2
Journal of Tropical Animal Production OPEN ACCES Freely Available Online
Vol 22, No. 2 pp. 90-96, Desember 2021
Reyhan Hasyaftala1), Nisa Nuryawati Putri1), Muhamad Rovie Nawawi1), Atun Budiman1), U.
Hidayat Tanuwiria1), Iman Hernaman*1)
1)
Departemen Nutrisi Ternak dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Universitas
Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang Km 21 Jatinangor Sumedang, Indonesia, 45363
ABSTRAK
Mikroenkapsulasi dibuat untuk melindungi minyak ikan dari biohidrogenasi oleh mikroba
rumen. Penelitian bertujuan untuk mempelajari dampak penggunaan mikroenkapsulasi minyak
ikan terhadap fermentabilitas dalam rumen dan kecernaan ransum (in vitro). Empat jenis
ransum percobaan mengandung mikroenkapsulasi minyak ikan sebanyak 0%, 2,5%, 5%, dan
7,5% dievaluasi fermentabilitas dan kecernaan secara in vitro. Penelitian menggunaan
rancangan acak lengkap terdiri atas 4 perlakuan dengan 5 ulangan, lalu data yang dihasilkan
diuji dengan analisis Duncan. Hasil menunjukan bahwa perlakuan mempengaruhi (P<0,05)
konsentrasi asam lemak terbang, ammonia (N-NH3), produksi gas dan kecernaan bahan kering.
Penggunaan mikroenkapsulasi minyak ikan menurunkan N-NH3, sedangkan asam lemak
terbang meningkat (P<0,05) pada penggunaan 2,5% namun setelah itu menurun nyata (P<0,05)
meskipun demikian N-NH3 dan asam lemak terbang masih dalam kisaran yang dapat
menumbuhkan mikroba rumen. Produksi gas dan kecernaan bahan kering memiliki pola yang
sama yang mengalami peningkatan sampai perlakuan penggunaan 5% dan setelah itu menurun
nyata (P<0,05). Penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan mikroenkapsulasi minyak
ikan 5% memberikan hasil terbaik terhadap fermentabilitas dalam rumen dan kecernaan bahan
kering ransum in vitro.
How to cite : Hasyaftalam R., Putri, N. N., Nawawi, M. R., Budiman, A., Tanuwiria, U. H., &
Hernaman, I. (2021). Kajian In Vitro Fermentabilitas dan Kecernaan Ransum
Domba Yang Disumplementasi Dengan Mikroenkapsulasi Minyak Ikan.
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 22, No 2 (90-96)
ABSTRACT
Microencapsulation was carried out to protect fish oil from biohydrogenation by rumen
microbes. The aim of the research was to study the impact of using fish oil microencapsulation
on the ration fermentability and digestibility (in vitro). Four types of experimental rations
containing fish oil microencapsulated as much as 0%, 2.5%, 5%, and 7.5% were evaluated for
fermentability and digestibility (in vitro). The study used a completely randomized design with
4 treatments and 5 replications, then Duncan's analysis of the collected data was carried out.
The results showed that the treatment affected (P<0.05) the concentration of volatile fatty
acids, ammonia (N-NH3), gas production and dry matter digestibility. The use of fish oil
microencapsulation decreased N-NH3, while volatile fatty acids increased (P<0.05) at 2.5%
but after that it decreased significantly (P<0.05) although N-NH3 and volatile fatty acids were
still in the range normal for rumen microbial growth. Gas production and dry matter
digestibility had the same pattern which increased up to 5% treatment and then decreased
significantly (P<0.05). In conclusion, the use of fish oil microencapsulated 5% gave the best
results on the rumen fermentability and dry matter digestibility of the ration (in vitro).
menyelimuti partikel pakan serat sangat yaitu gum arab dan maltodextrin. Dengan
sensitif terhadap mikrobia selulolitik, hal ini dua penyalut dapat melindungi asam lemak
dapat menurunkan aktivitas fermentasi tidak jenuh lebih kuat dibandingan dengan
dalam rumen (Pramono, et al. 2016). Lemak satu penyalut.
tak jenuh dapat melapisi partikel serat,
sehingga bakteri fibrolitik tidak dapat MATERI DAN METODE
menempel yang berdampak pada Pembuatan Mikroenkapsulasi Minyak
menurunnya kecernaan serat (Harvatine dan Ikan
Allen 2005). Pembuatan mikroenkapsulasi
Perlindungan terhadap asam lemak menggunakan metode vacuum drying.
essensial yang terdapat di dalam minyak Minyak ikan lemuru dicampur dengan whey
ikan perlu dilakukan. Perlakuan protein isolat (WPI) yang merupakan bahan
perlindungan digunakan agar diperoleh pengemulsi yang juga ditambahkan
manfaat dengan adanya upaya suplementasi penyalut berupa gum arab. Kemudian
asam lemak tidak jenuh yang essensial. ditambahkan matrix lainnya berupa
Perlindungan asam lemak ini sejalan dengan maltodextrin, lalu diaduk sampai pekat yang
pernyataan Pramono et al. (2016) bahwa akan menjadi emulsi akhir. Setelah itu bahan
suplementasi proteksi asam lemak tidak dimasukan ke dalam alat pengering vakum
jenuh dapat menghindarkan asam lemak (vacuum drying) yang akan mengubahnya
tersebut dari proses biohidrogenasi pada menjadi tepung.
ikatan ganda di dalam rumen oleh mikrobia Ransum Percobaan
rumen. Aharoni et al. (2004) menyatakan Ransum percobaan terdiri atas 50%
bahwa perlindungan juga digunakan dalam rumput Odot kering dan 50% konsentrat
rangka mengurangi dampak negatif dari yang mengandung mikroenkapsulasi
penggunaan asam lemak tidak jenuh yang sebanyak 0%, 2,5%, 5%, dan 7,5%. Rumput
tinggi dalam pakan, terhadap menurunnya Odot diperoleh dari kebun rumput yang
kecernaan serat. Oleh karena itu, dikelola oleh Fakultas Peternakan
supelementasi lemak tidak jenuh Universitas Padjadjaran. Konsentrat, selain
membutuhkan perlindungan, sehingga dapat mengandung mikroenkapsulasi minyak ikan
melewati rumen dengan tidak memberikan (MMI), juga terdiri atas onggok, dedak,
dampak negatif terhadap aktivitas mikroba molases dan bungkil kopra yang diperoleh
rumen dan tetap melindungi asam lemak dari penjual pakan di wilayah Sumedang.
tidak jenuh. Susunan ransum percobaan dan kandungan
Asam lemak tidak jenuh dapat zat makanannya ditampilkan pada Tabel 1.
dilindungi dengan menggunakan Pelaksanaan in Vitro
mikroenkapsulasi. Teknik ini memiki Sampel ditimbang sesuai dengan
mekanisme penyalutan bahan inti (core) perlakuan ransum, dengan total ± 1 gram
yang berwujud partikel padat, cairan, atau dalam kondisi kering udara untuk
gas dengan menggunakan bahan penyalut dimasukan ke dalam setiap tabung
(coating) (Siregar dan Kristanti, 2019). fermentor yang telah diberi label. Saliva
Mikroenkapsulasi dapat merubah fase buatan bersama sama dengan cairan rumen
minyak yang cair menjadi fase minyak yang domba sebanyak 40 mililiter dan 10 mililiter
padat. Minyak yang berupah menjadi padat dimasukan ke dalam tabung fermentor yang
dapat mengurangi kendala penggunaan telah diisi sampel. Gas karbondioksida
minyak dalam bentuk cair dan asam lemak dialirkan ke dalam tabung fermentor, untuk
esensial yang tidak jenuh terlindungi oleh menciptakan keadaan anaerob. Kemudian
penyalutnya dari proses biohidrogenasi. tabung fermentor ditutup menggunakan
Teknik mikroenkapsulasi yang digunakan karet yang telah memiliki pentil. Blanko
menggunakan dua penyalut (double layer) dibuat dengan cara yang sama, namun tidak
Tabel 2. Rataann fermentabilitas dan kecernaan bahan kering ransum yang mengandung
mikroenkapsulai minyak ikan
Peubah MMI1 MMI2 MMI3 MMI4
c d b
Asam lemak terbang (mM) 166,60 180,80 150,40 105,20a
N-NH3 (mM) 5,54b 3,73a 3,97a 4,05a
a b b
Produksi gas (mL) 97,1 115,76 118,56 112,76b
Kecernaan bahan kering (%) 49,84b 51,94c 56,02d 48,96a
Keterangan : Superskrip pada baris yang sama dengan huruf yang berbeda menunjukkan
berbeda nyata (P<0,05).
Meningkatnya asam lemak terbang Protein pakan akan terselimuti oleh minyak
pada MMI2, diduga bahwa proteksi minyak yang berakibat enzim mikroba pencerna
ikan tidaklah sempurna. Sebagian minyak protein tidak maksimal dalam proses
yang terlepas dihidrolisis di dalam rumen fermentasi protein menjadi N-NH3 dalam
sangat tinggi yaitu lebih dari 85% dan rumen. Kadar N-NH3 dalam rumen
menjadi asam lemak bebas, fosfat, gliseraol merupakan petunjuk antara proses degradasi
dan gula. Gliserol dan gula di dalam rumen dan proses sintesis protein oleh mikroba
akan mengalami proses fermentasi menjadi rumen (Al Qori’ah, et al. 2016). Jika pakan
asam lemak terbang. defisien protein, maka konsentrasi N-NH3
Namun demikian, penggunaan dalam rumen menjadi rendah dan
mikroenkapsulasi lebih dari 2,5% akan lebih perkembangan mikroba rumen melambat
banyak minyak ikan yang terlepas dan yang berakibat pada rendahnya kecernaan
menyelimuti partikel pakan. Minyak yang ransum.
terlepas akan menurunkan aktivitas mikroba Produksi gas adalah produk
rumen dalam memproduksi asam lemak fermentasi bahan pakan yang dilakukan oleh
terbang. Sesuai dengan pendapat Ainunisa mikroba rumen tidak memiliki manfaat bagi
et al. (2020) bahwa minyak yang akan ruminansia, namun pengukuran produksi
menyelimuti pakan, sehingga menghambat gas memberi petunjuk terkait aktivitas
aktifitas mikroba rumen dan menurunkan mikroba dalam rumen dalam mencerna
kecernaan karbohidrat (serat dan BETN) pakan serta indikator banyaknya bahan
yang berdampak pada proses fermentasi organik yang tercerna (Prihartini, et al.
menjadi asam lemak terbang. Kecernaan 2007). Produksi gas biasanya akan sejalan
serat menurun seiring dengan jumlah lemak dengan kecernaan pakan terutama
yang meningkat dalam ransum (Tanuwiria, kecernaan karbohidrat (serat kasar dan
et al. 2011). Hal yang dapat merusak BETN) dan protein, karena sumber-sumber
mikroenkapsulasi minyak ikan diantaranya gas itu berasal dari senyawa organik
karena rendahnya viskositas yang dihasilkan tersebut. Produksi gas mengalami
dalam proses emulsi. Sugindro et al. (2008) peningkatan, namun cenderung menurun
menyatakan bahwa adanya viskositas seiring dengan meningkatnya penggunaan
emulsi yang rendah membuat lapisan kulit mikroenkapsulai minyak ikan, meskipun
yang terbentuk menjadi lemah, akibatnya masih lebih tinggi dibandingkan dengan
kekuatan perlindungan bahan inti tanpa penggunaan mikroenkapsulasi.
berkurang. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa
Tidak sempurnanya proses proteksi penambahan mikroenkapsulasi minyak ikan
minyak ikan juga berpengaruh terhadap masih belum mengganggu dalam proses
fermentasi protein ransum menjadi N-NH3. fermentasi pakan. Hal ini diperkuat dengan
konsentrasi asam lemak terbang dan N-NH3 mikroenkapsulasi yang belum sempurna
yang masih dalam kisaran normal (Tabel 2). menyisakan minyak bebas yang dapat
Adapun penurunan produksi gas setelah menganggu proses fermentasi di dalam
penggunaan 5% menunjukkan bahwa rumen.
140
120
100
80
60
40
20
0
0 2,5 5 7,5
Mikroenkapsulasi Minyak Ikan (%)
Gambar 1. Grafik polynomial produksi gas dan kecernaan bahan kering pada penggunaan
mikroenkapsulasi minyak ikan yang berbeda
Al Qori’ah, Surono, dan Sutrisno. 2016. rumen dan pasca rumen. Sains
Sintesis protein mikroba dan aktivitas Peternakan. 14 (1): 36-42 https://doi.
selulolitik akibat penambahan level org/10.20961/sainspet.v14i1.8776
zeolit sumber nitrogen slow release Prihartini, I., S. Chuzaemi, dan O. Sofjan.
pada glukosa murni secara in vitro. 2007. Parameter fermentasi rumen dan
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 26 (2) : produksi gas in vitro jerami padi hasil
1-7. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jiip fermentasi inokulum lignochloritik.
.2016.026.02.1 Jurnal Protein, 15(1): 24–32.
Dhia, K.S., K.A. Kamil, dan U.H. Tanuwiria. Sarker, S. 2020. By-products of fish-oil
2019. Kecernaan dan fermentabilitas refinery as potential substrates for
substrat kombinasi mineral– fungi biogas production in Norway: A
dalam rumen. Jurnal Ilmiah Peternakan preliminary study. Results in
Terpadu 7(2): 217 - 222 Engineering. Vol 6. https://doi.org/
Harvatine, K.J., and M.S. Allen. 2005. The 10.1016/j.rineng.2020.100137
effect of production level on feed Siregar, T.M. dan C. Kristanti. 2019.
intake, milk yield, and endocrine Mikroenkapsulasi senyawa fenolik
responses to two fatty acid ekstrak daun kenikir (Cosmos
supplements in lactating cows. J. caudatus K.). Jurnal Aplikasi
Dairy Sci. 88:4018-4027. https://doi.org Teknologi Pangan 8 (1): 31-37
/10.3168/jds.S0022-0302(05)73088-5 https://doi.org/10.17728/jatp.3304
Hernaman, I., A. Budiman, S. Nurachma, Sugindro, Mardliyati, Etik dan D. Joshita.
dan K. Hidajat. 2015. Kajian in vitro 2008. Pembuatan dan mikroenkapsulasi
subtitusi konsentrat dengan ekstrak etanol biji jinten hitam pahit
penggunaan limbah perkebunan (Nigela sativa Linn.). Majalah Ilmu
singkong yang disuplementasi kobalt Kefarmasian, 5(2): 57- 66.
(Co) dan seng (Zn) dalam ransum Syahrir, S., S. Rasjid, M.Z. Mide dan
domba. Buletin Peternakan 39:71-77. Harfiah. 2014. Perubahan terhadap
https://doi.org/10.21059/buletinpetern kadar air, berat segar dan berat kering
ak.v39i2.6710 silase pakan lengkap berbahan dasar
Jenkins, T.C., R.J. Wallace, P.J. Moate and jerami padi dan biomassa murbei.
E.E. Mosley. 2008. Board-Invited Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak,
Review: Recent advances in 10 (1): 20–24. https://doi.org/10.209
biohydrogenation of unsaturated fatty 56/bnmt.v10i1.910
acids within the rumen microbial Tanuwiria, U.H., D.C. Budinuryanto, S.
ecosystem. Journal of Animal Darodjah dan W.S. Putranto. 2011.
Science. 86:397-412. https://doi.org/ Suplementasi kalsium minyak kacang
10.2527/jas.2007-0588 tanah, iodium minyak kacang tanah
Kurniawati, A. 2007. Teknik produksi gas in- dan seng tembaga proteinat dalam
vitro untuk evaluasi pakan ternak : ransum terhadap penampilan dan
volume produksi gas dan kecernaan komposisi tubuh domba jantan.
bahan pakan. Jurnal Ilmiah Aplikasi Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati
Isotop dan Radiasi, 3(1): 40–49. http:// dan Fisik. 13 (2): 188 - 196
dx.doi.org/10.17146/jair.2007.3.1.552 Vasile F.E., A.M. Romero, M.A. Judis and
Pramono, A., D.T. Kustono, P. Widayati, P. M.F. Mazzobre. 2016. Prosopis alba
Putro dan H. Hartadi. 2016. Evaluasi exudate gum as excipient for improving
pakan suplemen minyak ikan lemuru fish oil stability in alginate-chitosan
dan hidrolisat darah terproteksi beads. Food Chemistry.190:1093-1101
berdasarkan kecernaan bahan kering https://doi.org/10.1016/j.foodchem.201
dan kecernaan bahan organik di dalam 5.06.071