Anda di halaman 1dari 6

204

•/Z [ ,, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 204-209 e-ISSN 2355-3545

KAJIAN KUALITAS NUTRISI AMPAS KELAPA FERMENTASI (Cocos nucifera L)


MENGGUNAKAN EFECTIVE MICROORGANISM-4 DENGAN LEVEL
YANG BERBEDA

(Study of Nutritional Quality of Coconut Fermented Dregs (Cocos nucifera L) Using Efective
Microorganism-4 with Different Levels)

Danang Biyatmoko, Syarifuddin, Lilis Hartati


Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru 70714 Kalsel e-mail : danangbiyatmoko@ulm.ac.id

ABSTRACT
This study aims to analyze the nutrient content of coconut pulp fermented dregs tocrude
protein content, crude fiber and crude fat with different levels of EM-4. The research method used
was a complete randomized design (RAL), with four treatments and five replications, in which
each replication consisted of a topless container of fermentation. The observed variables were
crude protein, coarse fiber and crude axle. Data were analyzed using variance after previously
conducted homogeneity test data. If the variance analysis shows a real effect then proceed with the
test of the difference of the middle value using the BNT Test. The results showed that the nutrient
content of the fermented coconut pulp to the crude protein content increased, while the crude fiber
content and crude fat decreased, thus showing very different values significantly (p <0.01).

Keywords: Coconut, Fermentation, EM-4, Nutritional Content, different levels

PENDAHULUAN peternakan unggas adalah biaya terbesar yaitu


Pakan merupakan komponen berkisar 60 ± 70% dari seluruh biaya
produksinya.Diperlukan upaya untuk menekan
terpenting didalam industri peternakan.
biaya pakan misalnya dengan menyusun pakan
Produksi peternakan didunia meningkat,
dengan menggunakan bahan pakan lokal
seiring dengan peningkatan permintaan hasil-
sebagai alternatif, dengan catatan bahan baku
hasil ternak (daging, telur, susu). Produksi dan
pakan tersebut ditingkatkan kualitasnya dan
konsumsi daging didunia, diperkirakan akan
meningkat dari 233 juta ton pada tahun 2000 terjamin ketersediaannya sepanjang tahun.
Tinggi atau rendahnya harga bahan baku pakan
menjadi 300 juta ton pada tahun 2020,
akan sangat menentukan tingkat keuntungan
permintaan susu 568 menjadi 700 juta ton,
yang dapat diperoleh dari usaha tersebut.
demikian juga dengan telur, akan meningkat
Pakan adalah salah satu komponen penting
sampai 30% (FAO, 2002). Khusus di daerah
Asia, dengan terkonsentrasinya populasi dunia bagi pertumbuhan, karena hewan memerlukan
di benua ini maka kebutuhan produk nutrisi untuk memenuhi proses fisiologis
peternakan akan sangat tinggi dan hal ini akan dalam kehidupannya. Pemenuhan nutrisi yang
baik diperlukan untuk meningkatkan hasil
berkaitan dengan kebutuhan pakan untuk
metabolisme yang dapat menunjang
meningkatkan produk peternakan.
Permasalahan yang ada saat ini pada perkembangan dan pertumbuhan ternak
(Ichwan, 2003).
peternak yaitu mahalnya harga pakan untuk
Ampas kelapa merupakan limbah
ternak khususnya pakan jadi.Biaya yang
industri atau limbah rumah tangga yang sangat
dikeluarkan untuk bahan pakan (ransum) pada
potensial untuk digunakan sebagai bahan
205
•/Z [ ,, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 204-209 e-ISSN 2355-3545

pakan ayam dan itik pedaging, karena ampas P2 = Fermentasi ampas kelapa dengan EM-
kelapa masih mudah didapatkan dari sisa 4 sebesar 2 %
pembuatan minyak kelapa tradisional dan Proses Fermentasi dilakukan di dalam
limbah pembuatan virgin coconut oil (VCO). plastik yang tertutup (semiaerob), langkah
Menurut Purawisastra (2001) menyatakan yang dilakukan yaitu :
bahwa ampas kelapa mengandung serat - Bersihkan ampas kelapa dari kotoran, dan
galaktomanan sebesar 61 % yang dapat jemur ampas kelapa dibawah sinar
menurunkan kadar kolesterol darah. matahari selama kurang lebih 3-4 hari
Solusiuntuk menekan biaya produksi untuk mengurangi kandungan air untuk
berupa pakan adalah memanfaatkan limbah mencegah tumbuhnya jamur.
ampas kelapa sebagai bahan pakan dengan - Setelah kering ampas kelapa ditimbang
cara memfermentasi dengan menggunakan sebanyak 1 kg per unit percobaan.
EM4. Pemanfaatan limbah ampas kelapa - Penggunaan dosis EM-4 dalam perlakuan.
(Cocos nucifera L) menjadi pakan unggas a. Perlakuan pertama ampas kelapa tanpa
terbilang masih baru, di Kalimantan Selatan, fermentasi (kontrol).
pemanfaatan limbah ampas kelapa sebagai b. Perlakuan kedua menggunakan EM4
pakan merupakan sebuah inovasi dengan level 1% (1/100 x 1000) = 10
baru.Pemanfaatan ampas kelapa sebagai pakan ml, aquades 235 ml, kemudian
unggas diharapkan dapat memberikan ditambah bahan aditif gula putih 1%
keuntungan bagi peternak karena harganya (1/100 x 1000) = 10 g, dan dedak padi
yang murah dan mudah didapatkan.Tetapi, 5 % (5/100 x 1000) = 50 g.
Penggunaan limbah ampas kelapa sebagai c. Perlakuan ketiga menggunakan EM4
pakan unggas harus dibatasi dalam ransum dengan level 2% (2/100 x 1000) = 20
karena kandungan serat kasarnya yang tinggi. ml, aquades 235 ml, kemudian
ditambah bahan aditif gula putih 1%
METODE PENELITIAN (1/100 x 1000) = 10 g, dan dedak padi
5% (5/100 x 1000) = 50 g.
Tempat dan Waktu d. Perlakuan keempat menggunakan EM4
Penelitian ini akan dilakukan selama
dengan level 3% (3/100 x 1000) = 30
sekitar 2 bulan dimulai pada bulan April
ml, aquades 235 ml, kemudian
sampai dengan Mei, 2018 di Laboratorium
ditambah bahan aditif gula putih 1%
Nutrisi Makanan Ternak Fakultas Pertanian
(1/100 x 1000) = 10 g, dan dedak padi
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
5% (5/100 x 1000) = 50 g.
Kegiatan penelitian ini meliputi persiapan,
- Dalam setiap perlakuan memiliki kadar air
fermentasi, dan analisis di laboraturium.
mencapai kisaran 30%.
Metode Penelitian - Setelah semua perlakuan tercampur
Metode yang digunakan dalam dengan rata, masukan masing-masing
penelitian ini adalah metode eksperimental pelakuan kedalam plastik dan ditutup
menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan rapat, fermentasi berlangsung
(RAL), dengan empat perlakuan dan lima kali selama 5 hari.
ulangan. Perlakuan penelitian ini adalah - Setelah fermentasi selesai selanjutnya
perbedaan dosis EM-4 yang digunakan untuk melakukan analisis proksimat untuk
fermentasi ampas kelapa, perlakuan penelitian mengetahui kandungan BK, BO,PK, SK,
meliputi: dan LK di Laboratorium Nutrisi dan
P0 = Ampas kelapa tanpa fermentasi Makanan Ternak Fakultas Pertanian
(Kontrol). Universitas Lambung Mangkurat
P1 = Fermentasi ampas kelapa dengan EM- Banjarbaru.
4 sebesar 1 %
206
•/Z [ ,, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 204-209 e-ISSN 2355-3545

Pengamatan penelitian Analisis Data


Peubah yang diamati dalam penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian
ini adalah kualitas kimia meliputi kandungan ini dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA).
protein kasar (PK), serat kasar (SK) dan lemak Apabila analisis ragam berbeda nyata akan
kasar (LK) pada ampas kelapa fermentasi yang dilanjutkan dengan uji beda nilai tengah
dilakukan berdasarkan analisis proksimat, di menggunakan uji BNT (Steel dan Torrie,
Laboraturium Nutrisi dan Makanan Ternak, 1993).
Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian ULM.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1.Rataan protein kasar ampas kelapa fermentasi dari perlakuan dan kontrol.
Perlakuan Rataan (%)
P0 ( Kontrol ) 6,13d
P1 ( AKF dangan Level EM-4 sebesar 1% ) 8,11c
P2 ( AKF dangan Level EM-4 sebesar 2% ) 9,60b
P3 ( AKF dangan Level EM-4 sebesar 3% ) 11,01a
Keterangan: abcd Angka yang diikuti huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan
berbeda sangat nyata (p<0,01)

Hasil analisis ragam menunjukkan mempunyai pertumbuhan dan


bahwa penggunaan level EM-4 yang berbeda perkembangbiakan yang baik, dapat
pada fermentasi ampas kelapa menunjukkan mengubah lebih banyak selulosa bahan
pengaruh yang sangat nyata terhadap organik menjadi single cel protein (SCP) atau
kandungan protein kasar AKF (p<0,01). protein sel tunggal (PST) sehingga mampu
Protein kasar tertinggi pada perlakuan P3 meningkatkan kandungan protein AKF.
sebesar 11,01% dan terendah pada perlakuan Selain itu peningkatan kandungan protein
P0 sebesar 6,13%. AKF juga menunjukkan bahwa bakteri yang
Uji beda nilai tengah BNT terkandung dalam EM-4 cocok (compatible)
menunjukkan bahwa, kadar protein kasar pada dengan media fermentasinya yaitu ampas
perlakuan P3 dengan level EM-4 3% sebesar kelapa(Koh and Suh, 2009), hal ini menunjang
11,01% berbeda nyata dengan P0 sebesar capaian kandungan protein yang optimal bagi
6,13%, P1 sebesar 8,11% dan P2 9,60%. bahan organik yang di fermentasi
Protein kasar terendah ditunjukkan pada (Budiansyah, 2010; Biyatmoko, 2014).
perlakuan P0 sebasar 6,13%. Menurut Sukara
Serat Kasar
dan Atmowidjoyo (1980) dan Martin and Kandungan serat kasar ampas kelapa
Farrel (1998) bahwa kandungan protein kasar yang difermentasi (AKF) menggunakan EM-4
setelah fermentasi sering mengalami
dapat dilihat pada Tabel 2.
peningkatan disebabkan mikroba yang
207
•/Z [ ,, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 204-209 e-ISSN 2355-3545

Tabel 2.Rataan serat kasar ampas kelapa fermentasi dari perlakuan dan kontrol.
Perlakuan Rataan (%)

P0 ( Kontrol ) 32,17a
P1 ( AKF dangan Level EM-4 sebesar 1% ) 25,86b
P2 ( AKF dangan Level EM-4 sebesar 2% ) 23,14c
P3 ( AKF dangan Level EM-4 sebesar 3% ) 20,89d
abcd
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan
berbeda sangat nyata (p<0,01)

Hasil analisis ragam menunjukkan disebabkan sebagian besar serat dalam bentuk
bahwa penggunaan level EM-4 yang berbeda selulosa, hemi selulosa dan bagian kecil fraksi
pada fermentasi ampas kelapa menunjukkan serat lainnya dalam BO media ampas kelapa
pengaruh yang sangat nyata terhadap dirombak oleh mikroba baik bakteri, fungi dan
kandungan serat kasar AKF (p<0,01). Serat mikroba lainnya dalam EM-4 menjadi SCP
kasar dalam fermentasi ampas kelapa tertinggi atau PST sehingga proporsinya dalam bahan
pada perlakuan P0 kontrol tanpa EM-4 sebesar asal yaitu ampas kelapa semakin menurun
32, 17%, dan terendah pada pelakuan P3 linier dengan kenaikan protein AKF.
sebesar 20,89%. Kemampuan mikroba EM-4 dalam merombak
Uji beda nilai tengah BNT ampas kelapa adalah 5-7 hari, sehingga panen
menunjukkan, pada fermentasi ampas kelapa yang tepat memungkinkan pencapaian
cukup efektif dalam menurunkan kandungan kandungan nutrisi lebih tinggi dan sekaligus
serat kasar yaitu nilai terendah pada perlakuan turunnya serat kasar dari AKF.
P3 sebesar 20,89% dan sangat berbeda nyata
Lemak Kasar
dengan P0, P1 dan P2. Nilai tertinggi pada Kandugan lemak kasar ampas kelapa
perlakuan P0 menujukkan nilai sebesar yang difermentasi (AKF) menggunakan EM-4
32,17% yang sangat berbeda nyata dengan P1, dapat dilihat pada Tabel 3.
P2 dan P3. Menurut Elizabel et al. (2011)
bahwa penurunan kandungan serat kasar AKF

Tabel 3.Rataan lemak ampas kelapa fermentasi dari perlakuan dan kontrol.
Perlakuan Rataan (%)

P0 ( Kontrol ) 24.92a
P1 (AKF dangan Level EM-4 sebesar 1%) 23.24b
P2 (AKF dangan Level EM-4 sebesar 2%) 19,04c
P3 (AKF dangan Level EM-4 sebesar 3%) 17,48d
abcd
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan
berbeda sangat nyata (p<0,01).

Hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap lemak kasar
bahwa, penggunaan level EM-4 yang berbeda AKF (p<0,01).
pada fermentasi ampas kelapa menunjukkan Uji nilai tengah BNT menunjukkan,
kandungan lemak kasar pada ampas kelapa
208
•/Z [ ,, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 204-209 e-ISSN 2355-3545

fermentasi berbeda sangat nyata (P<0,01). capain nutrisi protein kasar sebesar
Nilai lemak tertinggi terdapat pada perlakuan 11,01%, serat kasar 20,89% dan lemak
P0 kontrol tanpa EM-4 sebesar 24,92% kasar 17,48%.
berbeda sangat nyata dengan P1, P2, dan P3,
sedangkan nilai terendah terdapat pada DAFTAR PUSTAKA
perlakuan P3 sebesar 17,48% yang berbeda Biyatmoko,D. 2014. Production increase of
sangat nyata dengan perlakuan P0, P1 dan P2. alabio duck by predicting real nutrients
Penurunan kandungan lemak dalam need oncrude protein and metabolizable
AKF diduga karena lemak yang Bmerupakan energy in feed. International Journal of
bagian dari sumber energi bahan ampas Biosciences, Vol. 5, No. (3) : 80-87.
kelapa, seperti halnya pati, dan selulosa bahan http://dx.doi.org/10.12692/ijb/5.3.80-
digunakan oleh miroba dalam EM-4 untuk 87.
memenuhi kecukupan energi dalam
perkembangan, perbanyakan dan pertumbuhan Budiansyah, A. 2010. Performa Broiler yang
bakteri yang meningkat signifikan hingga Diberi Ransum yang Mengandung
berakhirnya waktu fermentasi bahan organik Bungkil Kelapa yang Difermentasi
(Farrel, 1994). Konversi sumber energi bahan Ragi Tape sebagai Pengganti Sebagian
organik ampas kelapa menjadi nutrisi yang Ransum Komersial. Jurnal Ilmiah
diperlukan bakteri/mikroba menyebabkan Ilmu-Ilmu Peternakan Universitas
peningkan populasi mikroba dalam bahan Jambi. Jambi. 13 (5) : 260-268
yang menyebabkan kandungan lemak kasar
secara otomatis juga menurun seiring FAO.2002. Penotypic Characterization of
peningkatan waktu fermentasi yang dilakukan Animal Genetic Resources.Animal
(Lesson dan Summer, 1997; Koh and Suh, Production and Health. Commission on
2009). Penurunan kandungan lemak adalah Genetic Resources For Food and
indikator dari kondisi proses fermentasi yang Agriculture.
berjalan dengan baik, dan berdampak pada
perbaikan kualitas bahan dari AKF dengan Farrell, D. J. 1994. Utilization of rice bran in
indikator peningkatan kandungan protein diets for domestic fowl and ducklings.
kasar AKF secara signifikan yang World's Poultry Science Journal
menunjukkan keberhasilan fermentasi yang 50:115±131. (Available for purchase
dilakukan (Martin and Farrel, 1998). at: http://dx.doi.org/10.1079/ (verified
23 Nov 2013)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat Ichwan. 2003. Membuat Pakan Ayam Ras
diambil kesimpulan sebagai berikut: Pedaging. Cetakan I. PT Agromedia
1. Penambahan level EM-4 yang berbeda Pustaka Utama. Jakarta.
dapat meningkatkan kandungan PK,
menurunkan kandungan SK, LK, BK, Koh, J. H. and H.J. Suh. 2009. Biological
tetapi tidak mempengaruhi BO ampas Activities of Thermo-tolerant
kelapa fermentasi (AKF). Microbes from fermented Rice Bran
2. Fermentasi ampas kelapa dengan level as an Alternative Microbial Feed
EM-4 berpengaruh terhadap kandungan AdditiveAppl. Biochem. Biotechnol.,
nutrisi ampas kelapa fermentasi. 157 (3) :420± 430 .
Perlakuan yang terbaik dicapai oleh
perlakuan P3 ampas kelapa fermentasi Lesson, S. dan Summers, J. D. 1997.
dengan level EM-4 sebesar 3% dengan Commercial Poultry Nutrition 2nd
Edition. University Books. Canada.
209
•/Z [ ,, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 204-209 e-ISSN 2355-3545

Martin, E. A., and D. J. Farrell. 1998. Purawisastra,S., 2001. Pengaruh isolat


Strategies to improve the nutritive galaktomannan kelapa
value of rice bran in poultry diets. II. terhadappenurunan kadar kolesterol
Changes in oil digestibility, serum kelinci. Warta litbang
metabolisable energy and attempts to kesehatan,Vol.5 (3&4).
increase the digestibility of the oil
fraction in the diets of chickens and Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie,1993. Prinsip
turkeys. British Poultry Science dan prosedur statistika. Edisi Kedua.
39:555±559. (Available online at: Diterjemahkan oleh: B. Sumantri. PT.
http://dx.doi.org/10.1080/0007166988 Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
8764) (verified 23 Nov 2013)

Anda mungkin juga menyukai