ISI
2. 2 Bahan Pengawet
g. Gula Pasir
Sebagai bahan pengawet, pengunaan gula pasir minimal 3% atau 30
gram/kg bahan. Makanan yang dimasak dengan kadar sukrosa/gula
pasir tinggi akan meningkatkan tekanan osmotik yang tinggi
sehingga menyebabkan bakteri terhambat. Gula pasir banyak dipakai
pada buah-buahan atau sirup dengan bahan dasar buah-buahan,
seperti manisan buah.
b. Pengawet Organik
Zat pengawet organik lebih banyak dipakai daripada anorganik
karena lebih mudah dibuat.Bahan organik digunakan baik dalam
bentuk asam maupun dalam bentuk garamnya (Winarno, 1991).
2. 3 Bahan Pemanis
Ada bebrapa Jenis bahan Pemanis Dilihat dari sumbernya, pemanis dapat
dikelompokkan menjadi pemanis alami dan pemanis buatan (pemanis
sintetis).
1. Pemanis Alami
Pemanis alami biasanya berasal dari tanaman. Tanaman penghasil
pemanis yang utama adalah tebu (Saccharum officanarum L) dan bit
(Beta vulgaris L). Bahan pemanis yang dihasilkan dari kedua tanaman
tersebut dikenal sebagai gula alami atau sukrosa. Beberapa bahan
pemanis alami yang sering digunakan adalah sukrosa, fruktosa, glukosa,
laktosa, maltosa, manitol, sorbitol, xilitol, gliserol, dan glisina (Yuliarti,
2007).
1. Pewarna Alami
berwarna hijau
Bunga Tasbih/kana,
Krisan, Pelargonium,
Alkanet 75520
2.6 Pengemulsi
Pengemulsi adalah suatu bahan yang dapat mengurangi kecepatan tegangan
permukaan dan tegangan dua fase yang dalam keadaan normal tidak saling
melarutkan, menjadi dapat bercampur dan selanjutnya dapat membentuk
emulsi.
Fungsi dari pengemulsi, pemantap dan pengenatl dalam makanan adalah
untuk memantapkan emulsi dari lemak dan air sehingga produk tetap stabil,
tidak meleleh, tidak terpisah antara bagian lemak dan air, serta mempunyai
tekstur yang kompak. Bahan-bahan pengemulsi, pemantap dan penstabil yang
diizinkan digunakan dalam makanan diantaranya agar, alginate, dekstrin,
gelatine, gum, karagenan, lesitin, CMC, dan pektin.
2.6.1 Alginat
Alginat adalah polimer linier organik polisakarida yang terdiri dari
monomer α-L asam guluronat (G) dan β-D asam manuronat (M), atau dapat
berupa kombinasi dari kedua monomer tersebut.Alginat dapat diperoleh dari
ganggang coklat yang berasal dari genus Ascophyllum, Ecklonia,
Durvillaea, Laminaria, Lessonia, Macrocystis, Sargassum, dan Turbinaria.
Alginat juga dimanfaatkan dalam dunia kosmetik karena sifatnya yang dapat
mengikat air dan mudah menembus jaringan.Hal ini menyebabkan polimer
ini terikat sempurna pada jaringan kulit dan mempertahankan kelembaban
(hidrofilik) dan elastisitas kulit.
2.6.2 Dekstrim
Dekstrin adalah zat yang dibentuk pada hidrolisa pati atau pencernaan
parsial pati. Dekstrin merupakan produk degradasi pati yang dapat
dihasilkan dengan beberapa cara yaitu memperlakukan suspensi pati dalam
air dengan asam atau enzim pada kondisi tertentu, atau degradasi/pirolisis
pati dalam bentuk kering dengan menggunakan perlakuan panas atau
kombinasi antara panas dan asam atau katalis lain. Dekstrin mempunyai
rumus kimia (C6H10O5)n dan memiliki struktur serta karakteristik
intermediate antara pati dan dextrose.
Dextrin dapat digunakan sebagai pembentuk lapisan pada kopi, biji padi-
padian seperti beras dan pada porselen.Sebagai bahan pengaduk warna pada
pencetakan tekstel, sebagai perekat pada amplop, sebagai bahan pengisi
pada tablet dan pil, sebagai pengganti gum alami pada pabrik farmasi,
sebagai bahan pengemulsi dan kadang-kadang digunakan sebagai pereaksi
kimia.Selain itu, dextrin juga dapat digunakan sebagai komponen penyusun
makanan bayi.
2.6.3 Pektin
Pektin digunakan secara luas sebagai komponen fungsional pada industri
makanan karena kemampuannya membentuk gel encer dan menstabilkan
protein. Penambahan pektin pada makanan akan mempengaruhi proses
metabolisme dan pencernaan khususnya pada adsorpsi glukosa dan
kolesterol (Baker, 1994). Dalam industri makanan dan minuman, pektin
dapat digunakan sebagai bahan pemberi tekstur yang baik pada roti dan
keju, bahan pengental dan stabilizer pada minuman sari buah.
2.6.4 Carboxymethylcellulose (CMC)
Carboxymethylcellulose (CMC) adalah eter asam karboksilat turunan
selulosa yang berwarna putih, tidak berbau, padat, digunakan sebagai bahan
penstabil (Fennema, 1996). Carboxymethylcellulose (CMC) dibuat dari
reaksi sederhana yaitu pulp kayu ditambah dengan NaOH kemudian
direaksikan dengan Na monokhlor asetat atau dengan asam monoklor asetat.
CMC biasanya digunakan sebagai bahan penstabil pada produk susu seperti
yogurt. Selain mempunyai manfaat, emulsifier seperti CMC dapt
menimbulkan dampak negatif. Dalam jangka panjang jika tidak digunakan
sesuai dosis yang diizinkan, pemakaian emulsifier dapat menyebabkan
penyakit kanker atau kerusakan ginjal. CMC juga memiliki efek obat usus
(pencahar).Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2013 Tentang Batas
Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Peningkat Volume pada
Bab III, Methyl Cellulose termasuk bahan tambahan jenis BTP peningkat
volume yang diizinkan digunakan dalam pangan. Penggunaan CMC di
Indonesia sebagai bahan penstabil, pengental, pengembang, pengemulsi dan
pembentuk gel dalam produk pangan khususnya sejenis sirup yang diijinkan
oleh Menteri Kesehatan RI, diatur menurut PP. No. 235/ MENKES/ PER/
VI/ 1979 adalah 1-2%.
A. Macam-macam Pengemulsi
Berikut ini adalah macam-macam emulsi yang umum digunakan dalam bahan
pangan :
1.Mono dan Diglycerides, dikenal juga dengan istilah discrete
substances. Pertama kali dibuat oleh Berthelot padatahun 1853 melalui reaksi
esterifikasi asam lemak dan glycerol. Mono dan diglycerides merupakan zat
pengemulsi yang umum digunakan. Komponen-komponen ini dapat diperoleh
dengan memanaskan triglyceride dan glycerol dengan suatu katalis yang
bersifat basa. Reaksi ini akan menghasilkan campuran yang terdiri dari ± 45
persen mono gliserida dan ± 45 persen digliserida, serta ± 10 persen trigliserida
bersama-sama dengan sejumlah kecil gliserol dan asam-asam lemak bebas.
Mono dan digliserida yang terbentuk kemudian dipisahkan dengan cara
destilasi molekuler. Yang tergolong mono dan diglycerides antara lain:
a. Glycerol monolaurate, dibuat dari reaksi glycerol dan asam laurat.
b.Ethoxylated mono dan diglycerides (EMG), juga disebut
dengan polyoxyethylene (20) mono dan diglycerides.
c.Diacetyl tartaric acid ester of monoglycerides (DATEM).
d.Lactic acid ester of monoglycerides, misalnya glyceril lactyl palmitate.
e.Succinylated monoglycerides
2.Stearoyl Lactylates, merupakan hasil reaksi dari steric acid dan lactic acid,
selanjutnya diubah ke dalam bentuk garam kalsium dan sodium. Bahan
pengemulsi ini sering digunakan dalam produk-produk bakery.
B. Fungsi Pengemulsi
Fungsi-fungsi pengemulsi pangan dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan
utama yaitu :
1. Untuk mengurangi tegangan permukaan pada permukaan minyak dan air,
yang mendorong pembentukan emulsi dan pembentukan kesetimbangan
fase antara minyak, air dan pengemulsi pada permukaan yang memantapkan
antara emulsi.
2. Untuk sedikit mengubah sifat-sifat tekstur, awetan dan sifat-sifat reologi
produk pangan, dengan pembentukan senyawa kompleks dengan
komponen-komponen pati dan protein.
3. Untuk memperbaiki tekstur produk pangan yang bahan utamanya lemak
dengan mengendalikan keadaan polimorf lemak.Selain itu pengemulsi
juga berfungsi sebagai pencegah terpisahnya antara dua cairan yang
berbeda (seperti minyak dan air atau cuka dengan bumbu salada). Daya
kerjanya terutama dipengaruhi oleh bentuk molekulnya yang mampu terikat
oleh dua jenis cairan serta dapat membantu terbentuknya atau memantapkan
system dispensi yang homogeny pada makanan.Bahan yang
berfungsisebagai pengemulsi antara lain kuning telur, putih telur (albumin),
gelatin, lesitin, pektin, kasein, tepung paprika dan pasta kanji. Diantara
produk olahan pangan yang memanfaatkan pengemulsian adalah
mayonnaise, frenc dressing, krim keju, susu, mentega, margarin, dan
shortening.Bahan pangan yang dalam pembuatannya ditambahkan susu
sebagai emulsifier akan menghasilkan tekstur, aroma, dan rasa yang lebih
bagus dibandingkan dengan bahan pangan yang sama yang tidak
ditambahkan emulsifier susu. Emulsifier susu bubuk dapat membuat tekstur
zat terdispersi menjadi lunak, butiran zat terdispersi menjadi halus, dan
meningkatkan kemantapan emulsi.Sistem kerja emulsifier berhubungan erat
dengan tegangan permukaan antara kedua fase (tegangan interfasial).
Selama emulsifikasi, emulsifier berfungsi menurunkan tegangan interfasial
sehingga mempermudah pembentukan permukaan interfasial yang sangat
luas.
2.7 Pengeras
Pengeras (firming agent) adalah bahan tambahan pangan untuk memperkeras,
atau mempertahankan jaringan buah dan sayuran, atau berinteraksi dengan
bahan pembentuk gel untuk memperkuat gel. Pengeras ditambahkan kedalam
pangan untuk membuat pangan menjadi lebih keras atau mencegah pangan
menjadi lebih lunak. Pengeras ini disebut juga bahan perenyah. Bahan
tambahan makanan ini ditambahkan pada pengolahan bahan makanan yang
berasal dari tumbuhan karena sering menghasilkan tekstur yang berubah
menjadi lunak akibat proses pengolahan atau pemanasan. Contoh penggunaan
pengeras adalah kapur untuk memperkeras keripik atau dalam pembuatan
pikel atau buah kaleng.
Beberapa bahan pengeras yang diizinkan untuk pangan dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
2.8 Penyedap Rasa Dan Aroma
Dalam regulasi yang ditetapkan Uni Eropa dan Australia, setidaknya ada tiga
kategori utama penyedap rasa:[1]
Jenis Deskripsi
- Meningkatkan citarasa makanan
-Mengembalikan citarasa makanan yang mungkin hilang 'waktu pengolahan
-Memberikan citarasa tertentu pada makanan yang tidak mempunyainya.
Jenis Bahan Penyedap Makanan
Penyedap Alami
Bahan penyedap dari bahan alami selalu terdapat di dalam setiap makanan.
Jenis bahan penyedap ini banyak sekali. Rasanya bahan-bahan ini dicampurkan
bersama-sama sebagai bumbu makanan, beberapa di antaranya adalah :
Penyedap Buatan
Adapun batasan pemakaian penyedap rasa atau vatcin untuk manusia adalah
sekitar 0 sampai dengan 120 mg untuk tiap kilogram berat badan orang yang
memakannya.Misal Anda adalah seorang pria atau 'wanita yang mempunyai
berat badan 53 kg, maka ukuran normal atau batas wajar konsumsi penyedap
rasa M-G yang disarankan jangan lebih dari 6 grsetiap hari, kalau di ukur
dalam ukuran sendok teh, maka jumlahnya kurang lebih 4 sendok teh.ini
perumpamaan untuk orang dew'asa, karena lembaga PBB yang mengurus
bidang kesehatanyaitu 89: menyarankan agar bayi dengan umur di ba'wah ;
bulan tidak boleh menggunakan penyedap rasa atau M-G
. Kedua kata itu biasa digunakan sebagai nama samaran dari produk M-G
yangterdapat pada makanan. Monosodium Glutamat merupakan penyedap rasa
yang dibuat dengan cara memproses gulatetes tebu, yang diproses sedemikian
rupa sehingga menjadi butiran yang menyerupai garam,sebagian lagi ada yang
halus seperti tepung..
hati hati penggunaan penyedap rasa berlebihan agar Anda tetap merasakan
nikmatnya makananyang dibumbui dengan penyedap rasa tanpa ada efek
samping pada kesehatan.bahaya Penyedap rasa berlebihan Apalagi jika Anda
menggunakan M-G dalam kadar yang sangat banyak, misal %4
gram tiapharinya bisa menyebabkan gangguan kesehatan seperti
Menurut daftar dari FAO/WHO lebih dari 20 zat dapat digunakan sebagai
antikempal, dan dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Pengatur keasaman
2.12 Sekuestran
Sekuestran atau zat pengikat logam merupakan bahan penstabil yang
digunakan dalam berbagai pengolahan bahan makanan. Sekuestran dapat
mengikat logam dalam bentuk ikatan kompleks sehingga dapat
mengalahkan sifat dan pengaruh jelek logam tersebut dalam bahan. Dengan
demikian senyawa ini dapat membantu menstabilkan warna, cita rasa dan
tekstur.
Ligan atau sekuestran dapat berupa senyawa organik seperti asam sitrat,
EDTA, maupun senyawa anorganik seperti polifosfat.
2. Penggunaan sekuestran