ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kandungan lisin dan energi metabolis (EM) berbeda
dalam ransum yang mengandung ubikayu fermentasi terhadap lemak ayam broiler. Penelitian menggunakan
anak ayam berumur 4 hari sebanyak 150 ekor dengan bobot rata rata 82,03 ± 9,35 gram. Ayam secara acak
dipelihara pada 30 unit kandang selama 42 hari, tiap unit diisi 5 ekor ayam. Perlakuan ransum yang diterapkan
: E1L1 (kadar lisin 1,1% dan EM 2800 kkal/kg), E2L1 (kadar lisin 1,1% dan EM 3000 kkal/kg), E3L1 (kadar lisin
1,1% dan EM 3200 kkal/kg), E1L2 (kadar lisin 1,3 % dan EM 2800 kkal/kg), E2L2 (kadar lisin 1,3 % dan EM 3000
kkal/kg), dan E3L2 (kadar lisin 1,3 % dan EM 3200 kkal/kg). Perlakuan dialkoasikan sesuai rancangan acak
lengkap pola faktorial 2X3 dengan 6 perlakuan dan 5 kali ulangan. Parameter yang diamati adalah konsumsi
ransum, persentase lemak abdominal dan kadar lemak daging paha.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ransum tergantung pada energi metabolis dan
kandungan lisin, persentase lemak abdominal dan kadar lemak paha tidak tergantung pada energi metabolis
dan kandungan lisin. Rerata konsumsi ransum sebesar 70,28 g/ekor/hari, persentase lemak abdominal berdasarkan
kandungan lisin dan energi metabolis sebesar 2,106% dan rerata kadar lemak paha sebesar 5,58%.
Kesimpulan penelitian mengindikasikan bahwa terdapat interaksi antara kandungan lisin dan energi
metabolis dalam ransum yang mengandung ubikayu fermentasi terhadap konsumsi ransum, di sisi lain tidak
ada interaksi antara kandungan lisin dan energi metabolis dalam ransum yang mengandung ubikayu fermentasi
terhadap persentase lemak abdominal dan kadar lemak paha ayam broiler.
ABSTRACT
The objective of the experiment was to determine the effect of lysine level and metabolizable energy
(ME) level in fermented cassava diet on feed consumption and body fat in broiler chicken. The experiment used
150 chicks (4 days old, with average initial body weight of 82.03 ± 9.35 g). The chicken were randomly divided
and were housed on 30 litter floor type of cages for 42 days. The dietary treatments were : E1L1 (1.1% lysine
and 2800 kkal/kg ME), E2L1 (1.1% lysine and 3000 kkal/kg ME), E3L1 (1.1% lysine and 3200 kkal/kg ME), E1L2
(1.3 % lysine and 2800 kkal/kg ME), E2L2 (1.3 % lysine and 3000 kkal/kg ME), and E3L2 (1.3 % lysine and 3200
kkal/kg ME). The treatments were alloted into a completely randomized design with 2X3 factorial pattern and 5
replications in each treatment. The parameters were feed consumption, percentage of abdominal fat, and leg fat
level. The result of this study showed that feed consumption was affected by metabolizable energy and lysine
contents, but percentage of abdominal fat, tight fat level did not depend on metabolizable energy and lysine
content. Average of feed consumption was : 70.28 g/hen/day, abdominal fat percent to lysine content and
The Lysine and Metabolizable Energy Levels in the Diet of Broiler (Maryuni and Wibowo) 27
Tabel 1. Susunan Ransum Penelitian dan Kandungan Nutrisi Periode Starter
Bahan % Perlakuan
E1L1 E2L1 E3L1 E1L2 E2L2 E2L3
Jagung (%) 17 20 23 19 20 20
Bkl kedelai (%) 20 20 21 21 20 20
Ubikayu Fermentasi (%) 20 20 20 20 20 20
Tepung ikan (%) 10 10 10 10 10 10
Bkl kelapa (%) 9 5 3 9,1 4,7 5
Minyak (%) 0,1 1 4 0,1 2 5
Lisin (%) 0 0 0 0,3 0,3 0,3
Premix (%) 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Bekatul (%) 23,5 23,5 18,5 20 22,5 19,2
Protein (%) 20,37 20,10 19,90 20,86 20,23 19,84
Energi (kkal/kg) 2887 3026 3210 2889 3054 3209
Lisin (%) 1,21 1,16 1,14 1,52 1,42 1,44
Arginin (%) 1,19 1,1 1,07 1,2 1,10 1,09
Methionim (%) 0,33 0,33 0,32 0,34 0,32 0,32
tingkat ketelitian 0,01 gram dengan kapasitas 310 kemudian dianalisis di laboratorium. Tahap persiapan,
gram. Pisau tajam, gunting dan scalpel digunakan persiapan kandang dilakukan sebelum anak ayam
untuk memotong ayam maupun menyayat lemak, datang. meliputi pembersihan kandang dan
serta peralatan lain yang digunakan adalah mangkok lingkungan, mencuci hamakan kandang, memasang
plastik kecil dan nampan plastik serta blender. Bibit lampu listrik, meratakan litter, pengapuran,
ayam yang digunakan adalah anak ayam umur 4 hari menyiapkan tempat pakan dan minum.pembuatan
unsexed CP 707 sebanyak 150 ekor produksi PT ubikayu fermentasi. Tahap pemeliharaan, dilakukan
Charoen Pophand dengan bobot awal rata rata 82,03 selama 42 hari yang meliputi pemberian pakan/minum
± 9,35 g. dan vaksinasi. Ransum pada dasarnya diberikan ad
Metode penelitian dibagi beberapa tahap, libitum,setiap pagi dan sore hari ransum yang
yaitu tahap persiapan, penyusunan ransum, tercecer dan sisa ransum ditimbang. Juga tempat
pemeliharaan, pemotongan dan pemisahan lemak pakan dan minum dibersihkan. Penimbangan ayam
The Lysine and Metabolizable Energy Levels in the Diet of Broiler (Maryuni and Wibowo) 29
Tabel 4. Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase penelitian ini paling rendah energi metabolisnya 2800
Lemak Abdominal pada Ayam kkal/kg dan tertinggi 3200kkal/kg, namun kandungan
Energi Metabolis (kkal/kg)
protein sama antar perlakuan (Tabel 2). Seharusnya
Lisin (%) 2800 3000 3200 Rerata
-----------------% ---------------- ransum yang berenergi tinggi harus disertai dengan
1,1 2,28 2,28 2,38 2,36 protein yang tinggi agar mempunyai efisiensi yang
1,3 1,11 1,11 2,26 1,85 tinggi pula (Suharsono,1976). Dijelaslan oleh
Rerata 1,695 1,695 2,32 2,11 Leclerecq dan Whitehead (1998) bahwa pertumbuhan
dan penimbunan lemak dipengaruhi oleh komposisi
energi metabolis (Tabel 4). Demikian juga sebaliknya ransum terutama tingkat energi dalam ransum,
interaksi antara perlakuan energi metabolis dengan perbandingan energi protein dan kadar lemak ransum.
perlakuan kandungan lisin tidak berbeda nyata Lemak dalam ransum berpengaruh terhadap
(P>0,05) sehingga pengaruh energi metabolis penimbunan lemak ayam pedaging. Pernyataan diatas
terhadap persentase lemak abdominal tidak didukung oleh Nelson (1980) yang dikutip oleh Wil-
tergantung pada kandungan lisin. son et al. (1982), salah satu faktor nutrisi yang
Rerata persentase lemak abdominal mempengaruhi timbunan lemak abdominal ayam
berdasarkan kandungan lisin L1 dan L2 sebesar pedaging adalah lemak dalam ransum. Lemak dalam
2,360% dan 1,853%, sedangkan rerata persentase ransum berpengaruh terhadap pembentukan lemak
lemak abdominal berdasarkan energi metabolis E1, pada unggas (Rosebrough et al,. 1999). Ransum
E2 dan E3 masing masing sebesar 1,695%, 2,305% berlemak akan menurunkan penggabungan asetat
dan 2,320% (Tabel 4). Hasil penelitian ini lebih tinggi pada asam lemak hepatik secara in vitro. Pemberian
dari penelitian Agustiningsih (2002) yaitu sebesar ransum berlemak akan menurunkan jumlah koenzim
1,745 %. Hal tersebut karena ayam broiler yang A yang mendukung deposisi asam lemak de novo.
digunakan dalam penelitian ini sebagian besar Penurunan koenzim A menurunkan proses katalitik
berjenis kelamin betina. Kubena et al (1974) yang potensial pada asil koenzim A dan sintesis asam
menyatakan bahwa persentase lemak abdominal lemak yang diatur oleh enzim melalui lemak rantai
ayam jantan lebih rendah (1,44%) dari pada ayam panjang turunnya asetil koenzim (Rosebrough et al,.
betina (1,93%) 1999). Pengaruh lemak dalam ransum terhadap
Penimbunan lemak abdominal ini terjadi pada penimbunan lemak abdominal diduga karena ayam
rongga tubuh yang terdapat pada rongga dada dan pedaging belum mencapai taraf yang berbeda nyata.
alat pencernaan bawah (Leeson dan Summer, 1979). Di lain pihak penambahan lisin dalam ransum juga
Deaton et al. (1972) menyebutkan bahwa berat lemak tidak berpengaruh nyata terhadap berat abdominal.
abdominal cenderung meningkat dengan Penyebab dari fenomena tersebut antara lain karena
bertambahnya umur. Pada periode pertumbuhan awal penambahan lisin dalam ransum masih dalam kisaran
lemak yang disimpan dalam tubuh jumlahnya sedikit normal. Penggunaan lisin dalam penelitian ini masih
namun pada pertumbuhan akhir proses penimbunan dibawah tingkat yang dianjurkan oleh NRC (1984)
lemak berlangsung cepat dan lemak akan disimpan di yaitu 1,10 %; sedangkan NRC (1994) menganjurkan
bawah kulit, disekitar organ dalam antara lain empedal, pada tingkat pemberian sebesar 1.20%. Pada penelitian
usus dan otot. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Widyani et al.(1998), tingkat pemberian lisin adalah
Scott et al. (1982) dan Wahju (1997), apabila ayam 1,44 %.
mengkonsumsi energi yang berlebihan maka ayam Kadar Lemak Paha
akan menimbun kelebihan energi tersebut dalam Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bentuk lemak. interaksi antara perlakuan kandungan lisin dengan
Selain hal tersebut di atas penelitian ini perlakuan energi metabolis tidak berpengaruh nyata
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang (P>0,05) sehingga pengaruh kandungan lisin
diakibatkan oleh pemberian lisin dan perbedaan terhadap kadar lemak paha tidak tergantung dengan
energi ransum. Ransum yang diberikan dalam energi metabolis (Tabel 5). Demikian juga sebaliknya
The Lysine and Metabolizable Energy Levels in the Diet of Broiler (Maryuni and Wibowo) 31
metabolis 3300 kkal/kg menghasilkan kadar lemak and C.W. Hesseltine. 1975. Growth-promot-
karkas 0,72%; 0,95% dan 0,98%; sedangkan penelitian ing effects of fermented soybean for broilers.
Baziz et al. (1996) menghasilkan kadar lemak karkas Poultry Sci. 54 : 600-609
2,85%; 1,86% dan 3,28% pada perlakuan dengan
temperatur 22-23 ° C. Danielson, A.,d E.P. Peo Jr., K. M. Shahani , A.J. Lewis,
P.J. Whalen and M.A. Amer. 1989.
KESIMPULAN Anticholsrteremic property of Lactobacillus
acidophilus Yogurt fed to mature boars. J.
Hasil penelitian yang telah diuraikan di depan Anim. Sci. 67: 966-974.
dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat interaksi antara kandungan lisin Deaton,.J.W. and B.D. Lott. 1985. Age and dietary
dan energi metabolis dalam ransum terhadap energy effect on broiler abdominal deposition.
konsumsi ransum, di sisi lain tidak terdapat Poultry Sci. 64 :2161-2164.
interaksi kandungan lisin dan energi
metabolis dalam ransum terhadap Denbow.D.M. 2000. Gastrointestinal Anatomy dan
persentase lemak abdominal dan kadar Physiologi Dalam Sturkie’s Avian Physiologi,
lemak paha. 5th Ed., Editor G.C. Whittonw. Academic
2. Kadar lisin dan energi metabolis dalam Press, San Diego.
ransum yang berbeda menyebabkan
perbedaan konsumsi ransum, tetapi tidak Elswyk, M.E.V. 1993. “Designer Food Manipulating
menyebabkan perbedaan persentase lemak the Fatty Acid Composition of Meat and Eggs
abdominal dan kadar lemak paha. for the Health Conscious Consumer” Nutri-
tional Today, March/April.
DAFTAR PUSTAKA
Han Y. and D.H. Baker. 1993. Effect of sex , heat
Agustiningsih, D. 2002. Pengaruh penggunaan stress body weight and genetic strain on the
bungkil biji karet fermentasi dengan inokulum lysine requirement of broiler chick. Poultry
tempe dan oncom dalan ransum terhadap Sci. 72: 701- 708.
performans ayam broiler. Tesis Program Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang Hartadi, H; S. Reksodiprodjo, A.D. Tillman, (1990).
Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia.
Anggorodi.H.R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gadjah Mada University Press.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta..
Hermanto. 1994. Meningkatkan kadar protein
Al Arif, M..A. 1997. Nilai Kecernaan bahan kering singkong dengan Candida tropicalis Warta
dan protein beberapa sumber karbohidrat Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
yang difermentasi. Media Kedokteran Hewan, Departemen Pertanian RI, Bogor XVI (1) 1 –2
Fakultas Kedokteran Hewan 13 (2) : 96-102.
Imaizumi, K., K. Hirata, M. Zommara, M. Sugano and
Baziz, H.A. Geraert. J.C.F. Padilha and S. Guillamin. Y. Suzuki. 1992. Effectof cultured milk product
1996. Choironic heat exposure enhances fat by Lactobacillus and Bifidobacterium spe-
deposition and modifies muscle and fat parti- cies on the secretion of bile acids in hepato-
tion in broiler carcasses. Poultry Sci 75 : 505- cytes and rats. J. Nutr. Sci Vitaminol. 38 :343-
513. 351.
Chach, C.C.,C.W. Carlson, G. Semeniuk, I.S. Palmer Jalaludin,S. 1978. Cassava as Feedingtuffs for
Mahfudz, L.D., B.Srigandono, W. Sarengat, Wargiyono dan J.D.M. Barret. 1987. Budidaya
F.S.Lingganingrum, dan A. Widayati. 1998. Ubikayu. Yayasan Obor Indonesia dan PT
Pengaruh Beragam Zona Temperatur dan Gramedia Jakarta.
Rasio Energi-Protein terhadap Penampilan
Ayam Pedaging. Jurnal Pengembangan Widiyani, Rr. R., S. Prawirokusumo, Nasrudin dan
Peternakan Tropis, 24 (3); 98-104 Zuprizal 2001 . Pengaruh peningkatan aras
energi dan protein terhadap kinerja ayam
Mc Donald, M.W. and I.J. Bruce . 1976 Effec of pedaging. Bull. Peternakan 25(3) : 109-119.
methionin and lysine supplementation of di-
ets for laying hens on production and feed Wilson, H.R., M.A. Boone, A.S. Arafa and D.M.
intake. Austr. J. Agric Res. 27(5); 739-748. Janky. 1982. Abdominal fat padreduction in
broiler with thyroactive iodinated casein. Poul-
NRC. 1994. Nutrien Requirement of Poultry. 9th edi- try Sci. 69 : 811-818.
tion, National Academy Science, Washing-
ton. Widhiarti, S. dan Kamal, 1998. Pengaruh Aras Energi
dan Aras Protein Terhadap Karkas dan Lemak
Piao, X.S. Y.K., S.H. Bae, H.Lee and K.Han 1998. Abdominal pada beberapa tingka umur Ayam
Evaluation of cell mass from lysine fermenta- broiler. Berkala Penelitian Pasca Sarjana
tion as an alternative protein sourse in broiler Institut Pertanian Bogor, Bogor.
diets. Asian – Austr. J. Anim Sci. 11(5) : 550-
558. Widyani, R., S. Prawirokusumo, Nasroedin, dan
Zuprizal. 1998. Amino Acid Requrements of
Rosebrough, R.W., J.P. Murtry and R. Vasilatos- Broiler Chick. Bull. Anim. Sci., Suppl. Ed.
Younken. 1999. Dietary fat and protein inter-
The Lysine and Metabolizable Energy Levels in the Diet of Broiler (Maryuni and Wibowo) 33