Anda di halaman 1dari 13

Halaman 1

KAJIAN PERBANDINGAN VCO (irgin Coconut Oil) DENGAN


MARGARIN TERHADAP UMUR SIMPAN SELAI KACANG

Dr. Ir Bonita Anjasari M.Sc Dra. Hj. Ela Turmala Sutrisno, M.Sc Risti Triana Bahroen

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the shelf life of peanut butter
with a ratio of VCO (Virgin Coconut Oil) with margarine. The benefits of this
research is to use natural ingredients derived from plants that VCO as an anti-
mold and provide information about the shelf life of peanut butter.
This study uses the design of the storage treatment of peanut butter with a
ratio of VCO: margarine 0:1: 1:1, 2:1: 1:0 at room temperature 25 ° C with time
during the twelve days of storage were observed every three days. Then do the
peanut butter shelf life prediction by measuring the rate of decline in the quality
parameters of total orders of the mold by using a single reaction, namely the type
of damage to food due to microbial growth.
Based on the results of parameter studies with a total shelf life of the mold
by using a reaction order of one, can know the shelf life of peanut butter on a
comparison of VCO: 0:1 margarine was 8.6 days; ratio of 1:1 was 7.7 days; ratio
of 2:1 is 9.3 days and the ratio of 1:0 was 10.8 days.

I PENDAHULUAN laktat, dan komponen-komponen minyak


atsiri dari ekstrak tumbuhan seperti
1.1. Latar Belakang Penelitian rempah-rempah, tanaman tahunan, dan
Sejak lama manusia telah rumput-rumputan (Ardiansyah, 2007).
dihadapkan oleh pembusukan atau Penelitian-penelitian antimikroba
penurunan mutu pangan. Pertumbuhan berupa anti kapang, anti jamur, anti
mikroba pada permukaan makanan virus telah banyak dilakukan terutama
merupakan penyebab terbesar dari berbagai jenis tanaman
terjadinya kerusakan makanan. rempah-rempah. Namun para ilmuwan
Pengawet pangan digunakan untuk terus berusaha untuk mencari sumber
mencegah atau mengurangi kerusakan antimikroba baru, terutama yang mudah
kimiawi dan biologi pangan tumbuh di Indonesia. Tumbuhan yang
(Muhammad., dkk, 2008). digunakan untuk obat tradisional dapat
Tingginya permintaan konsumen dijadikan alternatif pencarian zat
terhadap pangan yang bebas dari antimikroba, karena pada umumnya
penambahan senyawa kimia sintetis, memiliki senyawa aktif yang sangat
memunculkan berkembangnya berperan dalam bidang kesehatan.
metode-metode pengawetan dengan Bahan antimikroba adalah komponen
menambahkan komponen atau zat alam semisintesis atau sintesis yang
pengawet alami. Contoh-contoh zat mengganggu metabolisme dan
pengawet alami diantaranya adalah menghambat pertumbuhan atau
asam-asam organik yang dihasilkan dari membunuh mikroba. Bahan antimikroba
fermentasi buah-buahan, bakteri asam ini dapat berupa senyawa kimia sintesis
Halaman 2

atau senyawa hasil kombinasi yang sehingga dapat memperpanjang daya


berasal dari tumbuh-tumbuhan simpan produk pangan tersebut. Selai
serta bahan-bahan kimia kacang atau mentega kacang (peanut
(Pelczar dan Chan, 1998). butter) adalah makanan dibuat dari
Semakin meningkatnya dampak kacang tanah yang disangrai dan
negatif yang timbul pada kesehatan dihaluskan setelah diberi gula dan
manusia salah satunya disebabkan oleh garam. Selai kacang dijual dalam
terlalu banyaknya mengkonsumsi bahan kemasan toples plastik atau gelas
kimia sebagai pengawet makanan. dengan berbagai macam variasi rasa.
Pengawet untuk mencegah kerusakan Jenis selai kacang yang halus disebut
biologi yang disebabkan oleh kapang creamy atau smooth, sedangkan selai
disebut antikapang. kacang yang ditambah kacang tanah
Salah satu bahan yang diduga yang digiling kasar disebut crunchy.
sebagai zat antikapang adalah VCO Variasi lain berupa selai kacang
(Virgin Coconut Oil). Minyak kelapa dicampur coklat dan honey roasted yang
memiliki beberapa kelebihan, sebanyak mengandung madu (Wikipedia, 2011).
50% kandungan asam lemak pada Pendugaan umur simpan dapat
minyak kelapa adalah asam laurat dan dilakukan dengan mengevaluasi
7% adalah asam kaproat. Kedua asam perubahan mutunya selama
tersebut merupakan asam lemak jenuh penyimpanan. Perubahan mutu tersebut
yang mudah dimetabolisme dan dapat dilihat dengan adanya perubahan
bersifat antimikroba (anti virus, parameter mutu suatu produk. Untuk
anti bakteri, anti jamur) menganalisis penurunan mutu
(Sutarmi dan Rozaline, Hartin., 2005). diperlukan beberapa pengamatan, yaitu
Minyak kelapa murni (VCO) adanya parameter yang dapat diukur
merupakan salah satu hasil olahan dari secara kuantitatif dan parameter
buah kelapa (Cocus nucifera). tersebut harus mencerminkan keadaan
Kandungan asam lemak yang terbesar mutu produk yang diperiksa. Parameter
adalah asam laurat. Asam laurat ini tersebut dapat berupa hasil pengukuran
diketahui memiliki sifat sebagai kimiawi, uji organoleptik, uji fisik, atau
antikapang karena mengandung asam- mikrobiologi, total mikroba, dan
asam lemak rantai pendek dan sebagainya (Syarief dan Halid, 1993).
menengah (Asriani, 2008). Arpah (2001) menyatakan bahwa
Minyak kelapa mempunyai ada dua macam metode yang dapat
keunggulan dibandingkan minyak digunakan untuk pendugaan umur
lainnya karena hampir 50% asam lemak simpan, yaitu Metode Konvensional dan
yang terkandung didalamnya adalah Metode Akselerasi. Metode
asam laurat yang merupakan asam konvensional dapat dilakukan dengan
lemak rantai sedang (medium chain menyimpan produk tersebut sampai
fatty acid atau MCFA) yaitu asam lemak mengalami kerusakan dan proses
yang memiliki rantai karbon 8 hingga tersebut memerlukan waktu yang cukup
18. Selama ini asam laurat digunakan lama. Metode ini biasa diterapkan pada
sebagai bahan baku dalam industri produk yang mempunyai umur simpan
kosmetika, aplikasi dan manfaatnya relatif pendek, seperti daging segar, mi
dalam industri pangan baru diketahui basah, dan sebagainya. Metode
beberapa tahun terakhir. Kandungan akselerasi atau yang biasa disebut
asam laurat yang tinggi dapat diperoleh dengan metode ASLT (Accelerated
dari minyak kelapa murni yang lebih Shelf Life Testing) dapat digunakan
dikenal dengan nama Virgin Coconut Oil untuk memperpendek waktu penentuan
atau disingkat VCO. (Padaga, 2008). umur simpan suatu produk, yaitu
Sifat VCO disebutkan sebagai dengan cara mempercepat terjadinya
anti kapang tersebut akan dimanfaatkan reaksi penurunan mutu produk pada
sebagai bahan pengawet untuk suatu kondisi penyimpanan yang
menghambat kerusakan ekstrim.
mikroorganisme pada makanan
Halaman 3

Faktor-faktor yang menyebabkan VCO sebagai anti kapang serta


terjadinya perubahan pada produk memberikan informasi mengenai umur
pangan menjadi dasar dalam simpan selai kacang.
menentukan titik kritis umur simpan.
Faktor yang sangat berpengaruh 1.5. Kerangka Pemikiran
terhadap penurunan mutu produk Menurut Ouattara et al (1998)
pangan adalah perubahan kadar air pertumbuhan mikroba merupakan
dalam produk. Aktivitas air (aw) penyebab terbesar terjadinya kerusakan
berkaitan erat dengan kadar air, yang makanan. Usaha yang dapat dilakukan
umumnya digambarkan sebagai kurva untuk mengatasi masalah tersebut yaitu
isotermis, serta pertumbuhan bakteri, dengan penyemprotan, perendaman
jamur dan mikroba lainnya dan penggunaan zat anti bakteri (anti
(Christian 1980). kapang, anti jamur). Agen anti bakteri
Aw bahan pangan adalah air yang digunakan dalam aplikasi pangan
bebas yang terkandung dalam bahan antara lain : asam-asam organik,
pangan, yang dapat digunakan oleh bakteriosin, enzim, alkohol, dan
mikroba untuk pertumbuhannya. asam-asam lemak.
Pertumbuhan kapang memiliki nilai titik Menurut Winarno (1992),
kritis ambang batas toleransi minimum kapang merupakan jenis
yaitu pada nilai aw sekitar 0,62. Kapang mikroorganisme yang paling cepat
memiliki nilai kritis ambang toleransi tumbuh pada makanan, hal ini
minimum yang paling rendah jika dikarenakan kapang memiliki nilai Aw
dibandingkan dengan khamir serta minimum yang paling rendah diantara
bakteri. Hal inilah yang menyebabkan jenis mikroorganisme lainya yaitu
kapang sering ditemukan tumbuh pada berkisar antara 0,6 sampai 0,7.
makanan (Syarief dkk, 1993). Mikroorganisme dapat
Menurut Andarwulan, dkk dikendalikan secara kimiawi dengan
(2009) pada selai kacang, penambahan menggunakan bahan-bahan antiseptik,
emulsi antioksidan pada konsentrasi disinfektan, senyawa anti mikroba.
ekstrak antioksidan di atas 100 ppm Senyawa anti mikroba dapat bersifat
menambah umur simpan selai kacang. mematikan maupun menghambat. Salah
Daya simpan selai kacang naik dari satu cara untuk menghindari kerusakan
74.06 hari (tanpa penambahan emulsi) makanan adalah dengan cara
menjadi 12.485 hari dan 18.085 hari bila menambahkan bahan aditif berupa zat
ditambahkan 100 atau 200 ppm emulsi anti mikroba (salah satunya anti
ekstrak antioksidan. kapang). Bahan aditif makanan adalah
bahan yang ditambahkan pada
1.2. Identifikasi Masalah makanan untuk mencegah atau
Berdasarkan latar belakang menghambat kerusakan pada produk
tersebut maka masalah yang dapat makanan, terutama kerusakan oleh
diidentifikasi adalah apakah zat anti mikroorganisme (Zuhud dkk, 2001).
kapang VCO (Virgin Coconut Oil) dapat Mekanisme penghambatan
memperpanjang umur simpan selai mikroorganisme oleh senyawa
kacang. antimikroba antara lain : mengganggu
pembentukan dinding sel sehingga
1.3. Tujuan Penelitian menyebabkan perubahan komposisi
Tujuan dari penelitian ini adalah penyusun sel, bereaksi dengan
untuk mengetahui umur simpan selai membran sel sehingga mengakibatkan
kacang perbandingan VCO (Virgin kebocoran materi intraseluler dan
Coconut Oil) dengan margarin. denaturasi protein, dan menginaktivasi
enzim (Setyaningsih, 2004).
1.4. Manfaat Peneltian Minyak kelapa sebenarnya
Manfaat dari penelitian ini adalah memiliki kelebihan yaitu 50% asam
untuk pemanfaatan bahan alami yang lemak pada minyak kelapa adalah asam
berasal dari tumbuh-tumbuhan yaitu laurat dan 7% adalah asam kaproat.
Halaman 4

Kedua asam tersebut merupakan asam 21,00 mm terhadap Staphylococcus


lemak jenuh rantai sedang yang mudah aureus dan 15,93 mm
dimetabolisme dan bersifat antimikroba terhadapPseudomonas aeruginosa
(anti virus, anti bakteri dan anti jamur, (Raharja,2005).
anti kapang) sehingga dapat Menurut Herawati (2008), umur
meningkatkan kekebalan tubuh. Selain simpan adalah waktu yang diperlukan
itu ternyata hasil pemecahan lemak oleh produk pangan dalam kondisi
jenuh rantai sedang jarang disimpan penyimpanan tertentu untuk dapat
sebagai lemak dan jarang menumpuk di mencapai tingkatan degradasi mutu
pembuluh darah. tertentu. Pengertian umur simpan
Virgin Coconut Oil sudah secara umum adalah rentang waktu
banyak beredar di pasaran dengan antara saat produk mulai dikemas atau
berbagai merk. VCO mempunyai efek diproduksi sampai saat mulai digunakan
fisiologis yang menguntungkan dimana mutu produk masih memenuhi
kesehatan seperti mampu membunuh syarat untuk dikonsumsi.
virus, bakteri, meningkatkan daya tahan Menurut Syarief dan Halid
tubuh, melembutkan kulit dan (1993), masalah yang sering dihadapi
sebagainya. Berbagai khasiat dari VCO pada pendugaan umur simpan pada
tersebut disebabkan oleh asam lemak produk pangan diantaranya adalah
berantai sedang yang dikandungnya faktor suhu yang sering berubah-ubah
yaitu asam laurat. VCO yang dapat berpengaruh terhadap
memiliki kandungan asam laurat perubahan mutu makanan. Semakin
yang sangat tinggi (45-55%) tinggi suhu penyimpanan maka laju
(Setiaji dan Prayugo, 2006). reaksi berbagai senyawa kimia akan
Mekanisme kerja antimikroba semakin cepat. Oleh karena itu, dalam
(anti bakteri dan anti kapang) VCO menduga kecepatan penurunan mutu
berasal dari asam laurat yang makanan selama penyimpanan, faktor
terkandung dalam VCO yang tersusun suhu harus selalu diperhitungkan.
dari beberapa monolaurin. Monolaurin Menurut Herawati (2008),
ini kemudian akan berperan aktif aktivitas air (aw) berkaitan erat dengan
menembus dinding sel mikroorganisme kadar air, yang umumnya dapat
sehingga cairan akan disedot keluar menggambarkan pertumbuhan bakteri,
dan terjadilah penggerutan sel yang jamur, dan mikroba lainnya. Pada
mengakibatkan matinyamikroorganisme umumnya semakin tinggi aktivitas air
(Kabara, 2003). (aw) semakin banyak bakteri yang
Monolaurin dan monokaprilin tumbuh, sedangkan jamur sebaliknya
juga dilaporkan memiliki kemampuan tidak menyukai aktivitas air (aw) yang
yang lebih besar dalam menghambat terlalu tinggi.
pertumbuhan bakteri, kapang dan Menurut Labuza (1982) dan
khamir dibandingkan dengan asam Syarief et al. (1993), yang tergolong
askorbat yang merupakan asam organik dalam reaksi ordo 0 (nol) adalah
dan banyak digunakan sebagai degradasi enzimatis, browning non
pengawet pangan. Selain itu pula enzimatis, dan oksidasi lemak.
monolaurin dilaporkan dapat Sedangkan yang termasuk dalam reaksi
mengakibatkan kerusakan membran, ordo 1 (satu) adalah ketengikan,
menyebabkan kebocoran protein pertumbuhan mikroorganisme, produksi
intraselular dan asam nukleat sehingga off-flavor oleh mikroba (pada daging,
menurunkan aktivitas enzim yang ikan dan unggas), kerusakan vitamin,
berperan dalam metabolisme pada penurunan mutu protein, karbohidrat,
bakteri gram positif (Kabara, 2003). dan perubahan kadar air.
Hasil pengujian aktivitas
antibakteri menunjukkan bahwa krim 1.6. Hipotesis
minyak kelapa murni tanpa nipagin telah Berdasarkan kerangka pemikiran
bersifat anti bakteri pada konsentrasi di atas, maka diajukan hipotesis diduga
2% dengan diameter hambat sebesar bahwa penggunaan VCO (Virgin
Halaman 5

Coconut Oil) dalam formulasi 2.3.2 Penelitian Utama


pembuatan selai kacang bersifat Penelitian utama yaitu untuk
sebagai anti kapang sehingga dapat mengetahui umur simpan selai kacang
menghambat kerusakan dan dapat dengan perbandingan VCO dan
memperpanjang umur simpan pada margarin pada perbandingan 0:1, 1:1,
selai kacang. 2:1 da 1:0.
2.3.2.1. Rancangan Perlakuan
1.7. Tempat dan Waktu Penelitian
Rancangan perlakuan pada
Penelitian dilakukan pada bulan
penelitian utama adalah pada suhu
April 2012 sampai dengan bulan Mei
ruang 25°C, dengan waktu
2012 di Laboratorium Penelitian
penyimpanan selama 12 hari yang
Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas
diamati tiap 3 hari sekali. Kemudian
Teknik, Universitas Pasundan, Jl. Dr.
dilakukan pendugaan umur simpan selai
Setiabudi No. 193 Bandung.
kacang melalui pengukuran laju
penurunan parameter mutu total
kapang.
II BAHAN, ALAT, DAN METODE
PENELITIAN 2.3.2.2. Rancangan Analisis
Rancangan analisis yang akan
2.1 Bahan-bahan yang Digunakan digunakan pada penelitian adalah lama
Bahan-bahan yang digunakan penyimpanan dengan menggunakan
untuk menganalisis kajian perbandingan metode ordo 1.
VCO dengan margarin terhadap umur Rumus perhitungan laju
simpan selai kacang adalah kacang penurunan mutu :
tanah, gula, garam, margarin, VCO kt = 2,303/t log Ao/At
metode pengasaman, PDA (Potato Dimana :
Dextrose Agar), kertas cakram dan air Kt = konstanta laju penurunan mutu
steril. pada waktu (t) tertentu
t = waktu
2.2 Alat-alat yang digunakan Ao = jumlah total kapang pada waktu
Alat-alat yang digunakan untuk ke- 0
menganalisis kajian perbandingan VCO At = jumlah total kapang pada waktu
dengan margarin terhadap umur simpan ke-t
selai kacang adalah wajan, spatula, Rumus perhitungan umur
kompor, mixer, jarum ose, cawan petri, simpan :
inkubator, micrometer, pipet tetes, pipet Ln At = ln Ao – k.t
volumetri dan pinset. Dimana :
k = konstanta laju penurunan mutu
2.3 Metode Penelitian t = waktu
Metode penelitian yang akan Ao = jumlah total kapang pada waktu
dilakukan meliputi penelitian awal
pendahuluan dan penelitian utama. At = jumlah total kapang pada waktu
terakhir
2.3.1 Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan ini 2.3.2.3. Rancangan Respon
dilakukan untuk memperoleh VCO Rancangan respon berupa
dengan metode pengasaman dan perhitungan umur simpan dengan
mengetahui zona hambat VCO pada menggunakan parameter total kapang.
selai kacang dengan perbandingan
VCO dan margarin 1:0; 1:1; 2:1 dan 0:1
menggunakan metode difusi cakram.
Untuk sampel kontrol (tanpa VCO) yaitu
pada perbandingan 0:1.
Halaman 6

2.4 Prosedur Penelitian 2.4.1.2 Pengukuran Zona Hambat VCO


2.4.1 Deskripsi Penelitian Pada Sampel Selai Kacang
Pendahuluan 1. Persiapan
2.4.1.1 Pembuatan Virgin Coconut Oil Biakan kapang yang berumur
(VCO) Metode Pengasaman antara 24 jam dituangkan kedalam
1. Persiapan cawan petri lalu ditambahkan PDA pada
Tahap persiapan ini meliputi 45°C dan didiamkan hingga membeku.
persiapan-persiapan yang dilakukan 2. Penghancuran Sampel
untuk membuat VCO. Persiapan yang Sampel selai kacang perbandingan
dilakukan berupa persiapan bahan dan VCO : margarin dengan perbandingan
alat. 0:1; 1:1; 2:1 dan 1:0 diambil lalu
2. Pencampuran I dihancurkan dan dicampur dengan
Proses pencampuran ini bertujuan sedikit air steril. Setelah itu kertas
untuk mencampurkan kelapa parut cakram atau kertas saring dibasahi
dengan air hangat. dengan sampel yang telah dihancurkan
3. Pemerasan Santan dan dicampur dengan air steril tersebut.
Kelapa parut yang telah 3. Penyimpanan Kertas Cakram pada
dicampurkan dengan air hangat lalu Media PDA
diperas dan disaring sehingga diperoleh Kertas saring yang telah dibasahi
santan. tersebut lalu disimpan pada media PDA
4. Pemisahan I yang telah membeku. Media tersebut
Santan yang telah diperoleh lalu lalu segera ditutup ditutup.
didiamkan selama kurang lebih satu 4. Inkubasi
jam. Maka akan terpisah antara air dan Cawan media yang telah ditutup
krim kental (kanil). rapat secara terbalik lalu segera
5. Pencampuran II dilakukan inkubasi pada inkubator
Krim kental yang telah dipisahkan dengan menggunakan suhu 35°C
lalu dicampur dengan asam asetat selama 24 jam.
glasial beberapa tetes. 5. Pengamatan
6. Pengukuran pH Setelah proses inkubasi selesai
Krim kental tersebut lalu di ukur pH dilakukan pengamatan pada cawan
larutannya hingga 4,3. Jika pH kurang media. Pengamatan yang dilakukan
dari 4,3 maka ditambahkan krim kental adalah pengamatan zona atau area
hingga pHnya sesuai. Sedangkan jika bening di sekitar kertas saring. Daerah
pHnya masih diatas 4,3 maka krim jernih yang tampak di sekeliling kertas
kental ditambahkan kembali beberapa cakram menunjukkan tidak adanya
tetes asam asetat glasial hingga pertumbuhan kapang.
mencapai pH 4,3.
2.4.2. Deskripsi Penelitian Utama
7. Penyimpanan
2.4.2.1 Pembuatan Selai Kacang
Proses penyimpanan dilakukan
1. Persiapan
selama kurang lebih 10 jam. Lalu krim
Tahap persiapan ini meliputi
akan terbagi menjadi tiga lapisan, yaitu
persiapan-persiapan yang dilakukan
air pada lapisan bawah, blondo pada
untuk membuat sampel selai kacang.
bagian tengah, dan minyak murni pada
Persiapan yang dilakukan berupa
lapisan atas.
persiapan bahan dan alat.
8. Pemisahan II
2. Penyangraian
Proses pemisahan II ini yaitu untuk
Tahap penyangraian ini bertujuan
memisahkan minyak kelapa murni yang
untuk menyangrai dan memasak kacang
terdapat pada lapisan atas. Minyak
tanah hingga masak atau harum
kelapa inilah yang akan digunakan
sehingga tidak berbau langu.
untuk pembuatan selai kacang.
3. Penggilingan
9. Pengemasan
Tahap penggilingan ini bertujuan
Pengemasan dilakukan untuk
untuk menggiling serta mencampur
mengemas VCO ke dalam kemasan
bahan-bahan berupa gula, margarin dan
yang steril dan kemudian ditutup rapat.
Halaman 7

garam dengan menggunakan mixer Luas daerah hambat adalah luas


sampai semua bahan tercampur rata. daerah yang tidak ditumbuhi oleh
4. Pengemasan mikroorganisme.. Asam laurat yang
Proses pengemasan dilakukan terkandung di dalam VCO yang bersifat
bertujuan untuk mengemas selai sebagai antimikroba dapat menghambat
kacang yang sudah dalam kemasan pertumbuhan mikroorganisme.
dan ditutup rapat. Sedangkan kandungan antioksidan
5. Analisis Pendugaan Umur Simpan yang terdapat di dalam margarin
Analisis pendugaan umur simpan berfungsi sebagai aditif makanan untuk
yang dilakukan meliputi analisis mengawetkan makanan untuk jangka
mikrobiologi (analisis total kapang). Hal waktu yang lama. Mikroba yang
tersebut dilakukan selama 12 hari dan menyerang bahan pangan berlemak.
dilakukan tiap 3 hari sekali pada suhu Umumnya dapat merusak lemak dengan
25°C. Data yang diperoleh dari sampel menghasilkan cita rasa yang tidak enak,
diolah, dengan menggunakan rumus disamping menimbulkan perubahan
kinetika kimia reaksi ordo satu. warna. Kandungan antioksidan dalam
margarin dan asam laurat dalam VCO
ini kemudian yang dapat menghambat
III HASIL PEMBAHASAN DAN tumbuhnya mikroorganisme sehingga
PENGAMATAN pada perbandingan VCO : margarin 2:1
dihasilkan luas daerah hambat terbesar
3.1. Penelitian Pendahuluan pada selai kacang (Ketaren, 2008).
Tujuan dari penelitian Menurut Rufiati (2011),
pendahuluan adalah untuk mengetahui perbandingan yang semakin tinggi akan
zona hambat VCO pada selai kacang memiliki molekul yang terlalu rapat dan
dengan perbandingan 0:1, 1:1, 2:1 dan berdesakan sehingga molekul akan sulit
1:0.menggunakan metode difusi untuk bergerak bebas. Hal ini juga dapat
cakram. mengakibatkan gaya tarik antar molekul
Hasil zona hambat VCO pada yang terkandung dalam bahan akan
selai kacang pada tiap perbandingan semakin kuat karena molekulnya saling
dapat dilihat pada Tabel 1. berdekatan. Molekul berukuran besar ini
Tabel 1. Hasil Analisis Daerah Zona kurang mampu untuk menembus pori-
Hambat Pada Selai Kacang pori medium agar dan menyebabkan
kurang terjadinya kontak langsung
Perbandingan Luas Zona Hambat
2 antara senyawa aktif jamur sehingga
VCO : (cm )
tidak terjadi perusakkan pada sel jamur
Margarin
oleh senyawa aktif.
0:1 0,222
Pengawetan bahan pangan
1:1 0,222 dapat dilakukan dengan bebagai cara
2:1 0,678 yang umumnya bekerja atas dasar
1:0 0,448 mematikan atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme.
Berdasarkan hasil penelitian Penanggulangan resiko kerusakan
pendahuluan VCO dapat menghambat bahan pangan selama penyimpanan
pertumbuhan mikroorganisme (kapang) adalah dengan metode pengawetan.
yang dilihat dari penentuan luas zona Zat anti mikroba adalah senyawa
hambat pada selai kacang. Diketahui yang dapat membunuh atau
yang memiliki luas atau zona hambat menghambat pertumbuhan
yang tinggi terhadap kapang adalah mikroorganisme. Zat antimikroba dapat
pada perbandingan VCO : Margarin 2:1 bersifat membunuh mikroorganisme
2
yaitu sebesar 0,678 cm . Sedangkan (microbicidal) atau menghambat
pada perbandingan 1:0 diketahui pertumbuhan mikroorganisme
memiliki luas zona hambat sebesar (microbiostatic) (Ardiansyah, 2007).
2
0.448 cm . Pada perbandingan 0:1 dan Dalam beberapa kasus
1:1 memiliki luas zona hambat yang penghambatan, kapang lebih mudah
2
sama yaitu sebesar 0.222 sm .
Halaman 8

mudah diserang daripada khamir. Spora mudah dilihat karena penampakannya


bakteri paling tahan terhadap pengawet, yang berserabut seperti kapas.
sedangkan spora kapang lebih tahan Pertumbuhannya mula-mula akan
terhadap sel vegetatifnya. berwarna putih, tetapi jika spora telah
Mekanisme penghambatan timbul akan terbentuk berbagai warna
mikroorganisme oleh senyawa tergantung dari jenis kapang. Analisis
antimikroba dapat disebabkan oleh kuantitatif mikrobiologi pada bahan
beberapa faktor, antara lain: gangguan pangan penting dilakukan untuk
pada senyawa penyusun dinding sel, mengetahui mutu bahan pangan. Sifat-
peningkatan permeabilitas membran sel sifat morfologi kapang, baik
yang dapat menyebabkan kehilangan penampakan makroskopik maupun
komponen penyusun sel, mikroskopik, digunakan dalam
menginaktivasi enzim, dan destruksi identifikasi dan klasifikasi kapang
atau kerusakan fungsi material genetik. (Fardiaz, 1992).
Kemampuan senyawa 2200
anti mikroba untuk menghambat

Total Kapang (CFU/ml)


2000
aktivitas pertumbuhan mikroba dalam 1800 y = 147.5x + 235
sistem pangan dapat dipengaruhi oleh 1600 r = 0.818
beberapa faktor diantaranya temperatur, 1400
1200
pH (keasaman), ketersediaan oksigen, 1000
dan interaksi atau sinergi antara 800
beberapa faktor tersebut (Pelczar Chan, 600
1998). 400
200
0
3.2. Penelitian Utama
0 5 10 15
3.2.1. Analisis Umur Simpan
Penelitian utama yaitu Lama Penyimpanan
menentukan umur simpan selai kacang
dengan perbandingan VCO dan
Gambar 1. Grafik Nilai Total Kapang
margarin pada perbandingan 0:1, 1:1,
Selai Kacang Perbandingan
2:1 dam 1:0 dengan parameter analisis
VCO : Margarin (0:1) Selama
adalah total kapang yang dilakukan 0
Penyimpanan pada Suhu 25 C.
selama 12 hari dan analisis dilakukan
tiap 3 hari sekali dan dengan suhu
0
penyimpanan yaitu 25 C (suhu kamar). 1600
1. Hasil Analisis Total Kapang 1400 y = 81.83x + 426
Total Kapang

1200
(CFU/ml)

Hasil analisis total kapang pada r = 0.931


selai kacang yang dilakukan pada tiap 1000
800
konsentrasi perbandingan mengalami 600
peningkatan total kapang tiap harinya. 400
Hal ini dapat disebabkan oleh bahan 200
pangan yang dianalisis merupakan 0
produk semi basah sehingga
0 5 10 15
mikroorganisme dapat tumbuh dalam
produk tersebut. Lama Penyimpanan
Kapang adalah kelompok mikroba
yang tergolong dalam fungi dan Gambar 2. Grafik Nilai Total Kapang
mempunyai filamen (miselium). Fungi Selai Kacang Perbandingan
dapat mensintesis protein dengan VCO : Margarin (1:1) Selama
mengambil sumber karbon dari Penyimpanan pada Suhu 25 C.
0
karbohidrat, sumber nitrogen dari bahan
organik atau anorganik, dan mineral dari
substratnya. Kapang adalah fungi
multiseluler yang mempunyai filamen,
dan pertumbuhannya pada makanan
Halaman 9

2600 y = 147,5x + 235; r = 0,818. Grafik


Total Kapang (CFU/ml) 2400 menunjukkan bahwa semakin lama
2200 y = 171.3x + 261 waktu penyimpanan maka semakin
2000 r = 0.83
1800 bertambahnya jumlah kapang.
1600 Sedangkan r yaitu koefisien korelasi
1400 yang dihasilkan adalah positif. Hal ini
1200
1000 menunjukkan bahwa adanya hubungan
800 linier langsung antara x (lama
600
400 penyimpanan) dengan y (total kapang)
200 pada selai kacang perbandingan
0 VCO : margarin 0:1.
0 5 10 15 Pada Gambar 2 diketahui bahwa
persamaan regresi linier antara
Lama Penyimpanan hubungan lamanya waktu penyimpanan
dengan total kapang pada selai kacang
Gambar 3. Grafik Nilai Total Kapang dengan perbandingan 1:1 adalah
Selai Kacang Perbandingan y = 81,83x + 426; r = 0,913. Grafik
VCO : Margarin (2:1) Selama menunjukkan bahwa semakin lama
0
Penyimpanan pada Suhu 25 C. waktu penyimpanan maka semakin
bertambahnya jumlah kapang.
2000 Sedangkan r yaitu koefisien korelasi
yang dihasilkan adalah positif. Hal ini
Total Kapang

y = 127x + 164
1500 menunjukkan bahwa adanya hubungan
(CFU/ml)

r = 0.978 linier langsung antara x (lama


1000 penyimpanan) dengan y (total kapang)
pada selai kacang perbandingan
500
VCO : margarin 1:1.
0 Pada Gambar 3 diketahui bahwa
persamaan regresi linier antara
0 5 10 15 hubungan lamanya waktu penyimpanan
Lama Penyimpanan dengan total kapang pada selai kacang
dengan perbandingan 2:1 adalah
y = 171,3x + 261; r = 0,83. Grafik
Gambar 4. Grafik Nilai Total Kapang
menunjukkan bahwa semakin lama
Selai Kacang Perbandingan
waktu penyimpanan maka semakin
VCO : Margarin (1:0) Selama
0 bertambahnya jumlah kapang.
Penyimpanan pada Suhu 25 C.
Sedangkan r yaitu koefisien korelasi
yang dihasilkan adalah positif. Hal ini
Berdasarkan hasil pengamatan
menunjukkan bahwa adanya hubungan
yang telah dilakukan dapat diketahui
linier langsung antara x (lama
bahwa jumlah total kapang selai kacang
penyimpanan) dengan y (total kapang)
terus mengalami peningkatan yang
pada selai kacang perbandingan
signifikan seiring dengan lamanya
VCO : margarin 2:1.
waktu penyimpanan. Setelah diketahui
Pada Gambar 4 diketahui bahwa
peningkatan total kapang selama
persamaan regresi linier antara
penyimpanan, kemudian membuat
hubungan lamanya waktu penyimpanan
persamaan regresi linier antara hari
dengan total kapang pada selai kacang
penyimpanan dengan total kapang dari
dengan perbandingan 1:0 adalah
masing-masing suhu yang berbeda
y = 127x + 164; r = 0,978 . Grafik
akan didapat nilai a, b, dan r yang dapat
menunjukkan bahwa semakin lama
dilihat pada Gambar 1, 2, 3 dan 4.
waktu penyimpanan maka semakin
Pada Gambar 1 diketahui bahwa
bertambahnya jumlah kapang.
persamaan regresi linier antara
Sedangkan r yaitu koefisien korelasi
hubungan lamanya waktu penyimpanan
yang dihasilkan adalah positif. Hal ini
dengan total kapang pada selai kacang
linier langsung antara x (lama
dengan perbandingan 0:1 adalah
Halaman 10

penyimpanan) dengan y (total kapang) kapang terganggu dan digantikan oleh


pada selai kacang perbandingan khamir dan lebih lanjut oleh bakteri.
VCO : margarin 1:0. Setiap produk olahan pangan
Masing-masing jasad renik mempunyai karateristik yang
mempunyai suhu optimum, minimum, berbeda-beda dimana sifat tersebut
dan maksimum untuk pertumbuhannya. dipengaruhi oleh komposisi bahannya,
Penggolongan jasad renik berdasarkan cara pengolahan maupun kondisi
suhu pertumbuhan yaitu: (1) psikrofil, penyimpanan.
(2) mesofil, dan (3) termofil. Menurut Fardiaz (1992),
Kebanyakan kapang bersifat mesofilik, mikroorganisme yang terdapat dalam
yaitu tumbuh baik pada suhu kamar. bahan pangan menggunakan
Suhu optimum pertumbuhan untuk karbohidrat, lemak dan protein sebagi
kebanyakan kapang adalah sekitar 25 sumber energinya. Komponen nutrisi
sampai 30°C, tetapi beberapa dapat tersebut sebelum digunakan terlebih
tumbuh pada suhu 35-37°C atau lebih dahulu dipecah menjadi senyawa-
tinggi (Fardiaz, 1992) . senyawa yang lebih sederhana.
Dari tiap masing-masing Kapang dapat mensitesis protein
perbandingan lalu dihitung laju dengan mengambil sumber karbon dari
perubahan mutunya per tiga hari sekali karbohidrat (misalnya glukosa, sukrosa,
dengan menggunakan rumus : atau maltosa), sumber nitrogen dari
2,303 𝐴𝑜 bahan organic atau anorganik, dan
kt = log
𝑡 𝐴𝑡
mineral dari substratnya. Sumber
Tabel 2. Nilai Laju Penurunan Mutu
karbon yang terbaik adalah glukosa,
Selai Kacang Parameter Total Kapang
sedangkan sumber nitrogen yang
Konsentrasi k
terbaik adalah nitrogen dari bahan
0:1 -0.2683/ hari
organik.
1:1 -0.1859/ hari Kapang pada umumnya dapat
2:1 -0.2337/ hari menggunakan berbagai komponen
1:0 -0.1750/ hari makanan, dari yang sederhana hingga
Konstanta laju penurunan mutu yang kompleks. Kebanyakan kapang
berdasarkan total kapang pada selai memproduksi enzim hidrolitik, misalnya
kacang perbandingan 0:1 adalah amylase, pektinase, proteinase dan
-0.2683/ hari, perbandingan 1:1 adalah lipase. Oleh karena itu kapang dapat
-0.1859/ hari, perbandingan 2:1 adalah pada makanan yang mengandung pati,
-0.2337/ hari dan pada perbandingan pectin, protein atau lipid (Fardiaz, 1992).
1:0 adalah -0.1750/ hari. Buckle et al., (1987) menyatakan
Perkembangan kapang dalam bahwa faktor-faktor utama yang
produk didukung dengan adanya jumlah mempengaruhi pertumbuhan
air. Kebanyakan kapang membutuhkan mikroorganisme dalam bahan pangan
aw (water activity) minimal untuk meliputi suplai zat gizi, waktu, suhu, air,
pertumbuhan, lebih rendah daripada pH dan tersedianya oksigen. Karbon
khamir dan bakteri. Sebagai contoh, aw dan sumber energi mikroorganisme
minimal untuk pertumbuhan bakteri yang berhubungan dengan bahan
adalah 0,90, khamir pada kisaran 0,80 pangan, dapat diperoleh dari jenis gula
sampai 0,90, dan kapang berkisar pada karbohidrat sederhana seperti glukosa.
0,60 sampai 0,70 (Winarno, 1992). Molekul-molekul kompleks dari zat
Aw bahan pangan adalah air bebas organic seperti polisakarida, lemak dan
yang terkandung dalam bahan pangan, protein dipecahkan terlebih dahulu
yang dapat digunakan oleh mikroba menjadi senyawa yang lebih
untuk pertumbuhannya (Syarief dan sederhana.
Halid, 1993). 2. Pendugaan Umur Simpan
Winarno (1992), menyatakan Diketahui bahwa untuk menduga
bahwa meningkatnya jumlah kadar air umur simpan dengan parameter
juga diikuti oleh naiknya aw pada suatu pertumbuhan mikroorganisme adalah
bahan makanan. Meningkatnya aw mengikuti reaksi ordo satu, yaitu tipe
menyebabkan aktifitas pertumbuhan
Halaman 11

kerusakan bahan pangan akibat 1. Berdasarkan hasil penelitian


pertumbuhan mikroba. Hasil pendahuluan diperoleh zona hambat
pengamatan dan perhitungan total atau luas daerah hambat VCO pada
kapang terhadap waktu penyimpanan produk selai kacang terhadap
akan didapatkan konstanta laju mikroorganisme kapang yang paling
penurunan mutu (k). Penurunan mutu besar adalah pada perbandingan VCO :
selai kacang mengikuti reaksi ordo satu Margarin 2:1 sebesar 0,678 cm2.
yang kemudian akan didapat umur Sedangkan pada perbandingan 1:0
simpan (t) menggunakan rumus: adalah 0,448 cm2, perbandingan 1:1
Ln At = ln Ao – k.t sebesar 0,222 cm2 dan pada
dimana A0 adalah nilai mutu awal, At perbandingan 0:1 sebesar 0,222 cm2.
adalah nilai mutu akhir pada saat waktu 2. Berdasarkan hasil penelitian utama
pengamatan, dan k adalah konstanta untuk total kapang, dapat diketahui
penurunan mutu. umur simpan selai kacang pada
Tabel 3. Nilai Laju Penurunan Mutu dan perbandingan VCO : margarin 0:1
Umur Simpan Selai Kacang Parameter adalah 8,6 hari; perbandingan 1:1
Total Kapang adalah 7,7 hari; perbandingan 2:1
Perbandingan adalah 9,3 hari dan pada perbandingan
t (umur
VCO : k 1:0 adalah 10,8 hari. Dari umur simpan
simpan)
Margarin yang diperoleh dari tiap perbandingan,
-0.2683/ maka dapat disimpulkan bahwa semakin
0:1 8,6 hari tinggi perbandingan VCO yang
hari
-0.1859/ digunakan maka akan memperpanjang
1:1 7,7 hari umur simpan selai kacang.
hari
-0.2337/
2:1 9,3 hari 4.2. Saran
hari
-0.1750/ 10,8 1. Perlu dilakukan penentuan umur
1:0 simpan dengan parameter lain yaitu
hari hari
Berdasarkan Tabel 6 dapat ketengikan atau FFA.
diketahui laju penurunan mutu selai 2. Perlu dilakukan penelitian
kacang masing-masing konsentrasi mengenai jenis kemasan yang paling
berbeda. Konstanta laju penurunan tepat untuk menjaga kualitas dari produk
selai kacang yang disimpan pada suhu selai kacang sehingga umur simpan
yang sama pada perbandingan 0:1; 1:1; produk dapat lebih lama.
2:1 dan 1:0 berbeda-beda. Namun umur
simpan tertinggi dapat dilihat pada
perbandingan VCO : margarin pada 1:0 DAFTAR PUSTAKA
yaitu selama 10,8 hari.
Umur simpan diketahui Andarwulan, N., F, Dedi., W, Hanny., Z,
berdasarkan Tabel 3 bahwa umur Raden., dan A, Apriyantono. 2009.
simpan selai kacang dengan parameter Pemanfaatan Limbah Minyak
analisis total kapang yang disimpan Atsiri Daun Sirih untuk Produk
o
pada suhu 25 C pada perbandingan 0:1 Emulsi Antioksidan sebagai
adalah 8,6 hari; perbandingan 1:1 Bahan Aditif Industri. Jurusan
adalah 7,7 hari; perbandingan 2:1 Teknologi Pangan dan Gizi. Institut
adalah 9,3 hari dan pada perbandingan Pertanian Bogor : Bogor.
1:0 adalah 10,8 hari. Anonim. 2011. Diakses tanggal : 8 Juni
2012. Kandungan Gizi Pada
Margarin.
VI KESIMPULAN DAN SARAN http://www.kerjatop.com/kandungan-
gizi-pada-margarin.html.
5.1. Kesimpulan Ardiansyah. 2007. Diakses tanggal : 4
Berdasarkan hasil penelitian November 2011.Antibakteri dari
terhadap produk selai kacang dapat Tumbuhan (Bagian Pertama).
diambil kesimpulan bahwa : www.beritaiptek.com.
Halaman 12

Arpah. 2001. Penentuan Kadarluarsa Teknologi Hasil Pertanian Institut


Produk Pangan. Pusat Antar Pertanian Bogor : Bogor.
Universitas. Institut Pertania Bogor : Herawati, H. 2008. Penentuan Umur
Bogor Simpan Pada Produk Pangan,
Asriani. 2008. Kajian Efek Sinergi Balai Pengkajian Teknologi
Antimikroba Campuran Metabolit Pertanian : Jawa Tengah.
Bakteri Asam Laktat dan Kabara, J.J. 2003. Health Oils from
Monoasilgliserol Minyak Kelapa The Tree of Life (Nutritional and
Terhadap Mikroba Patogen Health Aspect of Coconut Oil).
Pangan. Jurnal Penelitian. http://www.lauricidin.com/tech_data/
Benson. 1998. Microbiological htm diakses tanggal 10 November
Applications. Quebecor Printing 2011.
Book Group : New York. Ketaren. 2008. Pengantar Teknologi
Bird, T. 1987. Physical Chemistry. PT. MINYAK DAN LEMAK
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. PANGAN. Jakarta : UI Press.
Bloomfield SF. 1991. Methods for Labuza, T P. 1982. Shel-Life dating of
Assessing Antimicrobial Activity. Foods, Food and Naturition
Di dalam : Asriani (2008). Kajian Press. Inc. Westport : Connecticut.
Efek Sinergi Antimikroba Mifta, N R. 2011. Diakses tanggal 8 Juni
Campuran Metabolit Bakteri 2012. Laporan Praktikum
Asam Laktat dan Bioteknologi.
Monoasilgliserol Minyak Kelapa http://www.slideshare.net/mivt/lapor
Terhadap Mikroba Patogen an-mikrobiologi-daya-kerja-
Pangan. Jurnal Penelitian. Institut antimikroba-7964891
Pertanian Bogor : Bogor. Muhammad T, T. Suharjono, E. Yuni, S.
Buckle, K.A., Edward, R.A., Fleet, G.H., Umar, dan K. Novita. 2008.
Wooton, M. 1987. Ilmu Pangan. Aktivitas Antibakteri Minyak
Penerjemah Harry Purnomo. Cengkeh Terhadap Bakteri
Universitas Indonesia Press : Patogen. Jurnal Penelitian.
Jakarta. Universitas Gajah Mada :
Christian, J.H.B. 1980. Reduced Water Yogyakarta.
Activity. Academic Press : New Ouattara et al. 1998. Antibacterial
York. Activity of Fatty Acids and
Cahyadi, W. 2008. Analisis Dan Aspek Essential Oil Against Six Meat
Kesehatan Bahan Tambahan Spoilage Organisms. Institute Of
Pangan. Bumi Aksara : Jakarta. Food Microbiology.
Darmoyuwono, W. 2006. Gaya Hidup Padaga, M. 2008. Diakses tanggal 5
Sehat dengan Virgin Coconut November 2011.VCO : Manfaat
Oil. P.T Indeks Kelompok Gramidia Ditinjau Dari Aspek Kesehatan.
: Yogyakarta. http://koranpdhi.com/buletin-
Dogra, S K dan Dogra, S. 1990. Kimia edisi7/edisi7-vco.htm.
Fisik Dan Soal-soal. Penerbit Pelczar dan Chan. 1998. Dasar-dasar
Universitas Indonesia : Jakarta. Mikrobiologi. Universitas
Enig. 2011. Artikel : Coconut : In Indonesia-Press : Jakarta.
support Of Good Health In The Raharja, S. 2005. Kajian Sifat Fisiko
21st Century. Kimia Ekstrak Minyak Kelapa
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Murni (VCO) yang Dibuat Dengan
Pangan. Institut Pertanian Bogor: Metode Pembekuan Krim Santan.
Bogor. Jurnal Penelitian. Institut Pertanian
Gani Z, H. Yuni, Dede. 2005. Bebas Bogor : Bogor.
Segala Penyakit dengan VCO. Setiaji, dan Prayugo. 2006. Membuat
Puspa Swara : Jakarta. VCO berkualitas Tinggi. Penebar
Goutara dan Soesarno. 1995. Dasar Swadaya : Jakarta.
Pengolahan Gula I. Departemen Setyaningsih. 2004. Senyawa
Antibakteri dan Mekanisme Kerja.
Halaman 13

Artikel. Universitas Diponegoro :


Semarang.
SNI. 1992. Standar Mutu Minyak
Kelapa SNI 01-2902-1992.
Suryati, W.F. 2011. Penambahan
Karoten Untuk Meningkatkan
Stabilitas dan Daya Antibakteri
Virgin Coconut Oil (VCO). Jurnal
Penelitian. Airlangga University
Library Surabaya : Surabaya.
Sutarmi dan Rozaline, Hartin. 2005.
Taklukan Penyakit dengan VCO.
Penebar Swadaya : Jakarta.
Syarief R., H. Haryadi. 1993. Teknologi
Penyimpanan Pangan. Penerbit
Arcan : Jakarta.
Vyan. 2009. Diakses tanggal : 8 Juni
2012. Kacang Tanah dan
Manfaatnya.
http://vyanrh.wordpress.com/2009/0
8/03/kacang-tanah-manfaat-dan-
dampaknya/.
Wikipedia. 2011. Diakses tanggal : 26
Februari 2012. Selai Kacang.
http://wikipedia.org/selaikacang.htm
Wikipedia. 2012. Diakses tanggal : 8
Juni 2012. Margarin.
http://id.wikipedia.org/wiki/Margarin.
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan
Dan Gizi. Penerbit Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta.
Zuhud E, R. Winiati, W. Hanny, dan S.
Puspita. 2001. Aktivitas
Antimikroba Ekstrak Kedawung
Terhadap Bakteri Patogen. Jurnal
Penelitian. Institut Pertanian Bogor :
Bogor.

Anda mungkin juga menyukai