Oleh:
Aisy Samara Istiqomah
NIM.2130912320077
Pembimbing:
dr. Widya Nursantari, M.Kes
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
DAFTAR PUSTAKA 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Pangan merupakan kebutuhan yang paling dasar yang harus dimiliki oleh
setiap manusia. Oleh karena itu, terpenuhinya pangan merupakan suatu hak
pemerintah kepada rakyatnya. Salah satu hak lain konsumen adalah hak atas
sangat meluas. Hampir semua industri pangan, baik industri besar maupun industri
mempertahankan kesegaran atau agar produk tahan lama, serta untuk memperbaiki
rasa, aroma, penampilan fisik, dan warna. Namun, karena masih kurangnya
yang menggunakan BTP yang telah dilarang atauapun BTP yang diperbolehkan
namun secara berlebihan.2 Penggunaan bahan tambahan yang beracun atau BTP
bagi pertumbuhan generasi yang akan datang. Oleh karena itu produsen pangan
TINJAUAN PUSTAKA
tentang pangan, pangan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari
perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan
tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam
sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
dikonsumsi. 4
Suatu pangan dikatakan aman apabila bebas dari bahaya yang mungkin
timbul karena adanya kandungan cemaran biologis, kimia dan fisik. Salah satu
aspek aman dari cemaran kimia adalah terbebas sari bahan tambahan pangan
bahaya kimiawi bisa berasal dari penggunaan bahan tambahan pangan berizin
yang melebihi takaran ataupun bahan kimia berbahaya yang dengan sengaja
bahan tambahan pangan yang selanjutnya disebut BTP adalah bahan yang
BTP secara umum adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai
pangan dan biasanya bukan ingredien khas pangan, memiliki atau tidak memiliki
nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan dalam pangan untuk untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain bahan pewarna, pengawet,
pangan atau mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan mutu
pangan
2) Membentuk pangan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak di mulut
3) Memberikan warna dan aroma yang lebih menarik sehingga menambah selera
5) Menghemat biaya.
berikut: 10
1. Pewarna
Pewarna yaitu BTP yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada
dilarang digunakan dalam pangan, bahan pewarna yang diizinkan serta batas
yang menggunakan bahan pewarna yang dilarang dan berbahaya bagi kesehatan,
pewarna tekstil/cat diantara lain mempunyai warna yang lebih cerah, lebih stabil
tekstil atau cat masih banyak dipakai oleh para produsen pangan.
terutama pada pangan jajanan, adalah Metanil Yellow yang berwarna kuning, dan
Rhodamin B yang berwarna merah. Bahan pewarna kuning dan merah tersebut
sering digunakan dalam berbagai macam pangan seperti sirup dan kue-kue.
untuk mewarnai jem/jeli (200 mg/kg), acar ketimun dalam botol (300
krim (100 mg/kg), keju (600 mg/kg), lemak dan minyak makan
(secukupnya).
2. Pemanis buatan
yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi. Pemanis buatan sering
lebih manis, tidak mengandung kalori atau mengandung kalori yang jauh lebih
rendah sehingga cocok untuk penderita penyakit gula, dan harganya lebih murah.
Pemanis buatan yang paling umum digunakan di Indonesia adalah siklamat dan
sakarin yang mempunyai timgkat kemanisan masing-masing 30-80 dan 300 kali
gula alami. Batas maksimum penggunaan siklamat adalah 300 mg – 3g/kg bahan,
Keduanya hanya boleh digunakan untuk pangan rendah kalori, dan dibatasi
tingkat konsumsinya sebesar 0,5 mg/kg berat badan/hari. Selain itu juga ada
3. Pengawet
fermentasi, pengasaman atau peruaian lain pada pangan yang disebabkan oleh
berbagai pangan adalah benzoat, propionate, nitrit, sorbat, dan sulfit. Batas
penggunaan benzoate yang diizinkan yaitu 1-600 gr/kg, propionate 2-3 gr/kg,
antara lain boraks dan formalin. Boraks bersifat sebagai antiseptik dan pembunuh
kuman sehingga banyak digunakan sebagai anti jamur, bahan pengawet kayu dan
bahan tambahan seperti pijer atau bleng yang sering digunakan dalam pembuatan
baso, mie basah, lontong, dan ketupat. Formalin yang sebenarnya merupakan
bahan untuk mengawetkan mayat dan organ tubuh juga banyak disalahgunakan
untuk mengawetkan pangan seperti tahu dan mie basah padahal bahan ini
4. Antioksida
pada pangan akibat proses oksidasi lemak atau minyak yang terdapat didalam
minyak, mentega, margarin, daging olahan/awetan, ikan beku, ikan asin dan lain-
lain. Bahan antioksidan yang diizinkan digunakan dalam pangan antara lain
askorbat sejumlah 100 mg-1 g/kg, Butil hidroksianisol (BHA) sejumlah 100-200
mg/kg, Butil hidroksitoluen (BHT) sejumlah 200 mg-1 g/kg, Propil galat
5. Antikempal
bahan pangan yang berupa serbuk seperti tepung atau bubuk sehingga
peranannya didalam pangan tidak secara langsung, tetapi terdapat didalam bahan-
bahan yang digunakan untuk membuat pangan seperti susu bubuk, tepung terigu,
gula pasir, dan sebagainya. Zat antikempal biasanya ditambahkan pada bahan-
dan menyerap air yang berlebihan atau membentuk campuran senyawa yang tak
dapat larut. Beberapa bahan anti kempal yang diizinkan untuk pangan beserta
sejumlah 1 gr/kg bahan, kalsium alumunium silikat 10-20 gr/kg bahan, kalsium
Penyedap yaitu BTP yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa
dan atau aroma. Salah satu penyedap yang dikenal luas di Indonesia adalah
7. Pengatur keasaman
pangan. Asam yang banyak digunakan pada bahan makanan adalah asam organik
seperti asam asetat, asam laktat, asam sitrat, asam fumarat, asam malat, asam
digunakan sebagai pengasam makanan adalah asam fosfat. Asam anorganik lain
seperti HCL dan H2O4 mempunyai derajat disosiasi yang tinggi sehingga
berakibat kurang baik bagi mutu produk akhir. Beberapa pengatur pengasaman
sejumlah 2-15 g/kg, asam sitrat sejumlah 5-25 g/kg, kalium atau natrium
bikarbonat sejumlah 2-50 gr/kg, dan natrium sulfat dengan jumlah secukupnya.
8. Pemutih dan pematang tepung, yaitu BTP yang dapat mempercepat proses
pemanggangan.
10. Pengeras, yaitu BTP yang dapat memperkeras atau mencegah melunaknya
pangan.
11. Sekuestran, yaitu BTP yang dapat mengikat ion logam yang ada dalam
Selain BTP yang tercantum dalam Peratuan Mentri tersebut, masih ada
1. Enzim, yaitu BTP yang berasal dari hewan, tanaman atau mikroba, yang dapat
2. Penambah gizi, yaitu bahan tambahan berupa asam amino, mineral atau
vitamin, baik tunggal maupun campuran, yang dapat meningkatkan nilai gizi
pangan.
3. Humektan, yaitu BTP yang dapat menyerap lembab (uap air) sehingga
10
Seperti yang telah disebutkan di atas, BTP dapat berupa ekstrak bahan
alami atau hasil sintesis kimia. Bahan yang berasal dari alam umumnya tidak
tangga atau industri kecil biasanya memakai bahan tambahan yang dinyatakan
berbahaya bagi kesehatan karena alasan biaya. Tidak jarang, produk pangan
ditambahkan zat yang bukan untuk makanan tapi untuk industri lain, misalnya
untuk tekstil, dan cat. Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) menemukan
Pewarna tekstil seperti Rhodamin B sering pula ditemukan pada kerupuk dan
formalin atau Rhodamin dapat menyebabkan kerusakan organ dalam tubuh dan
kanker.
1. Asam borat atau boraks (boric acid) merupakan senyawa berbentuk kristal
putih, tidak berbau, dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Boraks umumnya
digunakan untuk mematri logam, pembuatan gelas dan enamel, sebagai pengawet
11
bagi sel-sel tubuh, berbahaya bagi susunan saraf pusat, ginjal dan hati.
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan dalam jangka panjang sebab boraks
11
akan terakumulasi di organ hati, otak dan testis. Sedangkan konsumsi boraks
dengan dosis tinggi akan memberikan dampak langsung terhadap tubuh dengan
gejala pusing, muntah, mencret dan kram perut. Bahkan boraks dapat
menyebabkan kematian apabila dikonsumsi dengan dosis 5 gr oleh anak kecil dan
2. Asam salisilat sering disebut aspirin. Pada aspirin ini adalah analgetik dan anti-
asam folat dalam darah, meskipun kepastian perubahan belum terbukti. Asam
pada buah dan telah digunakan dalam pabrik cuka. Namun, penggunaan asam
salisilat sebagai pengawet makanan seperti yang diatur pemerintah Amerika pada
makanan yang nakal. Asam salisilat dilarang digunakan sebagai bahan pengawet
terhirup atau tertelan. Bahkan ketika ditambah air, asam salisilat tetap
mual, dan muntah jika tertelan. Pada sebuah sebuah survei terhadap sup sayuran,
12
enam kali lipat ketimbang sup sayuran organik. Kandungan asam salisilat dalam
tanaman secara alami berguna untuk tanaman bertahan dari serangan penyakit.
Namun bila kandungan asam salisilat melebihi dan berlebihan masuk ke dalam
mengandung unsur kimia C6H10O5 adalah bahan kimia sintetis yg tdk ditemukan
DEP sering digunakan untuk susu dan produk susu, bir, jus jeruk dan minuman
buah-buahan lain sehingga minuman ini dapat bertahan lama. DEP apabila masuk
ke dalam tubuh dan terakumulasi dalam jangka panjang, dapat memicu timbulnya
kanker.
4. Dulsin adalah pemanis sintetik yang memiliki ras manis kira-kira 250 kali dari
sukrosa atau gula tebu, yang tidak ditemukan pada produk-produk pemanis alami
lainnya. Dulsin pernah diusulkan untuk digunakan sebagai pemanis tiruan namun
ditarik total dari peredaran pada tahun 1954 setelah dilakukan pengetesan dulsin
pada hewan dan menampakkan sifat karsinogenik yang dapat memicu munculnya
kanker.
13
bahan pengawet dalam biologi. Zat ini juga merupakan anggota paling sederhana
dan kelompok aldehid dengan rumus kimia HCHO. Zat ini termasuk bahan
dosis yang cukup tinggi dapat menyebabkan efek langsung pada kesehatan
terutama pada system pencernaan dan sistem syaraf dengan gejala kejang-kejang,
muntah dan diare dimana hal ini disebabkan sifat formalin yang sangat reaktif
kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir
semua zat yang terdapat dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan
yang dapat mengeraskan kue. Kalium bromat digunakan para pembuat roti
maupun perusahaan pembuat roti untuk membantu proses pembuatan roti dalam
oven dan menciptakan tekstur bentuk yang lebih bagus pada proses penyelesaian
akhir produknya. Bila digunakan dalam jumlah kecil, zat ini akan hilang selama
pembakaran atau pemanasan. Bila terlau banyak digunakan, sisa kalium bromat
akan tetap banyak dalam roti. Kalium bromat dilarang pada beberapa negara
karena dianggap sebagai karsinogen, pemicu kanker. The Centre for Science in
Public Interest (CPSI), sebuah lembaga advokasi nutrisi dan kesehatan terkemuka
negara Eropa, Inggris, dan Kanada, kalium bromat telah dilarang sejak tahun
14
sering dimasukkan dalam obat kumur pemutih dan pasata gigi. Sejak tahun 1988,
tambahan makanan karena senyawa ini dapat merusak tubuh bahkan sampai
menyebabkan kematian. Jika terpapar senyawa ini dalam jangka waktu lama
dan ginjal, iritasi pada kulit, mata, dan saluran pernapasan. Bila dimakan
bersamaan dengan produk pangan, kalium klorat dapat menyebabkan iritasi pada
15
PENUTUP
A. Kesimpulan
pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Penggunaan BTP harus
disesuaikan dengan jenis pangan yang akan diproduksi dan tidak boleh melebihi
dapat menyebabkan dampak bagi kesehatan tubuh manusia. BTP terlarang yang
paling sering ditemukan terkandung pada pangan antara lain adalah formalin dan
boraks dari golongan pengawet, dan Rhodamin B dan Methanil yellow dari
golongan bahan pewarna. Diperlukan edukasi dan sosialisasi lebih lanjut, baik
lain dapat berupa: jenis-jenis bahan tambahan pangan baik yang diperbolehkan
maupun yang berbahaya, bahan tambahan pangan dari sisi hukum, dan ciri-ciri
16
Provinsi Lampung. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum No. 3 Vol. 23: 391 -
414
8. Idealistuti, Suyatno, Yani AV, Fahmi IA, Hawa PS. Edukasi Mengenai
68-72
17
11. Amir, S., Sirajuddin, S., Zakaria. 2014. Analisis Kandungan Boraks Pada
12. Nurkholidah, M., Ilza & Jose, C. 2012. Analisis Kandungan Boraks pada
18