PENDAHULUAN
1. Apa pengertian dari mikrobistatik dan mikrobiosida serta istilah lain yang
berkaitan?
2. Bagaimana interaksi hospes mikroba-antimikroba?
3. Apa saja senyawa-senyawa antimiroba?
4. Bagaimana mekanisme kerja senyawa antimikroba?
5. Bagaimana resistensi mikroba terhadap senyawa antimikroba?
1.3. Tujuan
PEMBAHASAN
Keadaan jaringan yang sakit akibat adanya koloni dan pertumbuhan mikroba
pathogen disebut septis. Untuk mencegahnya terjadinya septis digunakan
antiseptic dan disenfektan. Antiseptic adalah senyawa kimia yang dapat
menurunkan jumlah mikroba permukaan tubuh. Antiseptic sifatnya lebih
lama sehingga tidak merusak jaringan misalnya iodium tinktur, isopropyl
alcohol merupakan antiseptic yang sering digunakan untuk mengobati luka
pada kulit.
1. Interkasi Mikroba-Hospes
a. Pathogenesis M sebagai penyebab penyakit H
b. Reaksi imun untuk mengatasi M.
2. Interaksi Antimikroba-Mikroba
Aktivitas AM membasmi M Sensitivitas/resistensi M terhadap AM.
3. Interaksi AntiMikroba-Hospes
a. Farmakokinetik
Farmokokinetik atau kinetika obat adalah nasib obat dalam tubuh atau
efek tubuh terhadap obat. Farmakokinetik mencakup 4 proses yaitu
proses absorpsi (A), distribusi (D), metabolism (M), dan ekskresi (E).
b. Farmakodinamik
Farmakodinamik adalah subdisiplin farmakologi yang mempelajari efek
biokimiawi dan fisiologi obat,serta mekanisme kerjanya.
3. Tuberculostatik
Obat yang digunakan untuk tuberculosis dgolongkan atas dua kelompok
yaitu kelompok obat lini pertama dan obat lini kedua. Kelompok obat lini
pertama memperlihatkan efektifitas yang tinggi dan toksisitas yang dapat
diterima. Sebagian besar pasien dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
Walaupun demikian, kadang terpaksa digunakan obat lain yang kurang
efektif karena pertimbangan resistensi pada pasien.
1. Isoniazid
2. Rifamfisin
3. Etabutol
4. Steptomisin
5. Pirazinamid
Golongan obat lini kedua seperti :
1. Golongan fluorokuinolon
2. Sikloserin
3. Etionamid
4. Amikasin
5. Kanamisin
6. Kapreomisin
7. Paraaminosalisilat
4. Antimirobacteria atipik
5. Leprostatik
a. Sulfon
Meknisme kerja sulfon dengan sulfonamide sama. Kedua golongan
obat ini mempunyai spectrum antibakteri yang sama dan dapat
dihambat aktifitasnya oleh PABA secara bersaing.
b. Rifampisin
Farmakologi obat ini kalau ditinju sebagai antitubercolosis. Walaupun
obat ini mampu menembus sel dari saraf, dalam pengobatan yang
berlangsung lama masih saja ditemukan kuman hidup.
c. Klofazimin
Merupakan turunan fenazin yang efektif terhadap basil lepra. Obat ini
tidak saja efektif untuk lepra jenis lepromatosis, tetapi juga memiliki
efek anti radang sehingga dapat mencegah eritema nadosum.
d. Amitiozon
Obat turunan tuosemikarbazon ini lebih efektif terhadap lepra jenis
tuberkuloit di bandingkan terhadap jenis lepro mitosis. Resistensi
dapat terjadi selama selama pengobatan sehingga pada tahun kedua
pengobatan perbaikan melambat dan pada tahun ketiga penyakit
mungkin kambuh.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
https://www.scribd.com/document/350300215/Makalah-Agen-Antimikroba
http://gunawan-alfatih.blogspot.com/2008/11/antimikroba.html