Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Airaha, Vol.11, No.

02 (Dec 2022):347 – 353, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Limbah Tepung Ampas Tahu Sebagai Sumber Bahan Baku Pakan Ikan dengan
Fermentasi Rhizopus oligosporus dan Aspergilus niger
Tofu Dregs Flour Waste as a Source of Fish Feed Raw Materials by Fermenting Rhizopus
oligosporus and Aspergilus niger

Andi Masriah1*), Agus Suryahman1), Nurilmi Achmad1)


1
Universitas Cokroaminoto Makassar, Indonesia.
*Korespondensi : andimasriah@gmail.com

Teregistrasi: 18 September 2022; Diterima setelah perbaikan: 20 November 2022;


Disetujui terbit: 23 November 2022

ABSTRAK
Proses fermentasi menggunakan Aspergillus niger maupun Rhizopus oligosporus mampu
meningkatkan kualitas nutrisi ampas tahu. Sehingga penelitian menguji kemampuan
kombinasi antara jamur R. oligosporus dan A. niger dalam proses fermentasi guna
peningkatan kualitas ampas tahu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kapang
yang lebih efektif untuk meningatakan kualitas nutrisi limbah ampas tahu sebagai sumber
bahan baku pakan ikan, selanjutnya didesain menggunakan rancangan acak lengkap (RAL),
terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Parameter penelitian ini adalah komposisi nutrisi
ampas tahu setelah proses fermentasi yang dianalisis menggunakan analisis ragam, jika
terdapat perlakuan yang nyata (P>0,05) dilanjutkan dengan uji W-Tuckey. Berdasarkan hasil
analisis ragam memperlihatkan bahwa perlakuan fementasi dengan menggunakan jamur
berbeda berpengaruh nyata (p<0,5) terhadap peningkatan kualitas nutrisi limbah ampas
tahu. Perlakuan fermentasi terbaik dalam penelitian ini untuk meningkatkan nilai nutrisi
limbah ampas tahu perlakuan kombinasi A. niger + R.oligosporus yang mampu
meningkatkan hingga 13,45±0,02% kadar protein; 2,27±0,02% lemak dan menurunkan serat
kasar hingga 24,85±0,05%.
Kata Kunci: Ampas Tahu, Aspergilus niger, Pakan Ikan, Nutrisi, Rhizopus oligosporus.

ABSTRACK
Fermentation process using Aspergillus niger and Rhizopus oligosporus can improve the
nutritional quality of tofu waste.So the study tested the ability of the combination of R.
oligosporus and A. niger fungi in the fermentation process to improve the quality of tofu
dregs. This study aims to determine which types of mushrooms are more effective in
improving the nutritional quality of tofu waste as a source of fish feed raw materials, then
designed using a completely randomized design (CRD), consisting of 4 treatments and 3
replications. The parameters of this study were the nutritional composition of tofu dregs after
the fermentation process which was analyzed using analysis of variance, if there is a real
treatment (P> 0.05) followed by the W-Tuckey test. Based on the results of the analysis of
variance, it showed that the fermentation treatment using different fungi had a significant
effect (p<0.5) on improving the nutritional quality of tofu waste. The best fermentation
treatment in this study was to increase the nutritional value of tofu waste with the
combination treatment of A. niger+ R.oligosporus which was able to increase up to
13.45±0.02% protein content; 2.27±0.02% fat and reduce crude fiber up to 24.85±0.05%.
Keywords: Aspergillus Niger, Fish Feed, Nutritional, Rhizopus Oligosporus, Tofu Dregs.

347
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):347 – 353, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

PENDAHULUAN menguntungkan yaitu dapat menghilangkan


aroma yang tidak diinginkan, meningkatkan
Pakan merupakan salah satu faktor
kecernaan, menghilangkan kekuatan racun
penting yang akan menentukan keberhasilan
yang ada dalam bahan baku yang
usaha dalam kegiatan akuakultur dan
difermentasi, serta dapat menghasilkan warna
kebutuhan wajib yang harus dipenuhi untuk
yang diinginkan (Budiyanto et al., 2020).
kelangsungan hidup organisme yang di
Selama proses fermentasi pada ampas tahu
budidayakan. Hal ini terjadi karena dalam
akan memicu perubahan komponen
kegiatan akuakultur, sumber protein pada
fitokimia, menyebabkan perubahan bentuk
pakan sangat bergantung pada tepung ikan
isoflavon, hidrolisis protein dan menurunkan
ataupun bungkil kedelai yang pada umumnya
faktor anti nutrisi dengan mengurangi
berasal dari impor dan menjadi penyebab
kandungan tripsin inhibitor (Fitasari &
mahalnya harga pakan. Sementara itu telah
Santosa, 2020).
dilaporkan bahwa biaya pakan dalam
akuakultur mencapai sekitar 60-70 % dari Rhizopus oligosporus maupun
total biaya produksi (Putri et al., 2012). Salah Aspergillus niger merupakan jenis jamur
satu alternatif yang dapat ditempuh untuk yang selalu digunakan dalam proses
menekan biaya produksi pada pakan buatan fermentasi bahan pakan, termasuk bahan
adalah dengan memproduksi pakan mandiri. ampas tahu. Jenis jamur tersebut telah
Dalam proses pembuatan pakan buatan harus diketahui mampu meningkatkan kualitas
memperhatikan jenis bahan baku pakan yang nutrisi pada proses fermentasi ampas tahu.
mudah diperoleh serta harga yang terjangkau. Kanti (2017) melaporkan bahwa jenis jamur
Salah satu solusinya adalah dengan R.oryzae dan A.niger merupakan jamur yang
pemanfaatan bahan baku lokal, termasuk mampu menghasilkan enzim amilase dengan
limbah hasil industri pertanian yang relatif media ampas tahu, sehingga ampas tahu
murah dan masih memiliki kandungan nutrisi sebagai media tersebut dapat digunakan
yang layak. Sebab nilai suatu bahan pakan untuk produksi enzim hidrolisis yang
sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas berfungsi untuk meningkatkan kualitas
nutrisi yang terkandung pada bahan pakan nutrisi pakan (Kanti, 2017). Dijelaskan oleh
tersebut. (Hidayat & Isnawati, 2021)bahwa beberapa
jamur yang potensial menguraikan selulosa
Salah satu limbah hasil industri
di antaranya jamur dari genus Rhizopus,
pertanian yang pemanfaatannya belum
Aspergillus, Mucor, Trichoderma, dan
optimal adalah ampas tahu. Ampas tahu
Penicillium. Jamur genus Aspergillus dan
merupakan limbah dari proses pembuatan
Trichoderma diketahui memiliki potensi
tahu. Nilai kandungan protein pada ampas
mendegradasi selulosa ditunjukkan dengan
tahu ini tergolong cukup baik yaitu sebanyak
tingginya nilai indeks selulolitik. Mulia et al.
±21% (Diansyah et al., 2018). Namun ampas
(2015) melaporkan bahwa fermentasi ampas
tahu ini bersifat mudah basi serta berbau
tahu menggunakan kapang R. oligosporus
tidak sedap apabila megalami penanganan
dengan dosis 50 g ampas tahu pada suspensi
terlambat. Ampas tahu akan mulai
5% R. oligosporus dapat meningkatkan
menimbulkan bau yang tidak sedap pada saat
kualitas ampas tahu yang terlihat dari
12 jam setelah dihasilkan (Mulia et al.,
peningkatan kadar protein sebanyak 13,55%
2014). Kualitas nutrisi pada ampas tahu dapat
dan menurunkan kadar lemak hingga 2,52%
ditingkatkan dengan melalui proses
(Mulia et al., 2015b) di sisi lain (Mulia et al.,
fermentasi. Secara sederhana fermentasi
2014) melaporkan bahwa fermentasi ampas
dapat diartikan sebagai peningkatan nilai
tahu dengan menggunakan jamur A.niger
tambah suatu bahan melalui bantuan
sebanyak 2,5 ml inokulum A.niger pada 50
mikroorganisme baik berupa jamur, ragi atau
bakteri (Saputra et al., 2018). Dalam proses gram ampas tahu mampu meurunkan kadar
lemak hingga 9,39% dibandingkan ampas
fermentasi terjadi proses yang
tahu non fermentasi sebesar 9,88%. Oleh

348
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):347 – 353, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

karena itu dalam penelitian ini akan mengkaji


kemampuan kombinasi antara jamur jenis R.
oligosporus dan A. niger dalam proses
fermentasi untuk peningkatan kualitas limbah
ampas tahu sebagai sumber bahan baku
pakan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jenis jamur/kapang yang lebih
efektif dalam meningkatkan kualitas nutrisi
limbah ampas tahu sebagai sumber bahan
baku pada pakan ikan.

METODE PENELITIAN Gambar 1. Tata letak wadah percobaan


Alat dan Bahan penelitian selama penelitian
Keterangan :
Alat yang digunakan dalam penelitian (A1, A2, A3 = 50 gram ampas tahu + 2,5 mL
ini adalah autoklaf, becker glas, bunsen, aquadest (kontrol);
cawan petri, cawan porselen, erlenmeyer, B1, B2, B3 = 50 gram ampas tahu + 2,5 mL
gelas ukur, jarum ose, Laminar Air Flow Aspergillus niger;
(LAF), oven, pengaduk, pipet ukur, tabung C1, C2, C3 = 50 gram ampas tahu + 2,5 mL
reaksi, serta timbangan digital. Bahan yang Rhizopus oligosporus;
digunakan dalam penelitian ini yaitu ampas D1, D2, D3 = 50 gram ampas tahu + 1,25 mL
tahu yang diperoleh dari limbah industri tahu Aspergillus niger dan 1,25 mL
di kabupaten Maros. Kapang jenis A. niger Rhizopus oligosporus).
dan R. oligosporus diperoleh dari
Laboratorium Biologi Universitas Peremajaan Biakan Murni
Hasanuddin, aquadest, alkohol, serta medium Biakan murni A. niger maupun R.
PDA (Potato Dextrose Agar). olisgosporus yang diperoleh dari stok
culture, diambil menggunakan jarum ose,
Rancangan Penelitian Penelitian selanjutnya dipindah ke tabung reaksi yang
Penelitian ini didesain dengan berisi media PDA miring secara aseptik dan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap diinkubasi pada suhu ruang (Mulia et al.,
(RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 2014).
ulangan, sehingga terdapat 12 satuan
percobaan. Perlakuan yang diuji adalah Pembuatan Suspensi A. niger dan R.
ampas tahu kering yang difermentasi dengan oligosporus
3 jenis jamur/kapang yang berbeda pada suhu Ke dalam kultur kapang A. niger
ruang selama ±72 jam. Perlakuan tersebut maupun R. oligosporus pada media PDA
adalah: miring berumur 5x24 jam, ditambahkan 30
ml aquades steril kemudian dikerok sampai
a. 50 gram ampas tahu + 2,5 mL aquadest semua spora kapang terlepas kemudian
(kontrol). divortex untuk mendapatkan suspensi.
b. 50 gram ampas tahu + 2,5 mL Suspensi yang diperoleh digunakan untuk
Aspergillus niger. proses fermentasi media ampas tahu.
c. 50 gram ampas tahu + 2,5 mL Rhizopus
oligosporus Media Fermentasi
d. 50 gram ampas tahu + 1,25 mL Media fermentasi berupa limbah tepung
Aspergillus niger dan 1,25 mL Rhizopus ampas tahu dibuat dengan mengepres limbah
oligosporus dengan tata letak wadah ampas tahu terlebih dahulu untuk
percobaan tersaji pada Gambar 1. mengurangi kadar air. Setelah itu ampas tahu
dikukus selama 30-60 menit, lalu
didinginkan dan dikeringkan. Sebanyak 50

349
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):347 – 353, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

gram tepung ampas tahu dimasukkan ke dianalisis berdasarkan Standarisasi Nasional


dalam cawan petri, kemudian diinokulasi (Mulia et al., 2014) dan (Mulia et al., 2015b).
dengan suspensi kapang sesuai perlakuan
penelitian, yakni (A) 50 gram ampas tahu + Analisis Data
2,5 mL aquadest (kontrol); (B) 50 gram Data komposisi nutrisi ampas tahu
ampas tahu + 2,5 mL Aspergillus niger; (C) yang terdiri dari kadar abu, kadar air, kadar
50 gram ampas tahu + 2,5 mL Rhizopus protein, lemak, serat kasar dan kadar
oligosporus; dan (D) 50 gram ampas tahu + karbohidrat setelah proses fermentasi
1,25 mL Aspergillus niger dan 1,25 mL dianalisis menggunakan analisis varians
Rhizopus oligosporus dan diinkubasi pada (Anova) dan jika berpengaruh signifikan
suhu ruang selama ±72 jam (Mulia et al., (sig.<0,05) pengujian dilanjutkan dengan uji
2014) dan (Mulia et al., 2015a). W-Tuckey untuk mengetahui perbedaan
Parameter yang Diamati antar perlakuan.
Parameter yang diamati pada
penelitian ini adalah komposisi nutrisi ampas HASIL DAN PEMBAHASAN
tahu setelah proses fermentasi. Komposisi
nutrisi ampas tahu tersebut dianalisis dengan Komposisi nutrisi (kadar abu, kadar air,
metode proksimat yang terdiri dari analisis lemak, protein, serat kasar, serta karbohidrat)
kadar air, kadar protein, lemak, serat kasar, limbah ampas tahu yang mendapatkan
kadar abu dan kadar karbohidrat yang perlakuan fermetasi berbagai jenis
jamur/kapang tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi nutrisi limbah ampas tahu yang difermetasi berbagai jenis jamur/kapang.
Parameter (%)±std
Perlakuan
Kadar Abu Kadar Air Lemak Protein Serat Kasar Karbohidrat
Kontrol (tanpa jamur) 2,49±0,01a 33,26±0,01a 1,77±0,01 a
11,37±0,01a 25,31±0,02a 84,37±0,05a
Aspergillus niger 2,51±0,01a 30,11±0,02b 1,92±0,02 b
12,39±0,02b 26,68±0,02b 83,18±0,02b
Rhizopus oligosprus 2,49±0,01a 31,86±0,01c 1,88±0,02c 11,31±0,02c 24,46±0,04c 84,32±0,02a
Aspergillus niger +
2,80±0,01b 24,25±0,03d 2,27±0,02d 13,45±0,02d 24,85±0,05d 81,47±0,02c
Rhizopus oligosprus
Keterangan : Huruf superscrift berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan
signifikan antar perlakuan (p>0,05) dengan taraf kepercayaan 95%.
Berdasarkan hasil analisis ragam kontrol (tanpa jamur), fermentasi yang hanya
(Anova) sebagaimana pula tersaji pada tabel menggunakan jamur Aspergillus niger,
1 memperlihatkan bahwa perlakuan maupun fermentasi yang hanya
fermentasi dengan menggunakan jamur yang menggunakan jamur R. oligosprus. Kadar
bebeda berpengaruh nyata (p<0,5) terhadap lemak limbah ampas tahu yang tertinggi
peningkatan kualitas nutrisi limbah ampas diperoleh pada perlakuan fermetasi yang
tahu dengan taraf kepercayaan 95% yang menggunakan kombinasi jamur A. niger+R.
mana peningkatan kualitas nutrisi limbah oligosprus yakni 2,27±0,02% kemudian
ampas tahu tersebut dapat dinilai dengan diikuti oleh perlakuan femetasi yang hanya
hasil analisis proksimat pada akhir penelitian menggunakan jamur A. niger, fermentasi
yang meliputi analisis kadar air, kadar abu, yang hanya menggunakan jamur R.
kadar lemak, kadar protein, serat kasar, serta oligosprus, dan perlakuan kontrol dengan
kadar karbohidrat. Secara keseluruhan nilai kadar lemak secara berturutan yakni
perlakuan terbaik yang memberikan 1,92±0,02%; 1,88±0,02%; dan 1,77±0,01%.
peningkatan kualitas nutrisi terbaik pada Demikian halnya pada hasil proksimat kadar
limbah ampas tahu adalah perlakuan protein, kadar protein limbah ampas tahu
fermentasi dengan menggunakan kombinasi tertinggi diperoleh pada perlakuan fermentasi
jamur Aspergillus niger + Rhizopus yang menggunakan kombinasi jamur A.
oligosprus dibandingkan dengan perlakuan niger+R. oligosprus yakni 13,45±0,02%

350
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):347 – 353, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

kemudian diikuti oleh perlakuan femetasi jamur yang berbeda berpengaruh nyata
yang hanya menggunakan jamur A. niger, (p<0,5) terhadap kadar serat kasar limbah
perlakuan kontrol, dan fermetasi yang hanya ampas tahu. Kadar serat kasar tertinggi
menggunakan jamur R. oligosprus dengan terdapat pada perlakuan fermetasi dengan
nilai kadar protein secara berturutan adalah menggunakan jamur A. niger (26,68±0,02%)
12,39±0,02%; 11,37±0,01; dan 11,31±0,02. dan terendah pada perlakuan fermetasi
dengan menggunakan jamur R. oligosporus
Peningkatan protein yang paling tinggi
(24,46±0,04%). Hal tersebut terjadi karena
pada perlakuan fermetasi dengan
kapang jenis R. oligosporus mampu
menggunakan kombinasi jamur A. niger + R.
menghasilkan enzim yang dapat memecah
oligosprus mengindikasikan adanya
kandungan serat kasar yang tedapat pada
pertumbuhan kapang/jamur yang baik.
ampas tahu, sebagaimana (Endrawati &
Peningkatan protein dapat terjadi karena
Kusumaningtyas, 2017) yang meyatakan
adanya aktivitas enzim protease dari
bahwa kemampuan kapang jenis Rhizopus
kombinasi mikroorganisme A. niger dan R.
sp. untuk memecah protein mampu mengurai
oligosprus tesebut. Aktivitas enzim yang
komposisi serat kasar yang terdapat pada
dihasilkan oleh mikroorganisme pada saat
ampas kedelai sehingga mudah dicerna oleh
berlangsungnya proses fermentasi
hewan ternak, proses fermentasi dengan
mengakibatkan perubahan kimia pada
menggunakan kapang jenis R. oligosporus
substrat organik. Enzim-enzim yang
pada kedelai dengan lama inkubasi 24 jam
dihasilkan oleh mikrorganisme pada proses
mampu meningkatkan total asam amino dari
fermentasi dapat meningkatkan kualitas
12,07 g/100 g kedelai menjadi 22,35 g/100 g
bahan pakan yang difermetasi, khususnya
pada kedelai yang difermetasi (mengalami
bahan pakan yang mengandung serat kasar
peningkatan hingga 53%). Penambahan
dan zat antinutrisi yang tinggi karena terjadi
Aspergillus niger sebanyak 1,5% pada ampas
penyederhanaan zat-zat yang terkandung
tahu dapat meurunkan kadar lemak hingga
dalam bahan pakan tesebut (Nurhayati et al.,
2,12% dan kadar abu terendah 8,17%
2020). Selain itu (Kanti, 2017) melaporkan
(Junaedi, 2021). Selain itu (Yohanista et al.,
bahwa enzim fitase dan amilase bisa
2014) juga telah melaporkan bahwa
dihasilkan dari ampas tahu yang difermentasi
fermentasi campuran onggok dan ampas tahu
dengan menggunakan oleh kapang R. oryzae,
menggunakan kapang A.niger 50 % dan 50
A. niger dan Neurospora sitophila. Kapang
% R. oligosporus menghasilkan kadar serat
jenis R. oryzae, A. niger dan Neurospora
kasar yang paling rendah (24,85%)
sitophila tersebut optimal meghasilkan enzim
dibandingkan dengan fermentasi yang hanya
fitase pada fermentasi atau inkubasi hari
menggunakan jenis kapang tunggal
keempat. R. oryzae dan A. Niger optimum
(30,76%).
pada suhu 25°C, N. sitophila pada suhu
30°C, R. oryzae pada pH 8, serta A. niger Berdasarkan hasil penelitian yang
dan N. Sitophila pada pH 6. Selain itu memperlihatkan bahwa hasil fermentasi
dilaporkan pula bahwa jenis kapang A. niger kombinasi antara R. oligosporus+A.niger
dan R. oryzae optimum meghasilkan enzim yang mampu meningkatkan kualitas nutrisi
amilase pada suhu 30°C. (Mulyaningrum & limbah ampas tahu mengindikasikan bahwa
Suwoyo, 2012) menyatakan bahwa ampas tahu yang difermentasi degan
pertumbuhan kapang akan berbanding lurus kombinasi jamur R. oligosporus+A.niger
dengan kadar protein yang dihasilkan, sangat layak menjadi bahan baku untuk
semakin baik pertumbuhan pada kapang pakan ikan. Hal ini sejalan dengan penelitian
maka tentu semakin tinggi pula protein yang yang telah dilaporkan oleh (Anggraeni &
dihasilkannya. Rahmiati, 2016) bahwa pemberian pakan
Tabel 1 juga memperlihatkan bahwa yang megandung kadar ampas tahu dapat
meningkatkan pertumbuhan ikan lele
perlakuan fermentasi dengan menggunakan
(Clarias bathracus), lebih lanjut (Diansyah et

351
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):347 – 353, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

al., 2018) juga melaporkan bahwa Indonesia (Indonesian Journal of


penambahan sumber protein nabati dengan Animal Science), 22(2), 199.
menggunakan limbah ampas tahu sebanyak https://doi.org/10.25077/jpi.22.2.199-
10% memberikan performa pertumbuhan 210.2020
yang baik pada ikan nila (Oreochromis Budiyanto, Suryapratama, W., & Rahayu, S.
niloticus). Di sisi lain dalam hal kualitas (2020). Kualitas Organoleptik dan Fisik
pakan (Rusydi et al., 2017) melaporkan Ampas Tahu yang Difermentasi Kapang
bahwa pakan kombinasi ampas tahu dan Neurospora sitophila dan Trichoderma
pelet (ampel) dengan perbandingan ampas viridae sebagai Bahan Pakan
tahu 40% + pelet 60% memberikan kualitas Konsentrat. Prosiding Seminar Nasional
pakan yang terbaik. Pembangunan Dan Pendidikan Vokasi
Pertanian, November, 61–72.
SIMPULAN
Diansyah, S., Diana, F., & Suwandi, A.
Berdasarkan hasil penelitian maka
(2018). Penambahan Limbah Ampas
dapat disimpulkan bahwa perlakuan
Tahu sebagai Sumber Protein Nabati
fermentasi terbaik dalam penelitian ini untuk
Terhadap Performa Pertumbuhan Ikan
meningkatkan nilai nutrisi pada limbah
Nila Gift (Oreochromis niloticus).
ampas tahu adalah fermentasi kombinasi
jamur sebanyak 1,25 mL Aspergillus niger Jurnal Akuakultura, 2(1).
https://doi.org/10.35308/ja.v2i1.786
dan 1,25 mL Rhizopus oligosporus ke dalam
50 gram tepung ampas tahu yang mampu Endrawati, D., & Kusumaningtyas, E.
meningkatkan hingga 13,45±0,02% kadar (2017). Beberapa Fungsi Rhizopus sp
protein, 2,27±0,02% lemak dan menurunkan dalam Meningkatkan Nilai Nutrisi
serat kasar hingga 24,85±0,05%. Bahan Pakan. Wartazoa, 27(2), 81.
https://doi.org/10.14334/wartazoa.v27i2
UCAPAN TERIMA KASIH .1181
Ucapan terima kasih kami ucapkan Fitasari, E., & Santosa, B. (2020).
kepada Kementerian Riset, Teknologi dan Karakteristik Tepung Ampas Tahu yang
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Difermentasi dengan Lactobacillus
beserta Rektor dan civitas akademika plantarum terhadap kandungan
Universitas Cokroaminoto Makassar atas Daidzein, Glycitein, dan Genistein.
dukungan yang telah diberikan kepada Buana Sains, 20(1), 49–56.
peneliti. https://doi.org/10.33366/bs.v20i1.1931

DAFTAR PUSTAKA Hidayat, R. A., & Isnawati, I. (2021). Isolasi


dan Karakterisasi Jamur Selulolitik pada
Anggraeni, D. N., & Rahmiati. (2016). Fermetodege: Pakan Fermentasi
Pemanfaatan Ampas Tahu Sebagai Berbahan Campuran Eceng Gondok,
Pakan Ikan Lele (Clariasbatrachus) Bekatul Padi, dan Tongkol Jagung.
Organik. Biogenesis: Jurnal Ilmiah LenteraBio : Berkala Ilmiah Biologi,
Biologi, 4(1), 53–57. 10(2), 176–187.
https://doi.org/10.24252/bio.v4i1.1469 https://doi.org/10.26740/lenterabio.v10n
Annisa, A., Rizal, Y., Mirnawati, M., 2.p176-187
Suliansyah, I., & Bakhtiar, A. (2020). Junaedi, J. (2021). Kualitas Nutrisi Ampas
Pengaruh Penggunaan Campuran Daun Tahu yang difermentasi dengan
Ubi Kayu dan Ampas Tahu yang Penambahan Level Aspergillus niger
Difermentasi dengan Rhizopus yang Berbeda. Universitas Islam Negeri
oligosporus Sebagai Pengganti Sebagian Sultan Syarif Kasim Riau.
Ransum Komersil terhadap Kualitas
Karkas Broiler. Jurnal Peternakan Kanti, A. (2017). Potensi Kapang Aspergilus

352
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):347 – 353, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

niger, Rhizophus oryzae dan Terpadu, 5(2), 28.


Neurospora sitophila sebagai Penghasil https://doi.org/10.23960/jipt.v5i2.p28-
Enzim Fitase dan Amilase pada Substrat 32
Ampas Tahu. Buletin Peternakan, 41(1), Rusydi, R., Hartami, P., & Khalil, M. (2017).
26. Nutrition characteristic and stability of
https://doi.org/10.21059/buletinpeternak feed combination from tofu waste and
.v41i1.13337 fish pellet. Acta Aquatica, 4(1), 4–7.
Mulia, D. S., Mudah, M., Maryanto, H., & https://doi.org/https://doi.org/10.29103/a
Purbomartono, C. (2014). Fermentasi a.v4i1.316
Ampas Tahu Dengan Aspergillus niger Saputra, F., Sutaryo, S., & Purnomoadi, A.
Untuk meningkatkan Kualitas Ampas (2018). Pemanfaataan Limbah Padat
Tahu Sebagai Bahan Baku Pakan Ikan. Industri Tahu sebagai Co-Subtrat untuk
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Produksi Biogas. Jurnal Aplikasi
Penelitian Dan Pengabdian LPPM Teknologi Pangan, 7(3), 117–121.
UMP 2014, 6–13. https://doi.org/10.17728/jatp.2315
Mulia, D. S., Yulyanti, E., Maryanto, H., & Yohanista, M., Sofjan, O., & Widodo, E.
Purbomartono, C. (2015a). Peningkatan (2014). Evaluasi nutrisi campuran
Kualitas Ampas Tahu sebagai Bahan onggok dan ampas tahu terfermentasi
Baku Pakan Ikan dengan Fermentasi Aspergillus niger, Rizhopus oligosporus
Rhizopus oligosporus. Sainteks, 12(1), dan kombinasi sebagai bahan pakan
10–20. pengganti tepung pakan pengganti
http://www.jurnalnasional.ump.ac.id/ind tepung jagung. Jurnal Ilmu-Ilmu
ex.php/SAINTEKS/article/view/83 Peternakan, 24(2), 72–83.
Mulia, D. S., Yulyanti, E., Maryanto, H., & https://jiip.ub.ac.id/index.php/jiip/article
Purbomartono, C. (2015b). Peningkatan /view/177
Kualitas Ampas Tahu Sebagai Bahan
Baku Pakan Ikan dengan Fermetasi
Rhizopus oligosporus. Sainteks, XII, 10–
20.
https://doi.org/10.30595/sainteks.v12i1.
83
Mulyaningrum, S. R. H., & Suwoyo, H. S.
(2012). Kandungan Nutrisi Ampas Tahu
dengan Lama Fermentasi yang Berbeda
untuk Bahan Pakan Ikan. Seminar
Nasional Kelautan VIII, 33.
Nurhayati, Berliana, & Nelwida. (2020).
Kandungan nutrisi ampas tahu yang
difermentasi dengan Trichoderma viride
, Saccaromyces cerevisiae dan
kombinasinya . Jurnal Ilmu-Ilmu
Peternakan, 23(12), 104–113.
Putri, D. R., Agustono, & Subekti, S. (2012).
Kandungan Bahan Kering, Serta Kasar
dan Protein Kasar pada Daun Lamtoro
(Leucaena glacua) yang Difermentasi
dengan Probiotik sebagai Bahan Pakan
Ikan. Jurnal Ilmiah Peternakan
353

Anda mungkin juga menyukai