Limbah Tepung Ampas Tahu Sebagai Sumber Bahan Baku Pakan Ikan dengan
Fermentasi Rhizopus oligosporus dan Aspergilus niger
Tofu Dregs Flour Waste as a Source of Fish Feed Raw Materials by Fermenting Rhizopus
oligosporus and Aspergilus niger
ABSTRAK
Proses fermentasi menggunakan Aspergillus niger maupun Rhizopus oligosporus mampu
meningkatkan kualitas nutrisi ampas tahu. Sehingga penelitian menguji kemampuan
kombinasi antara jamur R. oligosporus dan A. niger dalam proses fermentasi guna
peningkatan kualitas ampas tahu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kapang
yang lebih efektif untuk meningatakan kualitas nutrisi limbah ampas tahu sebagai sumber
bahan baku pakan ikan, selanjutnya didesain menggunakan rancangan acak lengkap (RAL),
terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Parameter penelitian ini adalah komposisi nutrisi
ampas tahu setelah proses fermentasi yang dianalisis menggunakan analisis ragam, jika
terdapat perlakuan yang nyata (P>0,05) dilanjutkan dengan uji W-Tuckey. Berdasarkan hasil
analisis ragam memperlihatkan bahwa perlakuan fementasi dengan menggunakan jamur
berbeda berpengaruh nyata (p<0,5) terhadap peningkatan kualitas nutrisi limbah ampas
tahu. Perlakuan fermentasi terbaik dalam penelitian ini untuk meningkatkan nilai nutrisi
limbah ampas tahu perlakuan kombinasi A. niger + R.oligosporus yang mampu
meningkatkan hingga 13,45±0,02% kadar protein; 2,27±0,02% lemak dan menurunkan serat
kasar hingga 24,85±0,05%.
Kata Kunci: Ampas Tahu, Aspergilus niger, Pakan Ikan, Nutrisi, Rhizopus oligosporus.
ABSTRACK
Fermentation process using Aspergillus niger and Rhizopus oligosporus can improve the
nutritional quality of tofu waste.So the study tested the ability of the combination of R.
oligosporus and A. niger fungi in the fermentation process to improve the quality of tofu
dregs. This study aims to determine which types of mushrooms are more effective in
improving the nutritional quality of tofu waste as a source of fish feed raw materials, then
designed using a completely randomized design (CRD), consisting of 4 treatments and 3
replications. The parameters of this study were the nutritional composition of tofu dregs after
the fermentation process which was analyzed using analysis of variance, if there is a real
treatment (P> 0.05) followed by the W-Tuckey test. Based on the results of the analysis of
variance, it showed that the fermentation treatment using different fungi had a significant
effect (p<0.5) on improving the nutritional quality of tofu waste. The best fermentation
treatment in this study was to increase the nutritional value of tofu waste with the
combination treatment of A. niger+ R.oligosporus which was able to increase up to
13.45±0.02% protein content; 2.27±0.02% fat and reduce crude fiber up to 24.85±0.05%.
Keywords: Aspergillus Niger, Fish Feed, Nutritional, Rhizopus Oligosporus, Tofu Dregs.
347
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):347 – 353, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
348
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):347 – 353, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
349
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):347 – 353, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
350
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):347 – 353, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
kemudian diikuti oleh perlakuan femetasi jamur yang berbeda berpengaruh nyata
yang hanya menggunakan jamur A. niger, (p<0,5) terhadap kadar serat kasar limbah
perlakuan kontrol, dan fermetasi yang hanya ampas tahu. Kadar serat kasar tertinggi
menggunakan jamur R. oligosprus dengan terdapat pada perlakuan fermetasi dengan
nilai kadar protein secara berturutan adalah menggunakan jamur A. niger (26,68±0,02%)
12,39±0,02%; 11,37±0,01; dan 11,31±0,02. dan terendah pada perlakuan fermetasi
dengan menggunakan jamur R. oligosporus
Peningkatan protein yang paling tinggi
(24,46±0,04%). Hal tersebut terjadi karena
pada perlakuan fermetasi dengan
kapang jenis R. oligosporus mampu
menggunakan kombinasi jamur A. niger + R.
menghasilkan enzim yang dapat memecah
oligosprus mengindikasikan adanya
kandungan serat kasar yang tedapat pada
pertumbuhan kapang/jamur yang baik.
ampas tahu, sebagaimana (Endrawati &
Peningkatan protein dapat terjadi karena
Kusumaningtyas, 2017) yang meyatakan
adanya aktivitas enzim protease dari
bahwa kemampuan kapang jenis Rhizopus
kombinasi mikroorganisme A. niger dan R.
sp. untuk memecah protein mampu mengurai
oligosprus tesebut. Aktivitas enzim yang
komposisi serat kasar yang terdapat pada
dihasilkan oleh mikroorganisme pada saat
ampas kedelai sehingga mudah dicerna oleh
berlangsungnya proses fermentasi
hewan ternak, proses fermentasi dengan
mengakibatkan perubahan kimia pada
menggunakan kapang jenis R. oligosporus
substrat organik. Enzim-enzim yang
pada kedelai dengan lama inkubasi 24 jam
dihasilkan oleh mikrorganisme pada proses
mampu meningkatkan total asam amino dari
fermentasi dapat meningkatkan kualitas
12,07 g/100 g kedelai menjadi 22,35 g/100 g
bahan pakan yang difermetasi, khususnya
pada kedelai yang difermetasi (mengalami
bahan pakan yang mengandung serat kasar
peningkatan hingga 53%). Penambahan
dan zat antinutrisi yang tinggi karena terjadi
Aspergillus niger sebanyak 1,5% pada ampas
penyederhanaan zat-zat yang terkandung
tahu dapat meurunkan kadar lemak hingga
dalam bahan pakan tesebut (Nurhayati et al.,
2,12% dan kadar abu terendah 8,17%
2020). Selain itu (Kanti, 2017) melaporkan
(Junaedi, 2021). Selain itu (Yohanista et al.,
bahwa enzim fitase dan amilase bisa
2014) juga telah melaporkan bahwa
dihasilkan dari ampas tahu yang difermentasi
fermentasi campuran onggok dan ampas tahu
dengan menggunakan oleh kapang R. oryzae,
menggunakan kapang A.niger 50 % dan 50
A. niger dan Neurospora sitophila. Kapang
% R. oligosporus menghasilkan kadar serat
jenis R. oryzae, A. niger dan Neurospora
kasar yang paling rendah (24,85%)
sitophila tersebut optimal meghasilkan enzim
dibandingkan dengan fermentasi yang hanya
fitase pada fermentasi atau inkubasi hari
menggunakan jenis kapang tunggal
keempat. R. oryzae dan A. Niger optimum
(30,76%).
pada suhu 25°C, N. sitophila pada suhu
30°C, R. oryzae pada pH 8, serta A. niger Berdasarkan hasil penelitian yang
dan N. Sitophila pada pH 6. Selain itu memperlihatkan bahwa hasil fermentasi
dilaporkan pula bahwa jenis kapang A. niger kombinasi antara R. oligosporus+A.niger
dan R. oryzae optimum meghasilkan enzim yang mampu meningkatkan kualitas nutrisi
amilase pada suhu 30°C. (Mulyaningrum & limbah ampas tahu mengindikasikan bahwa
Suwoyo, 2012) menyatakan bahwa ampas tahu yang difermentasi degan
pertumbuhan kapang akan berbanding lurus kombinasi jamur R. oligosporus+A.niger
dengan kadar protein yang dihasilkan, sangat layak menjadi bahan baku untuk
semakin baik pertumbuhan pada kapang pakan ikan. Hal ini sejalan dengan penelitian
maka tentu semakin tinggi pula protein yang yang telah dilaporkan oleh (Anggraeni &
dihasilkannya. Rahmiati, 2016) bahwa pemberian pakan
Tabel 1 juga memperlihatkan bahwa yang megandung kadar ampas tahu dapat
meningkatkan pertumbuhan ikan lele
perlakuan fermentasi dengan menggunakan
(Clarias bathracus), lebih lanjut (Diansyah et
351
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):347 – 353, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
352
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):347 – 353, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638