Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN Indigofera sp.

DALAM RANSUM
TERHADAP PERFORMANS AYAM BROILER (Gallus Domesticus)

Tunggul Ferry Sitorus dan Hendra Rahmanaf Arab

Fakultas Peternakan Universitas HKBP Nommensen Medan


Email : rahmanaf1234@gmail.com

ABSTRAK

Penelitain ini bertujuan untuk mengetaahui pengaruh pemberian tepung daun Indigofera Sp.
dalam ransum terhadap performans produksi (konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan
konversi ransum) ayam broiler umur 8-35 hari. Rancangan Acak Lengkap yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 (lima) perlakuan, P0 = 0%, P1 = 5%,
P2= 10%, P3= 15%, P4= 20%. dan setiap perlakuan diulang 4 (empat) kali. Hasil penelitian
menujukkan bahwa pemberian tepung daun Indigofera Sp.dalam ransum berpengaruh tidak nyata
(P>0.05) terhadap kosumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum ayam broiler
umur 8-35 hari.

Kata kunci :tepung daun Indigofera Sp , ayam broiler, performans.

ABSTRACT

This research aims to find out the effect of Indigofera Sp. Leaf flour in rations on production
performance (ration consumption, body weight gain, and feed conversion) broiler chickens aged 8-35
days. Completely Randomized Design used in this study was Completely Randomized Design (CRD)
with 5 (five) treatments, P0 = 0%, P1 = 5%, P2 = 10%, P3 = 15%, P4 = 20%. and each treatment was
repeated 4 (four) times. The results showed that the administration of Indigofera Sp. Leaf flour in the
ration had no significant effect (P> 0.05) on feed consumption, body weight gain, and conversion of
broiler chicken ratios aged 8-35 days.

Keyword : Indigofera sp. Leaf flour, broiler chickens, performance.

PENDAHULUAN pertumbuhannya cepat (Harahap, 1993). Hal


inilah yang menjadi salah satu alasan
Seiring dengan perkembangan zaman yang berkembangnya usaha peternakan unggas di
semakin maju dan diiringi dengan Indonesia. Ayam broiler merupakan
pengetahuan manusia akan pentingnya gizi ayam hasil budidaya teknologi peternakan
dalam kehidupan, membuat permintaan ternak yang memiliki karakteristik ekonomi dengan
sebagai salah satu sumber protein hewani ciri khas sebagai penghasil daging.
semakin meningkat. Daging unggas adalah Pertumbuhannya cepat dengan konversi pakan
salah satu jenis produk peternakan yang cukup yang irit, dan siap dipotong pada usia yang
disukai oleh konsumen, harga yang relatif relatif muda Kartasudjana (2005) menyatakan
terjangkau membuat konsumen lebih memilih ayam broiler umumnya dipanen pada umur
produk dari ternak unggas dibandingkan sekitar 4-5 minggu dengan bobot badan antara
ternak ruminansia. Memelihara ternak unggas 1,2-1,9 kg/ekor yang bertujuan sebagai
memiliki beberapa kelebihan diantaranya sumber daging. Ciri-ciri ayam broiler
adalah pemeliharaan yang singkat, alasan mempunyai tekstur kulit dan daging yang
dipilihnya jenis unggas ini adalah karena
lembut serta tulang dada yang merupakan 2010). Sampai saat ini pemanfaatan Indigofera
tulang rawan yang fleksibel. sp hanya sebatas sebagai pakan ternak
Pakan merupakan salah satu faktor ruminansia, belum banyak digunakan untuk
penting pada usaha peternakan, terpenuhinya bahan pakan ternak unggas terutama ayam
kebutuhan pakan baik kualitas maupun broiler.
kuantitas sangat menentukan produksi ternak.
Menurut Tillman et al. (1991) menyatakan
konsumsi diperhitungkan sebagai jumlah METODOLOGI
makanan yang dimakan oleh ternak. Zat
makanan yang dikandungnya akan digunakan Tempat dan waktu penelitian
untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan Penelitian akan dilaksanakan di
untuk produksi hewan tersebut. Fakta di Teaching Farm Fakultas Peternakan
lapangan menunjukkan bahwa ransum yang Universitas HKBP Nommensen Medan , Desa
diberikan kepada ayam broiler harus Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan.
memperhitungkan kebutuhan nutrisinya Penelitian akan dilaksanakan selama 35 hari,
terutama kandungan protein dan energi. Saat yang terdiri dari 1 minggu adaptasi dan
ini pakan yang dijual di pasaran relative penyesuaian ransum dan 4 minggu
mahal, karena untuk memperoleh kualitas pengumpulan data.
pakan yang baik membutuhkan biaya yang
relatif mahal. Untuk mencapai kualitas pakan
yang baik dan harga terjangkau oleh peternak Bahan dan Peralatan Penelitian
perlu dicari bahan pakan alternatif yang a. Bahan
mudah didapat dan murah harganya, salah
satunya adalah hijauan Indigofera sp yang Ternak yang digunakan dalam penelitian
memiliki serat kasar rendah, protein tinggi dan adalah ayam broiler umur 1 hari (DOC) Strain
mudah dibudidayakan. Tanaman Indigofera sp CP 707 sebanyak 100 ekor. Bahan ransum
merupakan salah satu leguminosa yang dapat yang digunakan terdiri dari jagung, dedak
tersedia sepanjang tahun serta mengandung halus, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung
protein kasar sekitar sebesar 27,9%, SK ikan,tepung tulang, minyak goreng, premix,
sebesar 15,25%, Ca 0,22%, P 0,18% Indigofera sp, air minum obat-obatan, dan
(Akbarillah et al., 2002) vitamin. Pakan dan air minum diberikan
Indigofera sp merupakan jenis tanaman secara ad libitum, pada umur 1-7 hari
leguminosa yang sedang banyak diteliti diberikan pakan komersial, pada umur 8-35
10tahun terakhir karena memiliki potensi hari diberikan ransum sesuai dengan
sebagai bahan pakan green concentrate karena perlakuan penelitian.
kandungan proteinnya tinggi dan serat
kasarnya yang rendah. Jenis tanaman b. Peralatan
leguminosa ini banyak tumbuh di Indonesia Kandang yang digunakan dalam penelitian
karena sifatnya yang tahan kering, tahan adalah kandang sistem panggung yang
genangan air, dan tahan terhadap salinitas beralaskan serutan kayu yang telah difumigasi.
(Hassen et al., 2007). Indigofera sp memiliki Kandang tersebut dibagi menjadi 20 petak
produksi biomasa yang tinggi bila percobaan dengan ukuran 1x1x0,5 m
dibandingkan dengan leguminosa pohon lain dilengkapi dengan tempat pakan, tempat
pada kondisi lingkungan yang sama. Menurut minum dan lampu pijar sebagai penghangat
Sirait et al. (2009), Indigofera sp dapat buatan dan pemanas selama penelitian
berproduksi secara optimum pada umur berlangsung. Peralatan lain yang
delapan bulan dengan rata-rata produksi dibutuhkanadalah timbangan elektronik
biomasa segar per pohon sekitar 2,595 kapasitas 5 kg dengan tingkat ketelitian 1 gr
kg/panen, rasio produksi daun per pohon untuk menimbang ransum, mengukur
967,75 g/panen (37,29%) dan produksi batang pertambahan bobot badan, serta konsumsi
per pohon 1627,25 g/panen (63,57%) dengan ransum.
total produksi segar sekitar 52 ton/ha/tahun.
Rata-rata produksi Indigofera sp. per panen Metode Penelitan
mencapai 2,6 ton BK/ha/tahun pada kondisi
tanah masam (Hassen et al. 2006), sedangkan a. Rancangan Percobaan
pada kondisi tanah podzolik merah kuning Rancangan percobaaan yang digunakan dalam
dengan pH netral mencapai 4,096 ton penelitian ini adalah Rancangan Acak
BK/ha/tahun pada umur 88 hari (Abdullah Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4
ulangan. Dan tiap ulangan terdiri dari 5 ekor pertambahan bobot badan dalam waktu
ayam. Adapun perlakuan dalam penelitian ini yang sama.
adalah pemberian Indigofera sp. Dengan 4. Income Over Feed Cost (IOFC) adalah
pemberian sebagai berikut : selisih antara harga jual dari berat badan
a. P0 = Perlakuan tanpa tepung yang dihasilkan dengan jumlah pakan
Indigofera sp. yang diberikan selama penelitian.
b. P1 = Ransum 95% + Perlakuan
dengan tepung Indigofera sp. 5 % HASIL DAN PEMBAHASAN
c. P3 = Ransum 90% + Perlakuan
dengan tepung Indigofera sp. 10 % Konsumsi Ransum
d. P4 = Ransum 85% + Perlakuan Rataan konsumsi dari setiap
dengan tepung Indigofera sp. 15 % perlakuan selama penelitian dapat dilihat pada
e. P5 = Ransum 80% + Perlakuan tabel 1.
dengan tepung Indigofera sp. 20 % Hasil penelitian secara statistik
menunjukkan bahwa pemberian tepung daun
Parameter Yang diamati Indigofera sp . pada taraf 15% Dalam
ransum meningkatkan konsumsi ransum (P <
1. Konsumsi ransum dihitung dengan 0,01) terhdap konsumsi ayam broiler umur 2
menimbang jumlah ransum yang – 5 minggu.
diberikan dikurangi dengan jumlah
ransum yang tersisa, yang dihitung Tabel 1. Rata-Rata Konsumsi Ransum
setiap pagi sebelum diberi makan. Ayam Broiler selama penelitian
2. Pertambahan bobot badan dihitung (gram/ekor/hari)
dengan mengurangkan selisih bobot
badan akhir dan bobot badan awal Perlakua Ulangan
Total Rataan
dibagi dengan lamanya waktu n
1 2 3 4
penelitian. P0 (0%) 84,43 80,14 84,00 80,85 329,42 82,36tn
3. Konversi ransum diperoleh dengan P1 (5%) 82,39 85,43 76,14 82,04 325,99 81,50tn
menghitung perbandingan jumlah P2 (10%) 84,79 85,61 82,75 75,95 329,10 82,28tn
ransum yang dikonsumsi dengan P3 (15%) 88,60 84,01 86,76 85,24 344,61 86,15tn
P4 (20%) 75,84 80,86 81,83 75,89 314,41 78,60tn
Total 1643,54
Rataan 82,18
Ket : Superskrip yang sama pada kolom
yang sama menunjukkan
perbedaan yang tidak nyata (P<0,05).

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa berfungsi dalam merangsang gerak peristaltik
pemberian tepung daun Indigofera sp hingga saluran pencernaan sehingga proses
level 15% (P3) meningkatkan konsumsi pencernaan zat-zat makanan berjalan dengan
ransum ayam broiler. Rataan konsumsi baik. Menurut Anggorodi (1985), ayam tidak
ransum ayam broiler umur 2-5 minggu sebesar mempunyai kemampuan dalam mencerna
82,18 gram/ekor/hari dengan kisaran 75,84 - seraat kasar atau hanya sekitar 20% serat kasar
88,60 gram/ekor/hari. Sesuai dengan data di dapat dicerna dibagian caeca, sehingga fraksi
atas konsumsi ayam broiler tersebut masih serat kasar yang tidak dapat dicerna akan
lebih tinggi dari yang dilaporkan oleh Ardana secepatnya dikeluarkan dari saluran
dan Komang (2009) dimana rataan konsumsi pencernaan . akibatnya, peluag untuk
ransum ayam broiler umur 2-5 minggu adalah penyerapan zat akan berkurang. Hal ini juga
77,75gram/ekor/hari dengan kisaran 43 – disebabkan karena warna yang dihasilkann
111gram/ekor/hari. pada pemberian tepung daun Indigofera sp.
Hasil analisis ragam menunjukkan Pemberian tepung daun Indigofera sp. Diduga
bahwa pemberian tepung daun Indigofera sp. menyebabkan warna pakan menjadi lebih
Berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap gelap. Ayam broiler lebih menyukai pakan
konsumsi ransum ayam broiler. Kandungan yang berwarna kuning dan tidak gelap. Hal ini
ransum dalam penelitian ini serat kasar pada sesuai dengan pendapat Retnani et al. (2009)
15% belum berpengaruh terhadap konsumsi yang menjelaskan bahwa ayam lebih
oleh ayam broiler. Yang dimana serat kasar menyenangi warna oranye kuning dan sifat
warna yang mengkilap dan merangsang antara lain makanan, temperature, lingkungan
perhatiaan. Faktor-faktor lain yang dapat dan pemeliharaan. serta laju pencernaan yang
mempengaruhi konsumsi ransum antara lain cepat sehingga penyerapan nutrisi tidak
besar dan berat badan, kondisi fisiologis maksimal. Semakin cepat laju digesta maka
ternak. Ransum yang diberikan pada ayam semakin singkat proses pencernaan dalam
harus sesuai dengan umur dan berdasarkan saluran pencernaan (Tillman et al., 1998). Jika
kebutuhannya, dengan tujuan selain untuk ayam mengkonsumsi ransum dalam jumlah
mengetahui efesiensi jumlah ransum yang yang banyak namun petambahan berat badan
telah dikonsumsi juga untuk mengetahui tidak tinggi maka penyerapan makanan dalam
efesiensinya terhadap bobot badan yang saluran pencernaan ayam tersebut berlangsung
dicapainya. tidak sempurna (Sartika, 2017).

Konversi Pakan
Pertambahan bobot badan
Rataan konversi dari setiap perlakuan selama
Rataan pertambahan bobot badan dari penelitian dapat dilihat pada tabel 3.
setiap perlakuan selama peneltian dapat dilihat
pada tabel 2. Tabel 3. Rataan Konversi Ransum Setiap
Hasil penelitian secara analisis ragam Perlakuan selama penelitian
menunjukkan bahwa pemberian tepung daun Perlakua Ulangan Rata
Indigofera sp. berpengaruh tidak nyata Total
n 1 2 3 4 an
(P>0,05) terhadap petambahan bobot badan P0 (0%) 2,14 2,18 2,32 2,31 8,95 2,24tn
ayam broiler.
Tabel 2. Rata-Rata Pertambahan Bobot
P1 (5%) 2,25 2,33 2,02 2,22 8,82 2,21tn
P2 (10%) 2,15 2,15 2,19 2,02 8,51 2,13tn
BadanAyam Broiler Selama 4
P3 (15%) 2,37 2,16 2,35 2,40 9,27 2,32tn
Minggu Penelitian (gram/ekor/hari) P4 (20%) 2,31 2,17 2,34 2,02 8,83 2,21tn
Perlak Ulangan Rata Total
Total 44,39
uan 1 2 3 4 an
P0 35,93t Rataan
(0%) 38,96 36,19 34,91 33,64 143,70 n 2,22
P1 36,42t Ket : Superskrip yang sama pada kolom
(5%) 36,47 36,11 36,57 36,51 145,66 n yang sama menunjukkan berbeda tidak
P2 37,62t nyata. (P>0,05)
n
(10%) 38,02 38,99 37,12 36,34 150,46 Hasil analisis ragam menunjukkan
P3 36,44t penggunaan tepung daun Indigofera sp dalam
n
(15%) 36,92 38,08 35,86 34,92 145,78 ransum sebesar 5%,10%,15% dan 20%,
P4 35,14t berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap
n
(20%) 32,06 36,49 35,64 36,39 140,57 konversi ransum. Lacy dan vest (2000)
Total menyatakan bahwa angka konversi ransum
726,18
Rataa
digunakan untuk mengukur (PBB) yang
n 36,31 diperoleh selama kurun waktu tertentu.
Ket : Superskrip yang sama pada kolom yang Efisiensi penggunaan dapat dilihat dari angka
sama menunjukkan berbeda tidak nyata. konversi ransum yang diberikan. Konversi
(P>0,05) ransum yang semakin kecil merupakan
Rataan hasil penelitian ini masih lebih indikator semakin tingginya efisiensi ransum.
rendah dari yang dilaporkan oleh PT. Charoen Sebaliknya , konversi ransum yang semakin
Pokphand (2006) yaitu 57,34 gram/ekor/hari. besar merupakan indikator semakin rendahnya
Perbedaan ini diduga oleh beberapa faktor efisiensi ransum. Amrullah (2003)
diantaranya adalah menajemen pemeliharaan, menyatakan bahwa angka konversi ransum
bentuk ransum, mutu ransum, jumlah ransum, yang baik berkisar antara 1,75-2,00. Hasil
jenis ayam yang digunakan, sistem pemberian penelitian ini lebih tinggi dibanding yang di
ransum dan ukuran ternak tersebut. Disamping ungkapkan oleh Amrullah. Perbedaan
itu pertambahan bobot badan yang rendah konversi ransum ini memungkinkan karna
selama penelitian juga dapat disebabkan oleh perbedaan kualitas pakan sehingga
laju digesta didalam alat pencernaan. Rasyaf pertambahan bobot badan kecil, Sementara
(1992) menyatakan salah satu faktor yang pakan banyak dimakan. Tinggi rendahnya
mempengaruhi pertambahan bobot badan konversi ransum akan dipengaruhi oleh
kandungan serat kasar yang berhubungan Nilai
3.34 3.61 3.97 3.40 3.78
dengan kemampuan ternak. Menurut IOFC
3 0 2 3 0
Anggorodi (1985) data angka konversi ransum (Rp)
dipengaruhi beberapa faktor seperti umur
ternak, bangsa, kandungan gizi ransum, dapat diketahui bahwa nilai Income
keadaan temperatur dan keadaan ternak. Dari Over Feed Cost (IOFC) ayam broiler yang
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa diberi tepung daun indigofera sp, yang terbaik
konversi ransum berkaitan erat dengan ditunjukkan pada pemberian (P2) yaitu Rp.
konsumsi ransum dan pertambahan boot 3.972 kemudian (P4) yaitu Rp. 3.780, dan (P 1)
badan. Nilai efisiensi yang rendah yaitu Rp. 3.610 serta pada pemberian (P3)
menunjukan bahan pakan kurang efisien untuk yaitu Rp 3.403 dan terendah pada (P0) yaitu
diubah menjadi daging. Dari hasil penelitian Rp.3343. Dari penelitian ini terlihat bahwa
diatas bahwa konversi ransum berkaitan erat pemberian tepung daun indigofera sp akan
dengan rataan pertambahan bobot badaan meningkatkan pertumbuhan sehingga
harian dan konsunsi ransumnya. mengakibatkan harga jual ayam dan
pendapatan yang diterima semakin
Income Over Feed Cost tinggi.Semakin tinggi IOFC-nya artinya
semakin baik.
Income Over Feed Cost (IOFC)
merupakan selisih antara harga jual dari berat PENUTUP
badan yang dihasilkan dengan jumlah biaya
pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan Kesimpulan
bobot badan tersebut. Untuk mengetahui Dari hasil penelitian dapat diambil
Income Over Feed Cost (IOFC) terlebih kesimpulan sebagai berikut :
dahulu harus diketahui harga ransum, rata-rata a. Pemberian tepung daun Indigofera sp.
konsumsi dan total pertambahan bobot badan berpengaruh nyata terhadap konsumsi
dari masing-masing perlakuan serta harga ransum ayam broiler umur 2-5 minggu.
jual/Kg ayam pada saat penjualan, dimana b. Pemberian tepung daun Indigofera sp.
harga jual ayam buras pada saat selesai Berpengaruh tidak nyata terhadap
penelitian adalah Rp 20.000/Kg. Income Over pertambahan bobot badan ayam broiler
Feed Cost setiap perlakuan selama 4 minggu umur 2-5 minggu.
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. c. Pemberian tepung daun Indigofera sp.
Tabel 4. Nilai Income Over Feed Cost Berpengaruh tidak nyata terhadap
(IOFC) Ayam broiler umur 2 – konversi ransum ayam broiler umur 2-5
5 Minggu (Rp/ekor) minggu.
d. Pemberian tepung daaun Indigofera sp.
VARIAB PERLAKUAN pada taraf 10 % memberikan Nilai
EL P0 P1 P2 P3 P4 Income Over Feed Cost (IOFC) terbaik
Total terhadap ayam broiler umur 2-5 minggu.
konsumsi 1,31 1,30 1,31 1,37 1,25
ransum 8 4 6 8 8 Saran
(Kg/ekor)
Berdasarkan hasil penelitian yang
Harga
ransum/K 6189 6173 6131 5992 5930 diperoleh, kepada peternak ayam broiler
g (Rp)
Total untuk menggunakan tepung daun Indigofera
Biaya sp. pada level 10%
8157 8050 8068 8257 7460
Ransum
(Rp)
Total DAFTAR PUSTAKA
pertambah
0,57 0,58 0,60 0,58 0,56
an bobot
5 3 2 3 2 Akbarillah T, Kususiyah, Kaharuddin D,
badan
(Kg) Hidayat. 2010. Kajian tepung daun
Harga Indigofera sebagai suplemen pakan
jual/Kg 2000 2000 2000 2000 2000 terhadap produksi dan kualitas telur
hidup 0 0 0 0 0
(Rp) puyuh. J Pet Ind. 3(1):20-23.
Nilai jual 1150 1166 1204 1166 1124
PBB (Rp) 0 0 0 0 0
Anggorodi, R. 1985. Nutrisi Aneka Ternak
Unggas. Universitas Indonesia Press.
Jakarta.

Amrulla, I. K. 2003. Nutrisi Ayam Petelur.


Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor
Harahap, D. 1993. Potensi itik mandalung
sebagai penghasil daging ditinjau dari
berat karkas dan penilaian
organoleptik dagingnya dibandingkan
dengan tetuanya. Disertasi. Prorgam
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
Hassen A., Rethman NFG,. Van Niekerk, and
Tjelele TJ. 2006. Influence of season/
year and species chemical composition
and in vitro digestibility of five
Indigofera Accessions. Animal Feed
Science Thecnology 136: 312-322
Kartasudjana, R. 2005. Manajemen Ternak
Unggas. Fakultas Peternakan.
Universitas Padjajaran, Bandung.
Kumar V, Elangova AV, Mandal AB. 2005.
Utilization of recontituted high-tanin
sorgum in the diets of broiler chicken.
Asian-Aust J of Anim Sci. 18(4) : 538-
544
Lacy, M. dan Vest, L.R. 2000. Improving feed
conversion in broiler : a guide for
growers.http://www.ces.uga.edu/pubed
/c:793-W.html
Palupi R, Abdullah L, Astuti DA, Sumiati.
2014. High antioxidant egg production
through substitution of soybean meal
by Indigofera sp top leaf meal in laying
hen diets. Int J Poult Sci. 13:198-203.
Rasyaf, M. 1994. Beternak Itik Komersial.
Yogyakarta : Kansius
Sartika. 2017. Pengaruh Pemberian Probiotik
Terhadap Performa Ayam Broiler.
Tesis tidak diterbitkan. Universitas
Negeri Alauddin. Makassar.
Sirait, C.H. 1986. Telur dan Pengolahannya.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan. Bogor
Tillman, A. D., H. Hartadi, S.
Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo &
S. Lehdosoekojo. 1991. Ilmu
Makanan Ternak Dasar. Universitas
Gajah Mada Press, Yogyakarta
Wahyu, 2005.Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai