(Study of Nutritional Quality of Coconut Fermented Dregs (Cocos nucifera L) Using Efective
Microorganism-4 with Different Levels)
ABSTRACT
This study aims to analyze the nutrient content of coconut pulp fermented dregs tocrude
protein content, crude fiber and crude fat with different levels of EM-4. The research method used
was a complete randomized design (RAL), with four treatments and five replications, in which
each replication consisted of a topless container of fermentation. The observed variables were
crude protein, coarse fiber and crude axle. Data were analyzed using variance after previously
conducted homogeneity test data. If the variance analysis shows a real effect then proceed with the
test of the difference of the middle value using the BNT Test. The results showed that the nutrient
content of the fermented coconut pulp to the crude protein content increased, while the crude fiber
content and crude fat decreased, thus showing very different values significantly (p <0.01).
pakan ayam dan itik pedaging, karena ampas P2 = Fermentasi ampas kelapa dengan EM-
kelapa masih mudah didapatkan dari sisa 4 sebesar 2 %
pembuatan minyak kelapa tradisional dan Proses Fermentasi dilakukan di dalam
limbah pembuatan virgin coconut oil (VCO). plastik yang tertutup (semiaerob), langkah
Menurut Purawisastra (2001) menyatakan yang dilakukan yaitu :
bahwa ampas kelapa mengandung serat - Bersihkan ampas kelapa dari kotoran, dan
galaktomanan sebesar 61 % yang dapat jemur ampas kelapa dibawah sinar
menurunkan kadar kolesterol darah. matahari selama kurang lebih 3-4 hari
Solusiuntuk menekan biaya produksi untuk mengurangi kandungan air untuk
berupa pakan adalah memanfaatkan limbah mencegah tumbuhnya jamur.
ampas kelapa sebagai bahan pakan dengan - Setelah kering ampas kelapa ditimbang
cara memfermentasi dengan menggunakan sebanyak 1 kg per unit percobaan.
EM4. Pemanfaatan limbah ampas kelapa - Penggunaan dosis EM-4 dalam perlakuan.
(Cocos nucifera L) menjadi pakan unggas a. Perlakuan pertama ampas kelapa tanpa
terbilang masih baru, di Kalimantan Selatan, fermentasi (kontrol).
pemanfaatan limbah ampas kelapa sebagai b. Perlakuan kedua menggunakan EM4
pakan merupakan sebuah inovasi dengan level 1% (1/100 x 1000) = 10
baru.Pemanfaatan ampas kelapa sebagai pakan ml, aquades 235 ml, kemudian
unggas diharapkan dapat memberikan ditambah bahan aditif gula putih 1%
keuntungan bagi peternak karena harganya (1/100 x 1000) = 10 g, dan dedak padi
yang murah dan mudah didapatkan.Tetapi, 5 % (5/100 x 1000) = 50 g.
Penggunaan limbah ampas kelapa sebagai c. Perlakuan ketiga menggunakan EM4
pakan unggas harus dibatasi dalam ransum dengan level 2% (2/100 x 1000) = 20
karena kandungan serat kasarnya yang tinggi. ml, aquades 235 ml, kemudian
ditambah bahan aditif gula putih 1%
METODE PENELITIAN (1/100 x 1000) = 10 g, dan dedak padi
5% (5/100 x 1000) = 50 g.
Tempat dan Waktu d. Perlakuan keempat menggunakan EM4
Penelitian ini akan dilakukan selama
dengan level 3% (3/100 x 1000) = 30
sekitar 2 bulan dimulai pada bulan April
ml, aquades 235 ml, kemudian
sampai dengan Mei, 2018 di Laboratorium
ditambah bahan aditif gula putih 1%
Nutrisi Makanan Ternak Fakultas Pertanian
(1/100 x 1000) = 10 g, dan dedak padi
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
5% (5/100 x 1000) = 50 g.
Kegiatan penelitian ini meliputi persiapan,
- Dalam setiap perlakuan memiliki kadar air
fermentasi, dan analisis di laboraturium.
mencapai kisaran 30%.
Metode Penelitian - Setelah semua perlakuan tercampur
Metode yang digunakan dalam dengan rata, masukan masing-masing
penelitian ini adalah metode eksperimental pelakuan kedalam plastik dan ditutup
menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan rapat, fermentasi berlangsung
(RAL), dengan empat perlakuan dan lima kali selama 5 hari.
ulangan. Perlakuan penelitian ini adalah - Setelah fermentasi selesai selanjutnya
perbedaan dosis EM-4 yang digunakan untuk melakukan analisis proksimat untuk
fermentasi ampas kelapa, perlakuan penelitian mengetahui kandungan BK, BO,PK, SK,
meliputi: dan LK di Laboratorium Nutrisi dan
P0 = Ampas kelapa tanpa fermentasi Makanan Ternak Fakultas Pertanian
(Kontrol). Universitas Lambung Mangkurat
P1 = Fermentasi ampas kelapa dengan EM- Banjarbaru.
4 sebesar 1 %
206
•/Z [ ,, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 204-209 e-ISSN 2355-3545
Tabel 2.Rataan serat kasar ampas kelapa fermentasi dari perlakuan dan kontrol.
Perlakuan Rataan (%)
P0 ( Kontrol ) 32,17a
P1 ( AKF dangan Level EM-4 sebesar 1% ) 25,86b
P2 ( AKF dangan Level EM-4 sebesar 2% ) 23,14c
P3 ( AKF dangan Level EM-4 sebesar 3% ) 20,89d
abcd
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan
berbeda sangat nyata (p<0,01)
Hasil analisis ragam menunjukkan disebabkan sebagian besar serat dalam bentuk
bahwa penggunaan level EM-4 yang berbeda selulosa, hemi selulosa dan bagian kecil fraksi
pada fermentasi ampas kelapa menunjukkan serat lainnya dalam BO media ampas kelapa
pengaruh yang sangat nyata terhadap dirombak oleh mikroba baik bakteri, fungi dan
kandungan serat kasar AKF (p<0,01). Serat mikroba lainnya dalam EM-4 menjadi SCP
kasar dalam fermentasi ampas kelapa tertinggi atau PST sehingga proporsinya dalam bahan
pada perlakuan P0 kontrol tanpa EM-4 sebesar asal yaitu ampas kelapa semakin menurun
32, 17%, dan terendah pada pelakuan P3 linier dengan kenaikan protein AKF.
sebesar 20,89%. Kemampuan mikroba EM-4 dalam merombak
Uji beda nilai tengah BNT ampas kelapa adalah 5-7 hari, sehingga panen
menunjukkan, pada fermentasi ampas kelapa yang tepat memungkinkan pencapaian
cukup efektif dalam menurunkan kandungan kandungan nutrisi lebih tinggi dan sekaligus
serat kasar yaitu nilai terendah pada perlakuan turunnya serat kasar dari AKF.
P3 sebesar 20,89% dan sangat berbeda nyata
Lemak Kasar
dengan P0, P1 dan P2. Nilai tertinggi pada Kandugan lemak kasar ampas kelapa
perlakuan P0 menujukkan nilai sebesar yang difermentasi (AKF) menggunakan EM-4
32,17% yang sangat berbeda nyata dengan P1, dapat dilihat pada Tabel 3.
P2 dan P3. Menurut Elizabel et al. (2011)
bahwa penurunan kandungan serat kasar AKF
Tabel 3.Rataan lemak ampas kelapa fermentasi dari perlakuan dan kontrol.
Perlakuan Rataan (%)
P0 ( Kontrol ) 24.92a
P1 (AKF dangan Level EM-4 sebesar 1%) 23.24b
P2 (AKF dangan Level EM-4 sebesar 2%) 19,04c
P3 (AKF dangan Level EM-4 sebesar 3%) 17,48d
abcd
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan
berbeda sangat nyata (p<0,01).
Hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap lemak kasar
bahwa, penggunaan level EM-4 yang berbeda AKF (p<0,01).
pada fermentasi ampas kelapa menunjukkan Uji nilai tengah BNT menunjukkan,
kandungan lemak kasar pada ampas kelapa
208
•/Z [ ,, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 204-209 e-ISSN 2355-3545
fermentasi berbeda sangat nyata (P<0,01). capain nutrisi protein kasar sebesar
Nilai lemak tertinggi terdapat pada perlakuan 11,01%, serat kasar 20,89% dan lemak
P0 kontrol tanpa EM-4 sebesar 24,92% kasar 17,48%.
berbeda sangat nyata dengan P1, P2, dan P3,
sedangkan nilai terendah terdapat pada DAFTAR PUSTAKA
perlakuan P3 sebesar 17,48% yang berbeda Biyatmoko,D. 2014. Production increase of
sangat nyata dengan perlakuan P0, P1 dan P2. alabio duck by predicting real nutrients
Penurunan kandungan lemak dalam need oncrude protein and metabolizable
AKF diduga karena lemak yang Bmerupakan energy in feed. International Journal of
bagian dari sumber energi bahan ampas Biosciences, Vol. 5, No. (3) : 80-87.
kelapa, seperti halnya pati, dan selulosa bahan http://dx.doi.org/10.12692/ijb/5.3.80-
digunakan oleh miroba dalam EM-4 untuk 87.
memenuhi kecukupan energi dalam
perkembangan, perbanyakan dan pertumbuhan Budiansyah, A. 2010. Performa Broiler yang
bakteri yang meningkat signifikan hingga Diberi Ransum yang Mengandung
berakhirnya waktu fermentasi bahan organik Bungkil Kelapa yang Difermentasi
(Farrel, 1994). Konversi sumber energi bahan Ragi Tape sebagai Pengganti Sebagian
organik ampas kelapa menjadi nutrisi yang Ransum Komersial. Jurnal Ilmiah
diperlukan bakteri/mikroba menyebabkan Ilmu-Ilmu Peternakan Universitas
peningkan populasi mikroba dalam bahan Jambi. Jambi. 13 (5) : 260-268
yang menyebabkan kandungan lemak kasar
secara otomatis juga menurun seiring FAO.2002. Penotypic Characterization of
peningkatan waktu fermentasi yang dilakukan Animal Genetic Resources.Animal
(Lesson dan Summer, 1997; Koh and Suh, Production and Health. Commission on
2009). Penurunan kandungan lemak adalah Genetic Resources For Food and
indikator dari kondisi proses fermentasi yang Agriculture.
berjalan dengan baik, dan berdampak pada
perbaikan kualitas bahan dari AKF dengan Farrell, D. J. 1994. Utilization of rice bran in
indikator peningkatan kandungan protein diets for domestic fowl and ducklings.
kasar AKF secara signifikan yang World's Poultry Science Journal
menunjukkan keberhasilan fermentasi yang 50:115±131. (Available for purchase
dilakukan (Martin and Farrel, 1998). at: http://dx.doi.org/10.1079/ (verified
23 Nov 2013)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat Ichwan. 2003. Membuat Pakan Ayam Ras
diambil kesimpulan sebagai berikut: Pedaging. Cetakan I. PT Agromedia
1. Penambahan level EM-4 yang berbeda Pustaka Utama. Jakarta.
dapat meningkatkan kandungan PK,
menurunkan kandungan SK, LK, BK, Koh, J. H. and H.J. Suh. 2009. Biological
tetapi tidak mempengaruhi BO ampas Activities of Thermo-tolerant
kelapa fermentasi (AKF). Microbes from fermented Rice Bran
2. Fermentasi ampas kelapa dengan level as an Alternative Microbial Feed
EM-4 berpengaruh terhadap kandungan AdditiveAppl. Biochem. Biotechnol.,
nutrisi ampas kelapa fermentasi. 157 (3) :420± 430 .
Perlakuan yang terbaik dicapai oleh
perlakuan P3 ampas kelapa fermentasi Lesson, S. dan Summers, J. D. 1997.
dengan level EM-4 sebesar 3% dengan Commercial Poultry Nutrition 2nd
Edition. University Books. Canada.
209
•/Z [ ,, Volume 43 Nomor 3, Oktober 2018 Halaman 204-209 e-ISSN 2355-3545