Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat hidayah-Nya lah
penulis bisa mnyelesaikan makalah yang berjudul “Bahan Tambahan Pangan (BTP)”.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Lingkungan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini, saya cukup banyak menemui kesulitan dan hambatan. Tetapi
dengan dukungan berbagai pihak, serta motivasi dari teman-teman akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan. Saya menyadari didalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan, oleh karena itu saya selaku penulis mohon maaf atas semua kekurangan
dari isi makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca. Semoga ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
C. Tujuaan Penulisan……………………………………….….…………..2
A. Kesimpulan ………………………………………………....…………9
B. Saran………………………………………………....…………………9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan pada hakikatnya merupakan kebutuhan dasar yang penting untuk
kehidupan manusia dan yang paling hakiki untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Pada umumnya dalam mengolah pangan diberikan beberapa perlakuan
dalam berbagai cara antara lain dengan penambahan bahan tambahan dengan tujuan
untuk memperpanjang umur simpan, memperbaiki tekstur, kelezatan, atau
kenampakan. Mengingat pentingnya keamanan pangan maka telah diwujudkan oleh
pemerintah dengan di keluarkannya Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan dan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan serta Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan.
Teknologi pengolahan pangan di Indonesia sekarang berkembang cukup pesat,
diiringi dengan penggunaan bahan tambahan pangan yang juga makin meningkat.
Berkembangnya produk pangan awet saat ini, hanya mungkin terjadi karena semakin
tingginya kebutuhan masyarakat terhadap berbagai jenis makanan yang praktis dan
awet. Kesalahan teknologi dan penggunaan bahan tambahan yang diterapkan, baik
sengaja maupun tidak disengaja dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan atau
keamanan konsumen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa Pengertian bahan tambahan pangan?
2. Apa manfaat bahan tambahan pangan?
3. Apa saja jenis-jenis bahan tambahan pangan?
4. Bagaimana dampak bahan tambahan pangan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan Makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui apakah pengertian Bahan tambahan pangan.
2. Mengetahui apa saja manfaat bahan tambahan pangan.
3. Mengetahui apa saja jenis jenis bahan tambahan pangan.
4. Mengetahui apa dampak bahan tambahan pangan.
BAB II
PEMBAHASAN
4. Pemanis Buatan
Merupakan bahan tambahan pangan yang berfungsi untuk memberi
rasa manis dan membantu mempertajam terhadap rasa manis tersebut,
biasanya memiliki nilai kalori yang lebih rendah dari gula biasa dan
hampir tidak mempunyai nilai gizi. Pada umumnya pemanis ini
dicampurkan pada berbagai produk olahan seperti kue, minuman ringan,
sari buah, dan sirop. Pemanis ideal harus memiliki karakteristik sebagai
berikut: tingkat kemanisan minimal sama dengan sukrosa; tidak berwarna;
larut dalam air; komposisinya stabil, tidak beracun dan tidak
membahayakan kesehatan pemakai; memiliki sifat-sifat dan fungsi lain
untuk makanan dan minuman misalnya sebagai penghalus tekstur kue
serta; secara ekonomi layak.
Di dalam industri pangan, dipakai dua jenis bahan pemanis yaitu
sebagai berikut: bahan pemanis nutritif merupakan gula atau senyawa
organik karbohidrat yang mengandung nutrisi menghasilkan sejumlah
kalori. Pemanis nutritif ini terdiri dari pemanis nutritif alami yang berasal
dari tanaman dan hewan seperti gula tebu, gula bit, fruktosa (gula buah),
glukosa, sorbitol, maltosa dan laktosa; serta pemanis nutritif sintesa yang
berasal dari senyawa sintesis misalnya aspartam, di mana aspartam ini
memiliki tingkat kemanisan 200 kali kemanisan sukrosa (gula pasir).
Pemanis jenis ini terdiri dari asam-asam amino dan amat sensitif terhadap
pemanasan tinggi (menyebabkan hilangnya rasa manis yang terkandung
dalam senyawa aspartam).
Pemanis banyak digunakan untuk pemanis produk minuman ringan
(soft drink), khususnya untuk program diet dan aman untuk penderita
diabetes. Bahan pemanis non-nutritif adalah pemanis yang hanya sedikit
mengandung kalori atau tidak sama sekali. Pemanis ini ada yang berasal
dari tanaman, protein dan dari sintesis beberapa reaksi kimia seperti
siklamat dan sakarin. Sakarin memiliki tingkat kemanisan 200-700 kali
tingkat kemanisan gula pasir dan memiliki ‘after taste’ dimana tertinggal
rasa pahit setelah rasa manis berlalu, sedangkan tingkat kemanisan
siklamat hanya sekitar 30-80 kali gula pasir dan tidak memiliki ‘after
taste’.
A. Kesimpulan
BTP adalah campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari
bahan baku pangan, tetapi lebih kepada sesuatu yang ditambahkan ke dalam pangan
untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain bahan pewarna, pengawet,
penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental.
Pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88 dijelaskan
bahwa BTP adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan
biasanya bukan merupakan ingredient khas makanan, mempunyai atau tidak
mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk
maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan,
pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan untuk menghasilkan suatu
komponen atau mempengaruhi sifat khas makanan tersebut.
B. Saran
Kepada para pengguna BTP, ketika menggunakan BTP hendaknya
memperhatikan dosis yang dianjurkan oleh undang-undang supaya tidak terjadi hal-
hal yang bersifat fatal baik itu bagi produsennya sendiri maupun bagi konsumen.
Untuk para konsumen agar lebih berhati-hati lagi dan lebih selektif dalam memilih
makanan supaya terhindar dari bahayanya BTP yang berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA