Kinerja Sistem Zero Water Discharge dengan Penambahan Probiotik dan Sumber
Karbon pada Tahap Pendederan Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Performance of Zero Water Discharge System With Additional Probiotics and Carbon
Source in phase Nursery of Milk fish (Chanos chanos)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja sistem zero water discharge melalui
penambahan probiotik dan sumber karbon dari tepung tapioka pada tahap pendederan ikan
bandeng (Chanos chanos) . Penelitian ini menggunakan dengan rancangan acak lengkap
yang dengan tiga perlakuan dan tiga pengulangan. Perlakuan A : pendederan bandeng tanpa
sistem ZWD, perlakuan B : pendederan bandeng sistem ZWD dengan penambahan probiotik,
perlakuan C : pendederan bandeng ZWD dengan penambahan probiotik dan tepung tapioka.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan untuk setiap perlakuan
(P<0,05) terhadap pertumbuhan dan kelangsungan nener ikan bandeng. Pertumbuhan dan
kelangsungan hidup tertinggi dijumpai pada perlakuan C (zwd + probiotik + tepung tapioka)
sebesar 0,11 g dan 75,56 %. Untuk parameter fisika-kimia air meliputi DO, suhu, pH
salnitas, TAN dan nitrit masih berada pada kisaran yang baik untuk pendederan ikan
bandeng.
Kata kunci :ikan bandeng, pendederan,zero water discharge,
ABSTRACT
This study aims to determine the performance of zero water discharge system through the
addition of probiotics and a carbon source from tapioca flour at the nursery phase of milk
fish (Chanos chanos). This study used a completely randomized design (CRD) method with
three treatments and three. Treatment A: milkfish nursery without the ZWD system, treatment
B : milkfish nursery with ZWD system with the addition of probiotics, treatment C : ZWD
milkfish nursery with the addition of probiotics and tapioca flour. The results of this study
showed a significant difference for each treatment (P <0.05) on the growth and viability of
milkfish fingerling. The highest growth and survival were found in treatment C (zwd +
probiotics + tapioca flour) of 0.11 g and 75.56%. For water physico-chemical parameters
including DO, temperature, pH, salinity, TAN and nitrite are still in a good range for milkfish
nurseries.
Keyword :milkfish, nursery, zero water discharge
188
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):188 – 194, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
189
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):188 – 194, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
perlakuan yaitu pendederan nener bandeng 0,1 mL per Liter air untuk setiap wadah
tanpa sistem ZWD (A), pendederan nener pemeliharaan yang menggunakan sistem
bandeng dengan sistem ZWD + Probiotik (B) ZWD (perlakuan B dan C).
dan pendederan nener bandeng dengan Selanjutnya menambahkan pakan ikan
sistem ZWD + Probiotik + tepung tapioka sebanyak 5 g untuk setiap wadah
(C). Masing-masing perlakuan empat pemeliharaan yang menggunakan sistem
pengulangan. ZWD sebagai sumber protein bagi
bakteri (perlakuan B dan C tepung
ProsedurPenelitian
tapioka sebanyak 2,5 g pada pada media
a. Ikan Uji pemeliharan perlakuan C sebagai sumber
Ikan uji yang digunakan pada penelitian karbon. Penambahan pakan sebanyak 5 g
ini adalah nener ikan bandeng yang dan tepung tapioka 2,5 g bertujuan untuk
didapatkan dari hatchery PT. Esaputlii menjaga rasio C/N diatas 15 sesuai
Prakarsa Utama. Jumlah nener yang persamaan teori dari Avnimelech,
digunakan sebanyak 360 ekor. Sebelum (1999). Proses aktivasi probiotik media
ditempatkan pada media penelitian pemeliharaan sistem ZWD dilakukan
terlebih dahulu diaklimatisasi selama 5 selama 6 hari , kadar TAN (total
hari. Ikan uji dipelihara selama 30 hari ammonia nitrogen) dibawah 0,5 ppm.
pada 12 media pemeliharaan dengan (Asaduzzaman et al., 2010 ; Suantika et
volume air sebanyak 50 liter dan setiap al., 2015 ; Maia et al., 2016).
wadah diisi ikan uji sebanyak 30 ekor d. Tahap pendederan nener bandeng
(berat = 0,012±0,01 g/ekor, panjang =
Selama proses pendederan, nener
10,62±1,41 mm).
bandeng akan diberikan pakan sebanyak
b. Persiapan alat dan media pemeliharaan.
10 % dari berat tubuhnya dengan
Tahapan ini dilakukan untuk
kandungan protein 30 % dalam bentuk
mempersiapkan alat dan wadah
tepung dan dilakukan penyiponan pada
pemeliharaan (berbentuk silinder dengan
wadah pemeliharaan tiap 2 (dua) kali
tinggi 50 cm diameter 40 cm), meliputi
seminggu untuk semua perlakuan. Media
pembersihan wadah penelitian, batu
pemeliharaan tanpa sistem ZWD
aerasi dan selang aerasi dengan cara
dicuci dengan air bersih dan (perlaakuan A), dilakukanpergantian air
sebanyak 20 % agar kualitas air terjaga
dikeringkan. Selanjutnya air payau
(Rahim, et al., 2018).
dimasukkan kedalam masing-masing
wadah pemeliharaan sebanyak 50 liter Untuk media pemeliharan dengan sistem
dan disterilisasi dengan lampu UV (28 ZWD + probiotik (perlakuan B)
watt) setiap 30 menit untuk masing- ditambahkan probiotik setiap minggu
masing wadah pemeliharaan (Spotte & sebanyak 0,1 mL per Liter air tanpa
Adams, 1981) pergantian air, sedangkan pada media
c. Aktivasi probiotik pada media pemeliharan dengan sistem ZWD +
pemeliharaan sistem ZWD Probiotik + tepung tapioka (perlakuan
Untuk perlakuan ZWD pada tahap pen C), selain ditambahkan probiotik setiap
dederan nener bandeng, sebelum ikan uji minggu juga ditambahkan tepung
dimasukkan kedalam wadah pemeliharan tapioka sebanyak 50 % dari setiap 1
dilakukan dulu tahap aktivasi probiotik gram pakan yang diberikan tanpa
pada media pemelihaaran yang bertujuan pergantian air. (Avnimelech, 1999 ; Gao,
agar sistem ZWD dapat bekerja dengan et al., 2012).
baik selama proses pendederan. Adapun Parameter penelitian
aktivasi probiotik pada media
pemeliharaan sistem ZWD yaitu dengan Parameter penelitian yang diamati
cara menambahkan probioti sebanyak emhtm,terdiri dari parameter kualitas air dan
parameter biologi (pertumbuhan mutlak dan
190
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):188 – 194, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
192
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):188 – 194, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
kelansungan hidup ikan bandeng mencapai kelangsungan hidup dan pertumbuhan nener
85 % maka suhu harus 31oC, sedangkan bandeng selama tahap pendederan serta
salinitas optimal yaitu 25 ppt untuk menjaga kadar TAN dan Nitrit dibawah 4
mendukung pertumbuhan dan efisiensi pakan mg/L.
(Jana et al., 2004).
DAFTAR PUSTAKA
Oksigen terlarut (DO) harus berada
diatas 3 mg/L (Boyd, 2010). Adapun untuk Asaduzzaman, M., Rahman, M. M., Azim,
paramater Total Amonia Nitrogen (TAN) M. E., Islam, M. A., Wahab, M. A.,
menunjukkan nilai rata-rata 0,30 mg/L untuk Verdegem, M. C. J., & Verreth, J. A. J.
semua perlakuan, sedangkan nitrit berada (2010). Effects of C/N ratio and
pada kisara 1,6 mg/L- 3,0 mg/L dan substrate addition on natural food
memperlihatkan adanya perbedaan yang communities in freshwater prawn
signifikan untuk setiap perlakuan. Kisaran monoculture ponds. Aquaculture, 306(1–
kadar TAN yang baik untuk budidaya ikan 4), 127–136. https://doi.org
yaitu 0-2 mg/L dan maksimal<4 mg/L, /10.1016/j.aquaculture.2010.05.035.
sedangkan nitrityaitu 0-1 mg/L dan Boyd, C.E. (2012). Dissolved–oxygen
maksimal<4 mg/L (Saraswathy et al., 2015). concentrations in pond aquaculture.
Selain parameter kualitas air seperti Global Aquaculture Alliance: Australia.
pH, suhu dan salinitas, faktor penting yang Cheng, X., Xie, Y., Zhu, D., & Xie, J.
perlu di perhatikan pada penerapan sistem (2019). Modeling re-oxygenation
zwd berbasis bioflok adalah penggunaan performance of fine-bubble–diffusing
aerasi. Aerasi akan mempengaruhi aeration system in aquaculture ponds.
pertumbuhan organisme budidaya, komposisi Aquaculture International, 27(5), 1353–
bioflok dan kualitas air. Menurut Lara et al., 1368. https://doi.org/10.1007/ s10499-
(2017), bahwa penggunaan diffused air 019-00390-6
system (air blower) lebih efisien dalam
agregasi partikel dan pembentukan bioflok Effendi, M.I. 1991. Biologi Perikanan.
serta berkontrbusi terhdap pertumbuhan Yayasan Dewi Sri. IPB. Bogor.
udang vanamei dengan berat akhir 12,96 Ghufran, M.H., Kordi, K., Andi, B.T. (2010).
g/ekor, selanjutnya Cheng et al., (2019), Pengelolaan kualitas air dalam budidaya
menyatkan bahwa fine bubble diffusing perairan. PT Rineka Cipta. Jakarta. 013;
(FBD) merupakan salah satu sistem aerasi 35-84.
yang banyak digunakan dalam akuakultur
karena mampu meningkatkan kapasitas Haser, T.F., Febri, S.P., & Nurni, M.S.
maksimal re-oxigenation. (2018). Pengaruh perbedaan sushu
terhadap sintan ikan bandeng (Chanos
Pengembangan teknologi sistem zwd chanos Forskall). Prosiding Seminar
dalam akuakultur perlu terus dilakukan, Nasional pertanian dan Perikanan.
mulai dari pemilihan mikroorganisme yang Fakultas Pertanian Universitas Samudra.
berperan dalam siklus nutrisi, penerapan 1, 239-242.
sistema erasi serta model dan desain sistem
zwd. Sehingga sistem ini mampu Hasirun, (2020). penggunaan sistem zero
mendukung keberhasilan pendederan ikan water discharge (zwd) kelangsungan
bandeng. hidup dan total amonia nitrogen (TAN)
pada tahap pendederan ikan bandeng
SIMPULAN (Chanos chanos). Skripsi. Fakultas
Pertanian, Perikanan dan Peternakan.
Berdasarkan hasil penelitian yang Universitas Sembilanbelas November
didapatkan, aplikasi probiotik dan tepung Kolaka. Kolaka.
tapioka pada pendederan ikan bandeng
sistem ZWD mampu meningkatkan
193
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):188 – 194, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
Jana, S.N., Garg, S. K., & Patra, B.C. (2004) Saraswathy, R., Muralidhar, M., Sundaray, J.
Effect of inland water salinity on growth K., Lalitha, N., & Kumararaja, P. (2015).
performance and nutritional physiology Water quality management in fish
in growing milkfish, Chanos chanos hatchery and grow-out systems.
(Forsskal): field and laboratory studies. Advances in Marine and Brackishwater
Journal of Applied Ichtyology. 22(1), Aquaculture (pp. 217–225). Springer
25-34. https://doi. org/10.1111/j.1439- India. https://doi.org/ 10.1007/978-81-
0426.2006.00698. x 322-2271-2_20
Jaspe, C. J., & Caipang, C. M. A. (2011). Suantika, G., Lumbantoruan G., Muhammad
Nursery production of hatchery-reared H., Azizah F.F.N., & Aditiawati P.
milkfish, Chanos chanos in earthen (2015). Performance of zero water
ponds. Aquaculture, Aquarium, discharge (ZWD) system with nitrifying
Conservation & Legislation bacteria and microalgae Chaetoceros
Internastional Journal of the Bioflux calcitrans components in super intensive
Society. 1 (5). white shrimp (Litopenaeus vannamei)
culture. Journal of Aquaculture
Jaspe, C. J., Golez, M. S. M., Coloso, R. M.,
Research & Development, 06(09).
Amar, M. J. A., & Caipang, C. M. A.
https://doi.org/ 10.4172/2155-
(2012). Production of hatchery-bred
9546.1000359
early juvenile Milkfish (Chanos chanos)
in nursery ponds through supplemental Syahrir, M. (2020). Penentuan padat
feeding. Animal Biology & Animal penebaran optimal Pendederan bandeng
Husbandry Internastional Journal of the (Chanos chanos) dalam hapa di tambak
Bioflux Society.4(2), 6. tanah gambut. Jurnal Salamata 2(1), 1-
5.
Lara, G., Krummenauer, D., Abreu, P. C.,
Poersch, L. H., & Wasielesky, W. Kementerian Kelautan dan Perikanan (2022).
(2017). The use of different aerators on Data Statistik Produksi Perikanan.
Litopenaeus vannamei biofloc culture https://statistik.kkp.go.id
system: Effects on water quality, shrimp Xu, W.J., Morris, T. C., & Samocha, T. M.
growth and biofloc composition. (2016). Effects of C/N ratio on biofloc
Aquaculture International, 25(1), 147– development, water quality, and
162. https://doi.org/10.1007/s10499-016- performance of Litopenaeus vannamei
0019-8 juveniles in a biofloc-based, high-
Maia, E. de P., Alves Modesto, G., Brito, L. density, zero-exchange, outdoor tank
O., Olivera Galvez, A., & Vasconcelos system. Aquaculture, 453, 169–
Gesteira, T. C. (2016). Intensive culture 175.https://doi.org/10.1016/j.aquaculte.
system of Litopenaeus vannamei in 2015.11.021
commercial ponds with zero water
exchange and addition of molasses and
probiotics. Revista de Biología Marina y
Oceanografía, 51(1), 61–67.
https://doi.org/10.4067/S0718-
19572016000100006
Spotte, S., & Adams, G. (1981). Pathogen
Reduction in Closed Aquaculture
Systems by UV Radiation: Fact or
Artifact?. Marine Ecology, 6 (3), 295-
298.
194