Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Peternakan Indonesia, Oktober 2019 Vol.

21 (3): 183-191
ISSN 1907-1760 E-ISSN 2460-6626 DOI: 10.25077/jpi.21.3.183-191.2019
Accredited: 14/E/KPT/2019 Available online at http://jpi.faterna.unand.ac.id/

Kondisi Performa dan Status Fisiologis Kambing Kacang dengan Pemberian Pakan
Tepung Daun Jarak (Jatropha gossypifolia) Fermentasi

Performance Conditions and Physiological Status of Kacang Goats by Feed Provision of


Jatropha gossypifolia Flour Fermentation

Harmoko1* dan Padang2


1
Fakultas Peternakan Universitas Madako
2
Fakultas Peternakan Universitas Tadulako
*E-mail: harmokoupi@yahoo.com
(Diterima: 20 Mei 2019; Disetujui: 12 Juli 2019)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui performa dan status fisiologis kambing
Kacang jantan yang mengkonsumsi daun jarak fermentasi. Penelitian dilakukan dikandang peternakan
rakyat kelurahan Layana Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Ternak yang digunakan dalam penelitian yaitu
kambing Kacang jantan sebanyak 15 ekor dengan kisaran umur 8-10 bulan. Konsentrat sebagai pakan
perlakuan disusun dengan campuran jagung giling, dedak halus, ampas tahu, serta daun jarak fermentasi
sebagai perlakuan. Konsentrat diberikan pada ternak perlakuan sebanyak 1% berdasarkan bobot badan
ternak yang diberikan pada pagi hari hingga habis kemudian diberikan pakan hijauan jagung secara ad-
libitum. Peubah yang diamati dalam penelitian yaitu performa kambing (konsumsi bahan kering pakan,
pertambahan bobot badan, dan efisiensi penggunaan pakan) dan status fisiologis kambing (suhu tubuh,
frekuensi respirasi, dan frekuensi pulsus). Data hasil penelitian dihitung berdasarkan Rancangan Acak
Kelompok, apabila hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh nyata maka dilajutkan dengan uji lanjut
Beda Nyata Terkecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa kambing Kacang jantan memberikan
pengaruh tidak nyata (P>0,05) baik dari konsumsi bahan kering, pertambahan bobot badan dan efisiensi
penggunaan ransum, dimana rata-rata konsumsi bahan kering kambing Kacang Jantan selama penelitian
berkisar antara 358,895-377,341 (g/ekor/hari), pertambahan bobot badan berkisar antara 64,167-77,738
(g/ekor/hari) dan efisiensi penggunaan ransum berkisar antara 0,179-0,206%. Sedangkan status fisiologis
kambing Kacang jantan memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) baik dari suhu rektal, frekuensi
respirasi dan frekuensi pulsus, dimana rata-rata suhu rektal kambing Kacang selama penelitian berkisar
antara 38,23-38,48oC, frekuensi respirasi berkisar antara 22,06-22,66 kali/menit dan frekuensi pulsus
berkisar antara 92,24-94,49 kali/menit. Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
daun jarak dapat digunakan sebagai campuran pakan ternak kambing hingga 20% dalam ransum.
Kata kunci: fisiologis, kambing Kacang, performa, tepung daun jarak

ABSTRACT

This research aims to study and determine performance and physiological status of male Kacang
goats consuming Jatropha gossypifolia leaf flour fermentation. This research was conducted in people goat
pen in Layana sub-district, Mantikulore District, Palu City. This research used livestock namely 15 male
Kacang goats with the range of age between 8-10 months. Concentrate of treatment feed was arranged with
mixed of milled corn, fine bran, tofu pulp, as well as fermented Jatropha gossypifolia leaf as the treatment.
The concentrate was given to the treatment livestock by 1% based on the weight of the livestock given in
the morning until it was completed then, it was given by green feed of corn in an ad-libitum manner. The
observed variables in this research as goat performances (consumption of dried feed, increased weight,
and efficiency of feed use) and goat physiological status (body temperature, respiration frequency, and
pulsus frequency). Data of research results were calculated based on Group Random Design, if results of

Kondisi Performa dan Status … (Harmoko dan Padang) 183


Vol. 21 (3): 183-191

variance analysis show actual effects, then it was followed by further test of Least Significant Different.
Results of the research show that male Kacang goats performance provides not actual influence (P>0,05)
both from consumption of dried materials, increased body weight and efficiency of feed use, in which
mean of dried consumption of Male Kacang goats during the research ranges from 358,895-377,341 (g/
goat/day), increased body weight ranges between 64,167-77,738 (g/goat/day) and efficiency of feed use
ranges from 0,179-0,206%. Meanwhile, male Kacang goat physiological status provides not actual effects
(P>0,05) both rectal temperature, respiration frequency and pulsus frequency, in which mean of Kacang
Goat rectal temperature during the research ranges between 38,23-38,48oC, respiration frequency ranges
between 22,06-22,66 times /minutes and pulsus frequency ranges between 92,24-94,49 time/minutes. Based
on results and discussion, then it can be concluded that Jatropha gossypifolia leaf can be used as the
mixture of goat livestock feed until 20% in the concentrate.
Keywords: jatropha gossypifolia leaf flour, Kacang goats, performance, physiological

PENDAHULUAN campuran bahan pakan bagi ternak belum


begitu banyak dilakukan, karena pada daun
Pemenuhan konsumsi pakan dalam tanaman jarak terdapat zat anti nutrisi seperti
proses produksi ternak kambing baik dari segi tanin dan saponin yang dapat menghambat
kualitas maupun kuantitas sangat diperlukan, kecernaan bahan pakan, sehingga kurang
karena pakan merupakan salah satu faktor baik digunakan sebagai sumber campuran
terpenting dalam menunjang produktivitas bahan pakan bagi ternak (Atma, 2007).
ternak (Ekawati et al., 2014). Pemberian hijauan Berdasarkan hal tersebut, sebelum daun jarak
pakan secara tunggal dapat menyebabkan diberikan pada ternak perlu adanya perlakuan
produktivitasnya kurang optimal, karena yang sekiranya dapat menurunkan zat anti
pemberian hijauan secara tunggal tidak dapat nutrisi dalam daun jarak sehingga dapat
memenuhi kebutuhan ternak. Oleh karena dengan aman digukan sebagai bahan pakan
itu, diperlukan pemberian pakan tambahan ternak. Diantaranya yaitu dengan melakukan
sebagai alternatif dalam memenuhi kebutuhan fermentasi pakan.
nutrisi pakan ternak (Nuraini, 2014). Harga Pemanfaatan mikroorganisme
bahan pakan yang semakin meningkat dan Saccharomyces cerevisiae (S. cerevisiae)
diikuti dengan harganya yang kurang stabil dalam proses fermentasi pakan telah banyak
membuat para peternak mengalami kendala penelitian yang melaporkan bahwa dengan
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bagi mengunakan S. Cerevisiae dalam proses
ternak sehingga diperlukan sumber bahan fermentasi dapat meningkatkan nilai nutrisi
pakan yang mudah didapatkan dengan harga pakan, selain itu dapat menyeimbangkan
relatif terjangkau, diantaranya yaitu dengan kandungan mikroorganisme dalam rumen
mengunakan bahan pakan daun jarak. sehingga dapat meningkatkan kecernaan dan
Penggunaan tanaman jarak sebagai palatabilitas pakan (Suryani et al., 2015).
sumber campuran pakan ternak merupakan
salah satu cara yang ampuh dalam mengatasi METODE
kekurangan bahan pakan, karena tanaman
jarak banyak tumbuh dengan subur di
Penelitian ini dilaksanakan di kandang
Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu.
peternakan rakyat Kelurahan Layana
Selain itu tanaman jarak juga tersedia
Kecamatan Mantikulore Kota Palu.
sepanjang tahun baik pada musim kemarau
maupun pada musim penghujan, sehingga Pakan
dapat menanggulangi kekurangan sumber Pakan percobaan terdiri dari konsentrat
bahan pakan akibat perubahan musim. yang diberikan sebanyak 1% dari bobot badan
Pemanfaatan daun jarak sebagai ternak, kemudian diberikan hijauan jagung

184 Kondisi Performa dan Status … (Harmoko dan Padang)


Vol. 21 (3): 183-191

Tabel 1. Komposis bahan penyusun konsentrat


Komposisi Konsentrat (%)
Bahan Konsentrat
P1
Dedak halus 54,00
Jagung giling 33,65
Ampas tahu 12,35
TDJ Fermentasi 0,00

Tabel 2. Kandungan nutrisi konsentrat pada setiap perlakuan


Komposisi (%)
Perlakuan
P1 P2 P3 P4 P5
Ransum kontrol 100,00 95,00 90,00 85,00 80,00
TDJ Fermentasi 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Protein Kasar 13,30 13,40 13,50 13,59 13,69
TDN 73,54 72,51 71,47 70,44 69,40
BK 88,22 88,56 88,90 89,24 89,58

Tabel 3. Kandungan nutrisi bahan penyusun konsentrat


Kandungan Nutrisi (%)
Bahan pakan
Bahan Kering Protein Serat Kasar Lemak Kasar TDN
Dedak halus* (%) 90,24 12,82 11,95 8,90 67,41
Jagung giling* (%) 86,00 9,78 1,54 1,51 81,73
Ampas tahu* (%) 85,42 26,90 16,28 10,06 77,60
TDJ fermentasi** (%) 95,01 15,21 11,83 3,11 52,86***
Keterangan: * = Hasil analisis Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas
Pertanian Universitas Tadulako Tahun 2007 (Padang, 2009).
** = Hasil Analisi Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan dan
Perikanan, Universitas Tadulako, 2015.
*** = Hasil perhitungan dengan mengunakan rumus 2, 4, dan 5 (Hartadi et al., 1990).
TDJ = Tepung Daun Jarak.

secara ad-libitum. Susunan konsentrat terdiri 5 petakan perlakuan dan 3 ulangan, sehingga
dari dedak halus, jagung giling, ampas tahu seluruh perlakuan berjumlah 15 petakan
dan tepung daun jarak fermentasi sebagai perlakuan. Disetiap perlakuan diberikan
perlakuan. Adapun komposisi konsentrat konsentrat dengan campuran dedak, jagung
percobaan, kandungan nutrisi konsentrat giling, ampas tahu, daun jarak fermentasi
pada setiap perlakuan dan kandungan nutrisi (sebagai perlakuan). Setiap perlakuan
konsentrat tertera pada Tabel 1, 2 dan 3. diberikan konsentrat (daun jarak fermentasi)
Pelaksanaan penelitian dengan level berbeda, diman perlakuan P1
yaitu ternak dengan pemberian pakan tanpa
Penelitian dilaksanakan dalam kandang
daun jarak fermentasi (pakan basal), P2
panggung berlantai papan dan disekat
ternak dengan pemberian pakan daun jarak
sebanyak 15 petak, ukuran tiap petakan 100
fermentasi 5 % dalam konsentrat (pakan basal
x 150 cm. Ternak percobaan dibagi menjadi

Kondisi Performa dan Status … (Harmoko dan Padang) 185


Vol. 21 (3): 183-191

+ daun jarak fermentasi), P3 ternak dengan HASIL DAN PEMBAHASAN


pemberian pakan daun jarak fermentasi
10 % dalam konsentrat (pakan basal + Respon Perlakuan Terhadap Performa
daun jarak fermentasi), P4 ternak dengan Kambing Kacang Jantan
pemberian pakan daun jarak fermentasi 15 Performa kambing Kacang jantan
% dalam konsentrat (pakan basal + daun selama penelitian terlihat pada Tabel 4.
jarak fermentasi), dan P5 ternak dengan Pokok pembahasan yaitu konsumsi bahan
pemberian pakan daun jarak fermentasi 20 % kering pakan, pertambahan bobot badan, dan
dalam konsentrat (pakan basal + daun jarak efisiensi penggunaan pakan.
fermentasi). Pelaksanaan penelitian terdiri
a. Konsumsi Bahan Kering Pakan
dari 2 tahap, dimana tahap pertama yaitu tahap
pendahuluan selama 2 minggu, kemudian Hasil analisis ragam menunjukkan
dilanjutkan tahap pengumpulan data selama 8 bahwa perlakuan memberikan pengaruh
minggu. tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi
BK pakan kambing Kacang jantan. Tidak
Fermentasi daun jarak
berpengaruhnya tingkat konsumsi bahan
Daun jarak yang telah diubah menjadi kering dari setiap perlakuan mengartikan
tepung daun jarak dan onggok dicampur bahwa setiap perlakuan tidak memberikan
sampai homogen dengan perbandingan 3:1 hasil yang begitu berbeda, ini menunjukkan
dikukus selama 20 menit, diangkat lalu bahwa penggunaan daun jarak fermentasi
letakkan dalam nampan plastik berukuran sebagai campuran ransum mampu bersaing
panjang 60 cm, lebar 30 cm dan tinggi 3 cm. dengan ransum tanpa pemberian daun jarak
Substrat tersebut dibiarkan dingin sampai fermentasi.
mencapai suhu ruang. Biakkan yang telah
Rata-rata tingkat konsumsi BK
didinginkan diberi inokulum (S. cerevisiae)
kambing Kacang pada Tabel 3 dapat terlihat
sebanyak 10% secara merata pada substrat.
bahwa tingkat konsumsi BK kambing Kacang
Nampan berisi substrat diletakkan pada rak
semakin tinggi seiring dengan semakin
inokulum, kemudian di inkubasi pada suhu
tingginya kandungan daun jarak fermentasi
26-29oC selama tiga hari (72 jam) dengan RH
dalam ransum mencapai 358,895-377,341
68-72%.
g/ekor/hari, hal tersebut dikarenakan daun
Peubah yang diamati jarak fermentasi kaya akan kandungan
Peubah yang diamati dalam penelitian mikroorganisme yang mampu meningkatkan
yaitu: kandungan mikroba rumen sehingga
1. Performa kambing Kacang yaitu konsumsi meningkatkan kecernaan BK pakan. Selain
pakan, pertambahan bobot badan, dan itu pakan fermentasi dapat meningkatkan
efisiensi pengunaan pakan. palatabilitas pakan karena umumnya proses
2. Status fisiologis yaitu suhu rektal, frekuensi fermentasi dapat memberikan rasa, bau
respirasi, dan frekuensi pulsus. dan warna pakan lebih menarik bagi ternak
sehingga memberikan daya suka ternak
Analisis data terhadap kondisi pakan. Hal ini seperti
Data yang diperoleh pada penelitian yang dinyatakan oleh Suparjo et al. (2011)
dianalisis secara statistik sesuai dengan pola menyatakan bahwa pakan difermentasi
Rancangan Acak Kelompok (RAK) (Stell and memiliki beberapa kelebihan diantaranya
Torrie, 1993). Apabila hasil analisis ragam dapat meningkatkan kandungan protein,
menunjukkan pengaruh nyata dilanjutkan menurunkan serat kasar, menekan kandungan
dengan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT). anti nutrisi pakan, meningkatkan palatabilitas,
meningkatkan daya cerna pakan. Lebih
lanjut Yusmadi et al. (2008) menyatakan

186 Kondisi Performa dan Status … (Harmoko dan Padang)


Vol. 21 (3): 183-191

Tabel 4. Rataan konsumsi bahan kering pakan, pertambahan bobot badan, dan efisiensi
penggunaan pakan kambing Kacang jantan selama penelitian
Pelakuan
Uraian
P1 P2 P3 P4 P5
Konsumsi BK (g/ekor/hari) 358,895 367,323 368,730 371,713 377,341
PBB (g/ekor/hari) 64,167 66,190 66,964 72,619 77,738
EPR (%) 0,179 0,180 0,182 0,195 0,206
Keterangan: BK = Bahan Kering; PBB = Pertambahan Bobot Badan; EPR = Efisiensi Penggunaan Ransum

bahwa pakan fermentasi dapat meningkatkan mikroorganisme pengurai dalam rumen ternak
konsumsi BK karena proses fermentasi (Ahmad, 2005; Akbar et al., 2014).
memberikan dampak terhadap kandungan Berdasarkan rata-rata pertambahan
nutrisi pakan lebih sederhana dan mudah di bobot badan kambing Kacang selama
cerna oleh mikro rumen. penelitian pada Tabel 3 dapat terlihat bahwa
Nilai konsumsi BK pakan tidak berbeda pertambahan bobot badan kambing Kacang
antara perlakuan menunjukkan bahwa mencapai 64,167-77,738 g/ekor/hari. Hasil
pemberian daun jarak fermentasi hingga 20% tersebut menunjukkan bahwa pertambahan
dalam konsentrat tidak memberikan pengaruh bobot badan kambing dengan perlakuan
terhadap palatabilitas kambing Kacang jantan, pemberian daun jarak fermentasi lebih
dimana tingkat palatabilitas merupakan tinggi dibanding dengan pakan tanpa daun
salah satu faktor yang menentukan tinggi jarak fermentasi, hal ini karena daun jarak
rendahnya konsumsi ternak dimana ternak fermentasi dapat lebih mudah di cerna oleh
lebih menyukai pakan yang memiliki rasa asin ternak karena memiliki kandungan nutrisi
atau hambar (Hindratiningrum et al., 2011). lebih cederhana di banding pakan tanpa
b. Pertambahan Bobot Badan fermentasi, selain itu dalam proses fermentasi
dapat menyumbang terhadap pengkayaan
Hasil analisis ragam menunjukkan
kandungan mikroba rumen sehingga dapat
bahwa perlakukan memberikan pengaruh
meningkatkan kecernaan pakan sehingga
tidak nyata (P>0,05) terhadap pertambahan
berdampak terhadap pertambahan bobot
bobot badan kambing Kacang jantan. Tidak
badan ternak kambing Kacang. Penggunaan
berpengaruhnya pertambahan bobot badan
pakan fermentasi dapat memberikan
kambing Kacang selama berlangsungnya
suasana yang ideal terhadap keseimbangan
penelitian dikarenakan daun jarak fermentasi
kandungan mikroba pengurai rumen sehingga
memberikan dampak terhadap tingkat
semakin banyak energi yang tersedia untuk
konsumsi pakan serta kandungan nutrisi
dimanfaatkan oleh ternak kambing baik untuk
pakan, sehingga dapat menyaingi perlakuan
pertumbuhan maupun peningkatan berat
tanpa penggunaan daun jarak fermentasi.
badan (Zain, 2009; Suryani et al., 2014).
Pakan yang difermentasi akan memberikan
dampak terhadap susunan monomer pakan Pertambahan bobot badan sering
lebih sederhana seperti maltosa, dekstrin dan kali digunakan sebagai acuan para ahli dan
terutama molekul glukosa sebagai unit terkecil peternak keberhasilan suatu usaha peternakan,
sehingga dengan mudah dapat dicerna ternak dimana bila pertambahan bobot badan yang
untuk dikonversikan menjadi pertambahan diperoleh peternak lebih baik dari standar
bobot badannya. Pakan fermentasi dapat maka dapat dikatakan menguntungkan
mengubah kandungan nutrisi pakan menjadi peternak, akan tetapi jika pertambahan bobot
lebih baik dan dapat dengan mudah dicerna badan yang dicapai tidak mencapai standar
oleh ternak melalui peningkatan kandungan yang di tetapkan maka usaha peternakan

Kondisi Performa dan Status … (Harmoko dan Padang) 187


Vol. 21 (3): 183-191

Tabel 5. Rataan suhu rektal, frekuensi respirasi dan frekuensi pulsus kambing Kacang jantan
selama penelitian.
Pelakuan
Uraian
P1 P2 P3 P4 P5
Suhu rektal (oC) 38,23 38,48 38,37 38,41 38,27
Frekuensi respirasi (kali/menit) 22,34 22,25 22,66 22,06 23,07
Frekuensi pulsus (kali/menit) 94,49 93,79 92,83 92,24 93,47

tersebut dapat dikatakan merugikan peternak fermentasi memiliki susunan nutrisi lebih
(Suparman et al., 2016). sederhana dibanding dengan pakan tanpa daun
c. Efisiensi Penggunaan Ransum jarak fermentasi. Pakan yang difermentasi
dapat mengubah struktur nutrisi pakan yang
Hasil analisis ragam menunjukkan
lebih sederhana sehingga memudahkan ternak
bahwa perlakuan memberikan pengaruh
untuk mencerna pakan (Ahmad, 2005; Akbar
tidak nyata (P>0,05) terhadap efisiensi
et al., 2014; Farida et al., 2018).
penggunaan pakan. Tidak adanya pengaruh
terhadap efisiensi penggunaan ransum (EPR) Efisiensi pengunaan pakan dihitung
kambing Kacang selama berlangsungnya bertujuan agar diketahui nilai efisiensi
penelitian dikarenakan penambahan daun penggunaan bahan pakan. Hal ini seperti yang
jarak fermentasi memberikan tambahan dinyatakan Anggorodi (1990) bahwa efisiensi
mikroorganisme dalam rumen ternak sehingga penggunaan pakan perlu diketahui agar dapat
dapat memberikan hasil yang tidak jauh di ketahui kualitas pakan yang di berikan
berbeda dengan perlakuan tanpa daun jarak pada ternak, semakin tinggi nilai efisiensi
fermentasi. Penggunaan daun jarak fermentasi pakan membuktikan pakan tersebut memiliki
secara sistematis dapat meningkatkan EPR kualitas yang baik. Selanjutnya Sagala (2011)
pakan karena pakan yang terfermentasi menambahkan bahwa efisiensi penggunaan
dapat menyederhanakan susunan nutrisi pakan di pengaruhi oleh beberapa faktor
ransum sehingga akan lebih mudah dicerna eksternal diantaranya kemampuan ternak
oleh ternak. Proses fermentasi secara pada dalam mencerna bahan pakan, kecukupan zat
umumnya menggunakan jasa mikroorganisme pakan untuk hidup pokok, pertumbuhan dan
untuk mengurai pakan, sehingga pakan fungsi tubuh serta jenis pakan yang digunakan.
sebelum dikonsumsi ternak telah menjadi Respon Perlakuan Terhadap Status
bentuk yang lebih sederhana dan mudah di Fisiologis Kambing Kacang Jantan
cerna oleh ternak untuk dijadikan sebagai Status fisiologis kambing Kacang
energi pembentuk jaringan-jaringan tubuh jantan selama penelitian tersaji pada Tabel
ternak (Farida et al., 2018). 5. Pokok pembahasan yaitu suhu rektal,
Berdasarkan pada hasil rata-rata EPR frekuensi respirasi, dan frekuensi pulsus.
pada Tabel 4 menunjukkan bahwa EPR a. Suhu Rektal
kambing Kacang semakin tinggi seiring
Hasil analisis ragam menunjukkan
dengan semakin meningkatnya kandungan
bahwa perlakuan memberikan pengaruh
daun jarak fermentasi dalam ransum, dimana
tidak nyata (P>0,05) terhadap suhu rektal
kisaran EPR dalam penelitian ini yaitu antara
kambing Kacang jantan. Tidak adanya
0,179-0,206 %. Hasil ini menunjukkan bahwa
pengaruh terhadap suhu rektal kambing
daun jarak fermentasi dapat memberikan
Kacang selama berlangsungnya penelitian
EPR lebih tinggi dibanding dengan EPR
menunjukkan bahwa penambahwa daun jarak
pada perlakuan tanpa daun jarak fermentasi
fermentasi tidak begitu merubah kondisi
karena pakan dengan kandungan daun jarak
suhu rektal kambing Kacang. Hal ini dapat

188 Kondisi Performa dan Status … (Harmoko dan Padang)


Vol. 21 (3): 183-191

berarti bahwa suhu rektal kambing Kacang proses metabolisme tubuh meningkat
jantan selama penelitian masih berada pada sehingga panas tubuh yang dihasilkan juga
kisaran normal. Kisaran suhu rektal normal lebih banyak.
pada ternak kambing yaitu antara 36.5-39,9oC Tidak adanya perbedaan antar
dengan rataan suhu rektal 38,7oC (Qisthon perlakuan ini menunjukkan bahwa
dan Widodo, 2015: Suwignyo et al., 2016). penggunaan daun jarak fermentasi sebesar
Faktor lain yang menyebabkan tidak 20% sebagai campuran bahan pakan
adanya pengaruh suhu rektal antar perlakuan tambahan bagi ternak kambing Kacang
karena kambing Kacang yang digunakan jantan tidak memberikan pengaruh terhadap
dalam penelitian merupakan ternak yang frekuensi respirasi ternak percobaan. Hal
berasal dari daerah dimana dilakukannya ini dikarenakan daun jarak fermentasi yang
penelitian sehingga ternak kambing tersebut digunakan sebagai bahan pakan tambahan
telah dapat beradaptasi degan baik terhadap dilakukan fermentasi terlebih dahulu sehingga
lingkungan maupun perubahan pakan, nutrisi dalam daun jarak menjadi bentuk yang
sehingga memberikan hasil yang tidak lebih sederhana, sehingga tidak menghambat
berpengaruh disetiap perlakuan. Hal ini seperti proses metabolisme ternak kambing Kacang.
yang dinyatakan oleh Nurmi (2016) bahwa Hal ini seperti yang di nyatakan oleh Nurmi
kambing merupakan ternak dengan tingkat (2016) bahwa proses fermentasi pakan dapat
adaptasi yang baik terhadap lingkungannya, memberikan mempengaruhi laju respirasi
serta mampu bertahan pada lingkungan ternak yang mengkonsumsinya. selain itu
dengan suhu diatas rata-rata. Kisaran suhu frekuensi respirasi tergantung dari bobot
rektal yang berada pada kisaran normal badan, umur, aktivitas, kelelahan dan penuh
mengindikasikan bahwa ternak berada dalam tidaknya rumen (Suwignyo et al., 2016).
kondisi yang sehat atau normal (Dhuhitta et Hasil penelitian menunjukkan bahwa
al., 2014). frekuensi respirasi kambing Kacang berada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kisaran normal, dimana kisaran frekuensi
suhu rektal kambing Kacang berada pada respirasi yaitu antara 22,01-22,69 kali/menit.
kisaran normal, dimana kisaran suhu rektal Hasil penelitian ini sesuai dengan yang
berkisar antara 38,23-38,41 kali/menit. Hasil dinyatakan oleh Yani dan Purwanto (2006)
penelitian ini sesuai dengan yang dinyatakan dan Aryanto (2012) bahwa kisaran frekuensi
oleh Yani dan Purwanto (2006); Aryanto respirasi ternak kambing yang normal yaitu
(2012); Nurmi (2016) bahwa kisaran frekuensi antara 16-34 kali/menit.
respirasi ternak kambing yang normal yaitu c. Frekuensi Pulsus
antara 38,37-38,640C kali/menit.
Hasil analisis ragam menunjukkan
b. Frekuensi Respirasi bahwa perlakuan memberikan pengaruh
Hasil analisis ragam menunjukkan tidak nyata (P>0,05) terhadap frekuensi
bahwa perlakuan memberikan pengaruh tidak pulsus kambing Kacang jantan. Tidak adanya
nyata (P>0,05) terhadap frekuensi respirasi perbedaan frekuensi pulsus antar perlakuan
kambing Kacang jantan. Tidak berbedanya karena jumlah konsumsi pakan setiap
frekuensi respirasi antar perlakuan karena perlakuan tidak jauh berbeda baik perlakuan
konsumsi pakan yang relatif sama sehingga tanpa daun jarak fermentasi maupun perlakuan
memberikan hasil tidak berbeda pula terhadap dengan daun jarak fermentasi sehingga
frekuensi respirasi kambing Kacang jantan. berdampak terhadap frekuensi pulsus ternak.
Hal ini seperti yang dinyatakan Wuryanto et Hal ini seperti yang dinyatakan Aryanto
al. (2010) bahwa tingkat konsumsi pakan akan (2012); Hamdan et al. (2018) bahwa frekuensi
mempengaruhi laju frekuensi respirasi pada pulsus sangat berkaitan dengan tingkat
ternak ruminansia dan dapat mengakibatkan metabolisme ternak, dimana faktor yang

Kondisi Performa dan Status … (Harmoko dan Padang) 189


Vol. 21 (3): 183-191

mempengaruhi frekuensi pulsus ternak antara Pemenuhan Kembali Jumlah Pakan


lain jenis kelamin, aktivitas otot, temperatur Terhadap Status Fisiologi dan Kinerja
lingkungan, dan tingkat konsumsi pakan. Reproduksi Ternak Kambing. Tesis.
Hasil penelitian menunjukkan frekuensi Fakultas Peternakan Universitas
pulsus berkisar antara 91,42-94,46 kali/menit, Gadjah Mada. Yogyakarta.
Hal ini mengindikasi bahwa setiap ternak Atma. 2007. Budidaya Tanaman Jarak
perlakukan terjadi peroses pelepasan panas Pagar (Jatropha curcas L), Peneliti
yang bertujuan agar suhu tubuhnya selalu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
berada dalam kondisi normal. Peningkatan Sumatera Barat. Jurnal Ilmiah Tambua
frekuensi pulsus bertujuan untuk mengatur UMMY. Vol 6 (3): 367-372.
tekanan darah dan membantu mengedarkan Dhuhitta, A. M., S. Dartosukarno, dan A.
panas dari organ tubuh bagian dalam ke Purnomoadi. 2014. Pengaruh Jumlah
permukaan tubuh (Qisthon dan Widodo, Pakan yang Berbeda terhadap Kondisi
2015). Pada penelitian ini frekuensi pulsus Fisiologi Kambing Kacang. Animal
lebih tinggi, hal ini dipengaruhi berbagai Agriculture Journal. Vol 3 (4): 569-574.
faktor diantaranya spesies ternak, jenis
Ekawati, E., A. Muktiani, dan Sunarso. 2014.
kelamin, umur, musim, temperatur tubuh,
Efisiensi dan Kecernaan Ransum
serta suhu lingkungan sehingga memberikan
Domba yang Diberi Silase Ransum
hasil pengukuran frekuensi pulsus yang
Komplit Eceng Gondok Ditambahkan
berbeda pula. Frekuensi pulsus normal pada
Starter Lactobacillus Plantarum.
ternak kambing berkisar antara 70-80 kali/
Agripet. Vol 14 (2): 107-114.
menit (Hamdan et al., 2018).
Farida, Y., H. Sasongko, dan Sugiyarto.
2018. Pemanfaatan Tanaman Lokal
KESIMPULAN sebagai Pakan Ternak Fermentasi dan
Suplemen Pakan di Desa Sendang,
Berdasarkan hasil dan pembahasan Kabupaten Wonogiri. Agrokreatif. 67
maka dapat disimpulkan bahwa daun jarak Vol 4 (1): 61
dapat digunakan sebagai campuran pakan Hamdan, A., B. P. Purwanto., D. A. Astuti.,
ternak kambing hingga 20% dalam ransum. A. Atabany, dan E. Taufik. 2018.
Respon Kinerja Produksi dan Fisologis
DAFTAR PUSTAKA Kambing Peranakan Ettawa terhadap
Pemberian Pakan Tambahan Dedak
Ahmad, R. Z. 2005. Pemanfaatan Khamir Halus pada Agroekosistem Lahan
Saccharomyces cereviseae untuk Kering di Kalimantan Selatan. Jurnal
Ternak. WARTAZOA Vol 15 (1): 49- Pengkajian dan Pengembangan
55. Teknologi Pertanian. Vol 21 (1):73-84.
Akbar, R. T. M., Y. Suryani, dan I. Hernaman. Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo, dan A.
2014. Peningkatan Nutrisi Limbah D. Tillman, 1990. Tabel Komposisi
Produksi Bioetanol dari Singkong Pakan untuk Indonesia. Gadjahmada
Melalui Fermentasi oleh Konsorsium University Press. Yogyakarta.
Saccharomyces cereviseae dan Hindratiningrum, N., M. Bata, dan S.A.
Trichoderma viride. Jurnal Biologi. Santosa. 2011. Produk Fermentasi
Vol 8 (2): 1-15. Rumen dan Produksi Protein Mikroba
Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Sapi Lokal yang Diberi Pakan Jerami
Umum. PT. Gramedia. Jakarta. Amoniasi dan Beberapa Bahan Pakan
Aryanto. 2012. Efek Pembatasan dan Sumber Energi. Agripet. Vol 11 (2): 29-
34.

190 Kondisi Performa dan Status … (Harmoko dan Padang)


Vol. 21 (3): 183-191

Nuraini,. I. G. S. Budisatria, dan A. Agus. S. Ningrat. 2015. Peran Direct Fed


2014. Pengaruh Tingkat Penggunaan Microbials (DFM) Saccharomyces
Pakan Penguat terhadap Performa cerevisiae dan Aspergillus oryzae
Induk Kambing Bligon di Peternak terhadap Produktivitas Ternak
Rakyat. Buletin Peternakan. Vol 38 (1): Ruminansia: Review. Jurnal Peternakan
34-41. Indonesia. Vol 17 (1): 27-37.
Nurmi, A. 2016. Respons Fisiologis Domba Suryani, N. N., I. K. M. Budiasa, dan I.P.A.
Lokal dengan Perbedaan Waktu Astawa. 2014. Fermentasi Rumen dan
Pemberian Pakan dan Panjang Sintesis Protein Mikroba Kambing
Pemotongan Bulu. Jurnal Eksakta. Vol Peranakan Ettawa yang Diberi Pakan
1 (1): 58-68. dengan Komposisi Hijauan Beragam
Padang. 2009. Respons Fisiologis Kambing dan Level Konsentrat Berbeda. Majalah
Kacang yang diberi Kulit Buah Ilmiah Peternakan. Vol 17 (2): 56-60.
Kakao Fermentasi Setelah Melalui Suwignyo, B., U. A. Wijaya., R. Indriani., A.
Perendaman dan Tanpa Perendaman Kurniawati., I. Widiyono, dan Sarmin.
dalam Larutan KOH. Universitas 2016. Konsumsi, Kecernaan Nutrien,
Padjadjaran, Bandung. Perubahan Berat Badan dan Status
Qisthon, A. dan Widodo, Y. 2015. Pengaruh Fisiologis Kambing Bligon Jantan
Peningkatan Rasio Konsentrat Dalam dengan Pembatasan Pakan. Jurnal Sain
Ransum Kambing Peranakan Ettawah Veteriner. Vol 34 (2): 210-219.
Di Lingkungan Panas Alami Terhadap Wuryanto, I. P. R., Darmoatmojo, L. M. Y.
Konsumsi Ransum, Respons Fisiologis, D., Dartosukarno, S., Arifin, M. dan
dan Pertumbuhan. Zootek. Vol 35 (2) Purnomoadi, A. 2010. Produktivitas
351-360. Respon Fisiologis dan Perubahan
Sagala, W. 2011. Analisis Biaya Pakan Komposisi Tubuh pada Sapi Jawa yang
dan Performa Sapi Potong Lokal Diberi Pakan dengan Tingkat Protein
pada Ransum Hijauan Tinggi yang Berbeda. Seminar Nasional Teknologi
Disuplementasi Ekstrak Lerek. Institut Peternakan dan Veteriner. Semarang
Pertanian Bogor. Bogor. (ID): Universitas Diponegoro.
Yogyakarta.
Stell, R. G. D. and Torrie, Y. A. 1993.
Principals and Procedures of Statistic. Yani, A. dan Purwanto, B.P. 2006. Pengaruh
Mc Graw/Hill Book, Company, INC, Iklim Mikro terhadap Respons
New York, Toronto, London. Fisiologis Sapi Peranakan Fries
Holland dan Modifikasi Lingkungan
Suparman., H. Hafid, dan L.O. Baa. 2016.
untuk Meningkatkan Produktivitasnya
Kajian Pertumbuhan dan Produksi
(Ulasan). Media Peternakan. Vol. 29
Kambing Peranakan Ettawa Jantan
(1): 35-46.
yang Diberi Pakan Berbeda. JITRO.
Vol 3 (3): 1-9. Yusmadi., Nahrowi, dan M. Ridla. 2008.
Kajian mutu dan palatibilitas silase
Performa kambing yang diberi kulit buah
dan hay ransum komplit berbasis
kakao terfermentasi
sampah organik primer pada kambing
Suparjo., K. G. Wiryawan., E. B. Laconi, dan Peranakan Etawah. Agripet. Vol. 8 (1):
D. Mangunwidjaja. 2011. Performa 31-38.
Kambing Yang Diberi Kulit Buah Kakao
Zain, M. 2009. Substitusi Rumput Lapangan
Terfermentasi. Media Peternakan. Vol.
dengan Kulit Buah Coklat Amoniasi
34 (1): 35.
dalam Ransum Domba Lokal. Media
Suryani, H., M. Zain., N. Jamarun, dan R.W. Peternakan. Vol. 32 (1): 47-52.

Kondisi Performa dan Status … (Harmoko dan Padang) 191

Anda mungkin juga menyukai