Oleh
Nama
:
Stambuk :
Kelas
:
Fita hantari
10 .901 .001
A10
Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak, khususnya kepada pengolah dan pengomsumsi makanan agar berhati-hati
dalam mengolah dan membeli makan. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah
dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan didalam
kehidupan sehari-hari dimasyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Apa itu BTP ?
Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan
dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk
memperbaiki penampakan, cita rasa ,tekstur, flavor dan memperpanjang daya
simpan.Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein ,mineral dan vitamin
.
Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu .Bahan aditif makanan
ada dua, yaitu bahan aditif makanan alamidan buatan ata sintesis.
Keamanan pangan merupakan persyaratan utama yang harus dimiliki oleh setiap
produksi yang beredar dipasaran. Untuk menjamin keamanan pangan olahan, maka
dibutuhkan kerjasama antara pemerintah, produsen industri makanan menjadi
tanggung jawab sepenuhnya dari produsen, dengan pengaturan dan pembinaan dari
pemerintah.
Akibat kemajuan ilmu teknologi pangan di dunia dewasa ini, maka semakin banyak
jenis bahan makanan yang diproduksi, dijual dan dikonsumsi dalam bentuk yang lebih
awet dan lebih praktis dibanding dengan bentuk segarnya. Semua jenis makanan siap
santap dan minuman awet tersebut dapat menjadi busuk dan masih layak untuk
dikonsumsi. Kemudahan tersebut dapat terwujud diantaranya berkat perkembangan
teknologi produksi dan penggunaan Bahan Tambahan Makanan (BTM).
Salah satu masalah keamanan pangan yang masih memerlukan pemecahan yaitu
penggunaan bahan tambahan, untuk berbagai keperluan. penggunaan Bahan
tambahan makanan dilakukan pada industri pengolahan pangan maupun dalam
pembuatan, berbagai pengaruh jajanan yang umumnya dihasilkan oleh industri kecil
atau rumah tangga.
Bahan tambahan makanan adalah bahan yang bukan secara alamiah merupakan
bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan tersebut karena
perlakuan saat pengolahan, penyimpanan atau pengemasan.
Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih menarik, rasa, emak,
rupa dan konsistensinya baik serta awet maka sering dilakukan penambahan bahan
tambahan makanan yang sering disebut zat adiktif kimia (food aditiva).Adakalanya
makanan yang tersedia tidak mempunyai bentuk yang menarik meskipun kandungan
gizinya tinggi.
Ketentuan bahan tambahan pangan dalam pangan
1.Mengawetkan pangan
2.Membentuk pangan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak.
3.Memberikan warna dan aroma lebih menarik
4.Meningkatkan warna dan aroma lebih menarik.
5.Menghemat biaya.
Salah satu masalah keamanan pangan yang masih memerlukan pemecahan yaitu
penggunaan bahan tambahan, untuk berbagai keperluan. penggunaan Bahan
tambahan makanan dilakukan pada industri pengolahan pangan maupun dalam
pembuatan, berbagai pengaruh jajanan yang umumnya dihasilkan oleh industri kecil
atau rumah tangga.
Penggunaan Bahan Tambahan makanan yang tidak memenuhi syarat termasuk
bahan tambahan memang jelas-jelas dilarang, seperti pewarna, pemanis dan bahan
pengawet. Pelarangan juga menyangkut dosis penggunaan bahan tambahan makanan
yang melampaui ambang batas maksimum yang telah ditentukan (Effendi, 2004). Batas
maksimum penggunaan siklamat adalah 500 mg 3 g/kg bahan, sedangkan untuk
sakarin adalah 50-300 mg/kg bahan (Depkes, 1997). Batas Maksimun Penggunaan
pewarna sintetik yang dizinkan seperti Pancrew 4 R : 300mg/Kg bahan makanan,
tatrazin, brilliant blue dan sunset yellow : 100mg/Kg bahan makanan (Depkes, 1998).
Menurut WHO makanan jajanan di Indonesia tidak menerapkan standar yang
direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO). Selain itu balai POM
Jakarta juga telah memantau makanan jajanan anak sekolah selama tahun 2003
sedikitnya 19.465 jenis makanan yang dijadikan sampel dalam pengujian tersebut
ditemukan 185 item mengandung bahan pewarna berbahaya, 94 item mengandung
Zat penyedap ditambahkan pada makanan bertujuan untuk meningkatkan cita rasa
makanan dan menekan rasa yang tidak diinginkan dalam makanan, misalnya rasa
bawang yang tajam, rasa sayuran mentah dan rasa pahit dalam sayuran kaleng. Bahan
penyedap alami yang umum digunakan masyarakat Indonesia adalah bawang putih,
bawang bombay, biji pala, merica, ketumbar, sereh, daun pandan, daun salam, terasi,
garam dapur dan gula yang dicampur dengan komposisi tertentu, cuka dan asam jawa
yang dapat menyebabkan rasa makanan menjadi asam segar.
3 gram / hari. Di Indonesia konsumsi MSG yang aman adalah 1,8 3,0 gram / hari
untuk dewasa dan 0,18 0,2 gram / hari untuk balita.
Dampak negatif dari pemakaian MSG adalah penyakit yang disebut Sindrom
Restoran Cina (Chinesse Restaurant Syndrome). Selain itu juga dapat menimbulkan
kesemutan pada leher, rahang bawah, lengan serta punggung terasa panas. Selain itu
menurut FDA (Food and Drug Administration) pemakaian MSG secara terus menerus
dapat memicu beberapa gejala penyakit antara lain tekanan darah tinggi, jantung
berdebar, stroke ringan, gangguan tidur, asma, sulit menelan dan kegemukan.
Kelebihan MSG dalam tubuh anak kecil dapat mengakibatkan kelemahan atau
kerusakan syaraf otak.
Minuman ringan maupun jajanan anak-anak semacam agar-agar dan bermacammacam kue memiliki rasa buah-buahan yang segar. Rasa buah-buahan tersebut
didapat dari senyawa kimia tertentu seperti berikut ini .
a. Senyawa amil kaproat
memberikan aroma apel dan nanas
b. Senyawa benzaldehida
menimbulkan aroma cherry dan almond
c. Senyawa amil asetatm
enimbulkan aroma pisang
d. Senyawa benzil asetat
menimbulkan aroma strawberry.
e. Aroma Bunga-bungan :
Aroma bunga-bungaan ditimbulkan dari senyawa sitronelal
f. Vanili :
Senyawa vanili menjadikan makanan seperti es campur dan kolak pisang terasa lebih
lezat.
g. Senyawa diasetil
Dengan menambahkan senyawa diasetil, akan diperoleh aroma mentega.
h. Senyawa menthol :
Pencampuran senyawa mentol pada kembang gula atau permen dan rokoK akan
memberikan aroma mint yang menyegarkan
b) Pemanis
Zat pemanis buatan biasanya digunakan untuk membantu mempertajam rasa manis.
Beberapa jenis pemanis buatan yang digunakan adalah sakarin, siklamat, dulsin, dan
aspartam. Pemanis buatan ini juga dapat menurunkan risiko diabetes, namun siklamat
merupakan zat yang bersifat karsinogen.
sakarin( gula sukrosa ) atau "biang gula" memiliki tingkat kemanisan 350 500 kali
gula alami, penggunaan sakarin yang berlebihan dapat menyebabkan rasa pahit getir
pada makanan atau minuman dan juga berbahaya.
Siklamat, Siklamat merupakan pemanis buatan yang dapat mempertajam rasa manis
sampai 300 kali lebih manis dari gula. Siklamat mempunyai nilai kalori yang lebih
rendah dibanding gula. Hasil metabolisme siklamat merupaka zat yang bersifat
karsinogenik, sehingga penggunaannya perlu dibatasi atau dilarang sama sekali. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan siklamat dapat mengakibatkan tumor
kantung kemih pada binatang percobaan.
Sorbitaol dan Aspartam, Banyak digunakan untuk orang diet atau untuk minuman
rendah kalori dan untuk penderita penyakit kencing manis atau diabetes.
Kalium-asesulfam, Serbuk kristal dengan kemanisan 200 kali gula ini rasa manisnya
bersih dan tidak menetap
Catatan : Tahun 1998, FDA (Food and Drug Administrasion) menyetujui penggunaan
pemanis baru yaitu sukralose yang memiliki tingkat kemanisan 600 kali gula, molekul
pemanis ini tidak diserap oleh tubuh.
c) Pengawet
Bahan pengawet adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada makanan,
karena serangan bakteri, ragi, cendawan. Reaksi-reaksi kimia yang sering harus
dikendalikan adalah reaksi oksidasi, pencoklatan (browning) dan reaksi enzimatis
lainnya. Pengawetan makanan sangat menguntungkan produsen karena dapat
menyimpan kelebihan bahan makanan yang ada dan dapat digunakan kembali saat
musim paceklik tiba.
Contoh
a) Larutan asam cuka 4 %Larutan asam cuka 4 % adalah merupakan bahan pengawet
yang digunakan untuk mengawetkan bermacam-macam roti.
Larutan ini berfungsi menghambat pertumbuhan kapang (sejenis jamur).
b)
c)
d)
e)
sedangkan untuk bahan dari keju, dosis maksimum sebesar 0,3% atau 3 gram/kg
bahan.
f)
g)
Sendawa
Merupakan senyawa organik yang berbentuk krsital putih atau tak berwarna, rasanya
asin dan sejuk. Sendawa mudah larut dalam air dan meleleh pada suhu 377 0C. Ada tiga
bentuk sendawa, yaitu kalium nitrat, kalsium nitrat, dan natrium nitrat. Sendwa dapat
dibuat dengan mereaksikan kalium klorida dengan asam nitrat atau natrium nitrat.
Dalam industri biasa digunakan untuk korek api, bahan peledak, pupupk, dan juga
untuk pengawet bahan pangan. Penggunaan maksmumnya sebanyak 0,1% atau 1
gram / kh bahan.
a.
PG (propilgat)
d. Tokoferol (vitamin E)
e.
d) Pewarna
Warna dapat memperbaiki dan memberikan daya tarik pada makanan.
Penggunaan pewarna dalam bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800, yaitu
pewarna tambahan berasal dari alam seperti kunyit, daun pandan, angkak, daun suji,
coklat, wortel, dan karamel. Zat warna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkins
tahun 1856, zat pewarna ini lebih stabil dan tersedia dari berbagai warna. Zat warna
sintetis mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini ada kurang lebih 90% zat warna
buatan digunakan untuk industri makanan. Salah satu contohnya adalah tartrazin, yaitu
pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya
Tartrazin CI 19140.[2] Selain tartrazin ada pula pewarna buatan, seperti sunsetyellow
FCF (jingga), k4. Zat Pewarna Sintetis
e) pengental
dari
campuran
natrium
bikarbonat
(NaHCO3),
natrium
alumunium
sulfat
Zat pemucat secara umum digunakan dalam produk terigu. Cara kerja zat pemucat
adalah mengoksidasi pigmen pemberi warna pada bahan makanan, menghasilkan
senyawa yang tidak berwarna. Zat pemucat juga membantu dalam proses
mengembangkan adonan roti. Dengan menambahkan zat pemucat, adonan roti dapat
menahan gas atau gelembung udara, sehingga roti dapat mengembang.
Beberapa zat pemucat yang digunakan adalah:
1. Benzoil peroksida
2. Kalium bromat
3. Kalsium iodat
4. Nitrosil klorida
i) Lain-lain
Selain itu terdapat pula macam-macam bahan tambahan makanan, seperti
1. antioksidan, seperti butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT), tokoferol
(vitamin E),
2. pengikat logam,
3. pemutih, seperti hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil peroksida, natrium hipoklorit,
4. pengatur keasaman, seperti aluminium amonium sulfat, kalium sulfat, natrium sulfat,
asam laktat,
5. zat gizi,
6. anti gumpal, seperti aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, magnesium
oksida.
Bahan tambahan pangan Sesuai dengan SK.Menkes No.722 / Menkes / Per /1X /88 Tgl
.20-9-1988
Adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari
bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat
atau bentuk pangan, antara lain:
Bahan pewarna, Pengawet, Penyedap Rasa, Anti Gumpal, Pemucat dan Pengental.
Ketentuan btp dalam pangan
1.Mengawetkan pangan
2.Membentuk pangan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak.
3.Memberikan warna dan aroma lebih menarik
4.Meningkatkan warna dan aroma lebih menarik.
5.Menghemat biaya.
C. Contoh bahan tambahan pangan yang aman di gunakan dalam makanan
1.
PENGAWET MAKANAN:
Asam Benzoat /Benzoic Acid
Sodium Benzoat/Pengawet
PEWARNA MAKANAN:
500mg/kg
Ponceau
4R/Pewarna
Saos
Sambal
Dosis
300mg/kg(makanan)
70mg/kg(minuman)
Merah
Allura/Allura
Red
Dosis70mg/kg
(makanan)
300mg/kg(minuman
Erytrosine
Dosis 300mg/kg
Kuning FCF
Sunset Yellow
3.
PEMANIS:
Sakarin
Sodium Siklamat/Pemanis
Aspartam
Sorbitol (digunakan untuk penderita Diabetes dan orang yang membutuhkan kalori
rendah)
4.
/hari
5.
PENGENTAL:
Pectin
dosis 5g/kg
Dosis 260mg/kg
PENGERAS:
Calplus FG
8.
ANTI OKSIDAN:
Asam Ascorbat/Ascorbic Acid/Vitamin C
PENGATUR KEASAMAN :
Untuk menurunkan PH.
Citric Acid/Asam Sitrat (jeruk)
Dosis 3g/kg
Dosis 2g/kg
Bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis,
apalagi bahan aditif buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka
waktu lama setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal,
dan lain-lain. Maka dari itu pemerintah mengatur penggunaan bahan aditif makanan
secara ketat dan juga melarang penggunaan bahan aditif makanan tertentu jika dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang berbahaya. [3] Pemerintah juga melakukan
berbagai penelitian guna menemukan bahan aditif makanan yang aman dan murah.
E. Undang-undang
Menurut undang-undang RI No 7 Tahun 1996 tentang Pangan, pada Bab II mengenai
Keamanan Pangan, pasal 10 tentang Bahan Tambahan Pangan dicantumkan [4]:
1. Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan
apa pun sebagai bahan tambahan pangan yang dinyatakan terlarang atau melampau
ambang batas maksimal yang telah ditetapkan.
2. Pemerintah menetapkan lebih lanjut bahan yang dilarang dan atau dapat digunakan
sebagai bahan tambahan pangan dalam kegiatan atau proses produksi pangan serta
ambang batas maksimal sebagaimana dimaksud pada ayat 1.
F. Kehalalan
Daftar Bahan tambahan makanan yang termasuk kelompok diragukan kehalalannya
Turunan
asam
tartarat
Gliserol/gliserin (E422)
Asam
lemak
dan
gliserol
asam
lemak
E495)
dan/atau
(E470
camilan, dll.
Dapat berasal dari turunan hasil hidrolisis lemak hewani.
Pengemulsi, penstabil, E343: antibusa. Terdapat pada
produk roti dan kue, donat, produk susu (es krim),
desserts beku, minuman, dll.
Dapat dibuat dari hasil hidrolisis lemak hewani untuk
menghasilkan
gliserol
dan
asam
lemak
sebagai
L-sistein E920