, P3= molase media rasio C : : N 15, P3= molase rasio C : N 20, P4=
N 20, P4= molase media rasio C : N 25 molase rasio C : N 25

151
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 148-157
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.203

Hasil penelitian menunjukkan Berdasarkan nilai rata-ratanya maka


bahwa rata-rata kelangsungan hidup ikan perlakuan pemberian molase pada rasio C :
patin (P. hypopthalmus) pada perlakuan N media 20 (P3) memberikan tingkat
P1= Kontrol (tanpa pemberian molase) kelangsungan hidup ikan patin yang lebih
sebesar 46,56±37,09%, pada perlakuan P2 tinggi, yaitu sebesar 62,33±13,00%
sebesar 60,00±13,00%, P3 sebesar
62,33±13,00% dan pada perlakuan P4 Kualitas Air
sebesar 60,33±23,09%. Setelah dilakukan Kualitas air yang diukur selama
analisis sidik ragam uji One Way-Anova penelitian meliputi suhu, pH dan DO
diperoleh hasil bahwa pemberian molase (oksigen terlarut), nitrit dan nitrat. Berikut
media C : N berbeda menunjukkan hasil pengukuran kualitas air pada semua
yang tidak berbeda nyata terhadap perlakuan selama pemeliharaan ikan patin
kelangsungan hidup ikan patin. dapat dilihat pada Tabel. 4

Tabel.4 Hasil Pengukuran Kualitas Air


No. Parameter Hasil pengamatan Kisaran Daftar Pustaka
1. Suhu 25,4-28,3 0C 25-33 0C Kordi (2010)
2. pH 6,6-7,4 5-9 Rukmana (2016)
3. DO 3-5 mg/l >4 (SNI,2000)
4. Nitrit 0,040-0,046 0,05mg/l Moore (1991)
5. Nitrat 2,521-2,403 10-20 mg/l Rakocy(1997)

ratio C : N berbeda tidak memberikan


PEMBAHASAN pengaruh yang berbeda nyata terhadap laju
Pertumbuhan Spesifik pertumbuhan spesifik harian ikan patin.
Pertumbuhan adalah bentuk Artinya pemberian molase pada ratio C:
perubahan ikan dalam berat, ukuran N berbeda tidak menunjukkan tingginya
maupun volume seiring berubahnya waktu. pertumbuhan berat spesifik harian ikan
Laju pertumbuhan berat spesifik dihitung patin (P.hypopthalmus) secara signifikan
untuk mengetahui pertumbuhan ikan setiap pada semua perlakuan. Hal ini diduga
hari yang dinyatakan dalam persen karena waktu pembentukan flok yang
(Wijaya, 2016). Pada perlakuan kontrol singkat sehingga mempengaruhi
ikan patin diberikan pakan buatan berupa perkembangan flok yang mengakibatkan
pelet. Pada perlakuan yang lainnya pembentukan flok kurang optimal.
ditambahkan sumber bahan organik berupa Perkembangan flok yang baik akan
molase. Molase merupakan hasil samping mempengaruhi laju pertumbuhan spesifik
pengolahan gula yang berbentuk cairan harian ikan patin. Menurut De schriver et
kental berwarna hitam. Hubungan rasio al. (2008), ada beberapa faktor yang
C/N dengan mekanisme kerja bakteri yaitu mempengaruhi pembentukan formasi dan
bakteri memperoleh makanan melalui struktur flok, salah satunya adalah sumber
perbandingan substrat karbon dan nitrogen karbohidrat organik. Molase merupakan
tertentu. sumber karbon organik sederhana
Hasil analisis menggunakan sidik golongan monosakarida yang dapat
ragam uji One-Way Anova menunjukkan dengan mudah merangsang pertumbuhan
bahwa pemberian molase dengan rasio C : bakteri heterotrof. Suryani et al (2011)
N media berbeda semua perlakuan tidak menyatakan bahwa bakteri heterotrof lebih
berbeda nyata terhadap laju pertumbuhan mudah mengasimilasi monosakarida
berat spesifik harian ikan patin (P>0.05) menjadi sumber energi bakteri untuk
sehingga pengaruh pemberian molase pada produksi sel berprotein namun flok yang
152
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 148-157
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.203

ada di perairan tersebut mudah mati. Pertumbuhan Berat Mutlak


Kemampuan bakteri untuk dapat Pertumbuhan adalah proses
mengurangi nitrogen anorganik dalam bertambahnya ukuran panjang dan berat
lingkungan budidaya dan memproduksi suatu organisme yang dapat diketahui dari
protein mikrobial tergantung pada kurun waktu tertentu. Berdasarkan hasil
koefisien konversi mikroba, C/N rasio, data selama penelitian terjadi peningkatan
biomassa mikroba, serta dari bahan karbon pertumbuhan ikan patin (P.hypopthalmus)
yang ditambahkan (Avnimelech,1999). yang ditandai dengan penambahan bobot
Hasil penelitian yang dilakukan selama 45 selama penelitian. Pemberian molase pada
hari menunjukkan pengaruh penambahan ratio C : N berbeda tidak memberikan
molase dengan dosis berbeda berbasis pengaruh yang nyata terhadap laju
bioflok selama penelitian tidak berbeda pertumbuhan berat mutlak ikan patin
nyata terhadap pertumbuhan spesifik (P>0,05) pada semua perlakuan. Artinya
harian ikan patin. Menurut Antony Raj et pengaruh pemberian molase pada ratio C :
al. (2017) bahwa perbandingan C/N rasio N berbeda tidak menunjukkan tingginya
20:1 atau 25:1 efektif untuk perkembangan pertumbuhan berat mutlak ikan patin
bioflok dan mengontrol ammonia di secara signifikan. Hal ini diduga karena
perairan. Nilai ideal perbandingan unsur pembentukan flok yang singkat sehingga
karbon dengan nitrogen untuk mempengaruhi perkembangan bakteri
pembentukan bioflok 1:15 sampai 1:20 heterotrof dalam pembentukan flok.
atau minimal 1:12 (Suryaningrum, 2012). Apabila penambahan sumber karbon
Perbandingan rasio C/N sangat penting organik eksternal yang ditambahkan
diperlukan dalam sistem bioflok supaya seimbang dengan jumlah nitrogen dari
bakteri hetetrotrof tumbuh dengan baik limbah budidaya ikan patin maka jumlah
yang dapat berpengaruh dalam bakteri heterotrof akan maksimal dan
pembentukan flok. Peningkatan C/N membentuk flok yang berfungsi sebagai
dengan rasio penambahan karbon dapat pakan alami untuk ikan patin. Molase
meningkatkan konversi ammonia merupakan sumber karbon organik
anorganik yang bersifat toksis menjadi golongan monosakarida yang mudah
biomassa bakteri. Biomassa bakteri yang dicerna oleh bakteri. Sesuai dengan
membentuk flok bersama-sama dengan pendapat Purnomo (2012) menyatakan
organisme jasad renik lainnya bermanfaat bahwa penambahan karbohidrat seperti
sebagai sumber makanan bagi ikan. molase dapat merangsang pertumbuhan
Penambahan sumber karbon mampu bakteri heterotrof. Selain bakteri,
menumbuhkan berbagai macam bakteri komunitas fitoplankton juga terdapat
pada media pemeliharaan yang diduga agregat bioflok seperti cyanobakteri, alga
dapat bersaing dengan bakteri lainnya. hijau, dan diatom (Schrader, et al., 2011).
hetetrotrof dalam bentuk bioflok, dapat Pemberian molase pada ratio C : N
dimanfaatkan oleh ikan patin sebagai berbeda tidak memberikan pengaruh yang
pakan alami. Komunitas mikroba (bioflok) berbeda nyata terhadap pertumbuhan berat
tersusun dari campuran berbagai jenis mutlak ikan patin. Hasil ini berbanding
mikroorganisme (bakteri pembentuk flok, lurus dengan pertumbuhan berat spesifik
bakteri filament, fungi) partikel-partikel ikan patin. Rasio C/N >10 adalah rasio
tersuspensi, kation, berbagai koloid, dan yang optimum untuk mengoptimalkan
polimer organik, berbagai kation dan sel- produksi bioflok (Hargreaves, 2006 dalam
sel mati, selain flok bakteri, berbagai jenis Hastuti, 2014). Umumnya rasio C/N 15
mikroorganisme seperti protozoa, dan rasio C/N 20 lebih optimal dalam
fitoplankton dan oligochaeta. pembentukan bioflok dan mengontrol
ammonia dalam budidaya. Kondisi rasio
153
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 148-157
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.203

C/N yang seimbang dalam media budidaya berpengaruh terhadap jumlah pakan yang
akan Bakteri heterotrof akan dikonsumsi efisiensi pakan dan
memanfaatkan N, baik dalam bentuk kemungkinan terjadinya pengotoran
organik maupun anorganik untuk lingkungan. Pengotoran lingkungan akan
pembentukan biomassa sehingga mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup
konsentrasi N dalam air akan berkurang. ikan. Pengaruh penambahan molase
Perbandingan rasio C/N sangat penting dengan dosis berbeda berbasis bioflok
diperlukan sehingga dalam sistem bioflok tidak memberikan pengaruh yang berbeda
bakteri dapat tumbuh dengan baik yang nyata dengan penggunaan C/N rasio yang
berpengaruh dalam pembentukan flok tinggi maka akan menyediakan sumber
(Mauina, 2007 dalam Husain, 2014). karbon yang mencukupi dimana bakteri
Menurut Crab (2010) pada sistem bioflok akan memanfaatkan sumber karbon yang
ikan dapat memanfaatkan nutrisi dengan melimpah sebagai energi untuk
baik pada flok yang tersedia pada media mengasimilasi nitrogen menjadi biomassa
pemeliharaan sehingga dapat bakteri.
meningkatkan pertumbuhan. Pertumbuhan
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor Kualitas Air
seperti faktor dalam dan luar. Faktor dalam Kualitas air merupakan faktor
adalah faktor yang disukar dikontrol yaitu pembatas dalam pertumbuhan ikan
seperti umur, genetik dan jenis kelamin. budidaya, termasuk ikan patin. Ikan patin
Sedangkan faktor luar meliputi makanan dapat hidup pada kualitas air yang buruk
dan kuaitas air. namun akan menghambat pertumbuhan
karena energinya digunakan untuk
Kelangsungan Hidup bertahan pada lingkungan perairan yang
Kelangsungan hidup adalah buruk. Kualitas air yang diukur selama
perbandingan jumlah ikan yang hidup penelitian seperti suhu, pH dan DO
hingga akhir pemeliharaan dengan jumlah (oksigen terlarut), nitrit dan nitrat
ikan pada awal pemeliharaan. Berdasarkan menunjukkan masih dalam keadaan batas
hasil penelitian yang dilakukan selama 45 optimal untuk budidaya ikan patin.
hari bahwa pemberian molase pada ratio Suhu merupakan salah satu
C : N berbeda semua perlakuan tidak parameter keberhasilan dalam budidaya
memberikan pengaruh yang berbeda nyata karena sebagai pengontrol faktor yang
terhadap kelangsungan hidup ikan patin dapat mempengaruhi kelangsungan hidup
(P> 0.05). Artinya pemberian molase pertumbuhan ikan. Berdasarkan hasil
pada ratio C : N berbeda tidak pengukuran suhu selama penelitian
menunjukkan tingginya kelangsungan diperoleh hasil berkisar antara 25,4-
hidup ikan patin secara signifikan. Hal ini 28,30C. Kisaran suhu ini merupakan
diduga karena pakan yang diberikan pada kisaran yang optimal untuk kehidupan ikan
minggu pertama dan kedua tidak direspon patin. Menurut Kordi (2010) ikan patin
oleh ikan patin sehingga menyebabkan hidup pada suhu berkisar 25-330C. Suhu
kurangnya nutrisi yang menyebabkan ikan yang diperoleh ini sesuai dengan kisaran
patin mengalami stress dan mati. Tingkat suhu yang disarankan 25-300C. Ikan
kelangsungan hidup pada ikan patin merupakan hewan berdarah dingin yang
dipengaruhi oleh jenis pakan yang berarti suhu tubuh dipengaruhi oleh suhu
diberikan dan dalam jumlah benih sesuai lingkunganya. Peningkatan suhu dapat
dengan kebutuhan ikan patin. Pada menyebabkan peningkatan konsumsi
kegiatan budidaya frekuensi pemberian oksigen. Peningkatan suhu perairan
pakan pada ikan sangat penting sebesar 10 0C menyebabkan terjadinya
diperhatikan karena akan sangat
154
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 148-157
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.203

peningkatan konsumsi oksigen oleh nitrat. Nitrit pada perairan alami biasanya
organisme akuatik sebesar 2-3 kali lipat. ditemukan dalam jumlah yang sangat
Nilai pH menunjukkan sedikit lebih sedikit daripada nitrat karena
keseimbangan asam dan basa dalam air. bersifat tidak stabil diperairan. Pengujian
Nilai pH yang didapatkan selama nitrit dan nitrat dilakukan di Laboratorium
penelitian berkisar 6,6-7,4. Nilai pH ini Analisis Kimia, Fakultas Matematika dan
masih mendukung untuk pertumbuhan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
kelangsungan hidup ikan patin. Hal ini Mataram. Hasil nitrit yang didapatkan
berdasarkan pernyataan Khairuman dan pada perlakuan (P1) didapatkan nilai
Sudenda (2002) bahwa ikan patin memiliki 0,040 mg/l, pada perlakuan (P2)
toleransi yang panjang terhadap pH yaitu didapatkan nilai 0,057 mg/l, pada
5,0-9,0. pH juga sering digunakan sebagai perlakuan (P3) didapatkan nilai 0,056
petunjuk derajat keasamaan suatu perairan mg/l, dan pada perlakuan (P4) didapatkan
dipengaruhi konsentarasi C02 dan senyawa nilai 0,046 mg/l. Moore (1991)
yang bersifat asam. pH sering digunakan menyatakan bahwa kadar nitrit yang
untuk menentukan baik buruknya keadaan melebihi nilai 0,05 mg/l dapat bersifat
media budidaya. Benih ikan patin toksis bagi organisme perairan.
mempunyai toleransi yang panjang Nitrat merupakan hasil akhir dari
terhadap derajat keasamaan pH yaitu 5-9 proses nitrifikasi yaitu oksidasi ammonia
dan optimum pada pH 7 (Rukmana, 2016). menjadi nitrit dan oksidasi nitrit menjadi
Oksigen terlarut memegang nitrat. Nitrat bersifat sangat mudah larut
peranan penting dalam budidaya, terutama dalam air dan stabil serta nitrat tidak
dalam budidaya intensif yang menerapkan bersifat toksis bagi organisme. Hasil nitrat
sistem bioflok. Jumlah oksigen terlarut yang didapatkan pada perlakuan (P1)
yang cukup dan terus-menerus sangat 2,521 mg/l, (P2) didapatkan nilai 3,007
dibutuhkan oleh mikroba untuk mg/l, perlakuan (P3) 2,690 mg/l dan (P4)
mendekomposisi bahan organik. Oksigen didapatkan nilai 2,403. Berdasarkan
juga merupakan faktor pembatas dalam Rakocy et al (1997), menyatakan bahwa
kegiatan pembenihan. Hal ini dikarenkan nilai nitrat yang aman dalam budidaya
ikan dalam fase ini memiliki tingkat ikan adalah tidak melebihi 10-20 mg/l.
metabolisme dan tingkat oksigen yang Konsentrasi nitrit dan nitrat
tinggi. Ikan membutuhkan oksigen untuk menunjukkan hasil yang berlawanan. Saat
membakar bahan bakarnya (makanan) nitrit rendah maka nitrat akan tinggi. Hal
beraktivitas, berenang, dan reproduksi. ini menunjukkan sedang terjadinya proses
Hasil data oksigen terlarut diperoleh nitrifikasi. Pengujian nitrat dan nitrit hanya
selama penelitian berkisar antara 3-5 mg/l,. dilakukan pada awal pemeliharaan.
Kisaran Oksigen terlarut yang disarankan
adalah >4(SNI,2000). Menurut KESIMPULAN
Minggawati dan Saptono (2012) nilai Berdasarkan uraian pembahasan di
oksigen terlarut yang diperoleh sesuai atas, dapat disimpulkan bahwa budidaya
yang dibutuhkan oleh ikan patin berkisar ikan patin ( P.hypopthalmus) berbasis
3-7 mg/l. Nilai optimal oksigen terlarut bioflok dengan penambahan molase pada
yang sesuai berkisar 5-6 mg/l. ratio C : N berbeda tidak memberikan
Nitrit merupakan bentuk peralihan pengaruh yang berbeda nyata terhadap
antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi) laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan
serta antara nitrat dan gas nitrogen mutlak dan kelangsungan hidup ikan
(denitrifikasi). Nitrit adalah produk patin.Namun hasil rata-rata menunjukkan
setengah jadi dari ammonia baik dalam bahwa perlakuan rasio C : N media 20
proses nitrifikasi ammonia atau nitrifikasi (P3) memberikan laju pertumbuhhan
155
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 148-157
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.203

spesifik, pertumbuhan mtlak dan Management in


kelangsungan hidup yang tertinggi,yaitu Aquaculture.Publish by: intech.
berturut-turut 1,96 gr, 2,26 gr dan 62,38 Husain N. 2014. Perbandingan Karbon dan
%. Nitrogen pada Media Bioflok
terhadap Pertumbuhan Nila Merah
DAFTAR PUSTAKA (Orechromis Niloticus.). Journal
Arief, M. Fitriani N dan Subekti S. 2014. Rekayasa dan Technology
Pengaruh Pemberian Probiotik Budidaya Perairan Vol. 3. No.1
Berbeda pada Pakan Komersial .ISSN: 2302-3600.
terhadap Pertumbuhan dan efisiensi Husain ,S. aya, Mohammad D.A. Ali E.
Pakan Ikan Lele Sakuriang A. Sallam. W.S. 2014. Journal Of
(Clarias sp) Jurnal ilmiah The Arabian Aquaculture Society
perikanan dan Kelautan Vol. 6. Arabian Aquaculture Conference
No.1. vol.9.
Aji. S. Bayu; S. Agung; H. Dicky; 2014. Imron A. Sudaryono A. 2014. Pengaruh
Pengaruh Penambahan Sumber Rasio C/N Berbeda terhadap Rasio
Karbon Organik Berbeda terhadap Konversi Pakan dan Pertumbuhan
Pertumbuhan dan Rasio Konversi Benih Lele “(clarias sp)”Dalam
Pakan Benih Lele “(clarias sp )” Media Bioflok Journal of
dalam Media Flok. Journal of Aquaculture Management
Aquaculture Management and Technology vol.3 no. 3. Hal 17-25.
Technology. Vol. 3, No. 4, Husin, M Iqbal. Suminto, dan Sudaryono
Halaman: 199-206. A. 2017. Pengaruh Penambahan
Ananda T, Rachawati D, Samidjan I, 2015. Vitamin C dan Probiotik pada
Pengaruh Papain pada Pakan Pakan terhadap Efisiensi
Buatan terhadap Pertumbuhan Ikan Pemanfaatan Pakan, Pertumbuhan
Patin (Pangasius hypopthalmus). dan Kelulusan Hidup Ikan Patin
Journal of Acuaculture (Pangasius hypopthalmus) Jurnal
Management and Technology, sains teknologi akuakultur 1 (2):
Vol.4. No.1. Hal:47-53. 79-87.
Arsad, S. Afandy, A. Purwadhi A. P. V Muliari, S. M , Zulfahmi I. 2017. Pengaruh
Betriana M. Saputra D. K. Buwono Penambahan Bioflok dengan Dosis
N Retno. 2017. Studi Kegiatan Berbeda terhadap Pertumbuhan
Budidaya Pembesaran Udang Benih Udang Windu (Penaeus
Vannamei (Litopenaeus vanname) Monodon Fabricius 1798) Journal
dengan Penerapan Sistem Fisherina .vol 1. No.1 ISSN: 2579-
Pemeliharaan Berbeda. 2017. 4051.
Jurnal Ilmu Perikanan dan Lumbanbatu A Pretty.2018. Pengaruh
Kelautan ISSN: 2085-5842. Pemberian Probiotik Em4 dalam
Emerenciano M. Gaxiola G. and. Cuzon Pakan Buatan dengan Dosis yang
G. 2013. Bioflock Technology Berbeda terhadap Pertumbuhan dan
(BFT) A. Review For Aquaculture Kelulusan Hidup Ikan Nila Merah
Application And Animal Food (Oreochromis Niloticus) Fakultas
Industry. Publish by: intech. Perikanan dan Kelautan Budidaya
E. Mauricio Gustafo Coelho. C. Luiz Perairan Universitas Riau.
Rafael Marthines , P Marcel Pekanbaru.
Martinez, B Ansemol Miranda. Notowinarto, Agustina F. 2015. Populasi
2017. Biofloc Technology (BFT) A Bakteri Heterotrof di Perairan
Tool For Water Quality Bulang Batam Journal Pendidikan
156
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 148-157
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.203

Biologi Indonesia. Volume 1 N0 3 Pertumbuhan dan Kelulusan Benih


ISSN 2442-3750. Lele (Clarias Gariepinus) Dalam
Rangka N Ansari dan Gunarto. Pengaruh Media Bioflok Journal of
Penumbuhan Bioflok Pada Aquaculture Management and
Budidaya Udang Vaname Pola Tecnologi vol.3.no.3. hal.35-42.
Intensif Ditambak.2012. Jurnal Rochani A, Zuhdi Y.S. 2016. Pengaruh
Ilmiah Perikanan dan Kelautan.vol Konsentrasi Gula Larutan Molases
4.no.2 Terhadap Kadar Etanol Pada
Suhardi ,Raharjo E I, Sunarto. Proses Fermentasi Jurnal Reka
2014.Tingkat Serangan Ektoparasit Buanan Vol.1.N0.1
pada Ikan Patin (Pangasius Rumimpunu A, Andaki Jardie A.
hypopthalmus) yang Manoppo E.N V. 2017. Potensi
Dibudidayakan dalam Karamba Pengembangan Usaha Budidaya
Sungai Kapuas Kota Pontianak. Ikan Patin (Pangasius sp) Didesa
Jurnal Ruaya vol.1.no.1 Tatelu Kabupaten Minahasa Utara.
ISSN:2338-1833. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Septiana A. M. Agus M. Pranggono Kelautan Univeritas Sam
H..2017. Pengaruh Pemberian Ratulangi, Manado.Vol.5 N0 9 ;
Probiotik Dengan Dosis yang ISSN 2337-4195
Berbeda terhadap Pertumbuhan Wijaya m. Rostika R. Yuli andriani 2016.
Benih Ikan Bandeng (Chanos Pengaruh Pemberian C/N Rasio
chanos forskal). Program Studi Berbeda Terhadap Pembentukan
Budidaya Perairan Fakultas Bioflok dan Pertumbuhan Ikan
Perikanan Universitas Pekalongan Lele Dumbo (Clarias garipenus)
Pena –Akuatika vol.15 no.1. Jurnal Perikanan Kelautan vol.vii
Sugianti Y dan Astuti L.P.2018. Respon no.1 41-47
Oksigen Terlarut Terhadap Zuhri R. 2013. Pengaruh Konsentrasi
Pencemaran dan Pengaruhnya Sumber Karbon dan Nitrogen
Terhadap Keberadaan Sumber Terhadap Produksi Protease Alkali
Daya Ikan Disungai Citarum. Dari Bacillus sp M1.2.3
Jurnal Teknologi Termofilik. Mikrobiologi Jurusan
Lingkungan.Vol,19, N0,2 Biologi FMIPA Universitas
Sukardi p, Petrus H Tjahja Andalas :Padang
Soedibya,Taufik Budhi
pranomo.2014. Produksi Budidaya
Ikan Nila Sistem Bioflok dengan
Sumber Karbohidarat Berbeda.
Asian Journal of Innovation
Enterprenership E-ISN 2477-0574
P-ISN 2477-3824.
Suryaningrum F Maharani .2014.Aplikasi
Teknologi Bioflok pada
Pemeliharaan Benih Ikan Nila
(Oreochromis Niloticus) Journal
Manajemen Perikanan dan
Kelautan.vol.1. no.1
Hermawan Teguh Eko Surya Agil
Hermawan. Sudaryono A. Slamet
B Prayitno 2014.Pengaruh
157

Anda mungkin juga menyukai