Anda di halaman 1dari 10

7

Buana Sains Vol 12 No 1: 7-16, 2012

PENGGUNAAN ENZIM PAPAIN DALAM PAKAN TERHADAP


KARAKTERISTIK USUS DAN PENAMPILAN PRODUKSI
AYAM PEDAGING

E. Fitasari
PS. Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Abstract
This research was aimed to evaluate the influence of papain enzyme on fee, intestinal
characteristic, microflora and the broiler production performance. There were used 4
treatments : P1 (control), P2 (papain 0.050% w/w), P3 (papain 0.075 w/w), and P4 (papain
0.100%). Observed variables were; intestinal characteristic (pH, intestinal viscosity,
intestinal proteolitic enzyme activity, ileum villi height and number) and production
performance (consumption, weight gain, feed convertion, carcass weight, and income over
feed cost/IOFC). This study was carried out in Randomized Complete Design. The
significant influence, tested with Duncan’s Multiple Range test. The result showed that the
treatments gave significant difference (p<0.05) on intestinal pH, weight gain, feed
converstion, carcass weight, and gave very significant difference (p<0.01) on intestinal
digest viscosity and IOFC. It was concluded that, utilization 0.050% papain seems to
improve intestinal characteristic and broiler production performance.
Key words: papain enzyme, intestinal characteristic, microflora, broiler, production performance

Pendahuluan (protein kasar 17% dan energi metabolis


2800 kkal/kg) mampu meningkatkan
Suplementasi pakan dengan enzim
pertambahan bobot badan (PBB) dan
ditujukan untuk dapat memperbaiki
menurunkan konsumsi pakan
efisiensi dari produksi, meningkatkan
dibandingkan kontrol dan hasil ini
penggunaan bahan pakan kualitas rendah
sebanding dengan pemberian pakan basal
serta mengurangi ekskresi dan zat makanan
yang mengandung protein kasar 18% dan
yang terbuang dalam feses (Close, 1996
energi metabolis 2800 kkal/kg. Penelitian
dalam Yadav dan Sah, 2006). Formulasi
Angelicova et al. (2005), menyatakan bahwa
pakan ayam pedaging perlu
pemberian enzim (xylanase dan protease)
memperhatikan keseimbangan energi dan
cenderung meningkatkan PBB dan
asam amino, dimana penambahan enzim
menurunkan konversi pakan. Selain
dalam pakan khususnya protease dan
memberikan dampak terhadap penampilan
amilase untuk meningkatkan kecernaan
produksi, pemberian enzim dalam pakan
protein dan karbohidrat. Gauthier (2007)
adalah untuk mengurangi aliran nutrisi
melaporkan bahwa 20–25% protein dalam
yang tidak tercerna yang dapat digunakan
bahan pakan tidak tercerna.
untuk fermentasi populasi mikroba
Hasil penelitian Yadav dan Sah (2006)
merugikan dalam saluran pencernaan
menunjukkan bahwa suplementasi protease
bagian bawah (Bedford, 2000; Wu et al.,
asam dengan konsentrasi 0,75% pada
2004; Cowieson et al., 2006 dalam
pakan yang kandungan proteinnya rendah
8

E. Fitasari / Buana Sains Vol 12 No 1: 7-16, 2012

Plumstead dan Cowieson, 2008). terhadap karakteristik usus dan penampilan


Kepentingan protease adalah untuk produksi. Karakteristik usus merupakan
mencegah kehilangan asam-asam amino cerminan dari kondisi usus yang
endogenous (Gracia et al., 2003 dalam diwujudkan oleh pH usus, viskositas
Plumstead dan Cowieson, 2008). Sehingga digesta usus, aktifitas enzim proteolitik
dengan pemanfaatan nutrisi yang lebih usus, serta jumlah dan tinggi villi ileum
banyak akan diserap oleh tubuh maka akan usus. Sedangkan penampilan produksi
meningkatkan penampilan produksi karena merupakan hasil perhitungan dari
nutrisi akan lebih efektif untuk digunakan pemeliharaan ayam pedaging dalam kurun
dalam pembentukan berat badan. waktu tertentu yang dicerminkan oleh
Papain merupakan enzim protease konsumsi pakan, pertambahan bobot
yang diproduksi dari getah buah papaya. badan (PBB), konversi pakan, bobot
Dalam papain kasar terkandung tida jenis karkas dan IOFC (Income Over Feed Cost).
enzim yaitu papain, lysozim, dan
kimopapain. Kimopapain merupakan Bahan dan Metode
enzim yang bisa tahan hingga pH 2. Papain
memiliki lokasi aktif yaitu pada Cys 25 - 1. Bahan
His 159 - Asn 175 (Anonymous, 2006),
merupakan jenis enzim endopeptidase a. Ayam
yang artinya mampu memecah protein atau Ayam yang digunakan adalah ayam
ikatan peptida dari dalam. Penelitian di pedaging jantan strain Lohman produksi
laboratorium terhadap aktivitas enzim PT. Multi Breeder Adirama Indonesia
dengan menggunakan substrat kasein berjenis kelamin jantan dengan berat badan
menunjukkan bahwa stabilitas papain rata-rata 41.76+3.52 g dan koefisien
diperoleh pada media dengan pH sekitar 5- keragaman 8.44%. Penelitian ini dilakukan
7 dan aktivitas enzim papain optimal dalam 3 periode yaitu starter (1-10 hari),
dicapai pada pH 7 dengan suhu perlakuan grower (11-28 hari), dan finisher (29–35 hari).
maksimal 60oC (Oktavianti, 2007).
Penggunaan papain dalam bidang b. Enzim papain
kesehatan sudah banyak dilakukan.
Penggunaan papain sebagai sumber Sumber enzim papain yang digunakan
protease adalah untuk meningkatkan diperoleh dari Toko Avia dengan merk
kecernaan protein makanan. Sementara itu, dagang Paya yang diproduksi oleh Enzyme
penggunaan papain dalam pakan ayam Development Interprise yang memiliki aktifitas
pedaging belum pernah dilakukan. Oleh enzim protease 318.695 unit/g.
karena itu, perlu dilakukan penelitian c. Pakan
mengenai penggunaan enzim papain dalam
pakan ayam pedaging dan mengetahui Pakan yang digunakan adalah pakan
pengaruhnya terhadap karakteristik dan perlakuan yang disusun sendiri (Tabel 1)
mikroflora usus, serta penampilan berdasarkan kebutuhan nutrisi untuk ayam
produksi. pedaging periode starter, grower, finisher
Penelitian ini bertujuan untuk berdasarkan standar pakan untuk Lohman
mengevaluasi pengaruh penggunaan enzim (Anonymous, 2003).
papain dalam pakan ayam pedaging
9

E. Fitasari / Buana Sains Vol 12 No 1: 7-16, 2012

Tabel 1. Prosentase penggunaan bahan pakan basal dan kandungan nutrisi pakan perlakuan
Bahan Pakan Starter (%) Grower (%) Finisher (%)
Jagung 45.02 49.9 56.0
Bungkil kedelai 28.92 26.425 23.5
Bekatul 5 5 5
MBM 3 2.8 2.8
Tepung ikan lokal 8 4.8 2
Bungkil kelapa 5 5 5
Minyak kelapa sawit 3.6 4.9 4.7
Lysin-HCl 0.06 - -
Premix 1.3 1.1 0.9
DL metionin 0.1 0.075 0.05
Analisa proksimat*
Energi metabolis (kkal/g) 2906.89 3069.913 3197.726
Protein (%) 25.7755 21.7245 20.046
Serat kasar (%) 4.592 4.542 4.653
Lemak kasar (%) 5.343 4.552 5.1795
Ca (%) 1.00 0.90 0.90
P (%) 0.50 0.45 0.45
Lis (%) 1.44 1.20 1.00
Met (%) 0.51 0.44 0.37
*Hasil analisa proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas
Brawijaya, Malang

2. Metode yang sudah ditampung di dalam botol-


botol film.
Penelitian ini merupakan percobaan lapang
dengan menggunakan Rancangan Acak b. Viskositas usus
Lengkap terdiri 4 perlakuan dan 3 ulangan Prosedur pengukuran dilakukan menurut
dimana setiap ulangan terdiri dari 4 ekor Piet et al. (2005) yaitu bagian usus halus
ayam. Pakan perlakuan yang digunakan dari bagian ileum dipotong dan dikeluarkan
terdiri dari: isinya lalu diencerkan dengan aquades ( 1 g
P1 = pakan basal isi usus halus ditambah aquades sampai
P2 = pakan basal+enzim 0.050% volume 10 ml). Setelah itu disentrifuse
(w/w) dengan kecepatan 3000 rpm selama 5
P3 = pakan basal+enzim 0.075% menit kemudian diambil supernatannya
(w/w) dan diukur viskositasnya menggunakan
P4 = pakan basal+enzim 0.100% viscometer dengan metode Brookfield.
(w/w)
c. Aktifitas proteolitik usus
Parameter karakteristik usus yang diamati
dalam penelitian ini meliputi pH usus, Kandungan usus diambil dari usus halus
viskositas digesta usus, aktifitas enzim bagian jejunum hingga ileum. Sampel
proteolitik usus, serta jumlah dan tinggi digesta disimpan langsung pada suhu -70oC
villi ileum usus. hingga digunakan (Jin et al., 1999). Sampel
ditimbang + 1 g (dicatat beratnya). Ice cold
a. pH usus physiological saline solution (PBS) 8 ml
Pengamatan pH dilakukan menggunakan ditambahkan, dicampur dan dibiarkan
pH meter terhadap sampel digesta usus selama 1 jam pada suhu 4oC. Setelah
sentrifugasi pada 3000 rpm selama 10
10

E. Fitasari / Buana Sains Vol 12 No 1: 7-16, 2012

menit, bagian supernatant dipindahkan gelas atau affixing. Proses ini dinamakan
untuk dianalisa. Supernatant yang diperoleh embedding. Selanjutnya, irisan jaringan atau
merupakan enzim ekstrak kasar yang akan slide siap diwarnai menggunakan
digunakan untuk aktifitas enzim Hematoxylen Eosin (HE). Jumlah villi
proteolitik. Aktifitas papain dinyatakan (transversal/cut) dihitung menggunakan
dalam jumlah μmol tirosin yang mikroskop dengan pembesaran 40 x.
dibebaskan oleh setiap ml volume larutan Parameter penampilan produksi yang
papain tiap menit. Pengukuran aktifitas diamati dalam penelitian ini meliputi
enzim dilakukan dengan mengkonversi konsumsi pakan, pertambahan bobot
nilai serapan menjadi konsentrasi tirosin badan (PBB), konversi pakan, bobot
(μg/ml) dengan menggunakan kurva baku karkas dan IOFC.
tirosin. a. konsumsi pakan adalah jumlah pakan
yang diberikan dikurangi sisa pakan.
Aktifitas = [ tirosin ] x x fp b. pertambahan bobot badan (PBB)
adalah bobot panen dikurangi bobot
DOC.
Keterangan: c. konversi pakan adalah jumlah
v = volume total sampel pada tiap konsumsi pakan dibagi pertambahan
tabung bobot badan.
p = jumlah enzim (ml) d. bobot karkas adalah bagian tubuh
q = waktu inkubasi (menit) ayam setelah dikurangi bulu, darah,
fp = faktor pengenceran organ dalam, kepala dan kaki.
d. Jumlah dan tinggi villi ileum usus e. IOFC adalah bobot panen dikalikan
harga per kg dikurangi biaya pakan.
Prosedur pengukuran jumlah villi dilakukan
menurut Gunal et al. (2006) yaitu usus
halus bagian ileum dipotong 2-3 cm, isi Hasil dan Pembahasan
usus dikeluarkan dan mukosa usus
dibersihkan dengan larutan aquades, 1. Pengaruh enzim papain terhadap karakteristik
kemudian dimasukkan pada larutan usus
formalin 10%. Sampel ileum mendapat
Hasil penelitian mengenai pengaruh
berbagai rangkaian perlakuan meliputi:
perlakuan terhadap pH usus, viskositas
fiksasi, dehidrasi (menggunakan alkohol
usus, aktifitas enzim proteolitik usus,
bertingkat), clearing (menggunakan xylol),
jumlah dan panjang villi ileum dapat dilihat
infiltrasi (menggunakan paraffin),
pada Tabel 2.
pemotongan (tebal 3–5 μm menggunakan
mikrotom), dan penempelan pada obyek
Tabel 2. Pengaruh penggunaan enzim papain terhadap pH usus, viskositas usus, aktifitas
enzim proteolitik usus, jumlah dan tinggi villi ileum
Perlakuan P1 P2 P3 P4
pH usus* 6.15 + 0.09b 5.98 + 0.02ab 5.89 + 0.09a 5.81 + 0.21a
Viskositas usus (dPas)** 0.17 + 0.003b 0.12 + 0.013a 0.16 + 0.005b 0.18 + 0.003b
Aktifitas enzim 1.19 + 0.59 1.72 + 0.26 1.67 + 0.94 1.12 + 0.36
proteolitik (μmol/menit)
Jumlah villi ileum 223.33 + 42.85 262.67 + 8.96 232.33 + 37.89 241 + 19.52
(transversal/cut)
Tinggi villi ileum (μm) 2419.67+382.53 3547.33+1015.22 2714.33+655.40 2516+265.55
11

E. Fitasari / Buana Sains Vol 12 No 1: 7-16, 2012

Keterangan:
* Nilai dengan superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata (P<0,05).
** Nilai dengan superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang
berbeda sangat nyata (P<0,01).

a. Pengaruh enzim papain terhadap pH usus tersebut maka sistem semakin kental.
Kekentalan dipengaruhi oleh suhu,
Dari hasil penelitian (Tabel 2), perlakuan
tekanan, berat, molekul larutan,
papain memberikan pengaruh nyata
konsentrasi larutan dan bahan terlarut yang
terhadap pH usus. Perlakuan penggunaan
ada (Fennema, 1996). Dari hasil penelitian
papain 0.050% pH nya lebih besar dan
(Tabel 2) diketahui bahwa penambahan
dengan penambahan konsentrasi papain
enzim papain dalam pakan 0,05% dapat
(0.075% dan 0.100 %) menyebabkan pH
menurunkan viskositas usus halus
usus menjadi turun yaitu 5.89 dan 5.81,
dibandingkan perlakuan lainnya (perlakuan
berturut-turut. Hal ini diduga karena
dengan semakin lama waktu hidrolisis papain 0.075% dan 0.100%) dan kontrol.
Enzim papain merupakan enzim
enzim papain terhadap pakan ketika berada
endogenous yang memecah rantai
di dalam usus, terjadi peningkatan jumlah
polipeptida dari dalam. Proses hidrolisis
ion-ion H+ dalam digesta usus sebagai
ikatan peptida pada protein akan
akibat dari pemecahan protein menjadi
menyebabkan beberapa perubahan pada
asam-asam amino penyusunnya. Dengan
protein antara lain: kandungan NH3+ dan
meningkatnya konsentrasi ion H+ akan
COO- dari protein akan meningkat yang
menurunkan pH larutan. Hal ini sesuai
akan meningkatkan kelarutannya,
dengan pendapat Nielsen (1997), bahwa
selanjutnya berat molekul dari protein atau
pada waktu ikatan peptide dipecah, gugus
polipeptida akan menurun dan struktur
karboksil dan gugus amino akan terionisasi
globular dari protein akan terpecah serta
tergantung pada pH larutan. Hidrolisis
kelompok hidrofobik menjadi terbuka
akan melepas atau menerima ion H+ yang
(Damodaran dan Paraf, 1997). Viskositas
akan mengubah pH di dalam usus. Sebagai
rendah dikarenakan asam-asam amino
pembanding, hasil penelitian Maulidinah
bersifat larut air yang dihasilkan dari hasil
(2006) yang menghidrolisa kepala udang
hidrolisis protein. Kuswanto (1988) dalam
putih menggunakan papain, melaporkan
Maulidinah (2006) menyatakan bahwa
bahwa semakin tinggi konsentrasi papain
adanya aktifitas proteolitik maka protein
menyebabkan pH hasil hidrolisat menjadi
substrat yang bersifat tidak larut dalam air
turun. Sedangkan hasil penelitian
(memiliki berat molekul tinggi) akan
Hardianto (2003), yang menghidrolisa
diubah menjadi protein dengan berat
protein dari bungkil kedelai melaporkan
molekul rendah yang bersifat larut dalam
bahwa semakin tinggi konsentrasi jahe
air. Tidak diketahui mengapa pada level
(sebagai sumber enzim protease) maka pH
0.075% dan 0.100% tidak efektif untuk
hasil hidrolisat semakin menurun.
menurunkan viskositas usus halus. Sebagai
b. Pengaruh enzim papain terhadap viskositas pembanding, penelitian yang dilakukan
usus oleh Maulidinah (2006) yang
Viskositas merupakan daya perlawanan menghidrolisis limbah kepala udang,
untuk mengalir dari suatu sistem yang melaporkan bahwa semakin tinggi
disebabkan oleh adanya geseran. Makin konsentrasi enzim papain menyebabkan
besar daya perlawanan atau geseran viskositas larutan menjadi tinggi. Hal ini
12

E. Fitasari / Buana Sains Vol 12 No 1: 7-16, 2012

disebabkan komponen padatan terlarut dan enzim protease juga memfasilitasi


seperti asam-asam amino maupun protein dalam dekomposisi sejumlah molekul-
terlarut akan meningkatkan viskositas, molekul komponen nitrogen menjadi
sehingga menyebabkan produk yang molekul-molekul berukuran lebih kecil
dihasilkan menjadi semakin kental. yang mana akan lebih mudah untuk
Penelitian Maulidinah (2006) ini juga diserap.
sejalan dengan hasil penelitian Marton Hasil penelitian perlakuan enzim
(2002) melaporkan bahwa semakin banyak papain 0.050% menunjukkan aktifitas yang
penambahan ekstrak bonggol nanas tinggi dan kemudian dengan penambahan
(sumber enzim protease) terhadap level papain menyebabkan aktifitas
hidrolisat protein kupang putih maka proteolitik menjadi turun. Hal ini
viskositasnya semakin meningkat dan menunjukkan bahwa dengan konsentrasi
protein terlarutnya juga meningkat. 0.050% merupakan konsentrasi maksimal
Penelitian ini mengisyaratkan level papain penggunaan enzim papain dalam penelitian
optimal dalam ransum adalah 0,050%. ini. Hasil ini juga berkorelasi dengan hasil
c. Pengaruh enzim papain terhadap aktifitas viskositas usus dimana penggunaan
perlakuan papain 0.050% menghasilkan
proteolitik usus
viskositas yang paling rendah.
Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa Viskositas yang rendah
perlakuan papain tidak memberikan mengindikasikan sifat asam-asam amino
pengaruh yang nyata terhadap aktifitas (hasil hidrolisis protein) yang larut dalam
proteolitik usus. Hal ini tidak sesuai dengan air. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
hasil penelitian Myashkauskene et al. (1984) penelitian Newman (2008), melaporkan
yang disitasi Khan et al. (2006), bahwa bahwa ketika penggunaan konsentrasi
penggunaan enzim pada pakan ayam enzim meningkat maka akan meningkatkan
pedaging menyebabkan aktifitas proteolitik PBB hingga level tertentu. Namun ketika
dalam perut dan duodenum yang akhirnya melebihi konsentrasi maksimal, maka
memperbaiki kecernaan protein kasar. Fen semakin meningkatnya konsentrasi enzim
et al. (2004) juga melaporkan penambahan akan menyebabkan penurunan PBB dan
enzim eksogenous meningkatkan aktifitas meningkatkan konversi pakan. Hal ini
protease dan lipase dalam duodenum anak mengindikasikan bahwa ketika konsentrasi
babi. Selain itu hasil penelitian Almirall et enzim sudah melebihi kebutuhan
al. (1995) dalam Fen et al. (2004) juga maksimalnya maka kecepatan reaksinya
menunjukkan bahwa suplementasi oleh β- akan berkurang. Walaupun Newman
glukanase meningkatkan tripsin, amilase, (2008) tidak melakukan pengamatan
dan lipase pada chime ayam. Pencernaan langsung terhadap aktifitas enzim, namun
oleh enzim protease sangat diperlukan penurunan PBB ini diduga karena
untuk mengubah protein menjadi asam meningkatnya konsentrasi enzim
amino terutama terhadap pakan sumber menurunkan aktifitas enzim dalam usus.
protein. Asam amino sangat diperlukan
d. Pengaruh enzim papain terhadap jumlah dan
oleh ayam pedaging dalam pembentukan
tinggi villi ileum
daging.
Sheppy (2001) dalam Angelovicova et Hasil penelitian (Tabel 2) menunjukkan
al. (2005) menyatakan bahwa keuntungan bahwa perlakuan tidak memberikan
penggunaan enzim protease adalah dapat pengaruh terhadap jumlah dan tinggi villi
membantu menetralkan kelebihan ileum. Namun jika dibandingkan dengan
komponen nitrogen di dalam usus halus dengan hasil uji terhadap viskositas usus
13

E. Fitasari / Buana Sains Vol 12 No 1: 7-16, 2012

maka perlakuan papain 0.050% ephitel usus halus. Villi lebih padat pada
menghasilkan viskositas yang paling bagian duodenum dan jejunum dan
rendah. Dengan adanya viskositas yang jumlahnya menurun pada ileum. Di
rendah akan menyebabkan jumlah usus sekeliling periphery villi terdapat sekumpulan
halus yang lebih banyak dan merangsang besar sel-sel ephitel columnar yang memiliki
tinggi villi yang lebih tinggi dikarenakan kapasitas penyerapan khusus halus. Pada
viskositas pakan yang rendah akan area tersebut mengandung ratusan mikrovilli
menyebabkan penyerapan nutrisi yang pada bagian tepi dari rongga ephitelial enteric,
lebih maksimal. yang tingginya sekitar 1-1.5 μm, dan luas
Menurut Hampson (1986) dalam Sieo 0.1 μm, sehingga mengakibatkan area
et al. (2005), villi usus halus yang makin penyerapan dapat meningkat beberapa
pendek akan menurunkan area penyerapan ratus kali. Setelah zat makanan diserap ke
yang aktif pada usus halus dan peningkatan dalam villi, selanjutnya akan menuju sistem
kedalaman crypt akan menurunkan aktifitas sirkulasi pada limpa dan darah, sehingga
enzim yang disekresikan oleh ujung villi. akan menunjang pertumbuhan ternak.
Usus halus halus merupakan tempat utama 2. Pengaruh enzim papain terhadap penampilan
terjadinya penyerapan nutrisi. Pertama, produksi
digesta cair dapat dengan mudah melewati
epithelium usus halus yang berada pada Hasil penelitian mengenai pengaruh
permukaan yang selanjutnya akan dibawa perlakuan terhadap konsumsi pakan,
ke aliran darah. Kedua, usus halus cukup pertambahan bobot badan (PBB), konversi
tinggi untuk terjadinya area permukaan. pakan, bobot karkas dan IOFC dapat
Ketiga, terdapat jutaan villi pada mukosa dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Pengaruh penggunaan enzim papain terhadap konsumsi pakan, PBB, konversi
pakan, bobot karkas dan IOFC
Variabel P1 P2 P3 P4
Konsumsi pakan (g) 2798.17 + 306.31 2970.80 + 63.90 3035.37 + 48.27 2885.47 + 40.12
PBB (g)* 1543.91 + 146.95ab 1746.74 + 73.44b 1703.29 + 75.06b 1485.22+ 71.92a
Konversi pakan* 1.81 + 0.08ab 1.67 + 0.08a 1.78 + 0.07a 1.94 + 0.08b
Bobot karkas (g)* 1008.03 + 77.61ab 1144.13 + 75.66b 1116.70 + 56.07b 979.8 + 60.83a
IOFC (Rp/ekor)** 9105.20 + 904.65ab 10975.95+908.31b 9898.19+829.15ab 7728.36+749.36a
Keterangan:
* Nilai dengan superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata (P<0,05).
** Nilai dengan superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang
berbeda sangat nyata (P<0,01).

a. Pengaruh enzim papain terhadap konsumsi meningkatkan konsumsi pakan. Menurut


pakan Suprijatna et al. (2005) beberapa faktor
yang mempengaruhi jumlah konsumsi
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa rata-rata
pakan unggas adalah kesehatan ternak,
jumlah konsumsi masih bervariasi diantara
individu ternak, tingkat produksi,
perlakuan, dimana level enzim papain tidak
temperatur lingkungan, sistem kandang, air
meningkatkan palatabilitas pakan. Hasil
minum, dan periode pertumbuhan.
penelitian ini tidak sesuai dengan Alam et
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
al. (2003) yang melaporkan bahwa
yang dilaporkan Yadav dan Sah (2006)
penambahan enzim eksogenous
bahwa enzim protease mampu
14

E. Fitasari / Buana Sains Vol 12 No 1: 7-16, 2012

meningkatkan pencernaan pakan yang Tabel 4 menunjukkan bahwa


memiliki kualitas lebih rendah. Dilaporkan perlakuan memberikan pengaruh yang
bahwa penggunaan protease asam pada nyata terhadap konversi pakan. Perlakuan
pakan mampu menurunkan konsumsi papain 0.050% secara numerik mempunyai
pakan dibandingkan dengan pakan kontrol. konversi pakan yang paling rendah
Adanya perbedaan hasil penelitian antara dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
penelitian ini dan penelitian Yadav dan Sah Ini menunjukkan bahwa perlakuan enzim
(2006) diduga karena jenis enzim yang papain 0.050% mampu memberikan efek
berbeda dimana dalam penelitian Yadav terhadap perombakan pakan yang lebih
dan Sah (2006) menggunakan protease efisien untuk meningkatkan berat badan.
asam. Hal ini dibuktikan dengan PBB yang
tertinggi.
b. Pengaruh enzim papain terhadap pertambahan
Angka konversi pakan yang rendah
bobot badan
menunjukkan tingkat efisiensi yang lebih
Level penambahan enzim papain sebanyak baik
0.050% menyebabkan PBB yang lebih baik dalam penggunaan pakan, jika angka
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. konversi makin besar maka penggunaan
Hal ini menunjukkan perlunya penelitian pakan menjadi kurang baik (Hardjosworo
kecernaan pakan karena diduga enzim dan Rukmiasih, 2000) selanjutnya
papain tersebut juga berpengaruh dalam dijelaskan bahwa konversi pakan yang ideal
kecernaan nutrisi pakan. pada ayam pedaging umur 5 minggu adalah
Hasil PBB yang bagus akibat dari 1.6, angka yang makin mendekati konversi
perlakuan papain 0.050% tidak lepas dari pakan P5 1.67 + 0.08.
karakteristik usus. Perlakuan papain
d. Pengaruh enzim papain terhadap bobot karkas
0.050% menghasilkan viskositas yang
paling rendah. Viskositas yang rendah Menurut Brake et al. (1993) dalam Daud et
mengindikasikan adanya perubahan nutrisi al. (2007) prosentase karkas berhubungan
pakan menjadi komponen-komponen yang dengan jenis kelamin, umur dan bobot
lebih sederhana, sehingga mengakibatkan hidup. Karkas meningkat seiring dengan
proses penyerapan nutrien oleh villi-villi meningkatnya umur dan bobot hidup. Dari
usus menjadi lebih mudah dan pada hasil penelitian diperoleh hasil bahwa
akhirnya mampu menghasilkan PBB yang perlakuan papain 0.050% menghasilkan
lebih tinggi. Hasil pengamatan terhadap bobot karkas yang paling tinggi. Hasil yang
jumlah dan tinggi villi usus dari perlakuan sama juga diperoleh pada hasil PBB papain
papain 0.050% adalah yang tertinggi. 0.050% yang juga paling tinggi
dibandingkan perlakuan lainnya.
c. Pengaruh enzim papain terhadap konversi
Hasil PBB adalah berkaitan dengan
pakan
penyerapan nutrien yang bagus. Hasil
Feed Convertion Ratio (FCR) atau biasa penelitian terhadap perlakuan papain
disebut dengan konversi pakan merupakan 0.050% menghasilkan viskositas yang
salah satu indikator yang dapat rendah. Viskositas yang rendah
memberikan gambaran tentang tingkat mengindikasikan adanya degradasi pakan
efisiensi penggunaan ransum. Semakin yang baik oleh enzim pencernaan ternak
rendah konversi pakan semakin tinggi dan lebih optimal lagi dengan adanya
efisiensi penggunaan ransum (Titus dan enzim papain untuk menghidrolisis protein
Frits (1979) dalam Laksmiwati (2007). pakan. Viskositas yang rendah akan
memudahkan penyerapan nutrien oleh villi-
15

E. Fitasari / Buana Sains Vol 12 No 1: 7-16, 2012

villi usus halus. Hasil penelitian terhadap per kg untuk ayam pedaging menurun
jumlah villi dan tinggi villi juga dengan adanya pemberian enzim.
menunjukkan bahwa perlakuan papain
0.050% menghasilkan jumlah villi dan Kesimpulan
tinggi villi yang cukup tertinggi
dibandingkan perlakuan lainnya walupun Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
secara statistik tidak berbeda nyata. bahwa penggunaan enzim papain:
1. dapat memperbaiki karakteristik usus
e. Pengaruh enzim papain terhadap IOFC (kecuali aktifitas enzim proteolitik
(Income Over Feed Cost) digesta usus, jumlah dan tinggi villi
Tabel 3 didapatkan bahwa perlakuan ileum) dan penampilan produksi ayam
memberikan pengaruh yang sangat nyata pedaging.
terhadap IOFC. Papain 0.050% 2. 0.05% merupakan konsentrasi optimal
menghasilkan IOFC yang paling tinggi. Hal dalam memperbaiki karakteristik usus
ini disebabkan PBB perlakuan papain dan penampilan produksi ayam
0.050% menghasilkan PBB yang paling pedaging.
tinggi sementara konsumsi pakannya
cukup rendah (Tabel 3). Perhitungan Ucapan Terima Kasih
IOFC secara tidak langsung menunjukkan
seberapa besar jumlah pakan yang Terima kasih disampaikan kepada Dr. Ir.
dikonsumsi untuk dirubah menjadi Eko Widodo, M.Agr., Sc., MSc.; Ir. Osfar
produksi daging yang diindikasikan dengan Sjofjan, MSc dan Prof. Dr. Ir. Achmanu
bobot badan panen yang tinggi. Jika yang telah memberikan arahan dan
dibandingkan dengan variabel terhadap dukungan dalam penelitian ini sehingga
karakteristik usus halus seperti pengukuran dapat terlaksana dengan baik.
terhadap viskositas, aktifitas enzim
proteolitik usus, jumlah villi dan tinggi villi Daftar Pustaka
ileum, perlakuan papain 0.050% Alam, M. J., Howlider, A. R., Pramanik, M. A.
menunjukkan hasil yang paling bagus. H., and Haque, M. A., 2003. Effect of
Demikian pula terhadap PBB, dan Exogenous Enzyme in Diet on Broiler
konversi pakan, serta berat karkas. Hal ini Performance. International Journal of
menunjukkan, karakteristik usus halus yang Poultry Science 2 (2): 168-173, 2003
baik menunjang hasil penampilan produksi Angelovicova, M., Mendel, J., Angelovic, M.,
yang baik pula dan otomatis mendukung and Kacaniova, M., 2005. Effect of
dalam efisiensi pakan untuk menghasilkan Enzyme Addition to Wheat Based Diets in
output berupa hasil produksi yang tinggi. Broilers. Trakya Univ J. Sci, 6(1) :29-33.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Anonymous, 2003. Broiler Management
Programme. www.Aviagen.com. Akses
Yadav dan Sah (2006) yang melaporkan
tanggal 3 Januari 2009
bahwa suplementasi protease terhadap Anonymous, 2006. Introduction to Protein
pakan pullet yang dikurangi kandungan Structure. Http://www.chem.uwec.
proteinnya ternyata dapat memperbaiki edu/chem405_F97/
IOFC. Hal ini dikarenakan perlakuan webpages/KAREN/papsol. html. Diakses
(konsentrasi enzim protease asam) ternyata tanggal 10 Agustus 2008.
dapat meningkatkan penggunaan pakan. Damodaran, S. and Paraf, A., 1997. Food
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Protein and Theair Application. Marcel
penelitian Alam et al. (2003) biaya pakan Dekker, Inc. New York.
Daud, M., Pilianf, W. G., and Kompiang, P.,
2007. Persentase dan Kualitas Karkas
16

E. Fitasari / Buana Sains Vol 12 No 1: 7-16, 2012

Ayam Pedaging yang Diberi Probiotik dan (Corbula faba hinds). Universitas Brawijaya.
Prebiotik dalam Ransum. JITV Vol. 12 Malang. Skripsi.
No. 3 Th. 2007 Maulidinah, 2006. Karakteristik Kecap Kepala
Fen Li, W., Feng, J., Rong Xu, Zi, and Mei Udang Putih (Litopenaeus vannamei) Hasil
Yang, C., 2004. Effects of Non-Starch Hidrolisis Enzim Papain. Universitas
Polysaccharides Enzymes on Pancreatic Brawijaya. Malang. Skripsi.
and Small Intestinal Digestive Enzyme Newman, K., 2008. Mechanisms of Enzymes
Activities in Piglet Fed Diets Containing in Poultry Production. www.afma.co.za.
High Amounts of Barley. World J. Diakses tanggal 20 Juni 2009
Gastroenterol 2004, 10 (6) = 856 – 859. Nielsen, P. M., 1997. Functionality of Protein
Fennema, 1996. Food Chemistry, 3th. Marcel Hydrolisates. Marcel Dekker, Inc. New
Dekker, Inc. New York. York.
Gauthier, R., 2007. The Use of Protected Octavianti, R. A., 2007. Karakterisasi Papain
Organic acids (GalliacidTM) and A Protease dari Getah Pepaya (Carica papaya L.).
Enzyme (Poultrygrow 250TM) in Poultry Jurusan Kimia. Universitas Brawijaya
Feeds. Jefo Nutrition Inc. St-Hyacinthe, Malang. Skripsi.
Qc, Canada. Piet, C., Montagne, L., and Lalles, J. P., 2005.
Gunal, M., Yayli, G., Kaya, O., Karahan, N., Increasing Digesta Viscocity Using
and Sulak, O. 2006. The Effects of Carboxymethylcellulose in Weaned Piglets
Antibiotic Growth Promoter, Probiotic or Stimulates Ileal Goblet Cell Number and
Organic Acid Supplementation on Maturation The American Society fir
Performance, Intestinal Microflora and Nutrition Sciences. 135:86-91
Tissue of Broilers International Journal of Plumstead, P. W., and A. J. Coieson., 2008.
Poultry Science 5 (2) : 149 – 155, 2006. Optimizing The Use of Enzyme
Hadianto, A. D., 2003. Pengaruh Konsentrasi Combinations. Danisco Animal Nutrition,
Ekstrak Jahe dan Lama Inkubasi terhadap P.O. Box 7777, Marlborough, Wiltshire
Sifat Kimia Hidrolisat Protein dari Bungkil SN8 1DZ, UK
Kedelai. Univesitas Brawijaya. Skripsi. Sieo, C. C., Abdullah, N., Tan, W. S., and Hot,
Hardjosworo dan Rukmiasih, 2000. Y. W., 2005. Influence of β-Glucanase-
Meningkatkan Produksi Daging Unggas. Producing Lactobacillus Strains on
Penebar Swadaya. Jakarta. Intestinal Characteristics and Feed Passage
Jin, L. Z., Ho, Y. W., Abdullah, N., and Rate of Broiler Chickens. 2005 Poultry
Jalaludin, S., 2000. Digestive and Bacterial Science 84:734-741.
Enzyme Activities in Broilers Fed Diets Suprijatna, E., Atmomarsono, U.,
Supplemented with Lactobacillus Cultures. Kartasudjana, R., 2005. Ilmu Dasar Ternak
2000 Poultry Science 79 : 886 – 891. Unggas. Penebar Swadaya.
Khan, S. H., Sardar, R., and Siddique, B., 2006. Yadav, J. L. and R. A. Sah., 2006.
Influence of Enzymes on Performance of Supplementataion of Corn-Soybean Based
Broilers Fed Sunflower- Corn Based Diets. Layers Diets With Different Levels of
Pakistan Vet. J. 2006., 2006, 26(3): 109- Acid Protease. J. Inst. Agric. Anim. Sci.
114. 27:93-102
Laksmiwati, N. M., 2007. Pengaruh Pemberian
Starbio dan Effective Microorganism- 4
(Em-4) Sebagai Probiotik terhadap
Penampilan Itik Jantan Umur 0 – 8
Minggu. Jurusan Produksi Ternak,
Fakultas Peternakan, Universitas Udayana,
Denpasar
Marton, U., 2002. Pengaruh Konsentrasi
Ekstrak Bonggol Nenas sebagai Sumber
Enzim Bromelin dan Waktu Inkubasi
terhadap hidrolisat Protein Kupang Putih

Anda mungkin juga menyukai