Anda di halaman 1dari 8

TERNAK TROPIKA DOI: 10.21776/ub.jtapro.2019.020.02.

5
Journal of Tropical Animal Production OPEN ACCES Freely Available Online
Vol 20, No. 2 pp. 127-134, Desember 2019

SUBSTITUSI AMPAS TAHU TERFERMENTASI Lactobacillus plantarum


PADA FORMULASI PAKAN TERHADAP
KANDUNGAN NUTRISI DAGING KELINCI FASE GROWER

Substitution of Fermented Tofu Waste using Lactobacillus Plantarum in


Feed Formulation on Nutrient Content of Rabbit Meat at Grower Phase

Eka Fitasari1), Nurita Thiasari1)


1)
Dosen Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi,
Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65144
Email: eka_fitasari83@yahoo.co.id

Submitted 7 September 2019, Accepted 2 Oktober 2019

ABSTRAK

Penelitian ampas tahu fermentasi menggunakan Lactobacillus plantarum dilaksanakan untuk


mengetahui pengaruhnya dalam campuran pakan kelinci fase grower terhadap kualitas karkas
(bahan kering, bahan organik, protein, lemak, , dan abu (mineral)) serta untuk mencari
formulasi terbaik terhadap kualitas daging. Materi penelitian yaitu 25 ekor kelinci fase grower,
pakan yang terdiri dari konsentrat berupa ampas tahu terfermentasi Lactobacillus plantarum
dan polar serta pakan hijauan yaitu kangkung. Metode penelitian menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan yang terdiri dari P1 (Hijauan dan
polar 100%), P2 (Hijauan dan formulasi polar 75%+ampas tahu fermentasi 25%), P3 (Hijauan
dan formulasi polar 50%+ampas tahu fermentasi 50%), P4 (Hijauan dan formulasi polar
25%+ampas tahu fermentasi 75%), P5 (hijauan dan ampas tahu fermentasi 100%). Penggunaan
Lactobacillus plantarum dalam media cair pada ampas tahu segar adalah 20% (v/m). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa substitusi ampas tahu fermentasi Lactobacillus plantarum dlam
pakan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan bahan kering, bahan
organik, protein dan abu pada karkass kelinci fase grower bagian paha. Penggunaan substitusi
ampas tahu fermentasi secara nyata dapat menurunkan kandungan lemak pada paha daging
kelinci (P<0,01). Disarankan untuk menggunakan ampas tahu fermentasi Lactobacillus
plantarum pada pakan yang memenuhi kecukupuan protein dan energi pakan kelinci.

Kata kunci: Ampas tahu, kelinci, kualitas daging paha, lactobacillus plantarum

How to cite : Fitasari, F & Thiasari, N. 2019. Substitusi Ampas Tahu Terfermentasi Lactobacillus
Plantarum pada Formulasi Pakan terhadap Kandungan Nutrisi Daging Kelinci Fase
Grower. TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 20, No 2
(127-134)

J. Ternak Tropika Vol 20, No 2: 127-134, 2019 127


Substitusi Ampas Tahu Terfermentasi Eka Fitasari, dkk. 2019
Lactobacillus plantarum

ABSTRACT

Research using fermented tofu waste with Lactobacillus plantarum was carried out to
determine its effect in feed on carcass quality (dry matter, organic matter, protein, fat, and ash
(mineral)) and find the best formulation of meat quality from rabbit at grower phase. Research
materials were 25 rabbits at grower phase, feed consisting of concentrate in the form of
fermented tofu waste with Lactobacillus plantarum and pollard as well as forage namely
kangkung. The research method was used a Randomized Block Design (RBD) with 5 treatments
and 5 replications consisting of P1 (Forage and 100% pollard), P2 (Forage and formulation
of 75% pollard + 25% fermented tofu waste), P3 (Forage and formulation of 50% pollard +
50% fermented tofu waste, P4 (Forage and formulation of pollard 25% + 75% fermented tofu
waste), P5 (forage and 100% fermented tofu waste). The use of Lactobacillus plantarum in
liquid media on fresh tofu waste was 20% (v / m). The results showed that the substitution of
Lactobacillus plantarum tofu waste in the feed did not have a significant effect on the content
of dry matter, organic matter, protein and ash in the carcass (thigh part) of rabbit at grower
phase. The use of fermented tofu waste substitution can significantly reduce fat content in
rabbit’s thighs (P <0.01). It is recommended to use Lactobacillus plantarum fermented tofu
waste in the feed that meets the adequacy of protein and rabbit feed energy.

Keywords: Lactobacillus plantarum, quality of thigh meat, rabbit, tofu waste

PENDAHULUAN cara untuk mengatasi kelemahan yang ada


Ampas tahu merupakan limbah dalam adalah melalui fermentasi menggunakan
bentuk padatan dari bubur kedelai yang EM4 dan bakteri asam laktat yaitu
diperas (dalam proses pembuatan tahu) Lactobacillus plantarum. EM4 merupakan
cukup potensial dipakai sebagai bahan mikroba campuran yang mengandung
makanan ternak karena ampas tahu masih diantaranya bakteri fotosintetik
mengandung gizi yang baik dan dapat (Rhodopseudomonas spp.), bakteri asam
digunakan sebagai ransum ternak besar dan laktat (Lactobacillus spp), Ragi/Yeast
kecil. Ampas tahu dalam keadaan segar (Saccharomyces spp), dan jamur
berkadar air sekitar 84,5% dari bobotnya. (Aspergillus dan Penicilium). Hasil
Ampas tahu kering mengandung kadar air penelitian Astuti dan Zahra (2013)
kurang lebih 10%. Hasil penelitian melaporkan bahwa fermentasi ampas tahu
pendahuluan mengenai ampas tahu kering oleh bakteri asam laktat (Lactobacillus
mengandung kadar air 7.66%, mineral plantarum, Lactobacillus acidophilus,
4.37%, protein kasar 23.63%, serat kasar Leuconostoc mesenteroides) pada tofu
20.16%, lemak kasar 3.11%, dan gross dapat menghasilkan isoflavon. Isoflavon
energi 4318.61 kkal/kg (Santosa, dkk, dapat ditemukan dalam kedelai dalam
2017). Ampas tahu memiliki kelemahan bentuk glikosida-glikosida, seperti genistin
sebagai bahan pakan yaitu kandungan asam dan daidzin.
amino yang rendah serta serat kasar yang Bakteri asam laktat mampu
tinggi. menghasilkan enzim β-glukosidase, enzim
Peranan mikroba dalam proses ini terlibat dalam pengubahan glikosida
fermentasi akan membantu dalam isoflavon menjadi aglycon isoflavon
pemecahan zat gizi dalam pakan dan (Galvez et al., 2007). Marasco et al (2000)
mengubahnya menjadi senyawa yang dapat melaporkan bahwa Lactobacillus
dimanfaatkan oleh ternak, selain itu juga plantarum merupakan bakteri asam laktat
dapat menambah rasa dan aroma di dalam yang memiliki enzim tersebut yaitu β-
pakan (Pelczar dan Chan, 2007). Salah satu glukosidase. Isoflavon banyak diteliti

J. Ternak Tropika Vol 20, No 2: 127-134, 2019 128


Substitusi Ampas Tahu Terfermentasi Eka Fitasari, dkk. 2019
Lactobacillus plantarum

karena kemampuannya sebagai antioksidan MATERI DAN METODE


dan phytoestrogenic. Isoflavon memiliki Penelitian ini diawali dengan
kesamaan dengan hormon estrogen. pembuatan ampas tahu terfermentasi
Hormon ini dihasilkan di ovarium dan Lactobacillus platarum dilaksanakan di
adrenal kortex ginjal yang diperlukan untuk Laboratorium Nutrisi dan Laboratorium
pertumbuhan normal dan pemeliharaan Mikrobiologi Industri, Universitas
tubuh pada orang dewasa. Tribhuwana Tunggadewi, Malang,
Kedelai merupakan sumber isoflavon sedangkan pemeliharaan hingga
yang paling banyak dengan konsentrasi pengambilan data karkas kelinci
rata-rata 118 mg/100g to 306 mg/100g. dilaksanakan di Laboratorium Lapangan
pada kedelai terdapat 12 jenis isomer Ternak, Universitas Tribhuwana
isoflavon yang berbeda : 3 aglycon Tunggadewi, Malang. Materi yang
(merupakan isoflavon bebas), 3 derivativ β- digunakan pada penelitian ini adalah 25 ekor
glucosida, 3 derivativ acetylglucosida dan kelinci dengan umur berkisar antara 1
3 derivativ malonyl-glucoside (Setchell dan hingga 2 bulan (ras dan jenis kelamin
Cassidy, 1999). Aktifitas antioksidan dari campuran) dengan bobot badan rata-rata
isoflavon memeiliki efek terhadap adalah 659,87 gram.
peningkatan penampilan produksi dan Kelinci tersebut diletakkan pada
kualitas daging ternak. Hal ini telah diteliti kandang individu yang terbuat dari kayu
Jiang et al. (2007) yang menambahkan 40 dengan ukuran 60x40x40 cm. Pakan yaitu
dan 80 mg isoflavon per kg pakan ayam. hijauan berupa kangkung diberikan secara
Hasil ini didukung oleh Payne et al. (2001) ad libitum, sedangkan pakan konsentrat
yang melaporkan bahwa peningkatan terdiri dari polar dan ampas tahu
isoflavon pada pakan dapat meningkan terfermentasi Lactobacillus plantarum pada
bobot karkas dan menurunkan lemak jumlah yang sama untuk masing-masing
karkas. perlakuan dengan total yaitu 50 gram yang
Hasil penelitian yang dilakukan oleh diberikan 2 kali sehari pada pukul 07.00 dan
Santosa, dkk (2017); Fitasari dan Santosa 15.00 WIB. Adapun proses pembuatan
(2016) bahwa fermentasi ampas tahu ampas tahu fermentasi adalah sebagai
menggunakan Lactobacillus plantarum berikut: ampas tahu segar diperas hingga
mampu meningkatkan kandungan gross dapat menggumpal ketika digenggam,
energy (GE), kalsium, phosphor serta asam kemudian dikukus selama 30 menit dan
amino (arginin, lisin, glutamin, histidin, didinginkan. Apabila telah dingin maka
sistein, triptofan, metionin, leusin, valin, dapat ditambahkan susu skim 5% dan gula
fenilalanin, dan isoleusin) pada konsentrasi pasir 1% (berdasarkan dari berat ampas
20% (v/w) dibandingkan fermentasi tahu), kemudian ditambahkan kultur
menggunakan EM4. Asam amino Lactobacillus plantarum pada konsentrasi
merupakan faktor penting dalam deposisi 20% (v/m).
protein (pembentukan otot) yang erat Semua bahan yang telah dicampur
kaitannya dengan efisiensi pakan dan secara merata dimasukkan ke dalam plastik
kulitas karkas. kapasitas 2 kg, diikat sampai tidak ada
Berdasarkan kajian diatas maka gelembung udara pada plastik dan
dilaksanakan penelitian mengenai substitusi selanjutnya diperam pada suhu ruangan
ampas tahu fermentasi Lactobacillus selama 5 hari. Kandungan nutrisi pakan
plantarum pada formulasi pakan terhadap penelitian terdapat pada Tabel 1.
kandungan nutrisi daging kelinci fase Penelitian ini menggunakan
grower. Kualitas daging tercermin pada Rancangan acak Kelompok, yaitu 5
kandungan protein, lemak, dan mineral dari perlakuan dengan 5 kali ulangan. Perlakuan
daging kelinci. pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

J. Ternak Tropika Vol 20, No 2: 127-134, 2019 129


Substitusi Ampas Tahu Terfermentasi Eka Fitasari, dkk. 2019
Lactobacillus plantarum

P1 = Kangkung + polar (100%) P4 = Kangkung + polar (25%)+ ampas tahu


P2 = Kangkung + polar (75%) + ampas tahu terfermentasi Lactobacillus plantarum
terfermentasi Lactobacillus plantarum (75%)
(25%) P5 = Kangkung + ampas tahu terfermentasi
P3 = Kangkung + polar (50%) + ampas tahu Lactobacillus plantarum (100%)
terfermentasi Lactobacillus plantarum Secara lebih rinci kandungan nutrisi pakan
(50%) masing-masing perlakuan disajikan pada
Tabel 2.

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Pakan Penelitian


Bahan Kandungan Nutrisi Berdasarkan Bahan Kering (%)
Bahan Pakan Kering Bahan Protein Serat Lemak
Abu
(%) Organik Kasar Kasar Kasar
Kangkung 11,65 84,78 15,22 32,35 16,75 2,21
Polar 86,96 95,58 4,42 16,88 8,68 4,98
Ampas Tahu
Terfermentasi 19,66 97,15 2,85 1,72 19,11 11,59
Lactobacillus plantarum
Keterangan: Analisa Proksimat di Laboratorium Peternakan, Universitas Muhammadiyah
Malang (2018)

Tabel 2. Kandungan Nutrisi Pakan Perlakuan


Bahan Pakan P1 P2 P3 P4 P5
Polar (%) 100 75 50 25 0
Ampas Tahu Terfermentasi
0 25 50 75 100
Lactobacillus plantarum (%)
Total (%) 100 100 100 100 100
Kandungan Nutrisi
Bahan Kering (%) 86,96 70,14 53,31 36,49 19,66
Bahan Organik (%) 95,58 95,97 96,37 96,76 97,15
Abu (%) 4,42 4,03 3,64 3,24 2,85
Protein Kasar (%) 16,88 16,59 16,30 16,01 15,72
Serat Kasar (%) 8,68 11,29 13,90 16,50 19,11
Lemak Kasar (%) 4,98 6,63 8,29 9,94 11,59
Keterangan: Perhitungan berdasar pada Tabel 1.

Kelinci yang telah diberi perlakuan dengan variabel yang diamati. Variabel
pakan selama 30 hari kemudian ditimbang yang diamati adalah sebagai berikut:
bobot potong dan disembelih pada hari yang 1. Berat karkas yaitu karkas yang
sama, dengan memotong trakea, esofagus didinginkan selama 24 jam pada ruangan
dan pembuluh darah (vena jugularis dan dengan suhu 0-40 C, 1 jam setelah
arteri karotis), selanjutnya digantung pada disembelih tanpa mencuci karkas
posisi kepala dibawah selama 15 menit tersebut terlebih dahulu. Bagian yang
untuk memaksimalkan keluarnya darah. termasuk dalam karkas adalah kepala,
Tahapan berikutnya adalah memisahkan hati, ginjal dan organ yang terdapat pada
kulit dan pengambilan data karkas sesuai rongga dada, sedangkan darah, kulit,

J. Ternak Tropika Vol 20, No 2: 127-134, 2019 130


Substitusi Ampas Tahu Terfermentasi Eka Fitasari, dkk. 2019
Lactobacillus plantarum

ekor, kaki depan dan belakang, organ (dari berat ampas tahu basah) meningkatkan
pencernaan serta organ reproduksi tidak kandungan energi ampas tahu fermentasi
termasuk dalam karkas (Blasco, et al., dan beberapa kandungan asam amino yaitu
1993) terhadap arginin, lisin, glutamin, histidin,
2. Kandungan protein daging kelinci diukur sistein, triptofan, metionin, leusin, valin,
pada bagian paha dan dianalisa fenilalanin, dan isoleusin. Selama proses
menggunakan Analisa Kjeldahl fermentasi. Hal ini sejalan dengan penelitian
3. Kandungan lemak daging kelinci diukur Wang dan Cavins (1989) bahwa selama
pada bagian paha dan dianalisa proses produksi tahu dari kedelai
menggunakan metode Ekstraksi menghasilkan peningkatan pada asam
Goldfish. amino valin, metionin, isoleusin, leuisn,
Data yang diperoleh dianalisis tyrosin, dan phenilalanin. Korhonen dan
menggunakan analisis Ragam (Anova) Pihlanto (2003) juga menyatakan bahwa
dalam Rancangan Acak Kelompok. selama proses fermentasi asam-asam amino
Selanjutnya apabila terdapat perbedaan bebas dan komponen bioaktif akan terlepas.
yang nyata atau sangat nyata diantara Fermentasi limbah tahu oleh Lactobacillus
perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji plantarum akan melepaskan asam-asam
Beda Nyata Terkecil (BNT) (Yitnosumarto, amino dan meningkatkan protein.
1993). Berdasarkan hasil perhitungan
statistik menggunakan rancangan Acak
HASIL DAN PEMBAHASAN Kelompok (RAK), perlakuan memberikan
Penggunaan ampas tahu fermentasi pengaruh yang sangat nyata terhadap kadar
Lactobacillus plantarum dalam pakan, lemak daging kelinci (P<0,01), namun tidak
dapat terlihat (Tabel 2) bahwa semakin memberikan dampak yang berbeda nyata
meningkatkan kandungan serat kasar dan terhadap variabel lainnya. Dari Tabel 3,
lemak kasar. Sedangkan penggunaan polar terlihat bahwa pada analisa protein terlihat
dalam formulasi pakan, masih memberikan bahwa penggunaan ampas tahu fermentasi
hasil yang lebih tinggi terhadap kandungan dalam pakan meningkatkan kandungan
bahan kering, protein, dan abu. Bagi kelinci, protein daging. Penggunaan polar dan
fungsi serat kasar sangatlah penting kombinasi ampas tahu fermentasi
mengingat sebagai nutrisi lemak merupakan memberikan hasil yang tidak signifikan
sumber energi yang penting bagi bakteri terhadap bobot karkas dimana rata-rata
yang hidup dalam sekum. Selain itu serat berat karkas kelinci dari penggunaan 100%
juga membantu pemecahan makan yang polar sebagai bahan konsentrat adalah 680
dicerna dalam usus dan memperkecil gram, kemudian semakin menurun pada
ukuran, melindungi saluran pencernaan dari penggunaan polar 75%, 50%, dan 25% yaitu
pakan yang bisa memacu enterotoxemia 472 gram, 640,33 gram, dan 641 gram. Nilai
dengan cara menjaga keseimbangan bakteri bobot karkas tersebut semakin lebih rendah
dalam sekum serta mempertahankan air pada penggunaan ampas tahu fermentasi
dalam saluran pencernaan. Walaupun 100% dalam pakan yaitu 545 gram (Thiasari
terjadi peningkatan serat kasar dan kadar dan Nurhananto, 2018).
lemak, namun hal ini berbanding terbalik Kebutuhan serat pada kelinci yang
terhadap kandung lemak dari daging berumur 12 minggu adalah 10%-16% dan
kelinci. Secara lebih rinci pengaruh dari kebutuhan lemaknya 2%-4% (McWilliams,
ampas tahu fermentasi dibandingkan 2001). Berdasarkan Tabel 1 kebutuhan
penggunaan polar dijelaskan pada Tabel 3. lemak sendiri sudah tercukupi dari pakan
Hasil penelitian pendahuluan yang hijauan (kangkung), polar, ampas tahu pada
dilakukan oleh Fitasari dan Santosa (2016) semua level. Semakin tinggi peningkatan
penggunaan Lactobacillus plantarum 20% kadar lemak pakan pada penelitian ternyata

J. Ternak Tropika Vol 20, No 2: 127-134, 2019 131


Substitusi Ampas Tahu Terfermentasi Eka Fitasari, dkk. 2019
Lactobacillus plantarum

tidak meningkatkan pertambahan bobot mengakibatkan peningkatan serat kasar.


badan. Hal ini berkorelasi dengan Lactobacillus plantarum merupakan bakteri
pernyataan McWilliams (2001) bahwa kelompok heterofermentatif fakultatif yang
semakin tinggi lemak tidak akan berdampak memiliki kemampuan tinggi dalam
terhadap pertambahan berat badan. memfermentasi karbohidrat (Todar, 2002).
Kebutuhan kelinci terhadap asam linoleic Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dan linolenic adalah kecil dan kebutuhan ini Lactobacillus plantarum tidak bisa
rata-rata sudah tercukupi dari pakan yang memecah kandungan serat pada ampas tahu.
ada. Namun penurunan kadar lemak daging Komposisi daging kelinci yang rendah
sesuai dengan pernyataan Payne et al. lemak sangat diinginkan oleh konsumen
(2001) yang melaporkan bahwa fermentasi yang menyadari pentingnya akan kesehatan.
ampas tahu dapat menyebabkan Pemilihan daging kelinci adalah disukai
peningkatan peningkatan isoflavon, karena kandungan proteinnya yang tinggi
selanjutnya dapat menurunkan lemak namun rendah akan lemak. Penggunaan
karkas. Rendahnya berat karkas yang ampas tahu fermentasi bisa menjadi solusi
dihasilkan pada penggunaan ampas tahu bagi produksi daging kelinci yang rendah
fermentasi diduga adalah diakibatkan lemak. Namun, permasalahan serat kasar
kandungan serat kasar pada pakan yang harus diatasi mengingat kadar serat kasar
melebihi standar yang ada yaitu maksimal yang tinggi jika menggunakan ampas tahu
16%. Berdasarkan tabel 1, kandungan serat saja sebagai pakan menjadi masalah bagi
kasar pada ampas tahu sendiri masih belum kelinci. Sehingga disarankan perlu adanya
berkurang dengan penggunaan penggunaan bahan pakan yang berserat
Lactobacillus plantarum. Sehingga kasar rendah serta kandungan energi dan
mengakibatkan semakin tinggi penggunaan protein tinggi pada formulasi yang
ampas tahu fermentasi dalam pakan menggunakan ampas tahu fermentasi.

Tabel 3. Hasil perlakuan terhadap kualitas daging kelinci bagian paha ditinjau dari kandungan
Bahan Kering (BK), Bahan Organik (BO), Abu (mineral), Protein, dan Lemak.
VARIABEL PENGAMATAN (Berdasarkan 100% BK)
Perlakuan
BK (%) BO (%) Abu (%) Protein (%) Lemak (%)**
P1 24,03+0,39 93,71+0,61 6,29+1,82 71,97+1,16 6,00d+0,09
P2 24,46+1,49 94,56+0,13 5,44+0,38 75,53+4,59 5,86d+0,36
P3 22,64+1,56 94,38+0,10 5,62+0,31 73,14+5,03 3,16b+0,22
P4 24,69+2,33 94,90+0,08 5,10+0,25 75,25+7,11 4,46c+0,42
P5 21,86+0,59 93,67+0,43 6,33+1,30 75,96+2,05 2,11a+0,06
NS NS NS NS P<0.01
Keterangan: NS=Not Significant

KESIMPULAN DAN SARAN b. Penggunaan substitusi ampas tahu


Berdasarkan hasil penelitian dapat fermentasi secara nyata dapat
disimpulkan bahwa: menurunkan kandungan lemak daging
a. Penggunaan substitusi ampas tahu bagian paha kelinci.
fermentasi Lactobacillus plantarum tidak
memberikan pengaruh yang nyata Disarankan untuk menggunakan
terhadap kandungan Bahan Kering (BK), ampas tahu fermentasi Lactobacillus
Bahan Organik (BO), Protein dan abu plantarum pada pakan yang memenuhi
(mineral) pada daging kelinci fase grower kecukupuan protein dan energi pakan
bagian paha. kelinci

J. Ternak Tropika Vol 20, No 2: 127-134, 2019 132


Substitusi Ampas Tahu Terfermentasi Eka Fitasari, dkk. 2019
Lactobacillus plantarum

DAFTAR PUSTAKA Microbiology Letters, 186(2), 269–


Astuti, D. I., & Noviana, Z. (2014). 273. https://doi.org/10.1016/S0378-1
Optimization of fermented tofu with 097(00)00153-1
high isoflavone content through McWilliams, D. A. (2001). Nutritional
variation of inoculum percentages and Pathology in Rabbits, Currents and
ratios of lactobacillus plantarum, Future Perspectives. In Prepared and
lactobacillus acidophilus, and Presented for the Ontario Commercial
leuconostoc mesenteroides. Journal of Rabbit Growers Association
Mathematical and Fundamental Sciences, (OCRGA) Congress.
45(3), 263–273. https://doi.org/10.5614/ Payne, R. L., Bidner, T. D., Southern, L. L.,
j.math.fund.sci.2013.45.3.5 & Geaghan, J. P. (2001). Effects of
Blasco A., , & Ouhayoun J. (2010). dietary soy isoflavones on growth,
Harmonization of criteria and carcass traits, and meat quality in
terminology in rabbit meat research. growing-finishing pigs. Journal of
revised proposal. World Rabbit Animal Science, 79(5), 1230–1239.
Science, 4(2). https://doi.org/10.4995/ https://doi.org/10.2527/2001.7951230x
wrs.1996.278 Pelczar, M., & Chan, E. C. (2007). Dasar-
Fitasari, E., & Santosa, B. (2016). Dasar Mikrobiologi (1st ed.). Jakarta:
Fermentasi oleh Lactobacillus Universitas Indonesia Press.
plantarum terhadap Kandungan Asam Santosa, B., Fitasari, E., & Suliana, G.
Amino Ampas Tahu. In Seminar (2017). Produksi pakan fungsional
Nasional Bioteknologi IV. Yogyakarta: mengandung tiga senyawa bioaktif
Universitas Gadjah Mada. dari ampas tahu dengan menggunakan
Gálvez, A., Abriouel, H., López, R. L., & Mikroba Effective Microorganism-4
Omar, N. Ben. (2007). Bacteriocin- dan Lactobacillus plantarum. BUANA
based strategies for food biopreservation. SAINS, 17(1), 25–32. https://doi.org/
International Journal of Food 10.33366/BS.V17I1.575
Microbiology, 120(1–2), 51–70. Setchell, K. D. R., & Cassidy, A. (1999).
https://doi.org/10.1016/j.ijfoodmicro. Dietary isoflavones: biological effects
2007.06.001 and relevance to human health. The
Jiang, S. Q., Jiang, Z. Y., Lin, Y. C., Xi, P. Journal of Nutrition, 129(3), 758S–
B., & Ma, X. Y. (2007). Effects of soy 767S. https://doi.org/10.1093/jn/129.3.
isoflavone on performance, meat 758s
quality and antioxidative property of Thiasari, N., & Nurhananto, D. A. (2018).
male broilers fed oxidized fish oil. Pengaruh Penggantian Polar dengan
Asian-Australasian Journal of Animal Ampas Tahu Terfermentasi
Sciences, 20(8), 1252–1257. https:// Lactobacillus Plantarum terhadap
doi.org/10.5713/ajas.2007.1252 Bobot Potong dan Karkas Kelinci. In
Korhonen, H., & Pihlanto, A. (2005). Food- Simposium Nasional Penelitian Dan
derived bioactive peptides - Pengembangan Peternakan 2018.
opportunities for designing future “Inovasi Teknologi Peternakan
foods. Current Pharmaceutical menyongsong Era Industri 4.0.”
Design, 9(16), 1297–1308. https:// Yogyakarta: Fakultas Peternakan,
doi.org/10.2174/1381612033454892 Universitas Gadjah Mada.
Marasco, R., Salatiello, I., De Felice, M., & Todar, K. (2002). Todar’s Online Textbook
Sacco, M. (2000). A physical and of Bacteriology. University of
functional analysis of the newly- Wisconsin – Madison.
identified bglGPT operon of Wang, H., & Cavins, J. (1989). Yield and
Lactobacillus plantarum. FEMS amino acid composition of fractions

J. Ternak Tropika Vol 20, No 2: 127-134, 2019 133


Substitusi Ampas Tahu Terfermentasi Eka Fitasari, dkk. 2019
Lactobacillus plantarum

obtained during tofu production.


Cereal Chemistry, 66(5), 359–361.
Yitnosumarto, S. (1993). Percobaan
Perancangan, Analisis dan
Interprestasinya. Yogyakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

J. Ternak Tropika Vol 20, No 2: 127-134, 2019 134

Anda mungkin juga menyukai