Anda di halaman 1dari 7

ISSNNo.

2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|17

PEMANFAATAN POTENSI TEPUNG DAUN ASHITABA (Angelica keiskei) SEBAGAI


FITOBIOTIK DALAM PAKAN TERHADAP PRODUKTIFITAS AYAM BROILER

Oleh :

Dina Oktaviana1), Gusti Ayu Esty Windhari2)


1,)
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Tenggara Barat
2
) Fakultas Tekhnik Universitas Nusa Tenggara Barat

Abstrak : Ashitaba merupakan tanaman multi fungsi karena kaya akan vitamin, mineral, asam amino,
unsur mineral, maupun zat aktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan potensi
tepung daun Ashitaba sebagai sumber fitobiotik dalam pakan terhadap produktifitas ayam broiler.
Sebanyak 25 ekor ayam broiler unsexd umur sehari yang diproduksi oleh PT. Malindo Tbk dipelihara
selama 35 hari dalam kandang individu ukuran 40 x 40 cm. Perlakuan berupa penambahan tepung daun
Ashitaba dalam pakan basal degan level yang berbeda yaitu; P0 (0% Tepung daun Ashitaba + 98% Pakan
Basal + 2% Filler); P1 (0,5% Tepung daun Ashitaba + 98% Pakan Basal + 1,5% Filler); P2 (1% Tepung
daun Ashitaba + 98% Pakan Basal + 1% Filler); P3 (1,5% tepung daun Ashitaba + 98% Pakan Basal +
0,5% Filler) dan ;P4 (2% Tepung daun Ashitaba + 98% Pakan Basal + 0% Filler). Rancangan yang
digunakan adalah rancangan acak lengkap pola searah degan 5 perlakuan dan 5 kali ulangan. Data yang
diperoleh dianalisis degan sidik ragam dan bila terdapat perbedaan yang nyata maka akan diuji lanjut
degan Uji Jarak Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Tepung Daun Ashitaba sampai
degan level 2% tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan akan tetapi berpengaruh nyata mampu
meningkatkan pertambahan bobot badan (P>0,05) serta bobot potong (P>0,05), dan menurunkan angka
konversi pakan (FCR) (P>0,05). Level P3 degan pemberian tepung daun Ashitaba 1,5% dalam pakan
basal memberikan respon terbaik.
Kata Kunci: Ayam Broiler, Tepung Daun Ashitaba, konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, bobot
potong, dan konversi pakan.

PENDAHULUAN
Kebutuhan daging ayam sebagai sumber Pemanfaatan fitobiotik sebagai Natural Growth
protein hewani mengalami peningkatan seiring Promotor atau NGPs telah diidentifikasi sebagai
dengan meningkatnya penghasilan dan kesadaran alternatif yang efektif untuk antibiotik. Fitobiotik
masyarakat akan pentingnya makanan bergizi. sebagai NGPs berkembang sebagai feed additive,
Usaha peternakan ayam broiler dapat dengan cepat immunitas, meningkatkan performa dan sangat
memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein efektif dalam meningkatkan kesehatan saluran
hewani karena pertumbuhan ayam broiler relatif pencernaan (Panda et al., 2009).
lebih singkat dibandingkan ternak penghasil daging Salah satu sumber atau bahan yang dapat
lainnya. digunakan sebagai sumber fitobiotik adalah daun
Untuk mencapai standar produksi ayam ashitaba Sebagai sumber fitobiotik. Ashitaba
broiler, maka diperlukan bahan pakan yang (Angelica keiskei) merupakan tanaman multi fungsi
memiliki kualitas dan kuantitas yang baik. karena kaya akan vitamin, mineral, asam amino,
Produktivitas yang baik memerlukan pakan yang unsur mineral maupun zat aktif. Tanaman ashitaba
tepat, berimbang, dan efisien. Hal ini karena pakan dapat digunakan sebagai sumber antioksidan
merupakan faktor pendukung utama untuk terutama bagian daun karena mengandung senyawa
meningkatkan produksi ternak unggas. Pakan kimia golongan alkoloid, saponin, glikosida,
memegang peranan yang sangat penting dalam triterfenoid dan chalcone. Dalam chalcone terdapat
keberhasilan peternakan unggas, karena biaya dua senyawa flavonoid yaitu xantoangeol dan 4-
pakan menguasai sekitar 60 sampai 70% dari total hidrooxyricine. Senyawa inilah yang membedakan
biaya produksi peternakan unggas. ashitaba dengan tanaman sejenisnya (Baba, 2009)
Fitobiotik (phytobiotic) adalah salah satu jenis senyawa ini memiliki struktur molekul yang aktif
fitokimia (phytochemicals) yang murni berasal dari dan merupakan antioksidan yang sangat potensial
tanaman (tumbuh-tumbuhan). Sebagai aditif, bahan dalam menangkap radikal bebas lebih tinggi.
ini dilaporkan mampu menstimulasi pertumbuhan Senyawa chalcone ini mampu membersihkan
dan sekaligus dapat dipergunakan untuk darah, menekan sekresi asam, mencegah
memelihara kesehatan unggas (Zuprizal, 2004). terbentuknya thrombus, antibakteri mencegah

http://www.untb.ac.id/September-2019/ Volume 5, No. 3, September 2019


18|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

kanker dan meningkatkan fungsi ginjal dalam 200 lb dengan kepekaan 0,5 lb serta alat untuk
membuang racun dari dalam darah secara efisien mengetahui kadar air daging yaitu plat kaca,
(Inamori, et al 1991) beban besi 35 kg, oven 1050 C.
Dilihat dari potensi daun ashitaba sebagai 3. Seperangkat uji kadar kolesterol dan
sumber fitobiotik dalam pakan sangat perlu trigliserida darah.
dilakukan penelitian untuk dapat meningkatkan
produktivitas ayam broiler. b. Susunan Ransum
Hasil penielitian ini diharapkan mampu Pakan basal yang digunakan dalam penelitian
memberikan informasi kepada masyarakat ini adalah pakan komplit BR1 dari umur 1-3
peternak, khususnya peternak masyarakat kecil dan minggu dan BR2 untuk minggu ke 4 dan 5
menengah diprovinsi Nusa Tenggara Barat dan dengan kandungan nutrien sebagai berikut:
dunia kedokteran hewan tentang potensi Daun
Tabel 1. Kandungan nutrien bahan pakan
Ashitaba (Angelica keiskei) sebagai sember
fitobiotik pada ayam broiler sehingga mampu
meningkatkan produktivitas Ayam Brolier.

METODE DAN ANALISA DATA

Penelitian akan dilaksanakan pada tanggal 10


April sampai degan 8 Mei dikandang ayam Broiler
yang berada di KelurahanPraya Kecamatan Praya 1
Berdasarkan analisis di Laboratorium Biokimia
Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Nutrisi Fakultas Peternakan UGM 2019
Tenggara Barat. 2
Berdasarkan tabel komposisi pakan di label
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini pakan basal
adalah ayam broiler unsexd umur sehari (DOC)
yang diproduksi oleh PT. Malindo Feedmill, Tbk Tabel 2. Susunan formulasi ransum
sebanyak 25 ekor.
Besaran sampel pada penelitian ini ditentukan
berdasarkan rumus Federer dalam Hanafiah (2001)
(t-1) (n-1) ≥ 15
(5-1) (n-1)≥15
4(n-1)≥15
4n ≥15+4
n≥19
n=4,75
dan n=4,75 dibulatkan menjadi 5 ekor
c. Persiapan
a. Alat Penelitian
1. Selama pemeliharaan ayam broiler yang Lantai dan dinding kandang yang digunakan
digunakan adalah kandang individu ukuran dicuci dengan ditergen. Fumigasi kandang
(40 x 40) cm2 sebanyak 25 unit, tempat pakan menggunakan cairan disinfektan (destan) untuk
berbentuk nampan, tempat minum berukuran lantai dan dinding kandang. Fumigasi dilakukan 2
0,25 liter, lampu pijar 40 watt sebagai minggu sebelum DOC dimasukkan.
pemanas, termometer untuk mengukur Untuk Daun Ashitaba hanya dikeringkan
temperatur, alat-alat sanitasi kandang, serta dengan cara diangin-aginkan tidak dibawah sinar
disinfektan. Timbangan yang digunakan matahari lagsung, jika sudah kering ditumbuk dan
adalah Neraca Ohauss, berkapasitas 20 kg diayak hingga halus, kadar air tepung daun
dengan kepekaan 1 g, timbangan duduk Ashitaba max 10%.
kapasitas 5 kg dengan kepekaan 20 g. d. Pengelompokan ayam
2. Alat yang digunakan dalam pengujian kualitas
Dua puluh lima ekor ayam broiler
fisik adalah satu unit uji kualitas fisik daging
ditempatkan pada 5 kelompok perlakuan pakan
adalah satu unit alat uji kualitas karkas yang
yang berbeda, setiap kelompok perlakuan pakan
terdiri dari timbangan digital kapasitas 1,2 kg
diberikan replikasi 5 kali. Pada penelitian ini,
kepekaan 0,1 g, pH meter merek Hanna
masing-masing kelompok diberikan 1 ekor,
Instrumen dengan skala 0-14 dengan
sehingga seluruh anak ayam broiler tersebut
penggunaan kertas lakmus, water bath, sherr
terdistribusi secara merata pada 25 unit kandang
press merek Accu weight kapasitas maksimal

Volume 5, No. 3, September 2019 http://www.untb.ac.id/September-2019/


ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|19

(unit percobaan). Seluruh ayam dipelihara selama pengamatan dan peghitungan data statistik adalah
35 hari. seperti terlihat pada Tabel. 3 di bawah ini.
e. Pemeliharaan Tabel 3. Performa atau penampilan produksi ayam
broiler umur 35 hari yang mendapatkan
Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari pada
penambahan tepung daun Ashitaba dalam
pagi pukul 07.00 dan sore hari pada pukul 16.00,
ransumnya.
serta pemberian air minum secara ad libitum.
Pakan yang diberikan dan sisa pakan dikoleksi dan
ditimbang. Penimbangan bobot badan ayam
dilakukan seminggu sekali.
Ternak yang digunakan dalam penilitian ini
adalah ayam broiler unsexd umur sehari yang
diproduksi oleh PT Malindo Feedmill Tbk
sebanyak 25 ekor.
f. Metode Penelitian
Performan Ayam Broiler ns
= non signifikan (tidak berbeda nyata)
1. Konsumsi pakan diketahui dari selisih bobot *= berbeda nyata (a,b superskrip yang berbeda pada
pakan yang diberikan dengan sisa pakan setiap baris yang sama menunjukkan perbedaan yang
hari dari masing-masing kandang (ulangan), nyata P>0,05)
selanjutnya dilakukan penghitungan
penghitungan konsumsi pakan setiap kandang
perminggu dan pada akhir penelitian dilakukan b. Konsumsi Pakan
penghitungan konsumsi pakan kumulatif pada
ulangan.
2. Pertambahan bobot badan.Penimbangan bobot
badan ayam broiler dimulai pada awal
KONSUMSI PAKAN (gr)
2400
penelitian pada masing-masing ulangan,
2350
kemudian setiap minggu dilaksanakan
penimbangan pada waktu yang telah ditentukan 2300 KONSUMSI
sampai akhir penelitian. Data pertambahan PAKAN (gr)
bobot badan selama penelitian diperoleh dari
selisih antara bobot badan akhir dengan bobot
badan awal.
3. Konversi pakan. Konversi pakan diperoleh dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembagian antara jumlah pakan yang penambahan Tepung Daun Ashitaba sampai
dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan dengan level 2,0% tidak berpengaruh nyata
dalam satuan bobot dan waktu yang sama. terhadap konsumsi pakan. Hal ini disebabkan
karena imbangan energi dan protein dalam pakan
g. Analisis Data relatif sama (iso energi dan iso protein) sehingga
Semua data hasil penelitian akan diuji secara konsumsi pakan menjadi sama. Konsumsi pakan
statistik menggunakan Completely Randomized pada penelitian ini berkisar antara 2330,40 sampai
Design (CRD) pola searah. Perbedaan rata-rata dengan 2388,740 g/ekor. Hal ini sesuai degan
antar perlakuan diuji lanjut dengan Duncan’s new pendapat Ensminger and Heinemann (1992) dalam
Multiple Range Test (DMRT) menurut Steel dan Negoro, dkk (2013) yang menyatakan bahwa
Torrie (1993). tingkat energy dalam pakan akan menentukan
jumlah pakan yang dikonsumsi (Razak, 2016)
Konsumsi pakan dapat dipengaruhi oleh
kualitas dan kuantitas ransum, umur, aktivitas
HASIL DAN PEMBAHASAN ternak, palatabilitas ransum, suhu lingkungan,
kesehatan, tingkat produksi dan pengelolaanya.
a. Produktivitas Ayam Broiler Menurut Pond et al, 1995 yang dikutip (Manafe,
Performa ayam broiler dilakukan pada 4 2017) bahwa palatabilitas pakan merupakan daya
parameter utama yaitu: konsumsi pakan, tarik pakan atau bahan pakan yang dapat
pertambahan bobot badan, bobot potong dan menimbulkan selera makan ternak. Hubungan
konversi pakan (FCR). Setelah dilakukan penelitian pakan dan palatabilitas dapat dipengaruhi oleh
(pemeliharaan) selama 35 hari, maka hasil beberapa faktor yaitu rasa, bau dan warna bahan
pakan.

http://www.untb.ac.id/September-2019/ Volume 5, No. 3, September 2019


20|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

c. Pertambahan Bobot Badan Pemberian daun Ashtaba dalam pakan ayam


Broiler yang di pelihara selama 5 minggu
berpengaruh secara nyata mampu meningkatkan
PERTAMBAHAN BOBOT BADAN (gr)
bobot potong (P>0,05) hal ini disebabkan oleh
2000 pertambahan bobot badan dalam penelitian ini
1000 berpegaruh secara nyata sehingga berdampak
0 PERTAMABAHAN
BOBOT BADAN (gr)
positif pula terhadap bobot potong dan berpengaruh
secara nyata. Bobot potong tertinggi didapat pada
level pemberian P3 yaitu sebesar 1763,60 gram.
Bobot potong merupakan gambaran pertumbuhan
Berdasarkan rata-rata hasil penelitian bagi ayam pedaging, yang digunakan untuk menilai
menunjukkan bahwa penambahan Tepung Daun keberhasilan suatu usaha peternakan. Bobot potong
Ashitaba dalam pakan sampai dengan level 2,0 akan menentukan harga jual ternak sehingga
berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap pertambahan mempengaruhi besar kecilnya pendapat
bobot badan ayam broiler yang dipelihara selama 5 peternak.Blakely dan Blade (1991) yang dikutip
minggu. Pertambahan bobot badan tertinggi dicapai oleh Suryanah, dkk (2016) menyatakan bahwa
pada level 1,5% penambahan Tepung Daun tingkat konsumsi ransum akan mempengaruhi laju
Ashitaba, degan rata-rata berat 1635,60 gram. Hal pertumbuhan dan bobot akhir.
ini disebabkan karena adanya kandungan flavanoid e. Konversi Pakan
dalam tepung daun Ashitaba. Total falavonoid
dalam pucuk daun Ashitaba berkisar 219 mg/100 g BOBOT POTONG (gr)
berat basah (Yang et al, 2005). Senyawa aktif
flavonoid berperan lagsung sebagai antibiotik 2000
degan mengganggu fungsi dari mikroorganisme 1500
seperti bakteri dan virus, membantu dalam 1000
500 BOBOT POTONG
membasmi mikroba pathogen didalam saluran (gr)
pencernaan sehingga zat makanan dapat 0
dimanfaatkan secara efisien sehingga dapat PO P1 P2 P3 P4
(0%) (0,5%) (1%) (1,5%) (2%)
dikoneversi menjadi daging (Muiz, 2016).
Rasyaf (2004) menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi bobot badan antara lain genetik,
kesehatan, nilai gizi pakan, keseimbangan gizi Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
pakan, keseimbangan zat pakan, stress dan penambahan tepung daun Ashitaba dalam pakan
lingkungan. Wulandari (2010) yang dikutip oleh ayam broiler berpengaruh secara nyata menurunkan
Uddin (2011) pertambahan bobot badan ayam konversi pakan (P>0,05) konversi pakan terendah
pedaging dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi didapatkan pada level bemberian P3 yaitu 1,5%
pakan yang diikuti degan proses pencernaan dan degan nilai 1,46 dan tertinggi pada level P0 atau
pencernaan pakan secara optimal, selain itu tanpa pemberian tepung Daun Ashitaba yaitu 1,79.
keberadaan zat fitokimia berupa senyawa flavonoid Dengan demikian nilai konversi pakan terbaik
dalam perlakuan P3 berperan aktif dalam didapatkan pada level pemberian P3 dibandingkan
meningkatkan pertambahan ayam broiler umur 5 ayam yang tanpa diberikan tepung daun Ashitaba
minggu, walaupun kosumsi pakan dalam penelitian atau P0. Adanya korelasi positif yang ditunjukkan
ini tidak berpengaruh secara nyata akan tetapi oleh pertambahan bobot badan degan nilai konversi
angka tertinggi didapatkan pada level P3 sebesar pakan dimana semakin tinggi pemberian tepung
2388,40 gram sehingga berdampak pada daun Ashitaba dalam pakan memperlihatkan
peningkatan berat badan tertinggi pada level peningkatkan pertambahan bobot badan, dan nilai
pemberian P3. konversi pakan semakin rendah. Nilai konvesi
pakan dalam penelitian ini jauh lebih rendah dari
d. Bobot Potong penelitian yang dilakukan oleh Manafe (2017)
tentang pemberian tepung krokot dalam pakan
KONVERSI PAKAN / FCR ayam broiler degan kisaran konversi pakan anatara
2
1,62 sampai degan 1,86. Penelitian yang dilakukan
1 oleh Akmal dan Mairizal (2013) menunjukkan
0 KONVERSI PAKAN / bahwa konversi ransum ayam broiler yang
FCR
P0 P1 P2 P3 P4 diberikan ransum degan kandungan daun Sengon
(0%) (0,5%) (1%) (1,5%) (2%) sebesar 0, 2,5, 5, 7,5 dan 10 % berkisar antara 1,50
sampai dengan 1,68. Jadi didapatkan bahwa

Volume 5, No. 3, September 2019 http://www.untb.ac.id/September-2019/


ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|21

konversi pakan dalam penelitian ini rendah disubstitusikan dalam Ransum


terutama pada level P3. Siregar (1982) menyatakan Komersial. Jurnal Sains Peternakan
bahwa konversi ransum sangat ditentukan oleh Indonesia Vol 12. No 4. Oktober-
konsumsi ransum dan pertamabahan bobot badan Desember 2017. E-ISSN 2528-7109 P-
yang dihasilkan dan semakin baik mutu ransum ISSN 1978-3000.
maka angka konversi pakan semakin kecil.
Muiz Abdul. 2016 Pengaruh Penggunaan Tepung
Nilai konversi pakan rendah dikarena
Daun Binahong (Andredera
banyaknya pakan yang dikonsumsi ayam broiler
cordifollia) (Ten) (Stennis) sebagai
diimbangi degan kenaikan bobot badan selama
Feed Additive Terhadap Kualitas
pemeliharaan. Konversi pakan digunakan untuk
Karkas Ayam Pedaging. J. Agrisains
melihat efisiensi penggunaan pakan oleh ternak
17 (1) 54-61 April 2016 ISSN 1412-
atau dapat dikatakan efisiensi pengubahan pakan
3657.
menjadi produk akhir yakni pembentukan daging
(Wirapati, 2008 yang dikutip oleh Razak, 2016). Negoro, A. S. P, Achmanu dan Muharlien, 2013.
Pengaruh Penggunaan Tepung
PENUTUP Kemangi dalam Pakan terhadap
Penampilan Produksi Ayam Pedaging.
Pemberian tepung Daun Ashitaba sampai Fakultas Peternakan Universitas
degan level 2% dalam pakan basal tidak Brawijaya. Malang.
berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan, akan Panda, A. S.R. Rao, and M. Raju. 2009.
tetapi berpengaruh nyata dapat meningkatkan Phytobiotics, a natural growth
pertambahan bobot badan serta bobot potong, dan promoter. Poultry International, July
mampu menurunkan angka koversi pakan (FCR). 2009. Pp:10-11.
Level P3 atau 1,5% tepung daun Ashitaba dalam
pakan basal memberikan respon terbaik. Rajak, A. D, Khaerani. K dan Muh Nur Hidayat.
2016. Pertambahan Bobot Badan,
DAFTAR PUSTAKA Konsumsi Ransum dan Konversi
Ransum Ayam Ras Pedaging yang
Akmal dan Mairizal. 2013. Performa Broiler yang Diberikan Tepung Daun Sirih (Piper
diberi Ransum Mengandung Daun Betle Linn) sebagai Imbuhan Pakan.
Sengon (Albizzia falcataria) yang JIP. Jurnal Ilmu dan Industri
Direndam degan Larutan Kapur Thor Peternakan Vol. 3. November-
(CaO). Jurnal Peternakan Indonesia Desember 2016.
Volume 15 (1). Februari 2013. Rasyaf. M. 2004. Peternakan Broiler. PT Kanisius
Baba K, Taniguchi M, Shibano M, Minami H, Jogjakarta
2009. “The Components and Line Siregar. A. P.,M. Sabrani. dan S. Pranu. 1982.
Breeding of Angelica keiskei koidzumi Tekhik Beternak Ayam Pedaging di
“. Bunseki Kagaku, Desember, Vol. 58 Indonesia. Margie Group. Jakarta.
No.12.
Hanafiah, K. A. 2001. Rancangan Percobaan Teori
dan Aplikasi. Buku Fakultas Pertanian Steel, R. G. D. Dan J. Torrie. 1993. Prinsip dan
Universitas Sriwijaya. Palembang. Prosedur Statistik suatu Pendekatan
243p. Biometrik. Alih Bahasa B. Sumantri.
Gramedia. Jakarta.
Inamori Y, Baba K, Tsujibo H, Taniguchi M,
Nakata K, Kozawa M, 1991. Sufro, T. 1992. Fish Meal. Manufactur, Properties
“Antibacterial Actifity of Two and Utilization. In G. Borgstrom: Fish
Chalcones, Xanthoangelol and 4- as Food. Academy Press. New York,
Hydroxyderricin, Isolated from the San Frasisco, London.
Root og Angelica keiskei koidzumi”.
Chemical and Pharmacy Bulletin
Osaka University of Pharmaceutical Suryanah. H. Nur dan Aggraeni. 2016. Pengaruh
Science. 39(6);1604-5. Neraca Kation Anion Ransum yang
Berbedaterhadap Bobot Karkas dan
Mannafe. M. E. M. L Mullik dan F. M. S. Bobot Giblet Ayam Broiler. Jurnal
Telupere. 2017. Performans Ayam Peternakan Nusantara ISSN 2442-2541
Broiler Melalui Penggunaan Tepung Volume 2. Nomor 1, April 2016.
Krokot (Portulaca Oleracea L yang

http://www.untb.ac.id/September-2019/ Volume 5, No. 3, September 2019


22|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Uddin’Diya, Eko Widodo dan Surisdiarto. 2011.


Pengaruh Penggunaan Tepung Daun
Seligi (Phyllanthus buxifolius Muell)
terhadap Penampilan Produksi Ayam
Pedaging Periode Finisher. Bagian
Nutrisi Makanan Ternak. Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya.
Malang.
Wicaksono, F. K.2005. Kimia Umum. Lipida I:
Kresno, S. B. Gandosoebrata , R.,
Latu. J. (eds). Tinjauan Klinis Atas
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Jakarta: EGC,p:263.
Yang, R. S. Lin dan G . Kuo. 2005. Countent and
distribution of flavo-noids among 91
edible plant species. Asia Pasific J.
Clin Nutrs. 17;275-279.
Zuprizal, 2004. Antibiotik, Probiotik dan Fitobiotik
dalam Pakan Unggas Ilmiah Populer.
Majalah Poultry Indonesia No 284.
Jakarta.

Volume 5, No. 3, September 2019 http://www.untb.ac.id/September-2019/

Anda mungkin juga menyukai