Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BAHAN TAMBAHAN PANGAN

MATA KULIAH : TEKNOLOGI PANGAN


DOSEN PENGAMPUH : Bpk. JUFRI SINEKE S.Pd, SST. M.Si

DISUSUN OLEH :
ASTRI SAFIRA SAHUPERU
{711331122020}

POLTEKKES KEMENKES MANADO


PRODI STR GIZI DAN DIETETIKA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyusun makalah tentang
bahan tambahan pangan dengan tepat waktu dan tanggung jawab mengingat ini merupakan
salah satu tugas mata kuliah TEKNOLOGI PANGAN.
Sebagai penulis makalah ini, menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang ada relevansinya dengan penyempurnaan
makalah ini sangat saya harapkan dari pembaca. Kritik dan saran sekecil apapun akan saya
perhatikan dan pertimbangkan guna perbaikan di masa datang.

Manado, 19 september 2023

PENYUSUN

2
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR.................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................... 4
1.1 Latar belakang..................................................................................................... 4
1.2 Rumusan masalah................................................................................................ 4
1.3 Tujuan................................................................................................................... 4
1.4 Manfaat................................................................................................................. 4
BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................................. 5
2.1 Pengertian Bahan Tambahan Pangan .............................................................. 5
2.2 Fungsi Dan Tujuan Bahan Tambahan Pangan................................................ 5
2.3 Jenis-Jenis Bahan Tambahan Pangan............................................................ 5-9

BAB III PENUTUP...................................................................................................... 10


 Simpulan............................................................................................................ 10
 Saran.................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


.. Pengertian bahan tambahan pangan secara umum adalah bahan yang
biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen
khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai gizi, yang dengan sengaja
ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud tenologi pada pembuatan, pengolahan
penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan penyimpanan.
Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan adalah dapat meningkatkan
atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan pangan
lebih mudah dihidangkan, serta mempermudah prepasi bahan pangan. Pada umumnya
bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu sebagai
berikut :
Bahan tambahan pangan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam
makanan, dengan mengetahui komposisi bahan tersebut dan maksud penambahan itu
dapat mempertahankan kesegaran, cita rasa, dan membantu pengolahan, sebagai
contoh pengawet, pewarna, dan pengeras.
Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja di tambahkan, yaitu bahan
yang tidak mempunyai fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak sengaja,
baik dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat perlakuan selamam proses
produksi, pengolahan, dan pengawasan.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Bahan Tambahan Pangan?
2. Apa fungsi dan tujuan Bahan Tambahan Pangan ?
3. Apa saja jenis-jenis Bahan Tambahan Pangan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Bahan Tambahan Pangan
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan Bahan Tambahan Pangan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Bahan Tambahan Pangan

1.4 Manfaat
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,
khususnya kepada pengolah dan pengomsumsi makanan agar berhati-hati dalam mengolah
dan membeli makan. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan
makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan didalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat.
4

BAB ll
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahan Tambahan Pangan


Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, contohnya: mengawetkan pangan, memberikan warna,
mencegah ketengikan, dan meningkatkan cita rasa. Dengan kata lain, BTP digunakan untuk
mempengaruhi kualitas pangan.Penggunaan BTP yang tepat sesuai takaran batas aman akan
memberikan manfaat teknologi terhadap mutu pangan. Namun, penggunaan BTP yang tidak tepat atau
melebihi takaran yang aman dapat membahayakan kesehatan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan
Pangan Pasal 3, BTP yang digunakan dalam pangan terdiri atas beberapa golongan, yaitu antibuih
(antifoaming agent), antikempal (anticaking agent), antioksidan (antioxidant), bahan pengkarbonasi
(carbonating agent), garam pengemulsi (emulsifying salt), gas untuk kemasan (packaging gas),
humektan (humectant), pelapis (glazing agent), pemanis (sweetener), pembawa (carrier), pembentuk
gel (gelling agent), pembuih (foaming agent), pengatur keasaman (acidity regulation), pengawet
(preservative), pengembang (raising agent), pengemulsi (emulsifier), pengental (thickener), pengeras
(firming agent), penguat rasa (flavor enhancer) peningkat volume (bulking agent), penstabil
(stabilizer), peretensi warna (colour retention agent), perisa (flavouring), perlakuan tepung (flour
treatment agent), pewarna (colour), propelan (propellant), sekuestran (sequestrant).

2.2 Fungsi Dan Tujuan Bahan Tambahan Pangan


Tujuan penggunaan bahan tambahan makanan adalah untuk meningkatkan dan
mempertahankan nilai gizi dan kualitas makanan. Secara khusus tujuan penggunaan BTP di dalam
pangan adalah untuk :
 Mengawetkan makanan dengan mencegah pertumbuhan mikroba perusak pangan atau
mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan mutu pangan;
 Membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak di mulut,
 Memberikan warna dan aroma yang lebih menarik sehingga menambah selera,
 Meningkatkan kualitas pangan dan
 Menghemat biaya.
Produsen produk pangan menambahkan BTP dengan berbagai tujuan, misalnya membantu proses
pengolahan, memperpanjang masa simpan, memperbaiki penampilan dan cita rasa, serta pengaturan
keseimbangan gizi.
Secara umum bahan tambahan makanan dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu:
a. Bahan tambahan makanan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan, dengan
mengetahui komposisi bahan dan maksud penambahan BTP dapat mempertahankan kesegaran, cita
rasa dan membantu pengolahan seperti: pengawet, pewarna dan pengeras.
b. Bahan tambahan makanan yang tidak sengaja ditambahkan, yaitu bahan yang tidak mempunyai
fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak sengaja, baik dalam jumlah sedikit atau cukup
banyak akibat perlakuan selama proses produksi, pengolahan dan pengemasan.

2.3 Jenis-Jenis Bahan Tambahan Pangan

1. BTP Antibuih
Merupakan BTP yang digunakan untuk mencegah atau mengurangi pembentukan buih. Umumnya BTP
ini digunakan pada produk susu olahan dan turunannya, produk bakeri, produk buah dan sayur olahan,
dsb. Dalam Perka BPOM RI No. 13 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan (BMP) BTP
Antibuih sebutkan terdapat 2 jenis antibuih yang diizinkan penggunaannya untuk kategori pangan
tertentu di Indonesia, yaitu Kalsium Alginat serta Mono dan digliserida asam lemak.
5
2. BTP Antikempal
Merupakan BTP yang digunakan untuk mencegah mengempalnya produk pangan. Dalam Perka BPOM
RI No. 10 Tahun 2013 tentang BMP BTP Antikempal disebutkan terdapat 16 jenis antikempal yang
diizinkan penggunaannya untuk kategori pangan tertentu di Indonesia. Penggunaan BTP antikempal ini
sangat luas, banyak sekali produk yang diizinkan menggunakan BTP antikempal ini, diantaranya
tepung, garam, kopi, suplemen pangan, bumbu, kondimen (contoh: bumbu mie instan), dsb

3. BTP Antioksidan
Merupakan BTP yang digunakan untuk mencegah atau menghambat kerusakan pangan akibat oksidasi.
Dalam PerKa BPOM No. 38 Tahun 2013 disebutkan bahwa terdapat 13 jenis antioksidan yang
diizinkan penggunaannya untuk kategori pangan tertentu di Indonesia, yaitu (1) asam askorbat (2)
natrium askorbat (3) kalium askorbat (4) kalsium askorbat (5) askorbil palmitat (6) askorbil stearate (7)
tokoferol (8) propil galat (9) asam eritorbat (10) natrium eritorbat (11) butil hidrokinon triester (TBHQ)
(12) butil hidroksi anisol (BHA), (13) butyl hidroksi toluen (BHT). Umumnya BTP antioksidan ini
digunakan pada produk susu dan turuannya, produk buah dan sayur, bumbu, kondimen, dsb.

4. BTP Bahan Pengkarbonasi


Merupakan BTP yang digunakan untuk membentuk karbonasi di dalam pangan. Dalam PerKa BPOM
RI NO. 4 Tahun 2013 Tentang BMP BTP Pengkarbonasi hanya satu jenis pengkarbonasi saja yang
diizinkan pengunaannya pada kategori pangan tertentu di Indonesia, yaitu karbon dioksida (CO2) saja.
Diantara produk pangan yang boleh ditambahkan BTP Pengkarbonasi adalah minuman berbasis susu,
buah olahan, dan minuman beralkohol.

5. BTP Garam Pengemulsi


Merupakan BTP yang digunakan untuk mendispersikan protein dalam keju sehingga mencegah
pemisahan lemak. Dalam PerKa BPOM RI No. 16 Tahun 2013 Tentang BMP BTP Garam Pengemulsi
disebutkan terdapat 25 jenis BTP garam pengemulsi yang diizinkan penggunaannya pada kategori
pangan tertentu di Indonesia, diantaranyan mononatrium fosfat, dinatrium fosfat, trinatrium fosfat, dan
gelatin.

6. BTP Gas untuk Kemasan


Merupakan BTP berupa gas, yang dimasukan ke dalam kemasan pangan sebelum, saat, maupun setelah
kemasan diisi dengan pangan untuk mempertahankan mutu pangan dan melindungi pangan dari
kerusakan. Berdasarkan PerKa BPOM RI No. 17 Tentang BMP BTP Gas untuk Kemasan disebutkan
terdapat 2 jenis BTP Gas untuk kemasan yang diizinkan pengunaannya pada kemasan pangan, yaitu
karbon dioksida dan nitrogen.

7. BTP Humektan
Merupakan BTP yang digunakan untuk mempertahankan kelembaban pangan. Diantara produk pangan
yang umumnya mengunakan BTP humektan adalah produk susu bubuk, keju, margarin, buah olahan,
dan produk olahan ikan. Berdasarkan PerKa BPOM RI No. 5 Tahun 2013 tentang BMP BTP
Humektan disebutkan terdapat 7 jenis BTP Humektan yang diizinkan pengunaannya untuk kategori
pangan tertentu di Indonesia, yaitu (1) natrium laktat, (2) kalium laktat, (3) natrium hydrogen malat, (4)
natrium malat, (5) gliserol, (6) polidekstrosa, dan (7) triasetin.

8. BTP Pelapis
Merupakan BTP yang digunakan untuk melapisi permukaan pangan sehingga memberikan efek
perlindungan dan/atau penampakan mengkilap. Dalam PerKa BPOM RI No. 12 Tahun 2013 tentang
BMP BTP Pelapis terdapat 5 jenis BTP Pelapis yang diizinkan pengunaannya sebagai pelapis pangan
kategori tertentu, yaitu (1) malam (beeswax), (2) lilin kandelila, (3) lilin karnauba, (4) syelak, dan (5)
lilin mikrokristalin. Beberapa produk yang diizinkan pengunaan BTP pelapis adalah buah utuh, prouk
kakao dan coklat, suplemen pangan, sayut, kacang, biji-bijian, kembang gula, dsb.

9. BTP Pemanis
Merupakan BTP yang meliputi pemanis alami dan pemanis buatan yang memberikan rasa manis pada
produk pangan. Dalam PerKa BPOM RI No. 4 tahun 2014 Tentang BMP BTP Pemanis disebutkan
terdapat 8 jenis pemanis alami dan 6 jenis pemanis buatan yang diizinkan penggunaannya untuk
kategori pangan tertentu di Indonesia. Delapan jenis pemanis alami yang diizinkan tersebut adalah
6
(1) sorbitol, (2) manitol, (3) isomalt, (4) glikosida steviol, (5) maltotol, (6) lactitol, (7) silitol, dan (8)
eritritol. Sedangkan 6 jenis pemanis buatan yang diizinkan adalah (1) asesulfam-K, (2) aspartame, (3)
siklamat, (4) sakarin, (5) sukralosa, dan (6) neotam.

10. BTP Pembawa (Carrier)


Merupakan BTP yang digunakan untuk memfasilitasi penanganan, aplikasi atau penggunaan BTP lain
atau zat gizi di dalam pangan dengan cara melarutkan, mengencerkan, mendispersikan, atau
memodifikasi secara fisik BTP lain atau zat gizi tanpa mengubah fungsinya dan tidak mempunyai efek
teknologi pada pangan. Dalam Perka BPOM RI No. 6 Tahun 2013 tentang BMP BTP Pembawa
disebutkan terdapat 4 jenis BTP Pembaw ayang diizinkan pengunaannya pada kategori pangan tertentu
di Indonesia, yaitu (1) sukrosa asetat, (2) trietil sitrat, (3) propilen glikol, dan (4) polietilen glikol.

11. BTP Pembentuk Gel


Merupakan BTP yang digunakan untuk membentuk gel. Dalam PerKa BPOM RI No. 19 Tahun 2013
tentang BMP BTP Pembentuk Gel disebutkan terdapat 10 jenis BTP pembentuk gel yang diizinkan
penggunaannya pada kategori pangan tertentu di Indonesia, yaitu (1) asam alginate, (2) natrium
alginate, (3) kalium alginate, (4) kalsium alginate, (5) agar-agar, (6) karagenan, (7) rumput laut
eucheuma olahan, (8) gom gela, (9) gelatin, dan (10) pektin. BTP pembentuk gel ini umumnya
digunakan pada minuman berbasisi susu, keju, produk bakeri, bumbu, dsb.

12. BTP Pembuih


Merupakan BTP yang digunakan untuk membentuk atau memelihara homogenitas dispersi fase gas
dalam pangan berbentuk cair atau padat. Dalam PerKa BPOM RI No. 22 Tahun 2013 tentang BMP
BTP Pembuih disebutkan terdapat 3 jenis BTP Pembuih yang diizinkan penggunaannya pada kategori
pangan tertentu di Indonesia, yaitu gom xanthan, selulosa mikrokristalin, dan etil metil selulosa. BTP
Pembuih umumnya digunakan pada minuman berbasisi susu, krim, dan kembang gula, dsb.

13. BTP Pengatur Keasaman


Merupakan BTP yang digunakan untuk mengasamkan, menetralkan,dan/atau mempertahankan derajar
keasaman pangan . Dalam PerKa BPOM RI NO. 8 Tahun 2013 tentang BMP BTP Pengatur keasaman
disebutkan terdapat 36 jenis BTP Pengatur Keasaman yang diizinkan pengunaannya pada kategori
pangan tertentu di Indonesia, diantaranya adalah asam asetat, asam malat, asam laktat, asam fumarat,
natrium laktat, dsb. Umumnya BTP Pengatur Keasaman ini digunakan pada produk berbasisi susu, ikan
dan produk perikanan, bakeri, produk-produk kedelai, keju, dsb.

14. BTP Pengawet


Merupakan BTP yang digunakan untuk mencegah atu menghambat fermentasi, pengasaman,
penguraian, dan perusakan lainnya terhadap pangan, yang disebabkan oleh mikroorganisme. Dalam
PerKa BPOM RI No. 36 Tahun 2013 tentang BMP BTP Pengawet disebutkan terdapat 10 jenis BTP
Pengawet yang diizinkan penggunaannya pada kategori pangan tertentu di Indonesia, diantanya asam
sorbat dan garamnya, asam benzoat dan garamnya, metal dan etil parahidroksi benzoat, sulfit, nitrit,
lisozim hidroklorida, dsb.

15. BTP Pengembang


Merupakan BTP berupa senyawa tunggal atau campuran untuk melepaskan gas sehingga meningkatkan
volume adonan. Berdasarkan PerKa BPOM RI No. 11 Tahun 2013 tentang BMP BTP Pengembang
terdapat 9 jenis BTP Pengembang yang diizinkan penggunaannya pada kategori pangan tertentu di
Indonesia, diantaranya nartium karbonat, natrium hydrogen karbonat, ammonium karbonat, dekstrin,
pati asetat, dsb. Pada umumnya BTP ini digunakan pada produk bakeri, tepung, keju, pasta, mi dan
produk sejenis, kue beras, makanan ringan, dsb.

16. BTP Pengemulsi


Merupakan BTP yang digunakan untuk membantu terbentuknya campuran yang homogen dari dua atau
lebih fase yang tidak bercampur seperti minyak dan air. Dalam Perka BPOM RI No. 20 Tahun 2013
tentang BMP BTP Pengemulsi disebutkan terdapat 80 jenis BTP Pengemulsi yang diizinkan
penggunaannya pada kategori pangan tertentu di Indonesia, diantaranya kalsium karbonat, karagenan,
gom arab, gom karaya, dsb.
7

17. BTP Pengental


Merupakan BTP yang digunakan untuk meningkatkan viskositas pangan. Dalam PerKa BPOM RI No.
15 Tahun 2013 tentang BMP BTP Pengental disebutkan terdapat 59 jenis BTP Pengental yang
diizinkan penggunaannya pada kategori pangan tertentu di Indonesia, diantaranya adalah kalsium
asetat, asam alginate, natrium kalginat, kalsium alginate, agar-agar, karagenan, gom arab, gom karaya,
gom tara, gom xanthan, dsb. Pada umumnya BTP Pengental digunakan pada minuman berbasis susu,
keju, buah olahan, sherbet, sorbet, dsb.

18. BTP Pengeras


Merupakan BTP yang digunakan untuk memperkeras atau mempertahankan jaringan buah dan sayur,
atau berinteraksi dengan bahan pembentuk gel untuk memperkuat gel. Dalam PerKa BPOM RI No. 9
Tahun 2013 tentang BMP BTP Pengeras disebutkan 6 jenis BTP Pengeras yang diizinkan
penggunaannya pada kategori pangan tertentu di Indonesia, yaitu kalsium laktat, trikalium sitrat,
kalium klorida, kalsium klorida, kalsium sulfat, dan kalsium glukonat.

19. BTP Penguat Rasa


Merupakan BTP yang digunakan untuk memperkuat atau memodifikasi rasa dan/atau aroma yang telah
ada dalam bahan pangan tersebut tanpa memberikan rasa dan/atau aroma tertentu. Dalam PerKa BPOM
RI No. 23 Tahun 2013 tentang BMP BTP Penguat rasa disebutkan terdapat 4 jenis asam L-glutamat
dan garamnya, asam guanilat dan garamnya, asam inosinate dan garamnya, serta garam-garam dari 5’-
ribonukleotida.

20. BTP Peningkat Volume


Merupakan BTP yang digunakan untuk meningkatkan volume pangan. Dalam PerKa BPOM RI No. 25
Tahun 2013 tentang BMP BTP Peningkat Volume disebutkan terdapat 32 jenis BTP Peningkat volume
yang diizinkan penggunaannya pada kategori pangan tertentu di Indonesia, diantaranya adalah natrium
laktat, asam alginate, gom guar, gom arab, dsb.

21. BTP Penstabil


Merupakan BTP yang digunakan untuk menstabilkan sistem dispersi (penyebaran merata antar partikel
terdispersi dalam medium/fase pendispersi) yang homogen pada pangan. Pada umumnya BTP
Penstabil ini digunakan pada produk minuman berbasis susu, edible ice, pure, dsb. Dalam PerKa
BPOM RI No. 24 Tahun 2013 tentang BMP BTP Penstabil disebutkan terdapat 104 jenis BTP
Penstabil, diantaranya adalah kalsium karbonat, kalsium asetat, natrium laktat, asam alginate,
karagenan, agar-agar, gom guar, gom arab, dsb.

22. BTP Peretensi Warna


Merupakan BTP yang digunakan untuk mempertahankan, menstabilkan, atau memperkuat intensitas
warna tanpa menimbulkan warna baru. Pada umumnya BTP Peretensi Warna digunakan pada produk
keju olahan, edible ice, buah olahan, bumbu, kondimen, kaldu, dsb. Dalam Perka BPOM RI No. 21
Tahun 2013 tentang BMP BTP Peretensi warna disebutkan terdapat 2 jenis BTP Peretensi warna yang
diizinkan penggunaannya pada pangan kategori tertentu di Indonesia, yaitu magnesium karbonat dan
magnesium hidroksida.

23. BTP Perisa


Merupakan BTP berupa preparat konsentrat, dengan atau tanpa ajudan perisa yang digunakan untuk
memberi flavor dengan pengecualian rasa manis, asam, dan asin. Dalam Perka BPOM No. 22 Tahun
2016 tentang Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Perisa disebutkan terdapat 2016 jenis
perisa yang diizinkan penggunaannya pada pangan kategori tertentu di Indonesia, diantaranya adalah
asam butirat, isoamil alkohol, asam propionate, isobutil asetat, dsb.

24. Perlakuan Tepung


Merupakan BTP yang ditambahkan pada tepung untuk memperbaiki warna, mutu adonan, dan/atau
pemanggangan, termasuk bahan pengembang adonan, pemucat, dan pematang tepung. Dalam PerKa
BPOM RI No. 7 Tahun 2013 tentang BMP BTP Perlakukan Tepung disebutkan terdapat 14 jenis BTP
Perlakukan tepung yang diizinkan penggunaannya pada pangan kategori tertentu di Indonesia,
diantaranya adalah ammonium klorida, kalsium sulfat, kalsium oksida, dsb.
8
25. BTP Pewarna
Merupakan BTP berupa pewarna alami dan sintetis yang ketika ditambahkan atau diaplikasikan pada
pangan mampu memberi atau memperbaiki warna. Dalam Perka BPOM RI No. 37 Tahun 2013
Tentang BMP BTP Pewarna disebutkan terdapat 15 jenis BTP pewarna alami dan 11 jenis pewarna
sintetis yang diizinkan penggunaanya pada kategori pangan tertentu, diantaranya riboflavin, karotenoid,
dan merah bit (untuk BTP alami) serta tartrazine CI No. 19140, kuning FCF CI No. 15985, dan
karmoisin CI No. 14720.

26. BTP Propelan


Merupakan BPT berupa gas yang digunakan untuk mendorong pangan keluar dari kemasan. Dalam
PerKa BPOM No. 114 Tahun 2013 Tentang BMP BTP Propelan disebutkan terdapat 3 jenis BTP
Propelan yang diizinkan penggunaannya pada kategori pangan tertentu di Indonesia, yaitu nitrogen,
dinitrogen monooksida, dan propana. Umumnya BTP ini digunakan pada cider, minuman beralkohol,
pure, krim analog, dsb.

27. BTP Skuestran


Merupakan BTP yang dapat mengikat ion logam polivalen untuk membentuk kompleks sehingga
meningkatkan stabilitas dan kualitas pangan. Dalam PerKa BPOM RI No. 18 Tahun 2013 tentang BMP
BTP Skuestran disebutkan terdapat 4 jenis btp skuestran yang diizinkan penggunaannya pada kategori
pangan tertentu, yaitu (1) kalsium dinatrium etilen diamin tetra asetat, (2) isopropyl sitrat, (3) natrium
glukonat, dan (4) kalium glukonat. Beberapa produk yang umumnya menggunakan BTP Skuestran
adalah produk emulsi lemak, jem, bauh kering, saus kedelai, dsb.
9

BAB lll
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
 Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, contohnya: mengawetkan pangan, memberikan
warna, mencegah ketengikan, dan meningkatkan cita rasa.
 BTP yang digunakan dalam pangan terdiri atas beberapa golongan, yaitu antibuih
(antifoaming agent), antikempal (anticaking agent), antioksidan (antioxidant), bahan
pengkarbonasi (carbonating agent), garam pengemulsi (emulsifying salt), gas untuk
kemasan (packaging gas), humektan (humectant), pelapis (glazing agent), pemanis
(sweetener), pembawa (carrier), pembentuk gel (gelling agent), pembuih (foaming agent),
pengatur keasaman (acidity regulation), pengawet (preservative), pengembang (raising
agent), pengemulsi (emulsifier), pengental (thickener), pengeras (firming agent), penguat
rasa (flavor enhancer) peningkat volume (bulking agent), penstabil (stabilizer), peretensi
warna (colour retention agent), perisa (flavouring), perlakuan tepung (flour treatment
agent), pewarna (colour), propelan (propellant), sekuestran (sequestrant).
 Tujuan penggunaan BTP di dalam pangan adalah untuk :
 Mengawetkan makanan dengan mencegah pertumbuhan mikroba perusak
pangan atau mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan mutu
pangan;
 Membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak di mulut,
 Memberikan warna dan aroma yang lebih menarik sehingga menambah selera,
 Meningkatkan kualitas pangan dan
 Menghemat biaya.

3.2 SARAN
Makalah ini membahas tentang Bahan Tambahan Pangan yang merupakan salah satu materi
dari Teknologi Pangan, di harapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat memahami
Bahan Tambahan Pangan serta pengertiannya.
10
DAFTAR PUSTAKA

NUNIK SRI NURAZIZAH (2018) “MENGENAL 27 GOLONGAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN” .


DIAKSES PADA 18 SEPTEMBER 2023. https://nuniksrinurazizah.wordpress.com/2018/07/18/mengenal-
27-golongan-bahan-tambahan-pangan/
ISTANA UMKM (2023) “PENGGUNAAN BTP”. DIAKSES PADA 18 SEPTEMBER 2023.
https://istanaumkm.pom.go.id/regulasi/pangan/penggunaan-btp
Ir. Tineke M Langi, MSi , Dr. Yoakhim Y.E. Oessoe, STP, MSi (2019) “BUKU AJAR MATA KULIAH
BAHAN TAMBAHAN PANGAN”. DIAKSES PADA 18 SEPTEMBER 2023.
chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://inspire.unsrat.ac.id/uploads/daring/
berkas/2019-11-14berkas1967112419930320015.pdf
11

Anda mungkin juga menyukai