Anda di halaman 1dari 9

JITIPARI Vol. 7 No.

2, Agustus 2022: 100 – 108

E-ISSN: 2579-4523
JURNAL TEKNOLOGI DAN
INDUSTRI PANGAN UNISRI
http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/jtpr/index
Terakreditasi sinta 4 sesuai dengan SK No.
200/M/KPT/2020 tanggal 23 Desember 2020
https://sinta.ristekbrin.go.id/journals/detail?id=7556

Profil Tekstur Snack Bar Tepung Jagung Talango Yang Diperkaya


Antioksidan Dari Tepung Kelor (Moringa oleifera L.)
Textur Profile of Antioxidant Enriched Cornmeal Snack Bar From Moringa Flour (Moringa Oleifera L.)

Ellya Noor Azizaah1, Supriyanto1*, Cahyo Indarto1


1Prodi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

*Corresponding author: priyantosby17@gmail.com

Article info Abstrak


Kata kunci: Snack bar merupakan produk yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
aktivitas terhadap kebutuhan gizi, rasa danvmemiliki kepraktisan. Bahan baku snack bar biasanya adalah
antioksidan, kelor, tepung terigu, dalam penelitian ini digunakan tepung jagung Talango. Penggunaan tepung jagung
snack bars untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor gandunm. Pada penelitian ini juga
ditambahkan tepung daun kelor untuk meningkatkani nutrisi supaya produk yang dihasilkan
bermanfaat bagi tubuh dan juga memberikan efek kesehatan. Kelor diketahui mengandung lebih
dari 90 jenis nutrisi, yaitu berupa vitamin esensial, mineral, asam amino, antipenuaan dan
antiinflamasi.. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan formulasi tepung
terhadap sensoris, profil tekstur dan antioksidan. Penelitian ini menggunakan RALF (rancangan
acak lengkap factorial) 2 faktor. Dari hasil penelitian ini didapat hasil suhu pemanggangan
berpengaruh terhadap nilai profile tekstur parameter kekerasan, kelengketan, daya kunyah tetapi
tidak berpengaruh terhadap hasil dari Aktivitas antioksidan dan sensoris hedonik. Formulasi
tepung jagung dan tepung kelor pada hasil dari profile tekstur berpengaruh terhadap parameter
kepulihan snack bar. Formulasi snack bar tepung jagung dan tepung kelor mempunyai pengaruh
yang signifikan pada aktivitas antioksidan snack bar tepung jagung dan tepung kelor. Dimana
penambahan kelor sebanyak 10% dengan suhu 120oC memiliki nilai %ihibisi sebanyak 87,66 dan
formulasi tepung juga berpengaruh nyata terhadap semua parameter sensoris hedonik yakni
aroma, warna, rasa dan keseluruhan.

Abstract
Keywords:
antioxidant Snack bars are known to meet consumers' needs for nutrition, taste and practicality. The raw material for
activity, moringa, snack bars is usually wheat flour, in this study talango corn flour was used. The use of corn flour to reduce
snack bars dependence on gandunm imports. In this study, Moringa leaf flour was also added to improve nutrition so
that the resulting product is beneficial to the body and also provides health effects. Moringa is known to
contain more than 90 types of nutrients, namely in the form of essential vitamins, minerals, amino acids, anti-
aging and anti-inflammatory. Our body needs antioxidants that can help protect the body from free radical
attacks, considering that very many free radicals come from outside the body, namely in the form of foods
that contain preservatives, dyes, fats, pesticides, pollution, dust and ultraviolet radicals. The process of
making snack bars, roasting temperature and the proportion of flour are among those that can affect the
characteristics and maturity levels of the resulting product. This study was conducted to determine the effect
of temperature and flour formulations on sensory, texture profiles and antioxidants. The study used RALf
(complete random design of factorial) 2 factors. The results of this study obtained the results of roasting
temperature affecting the profile value of the texture parameters hardness, gumminess , chewiness but has no
effect on the results of antioxidant activity and hedonic sensory. The formulation of cornstarch and moringa
flour on the results of the texture profile affects the parameters of resilience snack bars. Formulation of corn
flour snack bars and Moringa flour has a real effect on the antioxidant activity value of corn flour snack bars
and moringa flour. Where the addition of moringa as much as 10% with a temperature of 120oC has a value
of %ibhibisi as much as 87.66 and flour formulations does not affect on all hedonic sensory parameters,
namely aroma, colour, taste and overall.

100
JITIPARI Vol. 7 No. 2, Agustus 2022: 100 – 108

PENDAHULUAN lapar, namun karena tingginya energi yang


Masyarakat madura penghasilan dihasilkan oleh snack bar yang disebabkan
utamanya berasal dari hasil pertania dengan oleh kandungan lemak, gula dan karbohidrat
memanfaatkan lahan yang ada (Arifin sederhananya. Hal tersebut menyebabkan
2010). Salah satu komoditas yang terkenal snack bar dapat berpengaruh negatif pada
dan sering ditanam masyarakat madura kesehatan tubuh. Perlu sebuah inovasi pada
adalah jagung. Banyak wilayah dimadura pembuatan snack bar dengan penambahan
memiliki jagung khas dari setiap wilayah bahan lain. Penambahan bahan lain tersebut
masyarakatnya, salah satunya yakni jagung dimaksudkan selain dapat memenuhi
talango. Jagung talango merupakan jagung kebuthan energi juga dapat meningkatkan
yang berasal dari kepulauan Talango yang kesehatan tubuh. Kelor merupakan tanaman
terletak di Kabupaten Sumenep. Selain yang mempunyai kelebihan karena
dimanfaatkan masyarakat talango untuk kandungan nutrisinya yang lengkap
makanan sehari hari, jagung talango juga sehingga dapat memberikan manfaat bagi
dimanfaatkan untuk makanan ternak tubuh (Rizkayanti, 2017).
masyarakat. Sumber daya alam lokal Kelor (Moringa oleifera) merupakan
sumenep ini belum dimanfaatkan secara tanaman yang berasal dari India dan banyak
optimal maka dari itu perlu adanya ditemukan di negara-negara Asia. Kelor
pemanfaatan jagung talango sebagai sumber termasuk dari famili Moringaceae
daya lokal madura. Ada beberapa cara untuk mempunyai khasiat sebagai herbal.
meningkatkan pemanfaatan jagung talango, Kandungan gizi kelor cukup lengkap,
salah satunya yaitu dilakukannya mempunyai lebih dari 90 jenis kandungan
pengembangan produk dengan bahan baku nutrisi seperti vitamin, mineral dan asam
jagung sebagai makanan yang kekinian dan amino. Selain itu kelor mempunyai
mempunyai manfaat gizi. Salah satu kemampuan sebagai anti penuaan (anti
makanan yang sedang menjadi trend saat ini aging) dan antiinflamasi. Rizkayanti
yaitu makanan ringan yang tinggi zat gizi (2017), menyatakan bahwa dapat
dan juga bermanfaat bagi tubuh (Astawan, menghambat radikal bebas karena adanya
2011). bioaktif didalamnya. Bioaktif yang ada pada
Snack food atau dikenal dengan tanaman kelor yaitu berupa senyawa fenolik,
makanan ringan merupakan makanan senyawa nitrogen, vitamin, terpenoid dan
selingan selain makanan pokok seperti nasi. beberapa metabolit endogen lainnya yang
Snack food biasa dikonsumsi sehari-hari bersifat antioksidan. Kandungan
oleh masyarakat sebagai pelengkap gizi antioksidan ini sangat penting dan
(Rinda 2018). Snack bar merupakan salah bermanfaat bagi tubuh manusia.
satu jenis dari snack food yang banyak Antioksidan merupakan senyawa
ditemui di pasaran. Penamaan snack bar mempunyai kemampuan untuk mencegah
disebabkan karena bentuknya yang terjadinya oksidasi beberapa molekul dan
menyerupai batang. Snack bar banyak juga menghambat radikal bebas (Fajriah et
disukai oleh konseumen karena dapat al. 2007). Tubuh kita membutuhkan
memenuhi kebutuhan gizinya selain karena senyawa tersebut. Antioksidan dapat
rasa dan kepraktisannya. Snack bar biasanya membantu melindungi tubuh dari serangan
juga dikonsumsi untuk mengurangi rasa radikal bebas yang berasal dari luar tubuh.

101
JITIPARI Vol. 7 No. 2, Agustus 2022: 100 – 108

Radikal bebas tersebut berasala dari organoleptik pada produk. Penelitian


makanan yang kita konsumsi terutama yang tentang penggunaan tepung jagung Talango
mengandung bahan lemak, pengawet, dengan penambahan tepung kelor pada
pewarna sintetis, pestisida, polusi, debu dan pembuatan snack bar belum pernah
radikal yang disebabkan ultraviolet. dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah
Penyumbang radikal bebas yang cukup mengetahui sifat tekstrural snack bar dari
besar salah satunya yaitu emisi kendaraan tepung jagung Talango dengan penambahan
bermotor, asap rokok serta industri yang tepung kelor dan aktivitas antioksidan pada
sengaja melepaskan senyawa kimia yang produk tersebut.
langsung ke udara adalah salah satu
penyumbang radikal bebas yang cukup METODE PENELITIAN
besar (Parwata et al. 2010), sedangkan tubuh Alat
tidak mempunyai sistem pertahanan Alat yang digunakan dalam
antioksidan dari luar tubuh (eksogen) pembuatan snack bar yaitu timbangan
(Sunarni et al. 2007). Berdasarkan penelitian analitik, baskom, sendok, talenan, oven, dan
Sartina et al. (2018) nilai aktivitas pisau, loyang, cetakan snack bar, mixer.
antioksidan pada chips berbahan dasar sagu Peralatan yang dipakai analisis antara lain
dengan penambahan kelor mengalami adalah Texture Profil Analyzer,
peningkatan aktivitas antioksidannya spektrofotometri, Erlenmeyer, tabung
berbanding lurus dengan penambahan daun reaksi, pipet ukur, pipet volume, inkubator,
kelor pada bahan. desikator, pompa vacuum, vortex, serta alat-
Proses pembuatan snack bar, suhu alat lain untuk analisis kimia.
pemanggangan dan proporsi tepung Bahan
merupakan salah satu faktor yang dapat Bahan digunakan dalam pengolahan
mempengaruhi sifat fisik, kimia dan snack bar meliputi jagung talango yang
sensoris produk tersebut. Waktu diolah menjadi tepung, tepung kelor, buah
pemanggangan yang berlebihan kering, susu skim, madu dan margarin.
berpengaruh terhadap tekstur produk, yaitu Bahan untuk pengujian antioksidan yaitu
produk menjadi lebih keras. Proporsi tepung larutan DPPH, methanol, misalnya: H2SO4
yang digunakan pada adonan juga akan (Merck, 99%).
berpengaruh terhadap produk snack bar
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang dihasilkan. Berdasarkan penelitian
Profil Tekstur Snack Bar
yang dilakukan oleh Kasim (2004),
1. Nilai Hadrness
pembuatan snack bar menggunakan suhu
Hasil analisis of varian pada taraf
sebesar 130 dan 160°C dengan variasi waktu
signifikasi 5% pada nilai
60 dan 40 menit dari penelitian tersebut
hardness/kekerasan ditunjukkan di Tabel 1.
menghasilkan produk yang baik yang
Tabel 1. menunjukkan bahwa suhu
dipanggang dengan suhu 40 menit karena
pemanggangan mempengaruhi kekerasan
kandungan protein lebih tinggi dan
atau hardness pada snack bar, peningkatan
karbohidrat lebih rendah. Sedangkan
suhu pemanggangan menyebabkan tekstur
menurut Rinda (2018) proporsi tepung yang
snack bar semakin keras. Menurut Muchtadi
digunakan yakni 100:0, 90:10, 80:20, dan
dan Sugiyono, (2013) suhu pemanggangan
70:30. Kedua penelitian tersebut hanya
mempengaruhi tingkat kekerasan suatu
melakukan uji proximat dan juga

102
JITIPARI Vol. 7 No. 2, Agustus 2022: 100 – 108

produk karena suhu semakin tinggi 2. Nilai Springiness


menyebabkan kadar air pada bahan semakin Springiness adalah kemampuan
berkurang karena pemanasan. Semakin kembali kebentuk semula pada produk
rendah kadar air pada bahan menyebabkan snack bar Hasil Anova parameter
teksturnya menjadi semakin keras. springiness ditampilkan di Tabel 2.
Tabel 2. rata rata nilai springiness snack bar
Tabel 1. Rerata nilai hardness snack bar
tinggi antioksidan yang diperkaya dengan
tinggi antioksidan yang diperkaya dengan
tepung daun kelor
tepung daun kelor
Formulasi Springiness
Formulasi Suhu°C
Suhu°C Hardness (gf) (gram) (gf)
(gram)
120 100 : 0 2.27e
120 100 : 0 705.94 a
120 90 :10 2.15 cd
120 90 :10 766.42 b
120 80 :20 1.68 b
120 80 :20 1495.26 c
140 100 : 0 2.24 d
140 100 : 0 1999.15 d
140 90 :10 2.22 c
140 90 :10 2094.2 e
140 80 :20 1.18 a
140 80 :20 5168.66 f
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf Pada Tabel 2. dapat diketahui bahwa
yang sama menunjukkan tidak ada
perbedaan yang signifikan pada α 5%. semakin tinggi suhu pemanggangan yang
digunakan akan menurunkan nilai
Pada Tabel 1. dapat diketahui bahwa springiness. Nilai springiness produk snack
semakin banyak tepung daun kelor yang bar menurun seiring ditambahnya suhu.
digunakan akan meningkatkan nilai hardnes Demikian juga semakin banyak tepung daun
snack bar. Hal ini dipengaruhi oleh kelor yang digunakan juga akan
kandungan tepung yang digunakan. Tepung menurunkan nilai springiness snack bar
daun kelor memiliki kandungan air lebih yang dihasilkan. Nilai springiness snack bar
rendah dibanding dengan tepung jagung. dipengaruhi kandungan pati pada bahan.
Kadar air tepung daun kelor sebesar 6,64 % Semakin tinggi kandungan pati maka nilai
sedangkan tepung jagung 7,74%. Nilai springiness semakin menurun dan
hardness produk dipengaruhi oleh sebaliknya. Kandungan pati jagung lebih
kandungan air pada bahan pangan. Semakin tingi dibandingkan pati tepung kelor.
rendah kadar air suatu produk maka akan Tabel 2 menunjukkan bahwa
berbanding terbalik dengan kekerasan suatu formulasi tepung (80:20) memiliki nilai
produk (Engelen 2018). terendah sebesar 1,43 dan dan formulasi
Rerata hardness snack bar dari (100:0) memiliki nilai tertinggi sebesar 2,26.
formulasi tepung jagung : kelor (100:0)
memiliki nilai 1400,07, formulasi tepung 3. Nilai Cohesiveness
(90:10) memiliki nilai 1747,20 dan Cohesiveness merupakan
formulasi tepung (80:20) memiliki nilai perbandingan antara besarnya rasio area
2,967. Dari hasil ini dapat disimpulkan tekanan kompresi pertama sampai kompresi
bahwasannya formulasi tepung (80:20) kedua. Cohesiveness dapat diartikan sebagai
memiliki hardness tertinggi dan nilai ukuran tingkat di mana bahan dihancurkan
terendah terdapat pada formulasi (100:0). secara mekanis. Hasil Anova parameter

103
JITIPARI Vol. 7 No. 2, Agustus 2022: 100 – 108

cohesiveness dapat dilihat pada lampiran nilai gumminess dan sebaliknya jika nilai
Tabel 3. hardness lebih tinggi daripada nilai
cohesiveness maka nilai gumminess
Tabel 3. rata rata nilai cohessiveness snack semakin tinggi.
bar tinggi antioksidan yang diperkaya
dengan tepung daun kelor Tabel 4. rata rata nilai gumminess
Formulasi Cohesiveness snack bar tinggi antioksidan yang diperkaya
Suhu°C
(gram) (gf) dengan tepung daun kelor
120 100 : 0 0.536 d Formulasi Gumminess
90 :10 Suhu°C
120 0.393bc (gram) (gf)
120 80 :20 0,260a 120 100 : 0 432.87 c
140 100 : 0 0,586e 120 90 :10 414.94 b
140 90 :10 0.433c 120 80 :20 376.27 a
140 80 :20 0,418b 140 100 : 0 876.37 d
140 90 :10 988.86 e
Hasil dari suhu 120 memiliki nilai 140 80 :20 2237.71 f
0,433 dan suhu 140 didapat nilai 0,488. Dari
hasil ini dapat diketahui bahwa kenaikan Hasil analisis juga menunjukkan
suhu pemanggangan diikuti dengan naiknya bahwa nilai gumminess mengalami
nilai parameter cohesiveness. kenaikan seiring ditambahnya konsentrasi
Penambahan konsesntrasi daun kelor tepung kelor yang digunakanakan. Hal
menyebabkan nilai cohesiveness menurun. tersebut dipengaruhi oleh nilai hardness dan
Nilai cohesiveness berbanding lurus dengan cohesiveness.
nilai hardness dan gumminess.
5. Nilai Chewiness
4. Nilai Gumminess
Chewiness adalah parameter yang
Gumminess adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui bearnya energi
digunakan untuk mengetahui besarnya yang dipakai untuk mengunyah makanan
energi yang dipakai untuk memperkecil dan terutama pada makanan semi padat.
ukuran bahan makanan sehingga dapat Secara sederhana chewiness berarti daya
ditelan. Hasil anova nilai gummieness dapat kunyah . Hasil anova nilai chewiness
dilihat pada Tabel 4. Hasil anova disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan hasil
menunjukan bahwa suhu pemanggangan analisa suhu pemanggangan memiliki
berpengaruh significan terhadap nilai pengaruh yang significan terhadap nilai
gumminess. chewiness.
Pada tabel 4, hasil analisis Hasil analisa memperlihatkan
menunjukkan bahwa kenaikan suhu bahwasanya suhu pemanggangan
pemanggangan diikuti dengan naiknya nilai berpengaruh signifikan pada parameter
gumminess produk snack bars. Kenaikan chewieness/daya kunyah. Semakin tinggi
nilai gumminess Menurut Indiarto et. al suhu pemanggangan maka semakin tinggi
(2012) nilai gumminess ini dipengaruhi oleh nilai chewieness produk. Semakin tinggi
nilai hardness dan cohesiveness. Semakin suhu pemanggangan kandungan air pada
rendah nilai hardness dan semakin tinggi produk semakin sedikit dan membuat
nilai cohesiveness maka semakin rendah produk semakin keras, hal ini berarti suhu

104
JITIPARI Vol. 7 No. 2, Agustus 2022: 100 – 108

pemanggangan mempengaruhi daya kunyah Tabel 6. Menunjukkan bahwa


produk snack bar. Menurut Ross (2006) kenaikan suhu pemanggangan yang akan
nilai chewiness dapat diperoleh dari hasil meningkatkan nilai resilience. Demikian
perkalian antara hardness, springiness dan juga penambahan tepung kelor juga akan
cohesiveness sehingga nilai chewiness mempengaruhi peningkatan nilai resilience.
dipengaruhi oleh nilai faktor tersebut. Hal tersebut dipengaruhi oleh kadar air
Sedangkan penambahan tepung kelor pada bahan semakin tinggi suhu pemanggangan
parameter chewiness tidak berpengaruh maka kadar air snack bar semakin kecil
secara significan. sehinga tekstrunya semakin keras. Tepung
daun kelor memiliki kadar air lebih kecil
Tabel 5. rata rata nilai chewiness snack bar dibandingkan dengan kadar air tepung
tinggi antioksidan yang diperkaya dengan jagung. Kadar air tepung daun kelor sebesar
tepung daun kelor 6,64 % sedangkan tepung jagung
Formulasi Chewieness 7,74%.Nilai hardness berbanding lurus
Suhu°C
(gram) (gf) dengan resilience.
120 100 : 0 0.028a
120 90 :10 0.043a 7. Nilai Aktivitas Antioksidan
120 80 :20 0.133ab
140 100 : 0 0.043 c Pengukuran aktivitas antioksidan
140 90 :10 0.073 cd dilakukan dengan metode DPPH. Aktivitas
140 80 :20 0.169 d antioksidan dinyatakan sebagai % inhibisi
yaitu banyaknya hambatan senyawa
6. Nilai Resilience antioksidan terhadap radikal bebas. Hasil
analisa aktivitas antioksidan ditampilkan
Resilience merupakan parameter pada Tabel 7.
untuk mengetahui besaran tingkat kepulihan
deformasi sampel berkaitan dengan Tabel 7. Rerata perhitungan aktivitas
kecepatan dan kekuatannya (Indiarto et.al antioksidan snack bar
2012). Hasil analisis varian terhadap
resielience disampaikan di Tabel 6. Suhu°C Formulasi % antioksidan
120 100 : 0 75,33 b
Tabel 6. rata rata nilai resilience snack bar
120 90 :10 80,76 c
tinggi antioksidan yang diperkaya dengan 120 80 :20 94,56 e
tepung daun kelor 140 100 : 0 69,75 a
140 90 :10 78,99 c
Formulasi 140 80 :20 84,43 d
Suhu°C Resilience (gf)
(gram) Keterangan: notasi huruf yang berbeda
120 100 : 0 748.38c menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
120 90 :10 756.22b pada taraf signifikasi (α) 5%,
120 80 :20 620.53a
140 100 : 0 1702,10d Hasil perhitungan statistik
140 90 :10 2727.93e memperlihatkan bahwa semakin tinggi suhu
140 80 :20 3193.63f akan menurunkan aktivitas antioksidan. Hal
tersebut disebabkan peningkatan suhu akan
menurunkan kandungan bioaktifnya

105
JITIPARI Vol. 7 No. 2, Agustus 2022: 100 – 108

sehingga aktivitasnya menurun. Sedangkan dapat mengidentifikasi suatu produk


penambahan daun kelor akan meningkatkan (Trihaditia dan Puspitasari, 2020).
aktivitas antioksidan snack bar. Menurut Hasil anova sensoris aroma
Kasolo et al. (2010) pada daun kelor ditampilkan di Tabel 8. Hasil analisis
terdapat bioaktif yang bersifat antioksidan statistik menunjukan suhu pemanggangan
seperti: tannin, steroid, triterpenoid, tidak berpengaruh signifikan terhadap
flavonoid, fenolik, saponin dan alkaloid. aroma snack bar. Sedangkan formulasi
berpengaruh signifikan terhadap aroma.
8. Uji Sensoris Hal ini dikarenakan penambahan
kelor yang membuat aroma kurang
Analisa sensoris merupakan pengujian
disenangi panelis. Peningkatan jumlah
yang biasa digunakan untuk melihat
tepung daun kelor yang digunakan,
tanggapan panelis pada suatu produk. Uji
menyebabkan aroma langu snack bar
sensoris digunakan untuk mengetahui
menjadi lebih kuat. Hal ini sesuai dengan
respon kesukaan terhadap parameter aroma,
penelitian Indriasari et al, (2019) bahwa
rasa, warna dan keseluruhan. Penilaian uji
semakin banyak penambahan tepung daun
sensoris dengan memberi sekor 1-5 dari
kelor pada produk makanan, maka semakin
sangat tidak disukai sampai dangat disukai.
kuat aroma langu khas daun kelor yang
Hasil uji sensoris di tampilkan pada Tabel 8.
dihasilkan.
Tabel 8. Hasil uji sensoris snack bar tinggi Menurut Tarwendah (2017), warna
antioksidan yang diperkaya dengan tepung yaitu parameter yang diamati dalam uji
daun kelor sensoris hedonik yang sangat penting untuk
menilai kualitas dari makanan. Kenaikan
Kesel
Suhu Formulasi suhu mengakibatkan nilai warna turun, akan
Aroma Rasa warna uruha
°C (gram)
n tetapi turunnya nilai warna tidak signifikan.
120 100 : 0 4.13 4.27 4.27 4.2
120 90 :10 2.67 2.8 3 2.93 Dari hasil ini dapat diketahui bahwa suhu
120 80 :20 2.33 2.00 2.2 2.47 tidak berpengaruh nyata secara statistik.
140 100 : 0 4 3.93 4 3.87
90 :10
Semakin banyak daun kelor yang
140 2.93 2.47 2.73 2.73
140 80 :20 2.67 1.87 2.2 2.2 ditambahkan maka nilai yang dihasilkan
Aroma adalah parameter sensorik semakin kecil. Hal tersebut menunjukkan
yang dideteksi oleh indera penciuman. bahwa penambahan tepung daun kelor akan
Aroma merupakan salah satu faktor yang menurunkan kesukaan panelis terhadap
dapat digunakan untuk mengukur tingkat snack bar yang dihasilkan. Suatu makanan
penerimaan dan dapat menunjukkan jika memiliki warna yang tidak baik maka
kualitasnya suatu produk makanan (Asnani secara otomatis akan memberi kesan yang
et al. 2019). Faktor yang menentukan derajat tidak sedap bagi konsumen. Semakin
penerimaan konsumen terhadap suatu banyak persentase substitusi tepung daun
produk makanan salah satunya ditentukan kelor yang digunakan, maka warna snack
oleh aroma. Aroma menentukan kelezatan bar menjadi hijau lebih gelap. Warna hijau
bahan. Biasanya, aroma makanan dapat pada food bar disebabkan oleh daun kelor
digunakan untuk memberikan penilaian yang memiliki kandungan klorofil yang
terhadap menilai apakah makanan tersebut tinggi (Krisnadi 2015). Suatu makanan jika
enak atau tidak. Melalui aroma, panelis memiliki warna yang tidak baik maka secara
otomatis akan memberi kesan yang tidak

106
JITIPARI Vol. 7 No. 2, Agustus 2022: 100 – 108

sedap bagi konsumen. Hasil anova suhu dihasilkan. Dimana penambahan kelor
pemanggangan tidak berpengaruh signifikan sebanyak 10% dengan suhu 120 memiliki
terhadap rasa, sedangkan formulasi nilai antioksidan tertinggi sebanyak 87,66
berpengaruh significan terhadap rasa. dan formulasi tepung juga berpengaruh
Hasil analisis sensoris rasa disajikan nyata terhadap semua parameter sensoris
pada Tabel 8. Semakin banyak penggunaan hedonik yakni aroma, warna, tekstur, rasa
tepung kelor maka nilai sensoris rasa dan keseluruhan.
semakin kecil atau semakin kurang disukai
panelis. Hasil tersebut sesuai dengan DAFTAR PUSTAKA
penelitian Ardianti et al, (2016) bahwa
Asnani, A., Yulistia, E.V., Diastuti, H.
terdapat perbedaan nyata terhadap atribut
(2019). Transfer teknologi produksi
rasa antara produk makanan yang tidak natural soap-base untuk kreasi sabun
ditambahkan kelor dengan yang suvenir, Indonesian Journal of
ditambahkan kelor dengan rasa kelor yang Community Engagemen.
dihasilkan berupa rasa agak pahit. Ardianti, D.Y., Sukardi, Anggriani, R.
Hasil analisis sensoris pada aroma (2018). Pembuatan Cookies substitusi
tepung talas (Colocasia Esculenta (L)
disajikan pada Tabel 8. Suhu
Schot) dan tepung daun kelor
pemanggangan tidak berpengaruh signifikan (Moringa Oleifera L), E-jurnal UMM,
nilai keseluruhan, sedangkan formulasi 85-96
memiliki nilai signifikan nilai keseluruhan. Arifin, Z., Nurul. I, & Fatmawati. (2010).
Kenaikan suhu pemanggangan Pengembangan jagung varietas lokal
mengakibatkan nilai keseluruhan turun sumenep. Prosding pekan serealia
tetapi penurunan terjadi tidak signifikan. nasional. 98-108.
Astawan, M. (2008). Tetap sehat dengan
Dari hasil rata rata ini dapat diketahui bahwa
produk makanan olahan. PT. Tiga
suhu pemanggangan tidak berbeda nyata serangkai mandiri pustaka :SOLO
secara statistik terhadap parameter Badan Standardisasi Nasional. (1995).
keseluruhan. Semakin banyak daun kelor Standar Nasional Indonesia. SNI 01-
yang ditambahkan maka parameter 3727 1995. Tepung Jagung.
keseluruhan yang dihasilkan semakin tidak Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.
disukai panelis. Buana, Hasri, A. (2019). Aktivitas
antioksidan, karakteristik fisikokimia
KESIMPULAN dan sensoris cheesecake ubi jalar
kuning (Ipomoea Batatas L.). Skripsi
Engelen, A. (2018). Analisis kekerasan,
Suhu pemanggangan berpengaruh
kadar air, warna dan sifat sensoripada
terhadap nilai profile tekstur parameter pembuatan keripik daun kelor. Journal
hardness, gumminess, chewiness tetapi tidak of Agritech Science, 2(2), 10-15
berpengaruh terhadap hasil dari antioksidan Fajriah, A.D., Andini,S., Artanti,N. (2007).
dan sensoris hedonik. Formulasi tepung Isolasi senyawa antioksidan dari
jagung dan tepung kelor pada hasil dari ekstrak etil asetat daun benalu
profile tekstur berpengaruh terhadap (dendropghtone pentandra) yang
tumbuh pada inong lobi lobi. Pusat
parameter resielience snack bar. Formulasi
penelitian kimia-lembaga ilmu
snack bar tepung jagung dan tepung kelor pengetahuan Indonesia Kawasan
mempunyai pengaruh yang signifikan pada pusitek. Serpong.
aktivitas antioksidan snack bar yang Indiarto, R., Bambang, N. & Edy, S. (2012).

107
JITIPARI Vol. 7 No. 2, Agustus 2022: 100 – 108

Kajian karakteristik tekstur (texture Akademika kimia. 6(6),125-131.


profil analysis) dan organoleptik Ross, A.S. (2006). Instrumental
daging ayam asap berbasis teknologi measurement of physical properties of
asap cair tempurung kelapa. Jurnal cooked asian wheat fluor noodles.
Teknologi Hasil Pertanian. 5(2);106- Cereal Chem
116. Sartina, Ansharullah, & Rejeki, S. (2018).
Indriasari, Y., Basrin, F. & Berlian, M.H. Pengaruh penambahan daun kelor
(2019). Analisis penerimaan konsumen terhadap aktivitas antioksidan chips
moringa biscuit (biskuit kelor) sagu. Jurnal sains dan teknologi
diperkaya tepung daun kelor (Moringa pangan. 3(3),1356-1367.
oleifera) Sunarni. (2007). Flavonoid antioksidan
Kasolo, et al. (2010). Phytochemicals and penangkap radikal dari daun kepel
uses of moringa oleifera leaves in (Stelecarpus burahol), majalah
ugandan rural communities, Journal of farmasi Indonesia,18(3)111-116.
Medical Plant Research. 4(9), 753- Tarwendah, I.P. (2017). Comparative study
757. of sensory attributes and brand
Kasim, R., Siti. A., Marleni, L. & Fadhilah, awareness in food product : a review.
P.M. (2018). Pengaruh suhu dan lama Jurnal Pangan dan Agroindustri. 5(2),
pemanggangan terhadap tingkat 66-73.
kesukaan dan kandungan gizi snack Trihaditia, R. & Puspitasari, T.K. (2020).
food bars berbahan dasar tepung pisang Uji organoleptik formulasi fortifikasi
goroho dan tepung ampas tahu. J-Tech. bekatul dalam pembuatan bubur instan
6(2), 41-48. beras pandanwangi, Jurnal Pro-STek,
Krisnadi, A.K. (2015), ‘Kelor Super 1(1), 29-50.
Nutrisi’, gerakan swadaya masyarakat
penanaman dan pemanfaatan tanaman
kelor dalam rangka mendukung
gerakan nasional sadar gizi. Jurnal
Kesehatan Masyarakat
Muchtadi, T.R. & Sugiyono (1992). Ilmu
pengetahuan bahan pangan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Parwata, I.M., Oka, Adi, K., Ratnayanti,
Ana, L. (2010). Aktivitas antiradikal
bebas serta kadar beta karoten pada
madu randu (Ceiba pentandra) dan
madu kelengkeng (Nephelium longata
L). Jurnal kimia. 4(1), 54-62
Rinda, A. & Nur, A. (2018). Pengaruh
komposisi snack bar berbasis tepung
jagung dan biji lamtoro (Leucaena
leucocephala (lam.) de wit) terhadap,
penilaian organoleptik, proksimat, dan
kontribusi angka kecukupan gizi.
Jurnal Sains Dan Teknologi Pangan.
3(3),1328-2340.
Rizkayanti, Anang, W., Diah, & Minarni,
R.J. (2017). Uji aktivitas antioksidan
ekstrak air dan ekstrak methanol daun
kelor (Moringa Oleifera Lam). Jurnal

108

Anda mungkin juga menyukai