Disusun oleh:
Paska (193010407001)
Jurusan Perikanan
Fakultas Pertanian
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Esa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Penggunaan
bahan tambahan makanan sintetik dan non sintetik tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari dosen pada mata kuliah Kimia
pangan . Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang Penggunaan bahan tambahan makanan sintetik
dan non sintetik.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini selain untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kimia pangan juga:
gizinya tinggi.
Menurut definisi Permenkes No. 772/Menkes/Per/IX/88 tentang bahan
tambahan makanan, bahan tambahan makanan adalah bahan yang biasanya
tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan
komponen khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi,
yang dengan sengaja ditambahkan kedalam makanan untuk maksud
teknologi pada pembuatan, pengolahan penyiapan, perlakuan, pengepakan,
pengemasan, dan penyimpanan, atau pengangkutan makanan untuk
menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas makanan
tersebut.
Peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu,
dan gizi pangan pada bab 1 pasal 1 menyebutkan, yang dimaksud dengan
bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan kedalam
makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan atau produk
pangan.
Menurut FAO di dalam Furia (1980), bahan tambahan pangan adalah
senyawa yang sengaja ditambahkan kedalam makanan dengan jumlah dan
ukuran tertentu dan terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan, dan
atau penyimpanan. Bahan ini berfungsi untuk memperbaiki warna, bentuk,
cita rasa, dan tekstur, serta memperpanjang masa simpan, dan bukan
merupakan bahan (ingredient) utama. Menurut Codex, bahan tambahan
pangan adalah bahan yang tidak lazim dikonsumsi sebagai makanan, yang
dicampurkan secara sengaja pada proses pengolahan makanan. Bahan ini
ada yang memiliki nilai gizi dan ada yang tidak.
Pemakaian Bahan Tambahan Pangan di Indonesia diatur oleh
Departemen Kesehatan. Sementara, pengawasannya dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM).
2.2 Jenis-Jenis Bahan Tambahan Pangan
Di Indonesia, penggunaan BTP telah diatur sejak tahun 1988
dalam Permenkes No. 722/MenKes/Per/IX/1988 yang dikuatkan dengan
PermenkesNo.1168/MenKes/Per/1999 menyebutkan bahwa yang termasuk
BTP adalah pewarna, pemanis buatan, pengawet, antioksidan, anti kempal,
penyedap dan penguat rasa, pengatur keasaman, pemutih dan pematang
tepung, pengemulsi, pengental, pengeras, dan sekuestran (untuk
memantapkan warna dan tekstur makanan).
Beberapa Bahan Tambahan yang diizinkan digunakan dalam makanan
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033
Tahun 2012 diantaranya sebagai berikut:
1. Anti buih (Antifoaming agent)
Anti buih (Antifoaming Agent) adalah bahan tambahan pangan
untuk mencegah atau mengurangi pembentukan buih.
2. Anti kempal (Anticaking agent)
Anti kempal (Anticaking Agent) adalah bahan tambahan pangan
untuk mencegah menggumpalnya produk pangan.
3. Antioksidan (Antioxidant) adalah bahan tambahan pangan untuk
mencegah atau menghambat kerusakan pangan akibat oksidasi.
4. Bahan pen karbonasi (Carbonating agent)
Bahan Pen karbonasi (Carbonating Agent) adalah bahan tambahan
pangan untuk membentuk karbonasi di dalam pangan.
5. Garam pengemulsi (Emulsifying salt)
Garam Pengemulsi (Emulsifying Salt) adalah bahan tambahan
pangan untuk mendispersikan protein dalam keju sehingga
mencegah pemisahan lemak.
6. Gas untuk kemasan (Packaging gas)
Gas Untuk Kemasan (Packaging Gas) adalah bahan tambahan
pangan berupa gas, yang dimasukkan ke dalam kemasan pangan
sebelum, saat maupun setelah kemasan diisi dengan pangan untuk
mempertahankan mutu pangan dan melindungi pangan dari
kerusakan.
7. Humektans (Humectant)
Humektans (Humectant) adalah bahan tambahan pangan untuk
mempertahankan kelembaban pangan.
8. Pelapis (Glazing agent)
Pelapis (Glazing Agent) adalah bahan tambahan pangan untuk
melapisi permukaan pangan sehingga memberikan efek
perlindungan dan/atau penampakan mengkilap.
9. Pemanis (Sweetener)
Pemanis (Sweetener) adalah bahan tambahan pangan berupa
pemanis alami dan pemanis buatan yang memberikan rasa manis
pada produk pangan.
1) Pemanis Alami (Natural Sweetener)
Pemanis Alami (Natural Sweetener) adalah pemanis yang
dapat ditemukan dalam bahan alam meskipun prosesnya secara
sintetik ataupun fermentasi.
2) Pemanis Buatan (Artificial Sweetener)
Pemanis buatan (Artificial Sweetener) adalah pemanis yang
diproses secara kimiawi, dan senyawa tersebut tidak terdapat
di alam.
10. Pembawa (Carrier)
Pembawa (Carrier) adalah bahan tambahan pangan yang
digunakan untuk memfasilitasi penanganan, aplikasi atau
penggunaan bahan tambahan pangan lain atau zat gizi di dalam
pangan dengan cara melarutkan, mengencerkan, mendispersikan
atau memodifikasi secara fisik bahan tambahan pangan lain atau
zat gizi tanpa mengubah fungsinya dan tidak mempunyai efek
teknologi pada pangan.
11. Pembentuk gel (Gelling agent);
Pembentuk Gel (Gelling Agent) adalah bahan tambahan pangan
untuk membentuk gel.
l. Pembuih (Foaming agent);
Pembuih (Foaming Agent) adalah bahan tambahan pangan untuk
membentuk atau memelihara homogenitas dispersi fase gas dalam
pangan berbentuk cair atau padat.
12. Pengatur keasaman (Acidity regulator);
Pengatur keasaman (Acidity Regulator) adalah bahan tambahan
pangan untuk mengasamkan, menetralkan dan/atau
mempertahankan derajat keasaman pangan.
13. Pengawet (Preservative);
Pengawet (Preservative) adalah bahan tambahan pangan untuk
mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, penguraian,
dan perusakan lainnya terhadap pangan yang disebabkan oleh
mikroorganisme.
14. Pengembang (Raising agent);
Pengembang (Raising Agent) adalah bahan tambahan pangan
berupa senyawa tunggal atau campuran untuk melepaskan gas
sehingga meningkatkan volume adonan.
15. Pengemulsi (Emulsifier);
Pengemulsi (Emulsifier) adalah bahan tambahan pangan untuk
membantu terbentuknya campuran yang homogen dari dua atau
lebih fase yang tidak tercampur seperti minyak dan air.
16. Pengental (Thickener);
Pengental (Thickener) adalah bahan tambahan pangan untuk
meningkatkan viskositas pangan.
17. Pengeras (Firming agent);
Pengeras (Firming Agent) adalah bahan tambahan pangan untuk
memperkeras, atau mempertahankan jaringan buah dan sayuran,
atau berinteraksi dengan bahan pembentuk gel untuk memperkuat
gel.
18. Penguat rasa (Flavor enhancer);
Penguat Rasa (Flavor enhancer) adalah bahan tambahan pangan
untuk memperkuat atau memodifikasi rasa dan/atau aroma yang
telah ada dalam bahan pangan tanpa memberikan rasa dan/atau
aroma baru.
19. Peningkat volume (Bulking agent);
Peningkat Volume (Bulking Agent) adalah bahan tambahan pangan
untuk meningkatkan volume pangan.
20. Penstabil (Stabilizer);
Penstabil (Stabilizer) adalah bahan tambahan pangan untuk
menstabilkan sistem dispersi yang homogen pada pangan.
21. Pretensi warna (Color retention agent)
Pretensi Warna (Color Retention Agent) adalah bahan tambahan
pangan yang dapat mempertahankan, menstabilkan, atau
memperkuat intensitas warna pangan tanpa menimbulkan warna
baru.
22. Perisa (Flavoring)
Perisa (Flavoring) adalah bahan tambahan pangan berupa preparat
konsentrat dengan atau tanpa ajudan perisa (flavoring adjunct)
yang digunakan untuk memberi flavor dengan pengecualian rasa
asin, manis dan asam.
23. Perlakuan Tepung (Flour Treatment Agent)
Perlakuan Tepung (Flour Treatment Agent) adalah bahan tambahan
pangan yang ditambahkan pada tepung untuk memperbaiki warna,
mutu adonan dan atau pemanggangan, termasuk bahan
pengembang adonan, pemukat dan pematang tepung.
24. Pewarna (Color)
Pewarna (Color) adalah bahan tambahan pangan berupa pewarna
alami dan pewarna sintetis, yang ketika ditambahkan atau
diaplikasikan pada pangan, mampu memberi atau memperbaiki
warna.
1) Pewarna alami (Natural Color)
Pewarna Alami (Natural Color) adalah Pewarna yang dibuat
melalui proses ekstraksi, isolasi, atau derivat sasi (sintesis
parsial) dari tumbuhan, hewan, mineral atau sumber alami lain,
termasuk Pewarna identik alami.
2) Pewarna Sintetis (Synthetic Color)
Pewarna Sintetis (Synthetic Color) adalah Pewarna yang
diperoleh secara sintesis kimiawi.
25. Propelan (Propellant)
Propelan (Propellant) adalah bahan tambahan pangan berupa gas
untuk mendorong pangan keluar dari kemasan.
BAB III
PENUTUP
2.3 Kesimpulan
https://www.bakrie.ac.id/berita-itp/artikel-pangan/915-bahan-tambahan-
pangan-antara-manfaat-dan-akibat
https://www.scribd.com/doc/228371368/Makalah-Bahan-Tambahan-
Makanan-Btm