Anda di halaman 1dari 19

makalah Bahan tambahan pangan

BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Oleh
Nama
:
Stambuk :
Kelas
:

Fita hantari
10 .901 .001
A10

PROGRAM D-3 ANALIS KESEHATAN


UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR ( UIT)
MAKASAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Pengolahan dan pengawetan bahan makanan memiliki interelasi
terhadap pemenuan gizi masyarakat , maka tidak mengherankan jika semua negara
baik maju maupun negara berkembang selalu berusaha untuk menyediakan suplai
pangan yg cukup, aman dan bergizi. Salah satunya yaitu pengawetan bahan pangan.

Keamanan pangan merupakan persyaratan utama yang harus dimiliki oleh


setiap produksi yang beredar dipasaran. Untuk menjamin keamanan pangan olahan,
maka dibutuhkan kerjasama antara pemerintah, produsen industri makanan menjadi
tanggung jawab sepenuhnya dari produsen, dengan pengaturan dan pembinaan dari
pemerintah.
Akibat kemajuan ilmu teknologi pangan di dunia dewasa ini, maka semakin
banyak jenis bahan makanan yang diproduksi, dijual dan dikonsumsi dalam bentuk
yang lebih awet dan lebih praktis dibanding dengan bentuk segarnya. Semua jenis
makanan siap santap dan minuman awet tersebut dapat menjadi busuk dan masih
layak untuk dikonsumsi. Kemudahan tersebut dapat terwujud diantaranya berkat
perkembangan teknologi produksi dan penggunaan Bahan Tambahan Makanan (BTM).
Salah satu masalah keamanan pangan yang masih memerlukan pemecahan yaitu
penggunaan bahan tambahan, untuk berbagai keperluan. penggunaan Bahan
tambahan makanan dilakukan pada industri pengolahan pangan maupun dalam
pembuatan, berbagai pengaruh jajanan yang umumnya dihasilkan oleh industri kecil
atau rumah tangga.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Bagaimana Pengertian BTP ( bahan tambahan pangan)?
2. Bagaimana Jenis-jenis BTP ?
3. Bagaimana Cara pengelolahan BTP?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan daripada penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui Pengertian BTP
2. Mengetahui Jenis-jenis BTP
3. Mengetahui Cara Pengelolahan BTP
D.

Manfaat Penulisan

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak, khususnya kepada pengolah dan pengomsumsi makanan agar berhati-hati
dalam mengolah dan membeli makan. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah
dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan didalam
kehidupan sehari-hari dimasyarakat

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Apa itu BTP ?
Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan
dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk
memperbaiki penampakan, cita rasa ,tekstur, flavor dan memperpanjang daya
simpan.Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein ,mineral dan vitamin
.

Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu .Bahan aditif makanan

ada dua, yaitu bahan aditif makanan alamidan buatan ata sintesis.
Keamanan pangan merupakan persyaratan utama yang harus dimiliki oleh setiap
produksi yang beredar dipasaran. Untuk menjamin keamanan pangan olahan, maka
dibutuhkan kerjasama antara pemerintah, produsen industri makanan menjadi
tanggung jawab sepenuhnya dari produsen, dengan pengaturan dan pembinaan dari
pemerintah.
Akibat kemajuan ilmu teknologi pangan di dunia dewasa ini, maka semakin banyak
jenis bahan makanan yang diproduksi, dijual dan dikonsumsi dalam bentuk yang lebih
awet dan lebih praktis dibanding dengan bentuk segarnya. Semua jenis makanan siap
santap dan minuman awet tersebut dapat menjadi busuk dan masih layak untuk
dikonsumsi. Kemudahan tersebut dapat terwujud diantaranya berkat perkembangan
teknologi produksi dan penggunaan Bahan Tambahan Makanan (BTM).
Salah satu masalah keamanan pangan yang masih memerlukan pemecahan yaitu
penggunaan bahan tambahan, untuk berbagai keperluan. penggunaan Bahan
tambahan makanan dilakukan pada industri pengolahan pangan maupun dalam
pembuatan, berbagai pengaruh jajanan yang umumnya dihasilkan oleh industri kecil
atau rumah tangga.
Bahan tambahan makanan adalah bahan yang bukan secara alamiah merupakan
bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan tersebut karena
perlakuan saat pengolahan, penyimpanan atau pengemasan.

Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih menarik, rasa, emak,
rupa dan konsistensinya baik serta awet maka sering dilakukan penambahan bahan
tambahan makanan yang sering disebut zat adiktif kimia (food aditiva).Adakalanya
makanan yang tersedia tidak mempunyai bentuk yang menarik meskipun kandungan
gizinya tinggi.
Ketentuan bahan tambahan pangan dalam pangan
1.Mengawetkan pangan
2.Membentuk pangan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak.
3.Memberikan warna dan aroma lebih menarik
4.Meningkatkan warna dan aroma lebih menarik.
5.Menghemat biaya.
Salah satu masalah keamanan pangan yang masih memerlukan pemecahan yaitu
penggunaan bahan tambahan, untuk berbagai keperluan. penggunaan Bahan
tambahan makanan dilakukan pada industri pengolahan pangan maupun dalam
pembuatan, berbagai pengaruh jajanan yang umumnya dihasilkan oleh industri kecil
atau rumah tangga.
Penggunaan Bahan Tambahan makanan yang tidak memenuhi syarat termasuk
bahan tambahan memang jelas-jelas dilarang, seperti pewarna, pemanis dan bahan
pengawet. Pelarangan juga menyangkut dosis penggunaan bahan tambahan makanan
yang melampaui ambang batas maksimum yang telah ditentukan (Effendi, 2004). Batas
maksimum penggunaan siklamat adalah 500 mg 3 g/kg bahan, sedangkan untuk
sakarin adalah 50-300 mg/kg bahan (Depkes, 1997). Batas Maksimun Penggunaan
pewarna sintetik yang dizinkan seperti Pancrew 4 R : 300mg/Kg bahan makanan,
tatrazin, brilliant blue dan sunset yellow : 100mg/Kg bahan makanan (Depkes, 1998).
Menurut WHO makanan jajanan di Indonesia tidak menerapkan standar yang
direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO). Selain itu balai POM
Jakarta juga telah memantau makanan jajanan anak sekolah selama tahun 2003
sedikitnya 19.465 jenis makanan yang dijadikan sampel dalam pengujian tersebut
ditemukan 185 item mengandung bahan pewarna berbahaya, 94 item mengandung

Boraks, 74 item mengandung formalin, dan 52 item mengandung Benzoat atau


pengawet yang mana kesemuanya ditemukan dalam makanan dengan kadar berlebih,
sehingga mengharuskan Badan POM menariknya dari pasaran.
Hal ini juga didukung dengan hasil penelitian BPOM terhadap 163 sampel dari 10
propinsi dan sebanyak 80 sampel (80%) tidak memenuhi persyaratan mutu dan
keamanan produk. Dari produk makanan jajanan itu banyak ditemukan penggunaan
bahan pengawet dan pewarna yang dapat mengganggu kesehatan anak sekolah
seperti penyakit kanker dan ginjal. Sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh
Ravianto ( 2000 ) di kota Makassar menunjukkan bahwa semua sampel (100%)
makanan dan minuman jajanan yang dijual di lapangan Karebosi mengandung
siklamat.
Penelitian lain menunjukkan bahwa dari 19 jenis makanan dan minuman jajanan
yang dijual di kompleks SD Sudirman kota Makassar ditemukan 15 jenis jajanan masih
menggunakan pemanis sintetik berupa sakarin dan siklamat (Sukmawati, 2000). Fakta
ini di perkuat oleh hasil pemeriksaan dari Badan Pemeriksa Obat makanan (BPOM)
Makassar pada tahun 2003 tedapat lebih 90% makanan jajanan yang masih
menggunakan pemanis buatan berupa sakarin dan siklamat serta pewarna tekstil
( Sumber: Republika Online 10 oktober 2003 Laporan: WED )
Untuk menghasilkan produk-produk makanan yang bermutu harus menggunakan
beberapa jenis bahan tambahan makanan yang aman dikonsumsi dan telah diizinkan
Depkes. Tujuan penggunaan bahan tambahan makanan untuk mendapatkan mutu
produk yang optimal. Dalam hal ini penggunaan bahan tambahan makanan, tentunya
tidak terlepas dari aspek-aspek pemilihan atau penetapan, pembelian, aplikasi, cara
mendapatkannya, ketersediaan bahan tambahan makanan, dan peraturan pemerintah
mengenai bahan tambahan makanan.
B. Jenis-jenis Bahan Tambahan Pangan
Bahan aditif makanan dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok tertentu
tergantung kegunaanya,
diantaranya :
a) Penguat rasa

Zat penyedap ditambahkan pada makanan bertujuan untuk meningkatkan cita rasa
makanan dan menekan rasa yang tidak diinginkan dalam makanan, misalnya rasa
bawang yang tajam, rasa sayuran mentah dan rasa pahit dalam sayuran kaleng. Bahan
penyedap alami yang umum digunakan masyarakat Indonesia adalah bawang putih,
bawang bombay, biji pala, merica, ketumbar, sereh, daun pandan, daun salam, terasi,
garam dapur dan gula yang dicampur dengan komposisi tertentu, cuka dan asam jawa
yang dapat menyebabkan rasa makanan menjadi asam segar.

Kristal monosodium glutamat digunakan sebagai penguat rasa


Monosodium Glutamat (MSG) sering digunakan sebagai penguat rasa makanan buatan
dan juga untuk melezatkan makanan. Adapun penguat rasa alami diantaranya adalah
bunga cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar. Contoh penguat rasa
buatan adalah monosodium glutamat/vetsin, asam cuka, benzaldehida, amil asetat.
Bahan penyedap yang sering digunakan adalah vetsin atau disebut sebagai
monosodium glutamat dan disingkat MSG. MSG banyak terdapat dalam hampir semua
makanan ringan. Bahkan jika orang memasak hampir tidak pernah ketinggalan MSG.
MSG akan bersifat aman dan tidak berbahaya sejauh penggunaannya tidak berlebihan.
Menurut Badan Pengawasan Makanan Internasional, batas pemakaian MSG adalah 2-

3 gram / hari. Di Indonesia konsumsi MSG yang aman adalah 1,8 3,0 gram / hari
untuk dewasa dan 0,18 0,2 gram / hari untuk balita.
Dampak negatif dari pemakaian MSG adalah penyakit yang disebut Sindrom
Restoran Cina (Chinesse Restaurant Syndrome). Selain itu juga dapat menimbulkan
kesemutan pada leher, rahang bawah, lengan serta punggung terasa panas. Selain itu
menurut FDA (Food and Drug Administration) pemakaian MSG secara terus menerus
dapat memicu beberapa gejala penyakit antara lain tekanan darah tinggi, jantung
berdebar, stroke ringan, gangguan tidur, asma, sulit menelan dan kegemukan.
Kelebihan MSG dalam tubuh anak kecil dapat mengakibatkan kelemahan atau
kerusakan syaraf otak.
Minuman ringan maupun jajanan anak-anak semacam agar-agar dan bermacammacam kue memiliki rasa buah-buahan yang segar. Rasa buah-buahan tersebut
didapat dari senyawa kimia tertentu seperti berikut ini .
a. Senyawa amil kaproat
memberikan aroma apel dan nanas
b. Senyawa benzaldehida
menimbulkan aroma cherry dan almond
c. Senyawa amil asetatm
enimbulkan aroma pisang
d. Senyawa benzil asetat
menimbulkan aroma strawberry.
e. Aroma Bunga-bungan :
Aroma bunga-bungaan ditimbulkan dari senyawa sitronelal
f. Vanili :
Senyawa vanili menjadikan makanan seperti es campur dan kolak pisang terasa lebih
lezat.
g. Senyawa diasetil
Dengan menambahkan senyawa diasetil, akan diperoleh aroma mentega.
h. Senyawa menthol :

Pencampuran senyawa mentol pada kembang gula atau permen dan rokoK akan
memberikan aroma mint yang menyegarkan
b) Pemanis

Zat pemanis buatan biasanya digunakan untuk membantu mempertajam rasa manis.
Beberapa jenis pemanis buatan yang digunakan adalah sakarin, siklamat, dulsin, dan
aspartam. Pemanis buatan ini juga dapat menurunkan risiko diabetes, namun siklamat
merupakan zat yang bersifat karsinogen.
sakarin( gula sukrosa ) atau "biang gula" memiliki tingkat kemanisan 350 500 kali
gula alami, penggunaan sakarin yang berlebihan dapat menyebabkan rasa pahit getir
pada makanan atau minuman dan juga berbahaya.
Siklamat, Siklamat merupakan pemanis buatan yang dapat mempertajam rasa manis
sampai 300 kali lebih manis dari gula. Siklamat mempunyai nilai kalori yang lebih
rendah dibanding gula. Hasil metabolisme siklamat merupaka zat yang bersifat
karsinogenik, sehingga penggunaannya perlu dibatasi atau dilarang sama sekali. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan siklamat dapat mengakibatkan tumor
kantung kemih pada binatang percobaan.
Sorbitaol dan Aspartam, Banyak digunakan untuk orang diet atau untuk minuman
rendah kalori dan untuk penderita penyakit kencing manis atau diabetes.
Kalium-asesulfam, Serbuk kristal dengan kemanisan 200 kali gula ini rasa manisnya
bersih dan tidak menetap
Catatan : Tahun 1998, FDA (Food and Drug Administrasion) menyetujui penggunaan
pemanis baru yaitu sukralose yang memiliki tingkat kemanisan 600 kali gula, molekul
pemanis ini tidak diserap oleh tubuh.
c) Pengawet

Bahan pengawet adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada makanan,
karena serangan bakteri, ragi, cendawan. Reaksi-reaksi kimia yang sering harus
dikendalikan adalah reaksi oksidasi, pencoklatan (browning) dan reaksi enzimatis
lainnya. Pengawetan makanan sangat menguntungkan produsen karena dapat
menyimpan kelebihan bahan makanan yang ada dan dapat digunakan kembali saat
musim paceklik tiba.
Contoh
a) Larutan asam cuka 4 %Larutan asam cuka 4 % adalah merupakan bahan pengawet
yang digunakan untuk mengawetkan bermacam-macam roti.
Larutan ini berfungsi menghambat pertumbuhan kapang (sejenis jamur).
b)

Asam sitrat (citrat acid)


Asam sitrat berbentuk kristal atau serbuk putih. Asam sitrat ini mudah larut dalam air,
spirtus, dan etanol, tidak berbau, rasanya sangat asam, serta jika dipanaskan akan
meleleh kemudian terurai yang selanjutnya terbakar sampai menjadi arang. Asam sitrat
juga terdapat dalam sari buah-buahan seperti nanas, jeruk, lemon, dan markisa. Asam
ini dipakai untuk meningkatkan rasa asam (mengatur tingkat keasaman) pada berbagai
pengolahan minuman, produk air susu, selai, jeli, dan lain-lain. Asam sitrat berfungsi
sebagai pengawet pada keju dan sirup, digunakan untuk mencegah proses kristalisasi
dalam madu, gula-gula, dan juga untuk mencegah pemucatan berbagai makanan,
misalnya buah-buahan kaleng dan ikan. Larutan asam sitrat yang encer dapat
digunakan untuk mencegah pembentukan bintik-bintik hitam pada udang. Penggunaan
maksimum dalam minuman sebesar 3 gram/liter sari buah.

c)

Ester metil dan propil paraben atau asam sorbat


Asam sorbat adalah bahan pengawet yang digunakan dalam produk keju, sari buah
minuman anggur, dan produk panggang. Asam sorbat digunakan untuk mencegah
pertumbuhan jamur atau khamit pada derajat keasaman optimum.

d)

Garam nitrit dan nitrat


Garam nitrit dan nitrat merupakan bahan yang digunakan sebagai pengawet daging dan
keju.

e)

Asam propionat (natrium propionat atau kalsium propionat)


Sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Untuk bahan tepung
terigu, dosis maksimum yang digunakan adalah 0,32% atau 3,2 gram/kg bahan;

sedangkan untuk bahan dari keju, dosis maksimum sebesar 0,3% atau 3 gram/kg
bahan.
f)

Benzoat (acidum benzoicum, flores benxoes atau benzoic acid)


Benzoat biasa diperdagangkan sebagai gram natrium benzoat, dengan ciri-ciri
berbentuk serbuk atau kristal putih, halus, sedikit berbau, berasa payau, dan pada
pemanasan yang tinggi akan meleleh dan terbakar. Benzoat juga banyak digunakan
sebagai pengawet minyak goreng.

g)

Sendawa
Merupakan senyawa organik yang berbentuk krsital putih atau tak berwarna, rasanya
asin dan sejuk. Sendawa mudah larut dalam air dan meleleh pada suhu 377 0C. Ada tiga
bentuk sendawa, yaitu kalium nitrat, kalsium nitrat, dan natrium nitrat. Sendwa dapat
dibuat dengan mereaksikan kalium klorida dengan asam nitrat atau natrium nitrat.
Dalam industri biasa digunakan untuk korek api, bahan peledak, pupupk, dan juga
untuk pengawet bahan pangan. Penggunaan maksmumnya sebanyak 0,1% atau 1
gram / kh bahan.

a.

BHA (butil hidroksianisol)

b. BHT (butil hidrositoluen)


c.

PG (propilgat)

d. Tokoferol (vitamin E)
e.

Asam askorat (vitamin C)

d) Pewarna
Warna dapat memperbaiki dan memberikan daya tarik pada makanan.
Penggunaan pewarna dalam bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800, yaitu
pewarna tambahan berasal dari alam seperti kunyit, daun pandan, angkak, daun suji,
coklat, wortel, dan karamel. Zat warna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkins
tahun 1856, zat pewarna ini lebih stabil dan tersedia dari berbagai warna. Zat warna
sintetis mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini ada kurang lebih 90% zat warna
buatan digunakan untuk industri makanan. Salah satu contohnya adalah tartrazin, yaitu
pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya
Tartrazin CI 19140.[2] Selain tartrazin ada pula pewarna buatan, seperti sunsetyellow
FCF (jingga), k4. Zat Pewarna Sintetis

Dari hasil pengamatan di pasar-pasar ditemukan 5 zat pewarna sintetis yang


paling banyak digemari di Indonesia adalah warna merah, kuning, jingga, hijau dan
coklat. Dua dari lima zat pewarna tersebut, yaitu merah dan kuning adalah RhodamineB dan metanil yellow. Kedua zat pewarna ini termasuk golongan zat pewarna industri
untuk mewarnai kertas, tekstil, cat, kulit dsb. dan bukan untuk makanan dan minuman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kedua zat warna tersebut kepada tikus
dan mencit mengakibatkan limfoma. Selain itu, boraks, juga merupakan zat pewarna
favorit yang sering digunakan oleh produsen makanan.armoisin (Merah), brilliant blue
FCF (biru).

e) pengental

Pengental yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan


atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk
kekentalan tertentu. Contoh pengental adalah pati, gelatin, dan gum (agar, alginat,
karagenan).
f) Pengemulsi

Gom arab sebagai agen pengemulsi


Pengemulsi (emulsifier) adalah zat yang dapat mempertahankan dispersi lemak dalam
air dan sebaliknya. [3] Pada mayones bila tidak ada pengemulsi, maka lemak akan
terpisah dari airnya.[3] Contoh pengemulsi yaitu lesitin pada kuning telur, Gom arab dan
gliserin.[3]
g) Zat Pengembang adonan
Bahan pengembang alami yang banyak digunakan adalah jamur roti/ragi roti/yeast.
Bahan pengembang alami bekerja sesaat setelah dicampur dengan bahan makanan.
Bila dalam kondisi yang sesuai yaitu tanpa oksigen, zat pengembang akan bekerja
dengan baik menghasilkan gas CO2. Oleh karenanya setelah bahan tercampur dengan
baik, adonan akan ditutup beberapa saat agar zat pengembang dapat bekerja.
Bahan pengembang kimia yang umum digunakan adalah tepung soda kue yang terdiri

dari

campuran

natrium

bikarbonat

(NaHCO3),

natrium

alumunium

sulfat

(Na2Al2(SO4)4) dan kalsium hidrofosfat (CaH4(PO4)2).


Zat pengembang kimia bekerja pada saat kue dipanaskan atau pada saat
pemanggangan. Prinsip kerja bahan pengembang adalah menghasilkan gas CO2 yang
dapat menyebabkan adonan mengembang.
h) zat pemucat

Zat pemucat secara umum digunakan dalam produk terigu. Cara kerja zat pemucat
adalah mengoksidasi pigmen pemberi warna pada bahan makanan, menghasilkan
senyawa yang tidak berwarna. Zat pemucat juga membantu dalam proses
mengembangkan adonan roti. Dengan menambahkan zat pemucat, adonan roti dapat
menahan gas atau gelembung udara, sehingga roti dapat mengembang.
Beberapa zat pemucat yang digunakan adalah:
1. Benzoil peroksida
2. Kalium bromat
3. Kalsium iodat
4. Nitrosil klorida

i) Lain-lain
Selain itu terdapat pula macam-macam bahan tambahan makanan, seperti

1. antioksidan, seperti butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT), tokoferol
(vitamin E),
2. pengikat logam,
3. pemutih, seperti hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil peroksida, natrium hipoklorit,
4. pengatur keasaman, seperti aluminium amonium sulfat, kalium sulfat, natrium sulfat,
asam laktat,
5. zat gizi,
6. anti gumpal, seperti aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, magnesium
oksida.
Bahan tambahan pangan Sesuai dengan SK.Menkes No.722 / Menkes / Per /1X /88 Tgl
.20-9-1988
Adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari
bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat
atau bentuk pangan, antara lain:
Bahan pewarna, Pengawet, Penyedap Rasa, Anti Gumpal, Pemucat dan Pengental.
Ketentuan btp dalam pangan
1.Mengawetkan pangan
2.Membentuk pangan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak.
3.Memberikan warna dan aroma lebih menarik
4.Meningkatkan warna dan aroma lebih menarik.
5.Menghemat biaya.
C. Contoh bahan tambahan pangan yang aman di gunakan dalam makanan
1.

PENGAWET MAKANAN:
Asam Benzoat /Benzoic Acid

Dosis 1g/kg adonan

Sodium Benzoat/Pengawet

Dosis 1g/kg adonan

Asam Propionat(Propionic Acid)

Dosis 2g/kg (untuk roti)

Belerang Dioksida Dosis


2.

PEWARNA MAKANAN:

500mg/kg

Ponceau

4R/Pewarna

Saos

Sambal

Dosis

300mg/kg(makanan)

70mg/kg(minuman)
Merah

Allura/Allura

Red

Dosis70mg/kg

(makanan)

300mg/kg(minuman
Erytrosine

Dosis 300mg/kg

Dosis 2,5mg/kg berat badan/hari

Kuning FCF
Sunset Yellow
3.

PEMANIS:
Sakarin
Sodium Siklamat/Pemanis

Aspartam

Dosis 11mg/kg berat badan/hari


:

Dosis 40mg/kg berat badan/hari

Sorbitol (digunakan untuk penderita Diabetes dan orang yang membutuhkan kalori
rendah)
4.

PENYEDAP RASA & AROMA:


MSG (Mono Sodium Glutamate) Micin/Vetsin

Dosis 120mg /kg berat badan

/hari
5.

PEMUTIH & PEMATANG TEPUNG:


Asam Askorbat/Ascorbic Acid/Vitamin C :

Dosis 200mg/kg berat badan/hari

Aceton peroksida secukupnya.


6.

PENGENTAL:
Pectin

Dosis 10g/kg (ada 2 macam: Pectin Apple

& Pectin Citrus)


Gelatin

dosis 5g/kg

Dosis 260mg/kg

CMC/Carboxy Methyl Cellulose


7.

PENGERAS:
Calplus FG

Polis Alum Crystal (acar).

8.

ANTI OKSIDAN:
Asam Ascorbat/Ascorbic Acid/Vitamin C

BHT Dosis 200mg/kg anti tengik untuk minyak goreng.


TBHQ Dosis anti tengik untuk minyak goreng.
9.

PENGATUR KEASAMAN :
Untuk menurunkan PH.
Citric Acid/Asam Sitrat (jeruk)

Dosis 3g/kg

Malic Acid /Asam Malat (apel)


Tartaric Acid (anggur)
Buffer Liquid/Buffered Lactic Acid /asam susu
Untuk menaikkan PH
Soda Kue/Sodium Bikarbonat

Dosis 2g/kg

Soda Kie S/ Sodium Carbonate


10.

ANTI KEMPAL/ANTI GUMPAL/ANTI CACKING AGENT:


Magnesium Karbonat/Magnesium Carbonate 20g/kg
Magnesium Stearat 15g/kg
ACA/Silica
Premium ACA/Light Silica
SEKUESTRAN:
Asam Fosfat 5g/kg
Citric Acid/Asam Sitrat secukupnya
D. Efek samping

Dosis 500mg/kg produk daging

Bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis,
apalagi bahan aditif buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka
waktu lama setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal,
dan lain-lain. Maka dari itu pemerintah mengatur penggunaan bahan aditif makanan
secara ketat dan juga melarang penggunaan bahan aditif makanan tertentu jika dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang berbahaya. [3] Pemerintah juga melakukan
berbagai penelitian guna menemukan bahan aditif makanan yang aman dan murah.
E. Undang-undang
Menurut undang-undang RI No 7 Tahun 1996 tentang Pangan, pada Bab II mengenai
Keamanan Pangan, pasal 10 tentang Bahan Tambahan Pangan dicantumkan [4]:
1. Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan
apa pun sebagai bahan tambahan pangan yang dinyatakan terlarang atau melampau
ambang batas maksimal yang telah ditetapkan.
2. Pemerintah menetapkan lebih lanjut bahan yang dilarang dan atau dapat digunakan
sebagai bahan tambahan pangan dalam kegiatan atau proses produksi pangan serta
ambang batas maksimal sebagaimana dimaksud pada ayat 1.
F. Kehalalan
Daftar Bahan tambahan makanan yang termasuk kelompok diragukan kehalalannya

Daftar Bahan tambahan makanan yang diragukan kehalalannya


Bahan makanan
Alasan
Dapat dibuat dari limbah hewani atau sayuran. Digunakan
Potasium nitrat (E252)

untuk pengawet, kuring, mempertahankan warna daging.


Contoh pada sosis, ham, keju Belanda.
Kebanyakan sebagai hasil samping industri wine, sebagai

L-asam tartarat (E334)

antioksidan pemberi rasa asam produk susu beku, jelly,


roti, minuman, tepung telur, wine, dll.

Turunan

asam

tartarat

E335, E336, E337, E353


(dari E334)

Dapat berasal dari hasil samping industri wine antioksidan,


buffer, pengemulsi, dll.
Hasil samping pembuatan sabun, lilin dan asam lemak dari
minyak/lemak (dapat berasal dari lemak hewani). Sebagai

Gliserol/gliserin (E422)

pelarut rasa, menjaga kelembaban (humektan), plasticizer


pada pengemas. Bahan coating untuk daging, keju, kue,

Asam

lemak

dan

turunannya, E430, E431,


E433, E434, E435, E436
Pengemulsi yang dibuat
dari

gliserol

asam

lemak

E495)

dan/atau
(E470

camilan, dll.
Dapat berasal dari turunan hasil hidrolisis lemak hewani.
Pengemulsi, penstabil, E343: antibusa. Terdapat pada
produk roti dan kue, donat, produk susu (es krim),
desserts beku, minuman, dll.
Dapat dibuat dari hasil hidrolisis lemak hewani untuk
menghasilkan

gliserol

dan

asam

lemak

sebagai

pengemulsi, penstabil, pengental, pemodifikasi tekstur,


pelapis, plasticizer, dll. Terdapat pada Snacks, margarin,

desserts, coklat, cake, puding.


Edible bone phosphate Dibuat dari tulang hewan, anti craking agent, suplemen
(E542)
Asam stearat

L-sistein E920

mineral. Terdapat pada makanan suplemen.


Dapat dibuat dari lemak hewani walaupun secara komersil
dibuat secara sintetik dari anticracking agent.
Dapat dibuat dari bulu hewan/unggas dan di Cina dibuat
dari bulu manusia. Sebagai bahan pengembang adonan,
bahan dasar pembuatan perisa daging. Untuk produksi

tepung dan produk roti, bumbu dan perisa.


Wine vinegar dan malt Masing-masing dibuat dari wine dan bir. Sebagai pemberi
vinegar

rasa bumbu-bumbu, saus, salad.

Anda mungkin juga menyukai