Anda di halaman 1dari 8

TERNAK TROPIKA DOI: 10.21776/ub.jtapro.2021.022.01.

2
Journal of Tropical Animal Production OPEN ACCES Freely Available Online
Vol 22, No. 1 pp.12-19, Juni 2021

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM LEMAK PADA PAKAN TERNAK


RUMINANSIA TERHADAP KANDUNGAN NUTRISI PAKAN

Poespitasari Hazanah Ndaru1), Asri Nurul Huda1), Mashudi1)


1) Minat Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Jalan

Veteran, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia 65145

*Corresponding author: eka83fitasari@gmail.com

Submitted 7 November 2020, Accepted 28 Mei 2021

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh penambahan beberapa jenis saturated
fatty acid pada level yang berbeda terhadap nilai nutrisi dan kecernaan pakan, karakteristik
fermentasi rumen, dan produksi gas CH4. Tahapan penelitian ini terdiri dari 2 tahap yaitu
tahap 1 (pembuatan pakan perlakuan) dan tahap 2 (pengujian pakan perlakuan). Metode
penelitian ini adalah menggunakan adalah RAK (Rancangan Acak Kelompok), yang terdiri
dari 7 perlakuan yang meliputi pakan lengkap dengan penambahan 0% fatty acid, myristic
acid (10%), myristic acid (20%), lauric acid (10%), lauric acid (20%), palmitic acid (10%)
dan palmitic acid (20%) dengan 3 ulangan. Pada penelitian yang berjudul “Pengaruh
Penambahan Fatty Acid Pada Pakan Ternak Ruminansia dengan Rasio Berbeda Sebagai
Upaya Mengurangi Produksi Gas CH4” ini merupakan inovasi strategi pemberian pakan
ternak ruminansia dengan menerapkan teknologi berwawasan lingkungan sebagai upaya
mengurangi efek gas rumah kaca dari sektor industri peternakan yang merupakan pendonor
gas CH4 terbesar kedua di dunia. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa
kandungan bahan kering pakan perlakuan yaitu berkisar antara 92,09% - 92,90%,
kandungan bahan organik pada penelitian ini 86%, sehingga sejumlah 86% nutrient dapat
dimanfaatkan ternak untuk hidup pokok dan berproduksi, kandungan protein kasar pada
penelitian ini berkisar 14%, hal ini menujukkan bahwa penelitian ini isoprotein, dan
semakin tinggi level penambahan asam lemak pada pakan dapat meningkatkan kandungan
lemak kasar pakan penelitian, hal ini akan efektif dalam mengurangi produksi gas CH4.

Kata Kunci : Asam lemak, CH4, ruminansia

How to cite : Ndaru, P. H., Huda, A. N., & Mashudi. (2021). Pengaruh Penambahan Asam
Lemak Pada Pakan Ternak Ruminansia Terhadap Kandungan Nutrisi Pakan.
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 22, No 1 (12-19)

J. Ternak Tropika Vol 22, No 1: 12-19, 2021 12


Pengaruh Penambahan Asam Lemak Pada Poespitasari Hazanah Ndaru, dkk. 2021
Pakan Ternak Ruminansia

PENDAHULUAN 17% dari pertumbuhan sapi. Demikian pula,


Ternak ruminansia mampu pada penelitian dengan suplementasi asam
memnfaatkan pakan sumber kasar melalui lemak tak jenuh (UFA) dapat menurunkan
fermentasi mikroba rumen dan produksi CH4 in vitro (Zhang et al, 2008).
menyediakan produk berkualitas tinggi Menurut (EPSA) minyak kelapa sawit
(daging dan susu) untuk kebutuhan manusia. mengandung myristic acid, lauric acid dan
Namun, berdasarkan hasil beberapa palmitic acid yang dapat berperan sebagai
penelitian fermentasi rumen dikaitkan substansi yang dapat mengurangi produksi
dengan pembentukan gas metana (CH4), gas metan. Keadaan alami yang terjadi
yang merupakan salah satu gas rumah kaca ketika ditambahkan minyak pada pakan
yang efektif, dan selanjutnya yaitu minyak akan melapisi tubuh protozoa
mengakibatkan hilangnya sebagian energi sehingga protozoa tidak dapat melakukan
makanan dalam tubuh ternak. Menurut aktivitas metabolik yang menyebabkan
Suryahadi, et al. (2002), emisi metana per protozoa mati di dalam rumen.
unit pakan atau laju konversi metana lebih Hal ini sesuai dengan penelitian yang
besar karena kualitas hijauan pakan yang dilakukan Sitoresmi, dkk (2009), yaitu
diberikan rendah. penambahan minyak nabati sebesar 7,5%
Semakin tinggi jumlah pemberian dapat menurunkan jumlah protozoa sebesar
pakan kualitas rendah, semakin tinggi 23.95% dan menurunkan jumlah produksi
produksi metana. Rendahnya kualitas gas metan sebesar 18,51%. Sehingga
hijauan di Indonesia disebabkan antara lain teknologi berwawasan lingkungan sangat
oleh sifat pertumbuhan yang cepat sehingga penting dilakukan di industri peternakan, hal
cepat berbunga dan berbiji yang ini sejalan dengan fokus dunia saat ini yaitu
mengakibatkan kandungan serat kasar melakukan penelitian tentang upaya
tinggi. Menurut Haryanto (2009), degradasi pengurangan gas metan pada industri
dan fermentasi komponen serat pakan oleh peternakan.
mikroba rumen selain menghasilkan asam
lemak volatil, juga membentuk gas metan MATERI DAN METODE
dan karbondioksida. Tahapan Penelitian
Manipulasi pakan ternak ternak Tahapan penelitian terdiri dari 2 tahap
dengan penambahan bahan aditif dalam yaitu tahap 1 (pembuatan pakan perlakuan)
pakan dapat sebagai upaya untuk dan tahap 2 (pengujian pakan perlakuan).
mengurangi produksi gas methan pada Pada tahap 1, dilakukan persiapan
ruminansia, salah satunya adalah dengan pembuatan pakan berdasarkan perlakuan.
penambahan asam lemak. Asam lemak Pada penelitian ini terdiri dari 7 perlakuan
rantai panjang, terutama asam lemak tak yaitu pakan lengkap dengan penambahan
jenuh (UFA), memiliki pengaruh toksik 0% fatty acid, myristic acid (10%), myristic
pada rumen khususnya pada bakteri acid (20%), lauric acid (10%), lauric acid
metanogenik archaea yang mengarah pada (20%), palmiac acid (10%) dan palmiac
pengurangan produksi CH4 (Kim et al, 2008 acid (20%). Pada tahap 2, dilakukan
dan Hwang et al, 2001). pengujian untuk menetukan rasiona yang
Pada penelitian yang dilakukan oleh tepat penambahan fatty acid pada pakan.
Beauchemin et al (2007) melaporkan bahwa Waktu dan lokasi penelitian
beberapa sumber lipid yang meliputi lemak, Penelitian ini akan dilaksanakan pada
minyak bunga matahari, dan biji bunga bulan April-September 2020. Analisis
matahari utuh yang terutama mengandung kandungan nutrisi dilakukan di
asam lemak rantai panjang memiliki potensi Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak
mengurangi emisi CH4 dengan rata-rata Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.

J. Ternak Tropika Vol 22, No 1: 12-19, 2021 13


Pengaruh Penambahan Asam Lemak Pada Poespitasari Hazanah Ndaru, dkk. 2021
Pakan Ternak Ruminansia

Variabel Penelitian Bahan kering (BK), bahan organic (BO),


Variabel pada penelitian ini adalah protein kasar (PK), serat kasar (SK), lemak
analisis kandungan nutrisi (BK, BO, PK, kasar (LK) dan total degistible protein
LK, dan SK). Pada pakan yang akan (TDN).
dianalisis di oven dengan suhu 60 0C selama Perlakuan pada ini adalah
24 jam, kemudian di grinding hingga penambahan saturated fatty acid pada pakan
berukuran 1 mm selanjutnya dilakukan uji lengkap dengan level pemberian berbeda.
kandungan nutrisi dengan metode analisa Adapun perlakuan tersebut adalah sebagai
proksimat AOAC (1995) yang terdiri dari berikut:

T0 : Pakan lengkap (tanpa penambahan Fatty Acid)


T1 : Pakan lengkap + Myristic acid (10% DM)
T2 : Pakan lengkap + Myristic acid (20% DM)
T3 : Pakan lengkap + Lauric acid (10%)
T4 : Pakan lengkap + Lauric acid (20%)
T5 : Pakan lengkap + Palmiac acid (10%)
T6 : Pakan lengkap + Palmiac acid (20%)
Perlakuan pada penelitian ini adalah 7 perlakuan dan setiap perlakuan di ulang sebanyak 3 kali
ulangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN dan Permadi (2015) yang memiliki


Kandungan Nutrisi Pakan kandungan protein kasar 11,76%. Hal ini
Pada penelitian ini menggunakan disebabhkan perbedaan bahan penyusun
pakan lengkap yang tersusun dari wheat yang digunakan dalam konsentrat. Pada
polard, DDGS, bungkil kopra, bungkil penelitian ini, konsentrat dicampur
kelapa, molases, mineral, dan vitamin menjadi homogen melalui proses
serta tebon jagung. Kandungan nutrisi perlakuan fisik dan suplementasi yang
pakan perlakuan pada penelitian tertera dikemas dalam bentuk tertentu agar
pada Tabel 1. pemberian kepada ternak efektif dan
Kandungan protein penelitian ini memudahkan dalam penyimpanan. Pada
yaitu sebesar 21,89%. Kandungan penelitian ini, imbangan hijauan dan
konsetrat pada penelitian ini lebih tinggi konsentrat yang digunakan yaitu 60 %:
dibandingkan dengan penelitian Gustiani 40%.

Tabel 1. Kandungan bahan pakan perlakuan


No Bahan Pakan BK BO PK LK SK
1 Konsentrat 89,79 90,45 21,89 3,99 10,90
2 Tebon jagung 18,30 83,74 10,69 3,15 36,20
Keterangan : - Hasil analisis di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya (2020)
-*Berdasarkan 100% BK

Nilai kandungan PK tebon jagung dkk (2017), kandungan bahan kering tebon
sebesar 10,69%. Nilai kandungan bahan jagung yaitu sebesar 25,73%. Tanaman
kering ini lebih rendah dibandingkan jagung termasuk jenis tanaman pangan yang
penelitian Rahayu, dkk (2017) yang diketahui banyak mengandung serat kasar
menyatakan bahwa kandungan bahan kering dimana tersusun atas senyawa kompleks
tebon jagung sebesar 19,7%. Berdasarkan lignin, hemiselulosa dan selulosa
penelitian yang dilakukan oleh Naibaho, (lignoselulosa), dan masing-masing

J. Ternak Tropika Vol 22, No 1: 12-19, 2021 14


Pengaruh Penambahan Asam Lemak Pada Poespitasari Hazanah Ndaru, dkk. 2021
Pakan Ternak Ruminansia

merupakan senyawa-senyawa yang sehingga selulosa maupun hemiselulosa bisa


potensial dapat dikonversi menjadi senyawa dimanfaatkan sebagai sumber karbon.
lain secara biologi. Selulosa merupakan Kandungan Nutrisi Pakan Perlakuan
sumber karbon yang dapat digunakan Pada penelitian ini, bahan pakan
mikroorganisme sebagai substrat dalam disusun dengan imbangan 60%: 40% untuk
proses fermentasi untuk menghasilkan masing-masing pakan hijauan dan
produk yang mempunyai nilai ekonomi konsentrat. Menurut Lammers et al. (2003)
tinggi (Aguirar, C.L. (2001), Suprato dan menyatakan bahwa pakan lengkap
Rasyid (2002)). Namun selulosa dan mempunyai pengertian sebagai suatu jenis
hemiselulosa yang tersedia terbatas pakan yang dirancang untuk produk
pemanfaatannya, karena adanya lignin yang komersial bagi ternak ruminansia dan
mengikat selulosa maupun hemiselulosa didalamnya sudah mengandung bahan
pada residu lignoselulosa. Diperlukan hijauan maupun konsentrat dalam imbangan
mikroba pendegradasi lignoselulosa, memadai.

Tabel 2. Kandungan Nutrien Pakan Perlakuan


Kandungan Nutrien
Perlakuan BO PK LK
BK (%)
(%BK)
T0 92,56 86,42 14,88 3,17
T1 92,55 86,67 14,84 5,02
T2 92,86 86,93 14,52 6,71
T3 92,90 86,76 15,13 4,78
T4 92,09 86,59 15,26 6,48
T5 92,42 86,44 14,64 4,88
T6 92,66 86,40 14,86 6,88
Keterangan : - Hasil analisis di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya (2020)
-*Berdasarkan 100% BK

Penggunaan pakan lengkap pada T1, T2. T4, T5 dan T6. Kandungan bahan
ternak sangat relevan untuk memudahkan kering pada penelitian ini lebih tinggi
pemenuhan kebutuhan nutrisi, dan pada saat dibandingkan dengan penelitian Gustiani
yang sama mampu menyumbang kebutuhan dan Permadi (2015) yang memiliki
serat (NDF) yang penting bagi stabilitas kandungan bahan kering sebesar 90,4%.
ekosistem rumen. Pakan lengkap juga lebih Kandungan bahan kering penelitian ini lebih
menjamin meratanya distribusi asupan tinggi dibandingkan penelitian Lawa et al
harian ransum, agar fluktuasi kondisi (2016).
ekosistem di dalam rumen diminimalisir Kandungan bahan kering penelitian
(Tafaj et al., 2007). Lawa, et al (2016) yaitu penelitian pakan
Kandungan Bahan Kering Pakan lengkap dengan suplementasi daun kabesak
Perlakuan putih (Acacia leucophloea Raxb) memiliki
Kandungan bahan kering pada kandungan bahan kering pada T0 sebesar
penelitian ini adalah T0 92,56%, T1 92,55%, 89,8%, T1 89,9%, T2 89,8%, T3 89,9% dan
T2 92,86%, T3 92,90 % , T4 92,09%, T5 T4 90,1%. Perbedaan kandungan bahan
92,42% dan T6 92,66%. Kandungan bahan kering pada penelitian ini dengan penelitian
kering T3 lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya disebabkan oleh perbedaan

J. Ternak Tropika Vol 22, No 1: 12-19, 2021 15


Pengaruh Penambahan Asam Lemak Pada Poespitasari Hazanah Ndaru, dkk. 2021
Pakan Ternak Ruminansia

sumber hijauan yang digunakan serta bahan penelitian ini isoprotein. Pada penelitian ini
penyusun konsentrat yang terdiri dari rata-rata kandungan protein kasar yaitu
sumber protein dan sumber energi. sebesar 14,59%.
Kandungan Bahan Organik Pakan Kandungan protein kasar pada
Perlakuan penelitian ini lebih tinggi dibandingkan
Kandungan bahan organik pada penelitian Naibaho, dkk (2017). Pada
penelitian ini adalah T0 86,42%, T1 86,67%, penelitian tersebut memiliki kandungan PK
T2 86,93%, T3 86,76%, T4 86,59 %, T5 sebesar 9,47%. Pada penelitian Naibaho,
86,44% dan T6 86,40%. Pada penelitian ini dkk (2015) menggunakan pakan lengkap
rata-rata kandungan bahan organic yaitu berbasis silase tebon jagung. Protein silase
sebesar 86,60%. Kandungan bahan organik tebon jagung pada penelitian tersebut yaitu
pada penelitian ini lebih rendah sebesar 12%. Perbedaan kandungan PK
dibandingkan dengan penelitian Gustiani pada penelitian disebabkan karena
dan Permadi (2015). Pada penelitian perbedaan imbangan hijauan dan konsentrat.
tresebut kandungan bahan organic pakan Pada penelitian Naibaho, dkk (2017)
perlakuan sebesar 89,84%. dan lebih rendah menggunakan imbangan hijauan dan
dibandingkan penelitian Lawa et al (2016), konsentrat yaitu 80%: 20%. Perbedaaan
yaitu kandungan bahan organik pakan imbangan hijauan dan konsentrat dapat
perlakuan T0 87,9%, T1 87,9%, T2 88,2%, menyebabkan perbedaan kandungan nutrisi
T3 88,5% dan T4 88,5%. bahan pakan.
Bahan organik utamanya berasal dari Perbedaan kandungan protein ini
golongan karbohidrat, yaitu BETN dengan dapat disebabkan oleh perbedaan bahan
komponen penyusun utama pati dan gula. sumber protein yang digunakan dan proporsi
Sehingga, dengan meningkatnya atau penggunaannya pada pakan lengkap, namun
semakin tinggi kandungan bahan organic penyusunan pakan perlakuan pada kedua
pada pakan perlakuan maka semakin tinggi penelitian ini memiliki persamaan yaitu
pula nutrisi yang dapat dimanfatkan ternak protein kasar pakan perlakukan disusun
dalam memenuhi kebutuhan. Kandungan secara isoprotein. Protein adalah senyawa
bahan organik pada penelitian ini relatif organik kompleks yang mempunyai berat
tinggi yaitu berkisar 86%, hal ini menujukan molekul tinggi.
bahwa bahan organik yang dimanfaatkan Seperti halnya karbohidrat dan lipida,
oleh ternak cukup tinggi untuk memenuhi protein mengandung unsur-unsur karbon,
kebutuhannya. hidrogen dan oksigen, tetapi sebagai
Kandungan bahan organik tanaman tambahannya, semua protein mengandung
berkorelasi dengan umur panen, yakni nitrogen. Kebanyakan protein mengandung
semakin tua umur panen maka semakin sulfur, beberapa protein mengandung
rendah bahan organik tanaman tersebut, hal phosfor (Hartadi dkk., 1991). Protein kasar
ini dikarenakan semakin tua tanaman akan adalah nilai hasil bagi dari total nitrogen
terjadi proses lignifikasi, sehingga kadar ammonia dengan faktor 16% (16/100) atau
lignin tanaman semakin tinggi dan hasil kali dari total nitrogen ammonia
menyebabkan kandungan bahan organik dengan faktor 6,25 (100/16). Faktor 16%
pada tanaman menjadi semakin rendah. berasal dari asumsi bahwa protein
Kandungan Protein Kasar Pakan mengandung nitrogen 16%.
Perlakuan Tenak ruminansia membutuhkan
Kandungan protein kasar pada asam-asam amino yang berasal dari protein
penelitian ini adalah T0 14,88%, T1 14,84%, (Siregar, 1984). Menurut Haryanto (1992),
T2 14,52%, T3 14,13%, T4 14,26 %, T5 protein adalah senyawa kimia yang tersusun
14,64% dan T6 14,86%, hal ini menujukkan dari asam amino, yang mana asam amino
bahwa kandungan protein kasar pada tersebut diperlukan oleh ternak dan ternak

J. Ternak Tropika Vol 22, No 1: 12-19, 2021 16


Pengaruh Penambahan Asam Lemak Pada Poespitasari Hazanah Ndaru, dkk. 2021
Pakan Ternak Ruminansia

membutuhkan mikroba rumen untuk KESIMPULAN DAN SARAN


mensintesa. Protein yang diberikan pada Pada penelitian yang berjudul
domba dihitung berdasarkan kandungan “Pengaruh Penambahan Fatty Acid Pada
protein kasar dalam pakan. Jumlah Pakan Ternak Ruminansia dengan Rasio
kebutuhan minimium protein kasar yang Berbeda Sebagai Upaya Mengurangi
diperlukan domba untuk hidup pokok Produksi Gas CH4” ini merupakan inovasi
sebesar 8% dari BK dan domba pada masa strategi pemberian pakan ternak ruminansia
pertumbuhan memerlukan PK sebesar 11% dengan menerapkan teknologi berwawasan
dari BK (Gatenby, 1991). lingkungan sebagai upaya mengurangi efek
Kandungan Lemak Kasar Pakan gas rumah kaca dari sektor industri
Perlakuan peternakan yang merupakan pendonor gas
Kandungan protein kasar pada CH4 terbesar kedua di dunia. Berdasarkan
penelitian ini adalah T0 3,17%, T1 5,02%, hasil penelitian:
T2 6,71%, T3 4,78%, T4 6,48 %, T5 4,88% 1. Kandungan bahan kering pakan
dan T6 6,88%. Kandungan lemak kasar pada perlakuan yaitu berkisar antara
penelitian ini cenderung meningkat seiring 92,09% - 92,90%.
dengan peningkatan level penambahan 2. Kandungan bahan organik pada
komponen asam lemak sebagai agen penelitian ini 86%, sehingga sejumlah
mitigasi. 86% nutrient dapat dimanfaatkan
Lemak merupakan komponen penting ternak untuk hidup pokok dan
pada pakan ternak dan sering ditambahkan berproduksi.
untuk meningkatkan kepadatan yang 3. Kandungan protein kasar pada
diperoleh ternak dan tanpa meningkatkan penelitian ini berkisa 14%, hal ini
beban asam dalam rumen. Pada pakan menujukkan bahwa penelitian ini
sumber hijauan dan konsentrat yang isoprotein.
diformulasikan secara traditional seringkali 4. Semakin tinggi level penambahan
memiliki kandungan lemak rendah (± 3 % asam lemak pada pakan dapat
bahan kering) dan meningkatkan kandungan meningkatkan kandungan lemak kasar
lemak dalam pakan melalui penambahan pakan penelitian, hal ini akan efektif
minyak sayur dan ikan atau bahan lemak dalam mengurangi produksi gas CH4.
tinggi terkadang dapat menimbulkan
permasalahan dalam rumen , meliput: DAFTAR PUSTAKA
toksisitas asam lemak terhadap beberapa AOAC. (1995). Official Methods of
bakteri rumen, pembentukan asam lemak Analysis. Association of Official
trans dan menekan produksi susu, serta Analytical Chemists.
mengikat mineral sehingga mengurangi Beauchemin, K. A., McGinn, S. M., & Petit,
ketersediaan mineral untuk pertumbuhan H. V. (2007). Methane abatement
bakteri dan fungsi rumen. strategies for cattle: Lipid
Asam lemak yang sering dijumpai supplementation of diets. Canadian
terdapat berbagai bentuk yaitu saturated Journal of Animal Science, 87(3),
fatty acid, unsaturated fatty acid, berantai 431–440. https://doi.org/10.4141/CJA
tunggal maupun bercabang (Warren, 2015). S07011
Kemajuan terbaru dalam proses Božic, A. K., Anderson, R. C., Carstens, G.
metabolisme ruminal lipid telah difokuskan E., Ricke, S. C., Callaway, T. R.,
terutama pada manipulasi fisikokimia yang Yokoyama, M. T., Wang, J. K., &
bertujuan untuk kontrol efek anti mikroba Nisbet, D. J. (2009). Effects of the
sehingga lemak dapat diberikan pada ternak methane-inhibitors nitrate,
tanpa ada gangguan fermentasi dan nitroethane, lauric acid, Lauricidin®
pencernaan rumen. and the Hawaiian marine algae

J. Ternak Tropika Vol 22, No 1: 12-19, 2021 17


Pengaruh Penambahan Asam Lemak Pada Poespitasari Hazanah Ndaru, dkk. 2021
Pakan Ternak Ruminansia

Chaetoceros on ruminal fermentation Austral J Anim Sci, 14, 501–506.


in vitro. Bioresource Technology, Kim, C.-H., Lee, S. J., Ha, J. K., Kim, W.
100(17), 4017–4025. https://doi.org/ Y., & Lee, S. S. (2008). Effects of
10.1016/j.biortech.2008.12.061 emulsified octadecanic acids on gas
Chuzaemi, S. (2002). Arah dan Sasaran production and cellulolysis by the
Penelitian Nutrisi Sapi Potong di rumen anaerobic fungus, Piromyces
Indonesia. In Makalah Dalam communis M014. Anaerobe, 14(1),
Workshop Sapi Potong. Pusat 19–28. https://doi.org/10.1016/j.ana
Penelitian dan Pengembangan erobe.2007.08.005
Peternakan Bogor dan Lokal Kurniawati, A. (2013). Teknik produksi gas
Penelitian Sapi Potong. in-vitro untuk evaluasi pakan ternak :
Faciola, A. P., & Broderick, G. A. (2014). volume produksi gas & kecernaan
Effects of feeding lauric acid or bahan pakan. Jurnal Ilmiah Aplikasi
coconut oil on ruminal protozoa Isotop Dan Radiasi, 3(1), 40–49.
numbers, fermentation pattern, https://doi.org/10.17146/JAIR.2007.3
digestion, omasal nutrient flow, and .1.552
milk production in dairy cows. Odongo, N. E., Or-Rashid, M. M., Kebreab,
Journal of Dairy Science, 97(8), E., France, J., & McBride, B. W.
5088–5100. https://doi.org/10.3168/ (2007). Effect of Supplementing
jds.2013-7653 Myristic Acid in Dairy Cow Rations
FAO. (2016). The State of Food and on Ruminal Methanogenesis and Fatty
Agriculture. http://www.fao.org/3/a- Acid Profile in Milk. Journal of Dairy
i6030e.pdf Science, 90(4), 1851–1858. https://doi
Forster, P., Ramaswamy, V., Artaxo, P., .org/10.3168/jds.2006-541
Berntsen, T., Betts, R., Fahey, D., Sitoresmi, P. D., Yusiati, L. M., & Hartadi,
Haywood, J., Lean, J., Lowe, D., H. (2012). Pengaruh Penambahan
Myhre, G., Nganga, J., Prinn, R., Minyak Kelapa, Minyak Biji Bunga
Raga, G., Schulz, M., & van Dorland, Matahari, dan Minyak Kelapa Sawit
R. (2007). Climate Change 2007. The terhadap Penurunan Produksi Metan
Physical Science basis: Summary for di dalam Rumen secara in Vitro (The
policymakers. Contribution of Effect of Addition Coconut Oil,
Working Group I to the Fourth Sunflower Seed Oil, and Palm Olein
Assessment Report of the on Reducing Ruminal Methane Pro.
Intergovernmental Panel on Climate Buletin Peternakan, 33(2). https://doi.
Change. In Climate Change 2007: The org/10.21059/buletinpeternak.v33i2.1
Physical Science basis: Summary for 22
policymakers. Contribution of Steinfeld, H., Gerber, P., Wassenaar, T.,
Working Group I to the Fourth Castel, V., Rosales, M., & de Haan, C.
Assessment Report of the (2006). Livestock’s Long Shadow:
Intergovernmental Panel on Climate Environmental Issues and Options,
Change. Cambridge University Press. Rome, FAO-Food and Agriculture
Haryanto, B. (2012). Perkembangan Organization of the United Nations.
penelitian nutrisi ruminansia. Jurnal Copenhagen.
Wartazoa, 22(4), 169–177. Sudarwati, H., Natsir, M. H., &
Hwang, I., Kim, H., Shim. S, S., Lee, S., & Nurgiartiningsih, V. M. (2018).
Ha, J. (2001). Effect of unsaturated Statistika Dan Rancangan Percobaan.
fatty acids on cellulose degradation UB Press.
and fermentation characteristics by Warren, E., Sihota, N. J., Hostettler, F. D.,
mixed ruminal microbes. Asian & Bekins, B. A. (2014). Comparison

J. Ternak Tropika Vol 22, No 1: 12-19, 2021 18


Pengaruh Penambahan Asam Lemak Pada Poespitasari Hazanah Ndaru, dkk. 2021
Pakan Ternak Ruminansia

of surficial CO2 efflux to other Changjiang (Yangtze River) Estuary


measures of subsurface crude oil and its adjacent marine area: Riverine
degradation. Journal of Contaminant input, sediment release and
Hydrology, 164, 275–284. https://doi. atmospheric fluxes. Biogeochemistry,
org/10.1016/j.jconhyd.2014.06.006 91(1), 71–84. https://doi.org/10.1007/
Zhang, G., Zhang, J., Liu, S., Ren, J., Xu, J., s10533-008-9259-7
& Zhang, F. (2008). Methane in the

J. Ternak Tropika Vol 22, No 1: 12-19, 2021 19

Anda mungkin juga menyukai