D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
d) Pewarna
Warna dapat memperbaiki dan memberikan daya tarik pada makanan. Penggunaan
pewarna dalam bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800, yaitu pewarna tambahan
berasal dari alam seperti kunyit, daun pandan, angkak, daun suji, coklat, wortel, dan karamel.
Zat warna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkins tahun 1856, zat pewarna ini lebih
stabil dan tersedia dari berbagai warna. Zat warna sintetis mulai digunakan sejak
tahun 1956 dan saat ini ada kurang lebih 90% zat warna buatan digunakan untuk industri
makanan. Salah satu contohnya adalah tartrazin, yaitu pewarna makanan buatan yang
mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140.[2] Selain tartrazin
ada pula pewarna buatan, seperti sunsetyellow FCF (jingga), k4. Zat Pewarna Sintetis
Dari hasil pengamatan di pasar-pasar ditemukan 5 zat pewarna sintetis yang paling
banyak digemari di Indonesia adalah warna merah, kuning, jingga, hijau dan coklat. Dua dari
lima zat pewarna tersebut, yaitu merah dan kuning adalah Rhodamine-B dan metanil yellow.
Kedua zat pewarna ini termasuk golongan zat pewarna industri untuk mewarnai kertas,
tekstil, cat, kulit dsb. dan bukan untuk makanan dan minuman. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian kedua zat warna tersebut kepada tikus dan mencit mengakibatkan limfoma.
Selain itu, boraks, juga merupakan zat pewarna favorit yang sering digunakan oleh produsen
makanan.armoisin (Merah), brilliant blue FCF (biru).
e) Pengental
Pengental yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau
mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan
tertentu. Contoh pengental adalah pati, gelatin, dan gum (agar, alginat, karagenan).
f) Pengemulsi
Pengemulsi (emulsifier) adalah zat yang dapat mempertahankan dispersi lemak dalam
air dan sebaliknya.[3] Pada mayones bila tidak ada pengemulsi, maka lemak akan terpisah
dari airnya.[3] Contoh pengemulsi yaitu lesitin pada kuning telur, Gom arab dan gliserin.[3]
g) Zat Pengembang adonan
Bahan pengembang alami yang banyak digunakan adalah jamur roti/ragi roti/yeast.
Bahan pengembang alami bekerja sesaat setelah dicampur dengan bahan makanan. Bila
dalam kondisi yang sesuai yaitu tanpa oksigen, zat pengembang akan bekerja dengan baik
menghasilkan gas CO2. Oleh karenanya setelah bahan tercampur dengan baik, adonan akan
ditutup beberapa saat agar zat pengembang dapat bekerja.
Bahan pengembang kimia yang umum digunakan adalah tepung soda kue yang terdiri
dari campuran natrium bikarbonat (NaHCO3), natrium alumunium sulfat (Na2Al2(SO4)4)
dan kalsium hidrofosfat (CaH4(PO4)2).
Zat pengembang kimia bekerja pada saat kue dipanaskan atau pada saat
pemanggangan. Prinsip kerja bahan pengembang adalah menghasilkan gas CO2 yang dapat
menyebabkan adonan mengembang.
h) zat pemucat
Zat pemucat secara umum digunakan dalam produk terigu. Cara kerja zat pemucat
adalah mengoksidasi pigmen pemberi warna pada bahan makanan, menghasilkan senyawa
yang tidak berwarna. Zat pemucat juga membantu dalam proses mengembangkan adonan
roti. Dengan menambahkan zat pemucat, adonan roti dapat menahan gas atau gelembung
udara, sehingga roti dapat mengembang.
Beberapa zat pemucat yang digunakan adalah :
1. Benzoil peroksida
2. Kalium bromat
3. Kalsium iodat
4. Nitrosil klorida
i) Lain-lain
Selain itu terdapat pula macam-macam bahan tambahan makanan, seperti :
1. Antioksidan, seperti butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT),
tokoferol (vitamin E),
2. pengikat logam,
3. pemutih, seperti hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil peroksida, natrium
hipoklorit,
4. pengatur keasaman, seperti aluminium amonium sulfat, kalium sulfat, natrium
sulfat, asam laktat,
5. zat gizi,
6. anti gumpal, seperti aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat,
magnesium oksida.
Bahan tambahan pangan Sesuai dengan SK.Menkes No.722 / Menkes / Per /1X
/88 Tgl .20-9-1988 Adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan
bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi
sifat atau bentuk pangan, antara lain: Bahan pewarna, Pengawet, Penyedap Rasa,
Anti Gumpal, Pemucat dan Pengental. Ketentuan btp dalam pangan :
1. Mengawetkan pangan
2. Membentuk pangan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak.
3. Memberikan warna dan aroma lebih menarik
4. Meningkatkan warna dan aroma lebih menarik.
5. Menghemat biaya.
Diabsorbsi Melalui
Usus
Daftar pustaka
BAB_2_Rekha_Rakhma_Hidayah_22010111130125.pdf (undip.ac.id)