Abstrak
Ayam ras petelur banyak dibudidayakan masyarakat mulai dari skala kecil (rumah
tangga) sampai skala industri. Ayam ras petelur terus mengalami peningkatan populasi dan
produktivitas, serta kualitas produksi telur. Upaya untuk meningkatkan kualitas telur terus
dilakukan diantaranya dengan memberikan feed additive dalam pakan. Penelitian bertujuan
mengetahui pengaruh penambahan simplisia bawang Tiwai (Eleutherine americana Merr)
terhadap kualitas eksterior dan interior telur konsumsi. Penelitian dilaksanakan bulan Maret-
April 2020 di kandang peternakan ayam petelur CV. Zafa Farm Layer Kecamatan Muara
Badak dan uji kualitas telur di Laboratorium Nutrisi Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas
Mulawarman. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari
empat perlakuan, dan enam ulangan, P0 = Kontrol (Pakan komersil tanpa simplisia bawang
Tiwai); P1= Pakan komersil + simplisia bawang Tiwai 4g/kg-¹ pakan; P2 = Pakan komersil +
simplisia bawang Tiwai 8g/kg-¹pakan; dan P3= Pakan komersil + simplisia bawang Tiwai
12g/kg-¹ pakan. Analisis datamenggunakan analysis of variance (ANOVA), dan uji lanjut beda
nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian membuktikan penambahan simplisia
bawang Tiwai tidak berpengaruh nyata (p>0,05) pada bobot telur, indeks telur, berat jenis telur,
indeks albumin, indeks yolk, tebal kerabang dan nilai haugh unit telur, namun berpengaruh
nyata (p<0,05) pada pH telur.
Kata kunci: Ayam ras petelur; feed additive; bawang tiwai; kualitas eksterior; interior telur
76
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Vol. 3 No. 2 (September, 2020)
Hal. 76-83
77
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Vol. 3 No. 2 (September, 2020)
Hal. 76-83
pakan; P2= Pakan Komersil + simplisia Bawang Tiwai P1, P2, P3 dengan yang
bawang Tiwai 8g/kg-¹pakan; P3= Pakan tanpasimplisia Bawang Tiwai (P0) sama,
Komersil + simplisia bawang Tiwai 12g/kg- sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi.
¹pakan Kualitas pakan yang dikonsumsi ayam
dapat mempengaruhi produk yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
dihasilkan. Bawang Tiwai memiliki
Kualitas eksterior telur yang diukur kandungan protein sebesar 14,46%
dalam penelitian meliputi bobot telur, (Suroto dan Sampepana, 2016). Hal ini
indeks telur, dan berat jenis telur didukung oleh pernyataan (Nasution dan
sedangkan kualitas interior telur meliputi Adrizal, 2009) bahwa kandungan nutrisi
indeks yolk, indeks albumen, tebal yang mempengaruhi bobot telur adalah
kerabang, nilai haugh unit (HU) dan pH protein dan asam amino. Asam amino
telur. Hasil nilai rata-rata dan standar khususnya methionine berpengaruh besar
deviasi kualitas eksterior dan interior telur terhadap ukuran telur. Selain itu, asam
dapat dilihat pada Tabel 1. linoleat juga mempengaruhi bobot telur
Tabel 1. (Leson and Summers, 2001).
Nilai Kualitas Eksterior dan Interior Telur IndeksTelur
Perlakuan Rataan nilai indeks telur masing-
Parameter
P0 P1 P2 P3 masing perlakuan berkisar antara 74,72-
64.58± 62.68± 65.86± 67.47±
Bobot Telur (g)
2.89 5.47 3.03 5.64
77,58%. Penelitian menunjukkan
Indeks Telur
77.58± 76.43± 74.89± 74.72± bahwaperlakuan P0 maupun P1, P2 dan P3
2.16 1.54 1.59 2.73 memiliki nilai indeks yang baik dan
1.10± 1.11± 1.10± 1.08±
Berat Jenis Telur
0.01 0.02 0.03 0.03 tergolong dalam bentuk telur yang lonjong.
Indeks Albumin
0.103± 0.112± 0.105± 0.095± Indekstelur yang baik berkisar antara 70-
0.02 0.01 0.02 0.02 79% dan bentuk telur dengan nilai indeks
0.445± 0.462± 0.450± 0.455±
Indeks Yolk telur lebih kecil dari 80% disebut telur
0.02 0.04 0.02 0.03
Tebal 0.33± 0.33± 0.34± 0.34± berbentuk lonjong (biconical dan conical)
Kerabang(mm) 0.01 0.01 0.01 0.01
86.74± 89.71± 87.39± 83.67±
(Rizal et al., 2012).
Haught Unit
7.85 3.65 6.25 8.90 Hasil dari pengukuran dengan
7.2± 7.4± 7.5± 7.4± pengujian analisis varians menunjukan
pH Telur
0.15 ͨ 0.08ᵇ 0.00ᵃ 0.00ᵃᵇ
Keterangan: P0= Kontrol (Pakan komersil tanpa
bahwa pemberian simplisia bawang Tiwai
simplisia bawang Tiwai); P1= Pakan Komersil + hingga dosis tertinggi 12g/kg⁻¹ pakan tidak
simplisia bawang Tiwai 4g/kg-¹ pakan; P2= menyebabkan perbedaan yang nyata
Pakan Komersil + simplisia bawang Tiwai terhadap nilai indeks telur. Telur yang
8g/kg-¹pakan; P3 = Pakan Komersil + simplisia digunakan pada penelitian berasal dari
bawang Tiwai 12g/kg-¹pakan strain, umur dan suhu lingkungan yang
Bobot Telur sama sehingga tidak terjadinya perbedaan
Nilai bobot telur berdasarkan hasil kualitas telur sebelum keluar dari organ
penelitian berkisar antara 62,68-67,47 g, reproduksi ayam (Sudaryani, 2006).
sehingga tergolong dalam kategori Berat Jenis Telur
berukuran besar. Bobot Telur dikategorikan Nilai berat jenis telur berdasarkan
berukuran besar dinyatakan dengan berat hasil penelitian berkisar antara 1,08-1,11.
melebihi 60 g (BSN, 2008). Besar kecilnya Telur yang digunakan merupakan telur
ukuran telur sangat dipengaruhi oleh segar atau baru ditelurkan sehingga tidak
kandungan protein danasam-asam amino adanya perbedaan waktu penyimpanan
dalampakan (Latifah, 2007). telur. Lama penyimpanan akan
Hasil pengujian analisis varians menyebabkan ruang udara dalam telur
menunjukan bahwa penggunaan simplisia menjadi lebih besar dari semula sehingga
dalam pakan pada dosis tertinggi 12 g/kg⁻¹ berat telur berkurang (Sastrawan et al.,
pakan tidak menyebabkan perbedaan yang 2020). Faktor-faktor yang mempengaruhi
nyata terhadap bobot telur. Hasil tersebut berat jenis telur adalah lama penyimpanan,
menunjukan bahwa dari segi kualitas suhu, waktu bertelur dan kandungan
pakan yang menggunakan simplisia kalsium pada pakan (Koelkebeck, 2003).
Kalsium merupakan nutrient terpenting
78
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Vol. 3 No. 2 (September, 2020)
Hal. 76-83
dalam proses pembentukan kerabang telur sehingga penggunaan bawang Tiwai dapat
yang akan berpengaruh pada berat jenis membantu penyerapan protein dalam
telur (Yuwanta, 2010). terpenuhinya kebutuhan ternak (Mierza et
Hasil pengujian ANOVA menunjukan al., 2011). Protein dari bahan pakan
bahwa penggunaan simplisia dalam pakan mempengaruhi kekentalan albumin,
hingga dosis tertinggi 12 g/kg⁻¹ pakan tidak semakin kental albumin maka semakin
menyebabkan perbedaan yang nyata tinggi nilai indeks albumin (Leke et al.,
terhadap berat jenis telur. Kandungan 2021). Penurunan kualitas albumin terjadi
pakan seperti mineral berpengaruh dalam akibat adanya penguapan air dan gas
kualitas telur dan berperan penting seperti CO2 yang menyebabkan albumin
terhadap daya simpan telur. Lama kental menjadi semakin encer (Cornelia et
penyimpanan akan menyebabkan ruang al., 2014). Kenaikan pH albumin
udara dalam telur menjadi lebih besar dari menyebabkan kerusakan serabut-serabut
semula sehingga berat telur akan ovomucin (yang memberikan tekstur
berkurang. Kehilangan berat selama kental) menyebabkan kekentalan albumin
penyimpanan dipengaruhi oleh telur menurun (Jazil et al., 2013).
menguapnya Sebagian dari putih telur Indeks Yolk
melalui pori-pori kerabang telur. Berat jenis Nilai indeks yolk berdasarkan hasil
telur sangat penting terhadap kualitas telur penelitian berkisar antara 0,445-0,462
tersebut, dimana ketebalan kerabang dan (Tabel 1). Penelitian menunjukkan bahwa
mutu cangkang sangat berpengaruh perlakuan P1 tergolong dalam standart
terhadap berat jenis telur (Sastrawan et al., tingkatan mutu I dan P0, P2 dan P3
2020). tergolong dalam standart tingkatan mutu II.
Standar tingkatan mutu I memiliki nilai
Indeks Albumin
indeks yolk berkisar antara 0,458-0,521
Nilai indeks albumin berdasarkan
dan standart tingkatan mutu II 0,394-0,457
hasil penelitian berkisarantara 0,095-0,112
(BSN, 2008). Standart tingkatan mutu I dan
(Tabel 1). Penelitian menunjukkan bahwa
II dikategorikan berkualitas baik dan segar.
P0, P1, P2 dan P3 masuk dalam standar
Nilai indeks yolk telur segar berada pada
ttingkatan mutu II. Standar tingkatan mutu
kisaran 0,33-0,50 dengan nilai rata-rata
II memiliki nilai indeks albumin berkisar
0,42 (Buckle et al., 1987). Telur yang
antara 0,092-0,133. Standart tingkatan
dianalisa pada penelitian ini merupakan
mutu II dikategorikan masih berkualitas
telur segar yang belum mengalami proses
baik (BSN, 2008). Telur yang dianalisa
penyimpanan, sehingga kondisi yolk masih
pada penelitian ini merupakan telur segar
dalam keadaan baik. Nilai indeks yolk
yang belum mengalami penyimpanan,
dipengaruhi oleh lama penyimpanan,
sehingga kekentalan albumin masih dalam
semakin lama telur disimpan maka nilai
keadaan baik. Penurunan kualitas albumin
indeks yolk semakin menurun, karena
disebabkan oleh lama penyimpanan dan
penambahan ukuran yolk akibat
umur telur (Purba et al., 2018).
perpindahan air dari albumin ke yolk
Hasil analisis varians menunjukkan
(Wibawanti et al., 2013; Ambarwati et al.,
bahwa pemberian simplisia bawang Tiwai
2012).
hingga dosis tertinggi 12g/kg⁻¹ pakan tidak
Hasil analisis varians menunjukan
menyebabkan perbedaan yang nyata
bahwa pemberian simplisia bawang Tiwai
terhadap nilai indeks albumin. Indeks
hingga dosis tertinggi 12 g/kg⁻¹ pakan tidak
albumin merupakan gambaran dari protein
menyebabkan perbedaan yang nyata
ransum, sehingga nilai indeks albumin
terhadap nilai indeks yolk, akan tetapi pada
bergantung dari kandungan protein ransum
tiap-tiap perlakuan memberikan hasil yang
yang diberikan sifat anti bakteri (Argo et al.,
menunjukkan bahwa kualitas indeks yolk
2013). Kandungan senyawa flavonoid,
pada penelitian ini dalam kualitas yang
alkaloid, asam fenolet dan tannin yang
baik. Bawang Tiwai mengandung unsur
terkandung dalam bawang Tiwai
senyawa aktif seperti saponin, flavonoid,
merupakan senyawa yang dapat
asamfenolet dan tannin (Mierza et al.,
menghambat perkembangan bakteri
2011) yang berfungsi sebagai pengikat
79
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Vol. 3 No. 2 (September, 2020)
Hal. 76-83
80
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Vol. 3 No. 2 (September, 2020)
Hal. 76-83
81
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Vol. 3 No. 2 (September, 2020)
Hal. 76-83
82
Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis
Vol. 3 No. 2 (September, 2020)
Hal. 76-83
Wibawanti, J. M. W., M. Meihu, A. Hintono, Yuwanta, T. 2010. Telur dan kualitas telur.
Y. B. Pramono. 2013. The influence Gadjah Mada University Press,
of liquid smoke on the chemical Yogyakarta
characteristic of salted eggs. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan 12 (2).
Widianto, B., H. S. Prayogi, dan N. Nuryadi.
2015. Pengaruh penambahan tepung
buah mengkudu (Morindacitrifolia L.)
dalam pakan terhadap penampilan
produksi itik hibrida. Jurnal Ilmu-Ilmu
Peternakan 25 (2): 28-35.
83