Anda di halaman 1dari 8

23

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG BAWANG PUTIH (Allium sativum L)


SEBAGAI FEED ADDITIVE ALAMI DALAM PAKAN TERHADAP
KUALITAS EKSTERNAL DAN INTERNAL TELUR
PADA BURUNG PUYUH (Coturnix-coturnix japonica)
Muhammad Aminul Zuhri, Edhy Sudjarwo dan Adelina Ari Hamiyanti
Fakultas Peternakan Universitas Bawijaya Malang
e-mail: Aminul_zuhri@yahoo.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penambahan bubuk bawang putih dalam pakan
pada kualitas eksternal dan internal puyuh. Materi penelitian yang ke satu hari usia 240 burung puyuh betina .
Metode yang digunakan adalah eksperimental yang dirancang oleh Rancangan Acak Lengkap dengan empat
perlakuan dan enam ulangan yang digunakan sepuluh burung puyuh setiap replikasi. Perlakuan yaitu P0 =
pakan basal, P1 = basal pakan dengan 0,6 % bawang putih bubuk, P2 = basal pakan dengan 0,8 % bawang
putih bubuk, dan P3 = basal pakan dengan 1 % bawang putih bubuk. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitas eksternal dan internal telur (berat telur, Unit Haugh, skor warna kuning telur,
dan berat cangkang telur) burung puyuh. Data dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji jarak
Duncan jika ada hasil yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bubuk bawang putih tidak
meningkatkan persentase berat telur ( 58,71 ± 1,20 ). Pakan dengan penambahan 1 % dari bubuk bawang
putih mewakili yang terbaik persentase skor warna kuning telur ( 6.33 ± 0.23 ).
Kata Kunci: Tepung Bawang Putih, Feed Additive, dan Kualitas Telur Burung Puyuh

PENDAHULUAN manajemen. Pakan yang sering kali digunakan


oleh peternak burung puyuh adalah pakan
Burung puyuh merupakan salah satu
komersial karena sudah disesuaikan dengan
ternak unggas yang mempunyai siklus produksi
kebutuhan ternaknya sehingga memenuhi standar.
tercepat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi manusia
Komponen terbesar dari biaya produksi adalah
(Akil, Pilyang, Widjaya, Utama, dan Wirawan,
pembiayaan pakan sekitar 60 - 80% (Hartadi dan
2009). Kelebihan usaha beternak burung puyuh
Thilman, 1991). Oleh karena itu, perlu pakan
dibandingkan dengan beternak ayam petelur atau
alternatif untuk mengatasi salah satunya yaitu
itik petelur yaitu mempunyai produksi telur yang
dengan memanfaatkan tepung bawang putih.
tinggi, produksi telur burung puyuh dapat mencapai
Bawang putih serta daunnya mengandung senyawa
250-300 butir/ekor/tahun dengan berat rata-rata
fitokimia, yaitu suatu zat kimia alami yang terdapat
10 g/butir, pertumbuhan burung puyuh lebih
dalam tumbuhan atau tanaman yang mempunyai
cepat, selain itu tidak membutuhkan area yang luas
fungsi luar biasa. Jenis fitokimia yang dikandung
dalam pemeliharaan dan biaya yang besar, sehingga
oleh tanaman bawang putih adalah allicin yang
usaha peternakan burung puyuh ini dapat dilakukan
mempunyai fungsi sebagai antimikroba dan
oleh pemodal kecil dan pemodal besar dengan skala
antioksidan.
usaha komersial (Randell dan Gery, 2008). Seiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk dan Feed additive atau imbuhan pakan biasa
pengetahuan tentang gizi, menjadikan kebutuhan digunakan didalam campuran pakan ternak.
protein hewani meningkat. Salah satu sumber Penggunaan feed additive dimaksudkan untuk
protein hewani adalah burung puyuh. Burung puyuh meningkatkan produktivitas, kesehatan dan keadaan
mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkan, gizi ternak. Beberapa jenis feed additive yang biasa
sebab dalam pemeliharaannya burung puyuh tidak digunakan para peternak ayam khususnya ayam
membutuhkan areal yang luas dan pengembalian petelur dan pedaging adalah antibiotika sintetik,
modalnya relatif cepat dikarenakan burung puyuh enzim, probiotik, asam organik, flavor dan
mencapai dewasa kelamin sekitar 41 hari antioksidan. Antibiotika sintetik adalah jenis feed
dengan produksi telur antara 250 sampai 300 butir additive yang paling banyak digunakan oleh para
per tahun (Setiawan,2006). peternak.
Pakan menjadi salah satu faktor penentu Bawang putih telah lama menjadi bagian
keberhasilan peternakan selain bibit dan kehidupan masyarakat di berbagai peradaban dunia.
24 MADURANCH Vol. 2 No. 1 Februari 2017

Namun belum diketahui secara pasti sejak kapan perkembangan dan pada dasarnya dipengaruhi
tanaman ini mulai dimanfaatkan dan oleh bibit, tatalaksana, pemeliharaan, dan kualitas
dibudidayakan. Awal pemanfaatan bawang putih pakan yang digunakan. Pakan memegang peranan
diperkirakan berasal dari Asia Tengah. Hal ini yang besar, karena biaya pakan merupakan
didasarkan temuan sebuah catatan medis yang penyumbang terbesar dalam biaya produksi yakni
berusia sekitar 5000 tahun yang lalu (3000 SM), sebesar 70%.
dari Asia Tengah kemudian menyebar ke seluruh
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu
dunia, termasuk Indonesia. Sehingga bagi bangsa
dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh
Indonesia bawang putih merupakan tanaman
penambahan tepung bawang putih sebagai feed
introduksi (Santosa, Basuki, Cholil, Dharma, dan
additive pada pakan terhadap kualitas eksternal dan
Syekhfani,1991).
kualitas internal telur burung puyuh. burung
Hasil Pertanian seperti bawang putih puyuh. Menurut Sitorus (2009) menyatakan bahwa
dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan burung puyuh jenis Coturnix coturnix japonica
manusia, bahan baku dalam badan industri dan memiliki bobot badan rata - rata yaitu 150 gram.
bahan pakan ternak. Bawang putih mengandung Burung puyuh mulai bertelur umur 41 hari, pada
scordinin dan allicin, dimana scordinin berperan umur diatas 5 bulan terjadi puncak produksi
dalam memberikan kekuatan dan pertumbuhan telur dengan persentase bertelur 76%, dengan
tubuh, sedangkan Allicin dikenal mempunyai daya persentase kurang dari 50% produktivitas bertelur
antibakteri yang kuat, banyak yang akan menurun pada umur 14 bulan. Kemudian
membandingkannya dengan penilisin produktivitas burung puyuh berhenti bertelur
(Saleh,2006). setelah berumur 2,5 tahun atau 30 bulan. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan
Pemberian tepung bawang putih pada ayam
kelengkapan informasi terutama dalam
pedaging dari yang paling rendah P2 (0,02%)
pemanfaatan tepung bawang putih.
sampai pada pemberian tepung bawang putih
tertinggi P5 (0,16%), kesemuanya memperlihatkan
penurunan konsumsi pakan dibanding kontrol. Hal MATERI DAN METODE
ini disebabkan tepung bawang putih mengandung
Pengambilan data penelitian di laksanakan
senyawa aktif yaitu allicin, selenium dan metilatil
di Peternakan milik Pak Samsudin di Desa
trisulfida. Senyawa allicin bersifat anti bakteri
Ampeldento Kecamatan Karangploso Kabupaten
mampu membunuh bakteri patogen. Selenium
Malang dan Laboraturium Teknologi Hasil
bekerja sebagai anti oksidan dan metilatil trisulfisa
Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
mencegah pengentalan darah. Kesemua ini akan
Penelitian ini menggunakan 240 ekor burung puyuh
mengakibatkan nilai tambah terhadap
betina jenis Coturnix- coturnix japonica yang
terlaksananya metabolisme lebih baik, penyerapan
berumur 7 hari diperoleh dari daerah Pare Kediri
zat makanan lebih baik, ransum di konsumsi lebih
Jawa Timur. Waktu pemeliharaan yaitu 9 minggu.
sedikit, konversi ransum lebih rendah dan waktu
yang diperlukan mencapai bobot satu setengah Kandang yang digunakan dalam penelitian
kg lebih cepat dibanding kontrol (Muhammad dan ini adalah kandang baterai, yang terdiri dari 24
Bintang, 2007). kotak baterai dengan ukuran panjang, lebar, tinggi
40x25x30 cm per unit. Setiap unit kandang diisi
Telur burung puyuh menjadi kudapan
oleh 10 ekor burung puyuh. Tiap unit dilengkapi
primadona bagi sebagian orang. Permintaan telur
dengan tempat pakan dan minum. Peralatan lain
unggas yang bernama latin Coturnix-coturnix
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tempat
japonica ini terus meningkat dari tahun ke tahun.
pakan, tempat minum, timbangan, penampung
Data dari Asosiasi Peternak Puyuh Indonesia pada
telur, thermometer, nampan, kayu, lampu
tahun (2010) mengatakan bahwa permintaan telur
penerangan 5 watt masing-masing disetiap unit,
unggas ini terus meningkat setiap tahunnya
kompor, kawat, kabel, tempat feses, dan peralatan
hampir di seluruh wilayah Indonesia, sementara
lainnya. Peralatan pembuatan bawang putih
itu baru 50% permintaan telur puyuh dari luar Jawa
menggunakan pisau, nampan plastik, oven, dan
yang bisa dipenuhi oleh peternak di daerah Jawa.
blender. Peralatan kebersihan meliputi ember,sapu
Usaha peternakan burung puyuh mulai mengalami
lidi, dan kain lap.
Zuhri, Pengaruh Pemberian Tepung Bawang … 25

Pakan yang digunakan selama penelitian terakhir pada minggu keenam penelitian. Data yang
adalah pakan ayam broiler fase starter yang didapat dari hasil lapang, diolah dengan
diproduksi oleh PT. Charoen Pokphan Indonesia menggunakan bantuan software microsoft excel.
(CP511B). Bawang putih diberikan dengan level Setelah data rata-rata diperoleh, dilanjutkan
0,6%, 0,8%, dan 1% dalam bentuk tepung. dengan analisis statistik menggunakan analisis
ragam (ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap
Metode penelitian yang digunakan adalah
(RAL). Apabila diperoleh hasil yang berbeda
percobaan lapang yang dirancang dengan
nyata (P<0,05) atau berbeda sangat nyata
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL),
(P<0,01) maka dilanjutkan dengan Uji Jarak
burung puyuh umur 7 hari terdiri dari 240 ekor
Berganda Duncan’s (Steel dan Torrie, 1991).
masing-masing puyuh dibagi menjadi 4 perlakuan,
dengan 6 ulangan sehingga terdapat 24 unit
percobaan yang masing – masing diisi 10 ekor HASIL DAN PEMBAHASAN
burung puyuh. Perlakuan yang diberikan sebagai
Hasil penelitian dari pemanfaatan tepung
berikut : P0 = Pakan basal tanpa pemberian
bawang putih sebagai feed additive dalam pakan
tepung bawang putih, P1 = Pakan basal + tepung terhadap kualitas eksternal dan internal telur yang
bawang putih 0,6%, P2 = Pakan basal + tepung meliputi berat telur, haugh unit, warna kuning, dan
bawang putih 0,8%, dan P3 = Pakan basal + berat kerabang telur burung puyuh ditampilkan
tepung bawang putih 1% pada Tabel 1.
Variabel yang diamati pada penelitian ini Tabel 1. Efek Perlakuan Terhadap Berat Telur,
adalah kualitas eksternal (berat telur, berat Haugh unit, Skor Warna Kuning Telur, Dan
kerabang) dan kualitas internal (haugh unit, skor Berat Kerabang Telur Burug Puyuh.
warna kuning telur) pada burung puyuh. Variabel Penelitian
Skor
1. Berat telur (g) diperoleh dengan menimbang Perla- Berat Warna Berat
Haugh Kuning
telur puyuh yang dihasilkan dari masing- kuan Telur Kerabang
Unit (HU) Telur
(g) (g)
masing ulangan ditimbang menggunakan (1–15)
timbangan analitik. P0 8,49±0,50 68,26±0,45 5,45±0,46a 0,88±0,04
2. Berat kerabang telur (g) diperoleh dengan P1 8,60±0,51 68,00±0,48 5,64±0,43a 0,88±0,03
b
menimbang kerabang dengan membran telur P2 8,68±0,62 68,58±0,43 6,07±0,30 0,89±0,04
setelah kerabang telur dipisahkan dari isi telur. P3 8,01±0,69 68,19±0,45 6,35±0,23b 0,85±0,04
Penimbangan kerabang telur menggunakan Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom
timbangan digital atau analitik. yang sama menunjukkan pengaruh
yang nyata (P<0,05)
3. HU (Haugh Unit) merupakan satuan nilai
untuk mengukur kualitas telur berdasarkan
logaritma terhadap tinggi albumen kemudian Pengaruh Penambahan Tepung Bawang Putih
ditransformasikan ke dalam nilai koreksi Terhadap Berat Telur
dari fungsi berat telur. Tinggi telur diukur dari Berdasarkan hasil analisis statistik pada
dua tempat menggunakan spherometer dari Tabel 1 menunjukkan bahwa penambahan tepung
jarak 1 cm dari batas terluar kuning telur. bawang putih dalam pakan memberikan perbedaan
HU = 100 log (h + 7,57 – 1,7. W0,37) pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap berat
telur burung puyuh. Rataan berat telur pada
4. Skor Warna Kuning Telur merupakan tabel 6 dari tertinggi hingga terendah yaitu
pengukuran warna kuning telur yang dapat perlakuan P2 8,68±0,62 g/ekor/hari; P1 8,60±0,51
dilakukan dengan cara membandingkan kuning g/ekor/hari; P0 8,49±0,50 g/ekor/hari; P3 8,01±0,69
telur dengan Egg Yolk Colour Fan yang g/ekor/hari, dari rataan tersebut dapat dilihat bahwa
memiliki standar warna 1 – 15, semakin tinggi berat telur tertinggi didapatkan pada perlakuan
skor kuning telur maka semakin baik kualitas P2 8,68±0,62 g/ekor/hari yaitu dengan penambahan
telur tersebut karena warna kuning telur tepung bawang putih 0,8%. Hal ini dikarenakan
mempengerahi kesukaan konsumen. pada tepung bawang putih tidak terdapat
Pengumpulan data dilaksanakan pada 7 hari kandungan yang mempengaruhi pertambahan
26 MADURANCH Vol. 2 No. 1 Februari 2017

berat telur dan kandungan protein pada pakan perlakuan dengan penambahan tepung bawang
perlakuan rendah rata-rata 17-18% sehingga putih sebanyak 0,08%. Hal ini dikarenakan pada
berat telur yang dihasilkan rendah Hal ini sesuai tepung bawang putih tidak terdapat kandungan
dengan Anonimus (2013), Protein pakan setiap yang mempengaruhi berat telur dan kekentalan
perlakuan sebagai salah satu faktor yang putih telur, kandungan protein pada pakan
mempengaruhi berat telur berpengaruh perlakuan rendah, rata- rata 17-18% sehigga
terhadap pembentukan albumen telur dan kualitas nilai haugh unit yang dihasilkan rendah,
pembentukan kuning telur yang padahal kebutuhan protein kasar burung puyuh 20-
mempengaruhi berat telur yang dihasilkan. 22%. Hal ini sesuai dengan Silalahi (2009)
Atik (2010) menjelaskan bahwa faktor menyatakan bahwa kebutuhan nutrisi puyuh fase
terpenting dalam pakan yang mempengaruhi layer yaitu PK 20,00-22,00%. Kandungan protein
berat telur adalah protein yang terkonsumsi dalam pakan setiap perlakuan mempengaruhi berat telur
pakan karena kurang lebih 50% dari berat kering dan juga berfungsi dalam pembentukan kekentalan
telur adalah protein dan konsumsi pakan beserta putih telur sehingga keduanya berpengaruh
zat-zat yang terkandung didalamnya seperti terhadap kualitas nilai HU yang dihasilkan.
protein, lemak, karbohidrat, dan vitamin. Nilai HU telur burung puyuh pada penelitian
Kandungan protein pakan 13-17% tidak ini berkisar 68,00 – 68,58. Telur-telur yang
berpengaruh terhadap berat telur, sebaliknya berat dihasilkan selama penelitian tergolong kualitas A.
telur akan meningkat jika kadar protein mencapai Menurut Neisheim (1977), kualitas telur
lebih dari 17%. berdasarkan nilai HU digolongkan menjadi tiga
yaitu kualitas B dengan nilai 33 – 60, kualitas A
Rataan berat telur puyuh yang diperoleh dengan nilai 60 – 70, dan kualitas AA dengan nilai
pada penelitian ini berkisar antara 8,01-8,68 72 – 100. Hal ini sesuai dengan pendapat
g/butir. Hal ini sesuai dengan pernyataan Stadelman (1997) yang menyatakan bahwa telur
Anggorodi (1995) bahwa telur puyuh mempunyai yang mempunyai nilai HU diatas 60 dapat
berat 7-8% dari berat induk, yaitu berkisar antara 7- digolongkan dalam kualitas A.
12 g/butir. Beberapa pernyataan tentang berat telur
puyuh sebagai contoh Achmanu dan Muharlien Pengaruh Penambahan Tepung Bawang Putih
(2010) menyatakan bahwa nilai rataan setiap berat terhadap Skor Warna Kuning Telur
telur puyuh yang dihasilkan berkisar antara 9,22-
Berdasarkan hasil analisis statistik pada
9,34 g/butir sedangkan Yuwanta (2010)
Tabel 1 menunjukkan bahwa penambahan tepung
menyatakan bahwa berat telur puyuh Coturnix-
bawang putih dalam pakan memberikan
coturnix japonica dengan warna burik berkisar perbedaan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap
antara 9-10 g/butir
skor warna kuning telur burung puyuh. Rataan
skor warna kuning telur pada Tabel. 6 dari tertinggi
Pengaruh Penambahan Tepung Bawang Putih hingga terendah yaitu perlakuan P3 6,33±0,23;
Terhadap Haugh Unit Telur Puyuh P2 6,07±0,30; P1 5,64±0,43; P0 5,45±0,46,
Berdasarkan hasil analisis statistik pada dari rataan tersebut dapat dilihat bahwa skor warna
Tabel 1 menunjukkan bahwa penambahan tepung kuning terendah didapatkan pada perlakuan P0
bawang putih dalam pakan memberikan perbedaan 5,45+0,46 diperoleh pada perlakuan tidak ada
pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap penambahan tepung bawang putih, dan skor warna
Haugh Unit telur burung puyuh. Rataan nilai kuning tertinggi didapat pada perlakuan P3
Haugh Unit pada Tabel. 6 dari yang tertinggi 6,33±0,23 diperoleh pada perlakuan dengan
hingga terendah yaitu perlakuan P2 68,58±0,43, penambahan tepung bawang putih sebanyak 1%.
P0 68,26±0,45, P3 68,19±0,45, P1 Selain itu warna kuning telur yang dihasilkan
68,00±0,48, dari rataan tersebut dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini memperlihatkan perbedaan
nilai Haugh Unit tertinggi didapatkan pada sehingga perlakuan pakan mempengaruhi warna
perlakuan P2 68,58±0,43 diperoleh pada
kuning telur. Hal ini dikarenakan kandungan
Zuhri, Pengaruh Pemberian Tepung Bawang … 27

tepung bawang putih mengandung allicin dan perlakuan meberikan pengaruh perbedaan yang
scordinin. Menurut, Syamsiah dan Tajudin (2003). tidak nyata. Yuwanta (2010) menyatakan bahwa
Allicin merupakan senyawa yang dapat membuat faktor nutrisi utama yang berhubungan dengan
darah merah lebih licin dan tidak menggumpal kualitas kerabang adalah kalsium, phospor, dan
sehingga mampu mencegah penumpukan deposit vitamin D. Kalsium merupakan nutrient
lemak di dinding pembuluh darah. Selain allicin, terpenting dalam pembentuk kerabang. Kerabang
fitokimia yang terdapat dalam bawang putih telur terjadi saat fase gelap saat unggas tidak aktif
ialah scordinin. Scordinin mampu meningkatkan makan dan sumber kalsium ini kemudian menjadi
perkembangan tubuh karena scordinin mampu cadangan makanan dalam saluran pencernaan dan
bergabung dengan protein dan menguraikannya. pada tulang rawan yang berpengaruh pada
Kedua zat tersebut diduga dapat mempengaruhi pembentukan kerabang telur dan didukung oleh
warna kuning telur. Faktor lain yang Sazer (2007) bahwa, beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi warna kuning telur selain pakan menyebabkan masalah mutu kerabang telur
adalah lama penyimpanan. Warna kuning telur antara lain genetik, umur unggas, suhu
berubah semakin muda seiring dengan lingkungan tinggi, makanan dan penyakit. Umur
penyimpanan. Telur yang disimpan lama unggas berpengaruh pada pembentukan kerabang
merubah warna kuning telur menjadi pudar. telur. Umur unggas yang semakin tua akan
Hal ini disebabkan adanya proses pengenceran mengalami penitipan kerabang karena
putih telur, yaitu diserapnya air dari albumen ke fungsi reproduksi unggas tersebut mengalami
dalam kuning telur sehingga kuning telur menjadi penurunan akibat bertambahnya umur.
muda dan pucat (Romanoff and Romanoff, 2002).
Menurut Amrullah (2003) berat kerabang
Silalahi (2009) menyatakan bahwa indeks secara kuantitatif adalah 10% dari total berat
warna kuning telur yang baik berkisar antara 9-12. telurnya, lebih lanjut dijelaskan bahwa berat
Semakin tinggi skor warna kuning telur maka kerabang telur sangat dipengaruhi oleh pakan yang
semakin baik kualitas telur tersebut (Muharlien, di konsumsi, berat telur dan umur puyuh.
2010). Pigmen telur adalah karoten dan riboflavin Ensminger (1992) dan Wahju (1997) menjelaskan
yang diklasifikasi sebagai lipokrom, yaitu bahwa kandungan kalsium dan fosfor dalam
xanthophyill maka warna kuning telur semakin pakan berperan terhadap kualitas kerabang telur
berwarna jingga kemerahan (Yuwanta 2010). seperti ketebalan cangkang, berat dan struktur
kerabang telur.
Pengaruh Penambahan Tepung Bawang Putih
terhadap Berat Kerabang KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis statistik pada Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
Tabel 1 menunjukkan bahwa penambahan tepung bahwa tepung bawang putih berpotensi
bawang putih dalam pakan memberikan perbedaan meningkatkan kualitas eksternal dan kualitas
pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap internal telur burung puyuh.
berat kerabang telur burung puyuh. Rataan berat
kerabang telur pada Tabel. 6 dari tertinggi hingga
SARAN
terendah yaitu perlakuan P2 0,89±0,04; P0
0,88±0,04; P1 0,88±0,03; P3 0,85±0,04, dari Disarankan masih perlu dilakukan penelitian
rataan tersebut dapat dilihat bahwa berat kerabang lebih lanjut mengenai level atau persentase
telur tertinggi didapatkan pada perlakuan P2 penambahan tepung bawang putih sebagai feed
0,89±0,04 g diperoleh pada perlakuan penambahan additive alami dalam pakan untuk mengetahui efek
tepung bawang putih 0,8%. Hal tersebut positif terhadap berat telur, haugh unit, skor
dikarenakan kandungan tepung bawang putih warna kuning telur dan berat kerabang pada
mengandung sumber Ca dan P yang banyak telur burung puyuh.
sehingga berat kerabang telur burung puyuh antar
28 MADURANCH Vol. 2 No. 1 Februari 2017

DAFTAR PUSTAKA Endang. R. M. 2004. Pengaruh Penggunaan


Dedak Gandum (Whea Pollar). Terfermen-
Achmanu, dan Muharlien. 2011. Ilmu Ternak
tasi Terhadap Kualitas Telur Ayam Arab.
Unggas. UB Prees. Malang.
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Akil, S. W. G. Piliyang, C. H. Widjaya, D.B.
Utama., dan L. K. G. Wirawan. 2009. Ensminger, M. E. 1992. Poultry Science.
Pengkayaan Selinum Organik, Inorganik Interstate Publisher Inc, Danville, Illinois.
dan Vitamin E dalam Pakan Puyuh terhadap
Performa, serta Potensi Telur Puyuh Febrianto, 2004. Potensi Bahan Baku Lokal
sebagai Sumber Antioksian. JITV14(1): 1- untuk Pakan Ternak Unggas. Fakultas
10. Peternakan. Universitas Jenderal
Soedirman. Bengkulu.
Amrullah, I.K. 2003. Nutrisi Ayam Petelur.
Satu Gunungbudi. Bogor. Hardjosworo, P.S, 1992. Beternak Puyuh.
Fakultas Peternakan IPB, Bogor.
Anggorodi, H.R.1995. Nutrisi Aneka Ternak
Unggas. Gramedia Pustaka. Jakarta. Hartadi, H.S, Reksohadiprojo dan A.D.
Thillman. 1991. Tabel Komposisi Pakan
Anonymous. 2013. Ada apa di balik telur. untuk Indonesia. U.G.M. Universitas Gajah
http://www.anakku.net/ (diakses tanggal 1 Mada Press.
Desember 2014)
Herman, E. 2000. Formulasi Bubuk Bawang Putih
Anonymous. 2003. Japanese Quail (Coturnix- (Allium sativum) sebagai Seasoning
Coturnix Japonica). The Canadian Komersial. Fakultas Teknologi Pertanian.
copartner of Birdlife International. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
http://avibase.bsc-eoc.org/species.jsp?
avibaseid=110CF4251 A857B0D (diakses Kasiati. 2010. Kajian Fisiologis Status Kalsium
01Desember 2014) Puyuh (Coturnix-Coturnix Japonica) setelah
Pemberian Cahaya Monokromatik.
Atik, P. 2010. Pengaruh Penambahan Tepung Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi
Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamark) Hewan, Jurusan Biologi,Fakultas MIPA.
Dalam Ransum Terhadap Kualitas Telur Universitas Diponegoro
Itik. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Latifah, R. 2007. The Increasing of Rejected
Duck’s Egg Quality With Pregnant Mare’s
Asiamaya.2000.Nutrisi Bawang Putih, Mentah. Serum Gonadotropin (Pmsg) Hormones.
http://www.Asiamaya.com/nutrient/ The way to increase of layer duck. 4:1-8.
bawangputih.html. 22-6-2000. Diakses 19
juni 2015. Muchtadi, T.R. dan Sugiono. 1992. Ilmu
Pengetahuan Bahan Pangan. Departemen
Belitz, H.D. and W. Grosch, 1999. Food Chemistry. Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat
2nd Ed, Springer, Berlin. Jenderal Tinggi Pusat Antar Universitas
Pangan dan Gizi. Bogor: Institut
Carlyle D. B. 1993. Measuring Table Egg Shell
PertanianBogor.
Quality with One Specific Gravity Salt
Solution. Department of Animal &
Muhammad, Z dan Bintang. 2007.
Poultry Science, University of
Mencapai Bobot Badan Siap Pasar melalui
Saskatchewan, Saskatoon, Saskatchewan,
Penggunaan Bawang Putih (Allium Sativum
S7N0W0, Canada.
L.) pada Ransum Komersial untuk Ayam
Eishu, R. 2005. Effects of Dietary Protein Levels Broler. Balai Penelitian Ternak.Ciawi.
on Production and Caracteristics of Bogor.
Japanese Quail Egg. The Journal of
Poultry Science, 42: 130-139 Nasution, Z. 2007. Pengaruh Suplementasi Mineral
(Ca, Na, P, Cl) dalam Ransum terhadap
Elvira S, T. Soewarno. Soelcarto dan SS. Performans dan IOFC Burung Puyuh
Mansjoer. 1994. Studi Komparatif Sifat (Coturnix- Coturnix Japonica) umur 0 –
Mutu Dan Fungsional Telur Puyuh Dan 42 Hari. Skripsi. Universitas Sumatera
Telur Ayam Ras. Hasil Penelitian. l Pm, Utara.
Vd. V no. 3. Tir.1994.
Zuhri, Pengaruh Pemberian Tepung Bawang … 29

Neisheim, M. N., R. E. Autic and L.E. Card. 0-42 Hari. [Skripsi]. Fakultas Pertanian.
1977. Poultry Production. Th 12 ed. Universitas Sumatra Utara. Medan.
Lea Febiger, Philadelphia.
Stadelman, W. J. And O. J. Cotteril. 1995. Th Egg
Pappas, J. 2002. Coturnix Japonica. Animal Science and Technology. 2 ed Avi.
Diversity Web. Http:/animaldiversity. Publishing Co. Inc, Westport. Connecticut.
ummz. edu/site/accounts/information/Cotu
rnixjaponica.com (Diakses tanggal 1 Suharti. S. 2002. Pusat Kajian Makanan, Minuman
Desember 2014). dan Obat Tradisonal. Departemen Ilmu
Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Randell, M dan B. Gery. 2008. Raising Peternakan Institut Pertanian, Bogor.
Japanese Quail. http://www. http/www.SuaraMerdeka.Com/Harian/0804/
dpi.nsw.gov.au. Diakses28 Oktober 2015. 22/3htm-17. Diakses 23 Oktober 2015

Romanoff, A.L & A. Romanoff. 2002. The Avian Suprijatna, E., S. Kismiati, dan N. R. Furi. 2008.
Egg. John Wiley and Sons, New York. Penampilan Produksi dan Kualitas Telur
pada Puyuh yang Memperoleh Protein
Rose. S.P., 1997. Principles of Poultry Science. Rendah dan Disuplementasi Enzim
CAB International London. Komersial. J. Indon. Trop. Anim. Agric.
Fakultas Peternakan Universitas
Santosa, M, N. Basuki, A. Cholil, D. A. Dipenogoro, Semarang.
Dharma dan Syekhfani. 1991.
Pengembangan Bawang Putih di Dataran Syamsiah, I. S., Tajudin. 2005. Khasiat dan
Medium (400 m dpl). Risalah Kongres Ilmu Manfaat Bawang Putih Raja Antibiotik
Pengetahuan Nasional LIPI. Jakarta. Alami. Agromedia Pustaka. Jakarta

Saleh, E. 2006. Pemberian Tepung Bawang Putih Tuti, W. 2009. Pemanfaatan Tepung Daun Pepaya
(Allium sativum L.) dalam Ransumterhadap (Carica papaya. L L ess) Dalam Upaya
Performas Itik Peking Umur 1–8 Minggu Peningkatan Produksi dan Kualitas Telur
(The Usage of Garlic (Allium sativum Ayam Sentul. J. Agroland 16 (3) : 268 –
L.).Fakultas Pertanian Universtitas Sumatra 273.
Utara.Medan.
Usman, B. A., A. U. Mani, A. D. El- Yuguda, and
Sezer, M. 2007. Heritability of Exterior Egg S.S. Diarra. 2008. The effect of suplemental
Quality Traits in Japanese Quail. ascorbic acid on the development of
Department of Animal Science, newcastle disease in japanese quail
Faculty of Agriculture, Gaziosmanpasa exposed to high ambient temperature.
University, 60240, Tokat/TURKEY International Journal of Poultry Science
http://www.nobel.gen.tr/Makaleler/ JABS- 7(4): 328-332.
Issue%201-19-2011.pdf (diakses 01
Desember 2014). Varghese, S. K. 2007. The Japanese Quail. Feather
Francier Newspaper. Canada.
Setiawan, D. 2006. Performa Produksi Burung
Puyuh (Coturnix-Coturnix Japonica) Pada Very, T. S. Manajemen Pemeliharaan Burung
Perbandingan Jantan dan Betina yang Puyuh (Cortunix-cortunix japonica) di
Berbeda. Fakultas PeternakanInstitut Peternakan Agri Bird Jaten Karanganyar.
Pertanian Bogor. Bogor. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret.
Silalahi, M. 2009. Pengaruh Beberapa Bahan
Pengawet Nabati Terhadap Nilai Haugh Wahju, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. UGM
Unit, Berat dan Kualitas Telur Press. Yogyakarta.
Konsumsi Selama Penyimpanan. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung. Winarno, F. G. dan S. Koswara, 2002. Telur :
Bandar Lampung. Komposisi, Penanganan dan Pengolahan-
nya. M-Brio Press, Bogor.
Sitorus, J. P. 2009. Pemanfaatan Pemberian
Tepung Cangkang Telur Ayam Ras dalam Wiryawan, K. G., S. Suharti dan M.
Ransum Terhadap Performan Burung Bintang. 2005. Kajian Antibakteri
Puyuh (Coturnix-Coturnix Japonica) Umur Temulawak, Jahe dan Bawang Putih
30 MADURANCH Vol. 2 No. 1 Februari 2017

terhadap Salmonella typhimurium serta Animal Science, Faculty of Veterinary


Pengaruh Bawang Putih terhadap Medicine , University of Selcuk, Alaaddin
Performans dan Respon Imun Ayam Keykubat Kampüs, Konya, 42003, Turkey.
Pedaging. Media Peternakan. 28(2): 52-62.
Yuwanta, T. 2010. Telur dan Kualitas Telur.
Yılmaz Alper, Tepeli and Caglayan. 2011. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
External and internal egg quality
characteristics in Japanese quails of
different plumage color lines. Department of

Anda mungkin juga menyukai