TUBERKOLOSIS
Oleh :
Nim: 202270009
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PAPUA
SORONG
2023
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa yang di maksud Antibiotik ?
2.Apa Manfaat Antibiotik bagi Peenyakit M.Tuberkolosis ?
3.Bagaimana Mekanisme kerja antibiotik isoniazid, rifampisin, etambutol,
pirazinamid, amikasin, lefofloksasin?
1.3 Tujuan
1.Agar kita dapat mengetahui pengertian dari Antibiotik
2.Agar kita dapat mengetahui Manfaat Antibiotik bagi Penyakit M.Tuberkolosis
3.Agar kita dapat mengetahui Mekanisme kerja antibiotik isoniazid, rifampisin,
etambutol, pirazinamid, amikasin, lefofloksasin
3
BAB II
PEMBAHASAN
Antibiotik bisa membunuh bakteri tanpa menghancurkan atau merusak sel manusia.
Ini karena keduanya punya karakteristik berbeda.Sel manusia umumnya tak
mempunyai dinding sel, sementara bakteri memiliki dinding sel.Tanpa dukungan dari
dinding sel, tekanan di dalam sel akan membesar dan menyebabkan membran jadi
4
pecah. Sementara, antibiotik makrolida memengaruhi ribosom, mesin pembangun
protein sel bakteri.
antibiotik dikenal karena bekerja lebih cepat dari jenis obat lain. antibiotik
menghasilkan efek positif bagi tubuh 24 jam hingga 48 jam setelah obat dikonsumsi.
antibiotik ini mencegah bakteri mendapat nutrisi dan menghentikan bakteri untuk
membelah atau berkembang biak.Ketika bakteri tidak bisa lagi bereproduksi dan
jumlahnya berkurang drastis, ini merupakan kesempatan terbaik bagi sistem
kekebalan tubuh untuk menyerang dan membunuh bakteri. Perlahan-lahan, kita akan
berangsur sembuh ketika rutin mengonsumsi antibiotic.
Isoniazid
Mekanismenya adalah dari usus sangat cepat difusinya ke dalam jaringan dan cairan
tubuh, di dalam hati, Isoiazid diasetilasi oleh enzim asetil transferase menjadi
5
metabolit inaktif. t ½ nya antara 1 dan 4 jam tergantung pada kecepatan asetilasi.
Eksresinya terutama melalui ginjal dan sebagian besar sebagai asetil isoniazid.
Rifampisin
Apabila RNA polimerase tidak mengikat rifampisin, demikian juga sintesis RNA
tidak terpengaruh. Konsentrasi yang tinggi pada rifampisin juga dapat menghambat
RNA polimerase yang tergantung-DNA dan transkiptase pada virus. Rifampisin
bersifat bakteriasiada untuk mikroorganisme intraselular dan ekstraselular.Pada
pemerian rifampisin secara oral, konsentrasi puncak plasma tercapai dalam waktu 2
jam sampai 4 jam. Asam aminosalisilat dapat menunda absorpsi rifampisin, dan
konsentrasi plasma yang memadai tidak akan tercapai. Jika obat-obat ini digunakan
secara bersama-sama, maka pemberiannya harus terpisah dengan jeda waktu 8 sampai
12 jam. Setelah absorbsi obat dari saluran gastrointestinal, rifampisin dieleminasi
dengan cepat dalam empedu, dan terjadi sirkulasi enterohepatik. Reabsorpsi usus
berkurang karena deasetilasi (juga karena adanya makanan). Waktu paruh rifampisin
berkisar dari 1,5 jam sampai 5 jam dan meningkat apabila memiliki disfungsi hati.
Waktu paruh ini dapat memendek pada pasien yang menerima isoniazid dalam waktu
yang bersama dan merupakan asetilator untuk obat ini. Rifampisin akan diekskresikan
di dalam urine sebanyak 7% dan sebanyak 60-65% nya akan diekskresikan ke dalam
feses. Rifampisin didistribusikan ke seluruh tubuh. Hal ini mungkin berkaitan dengan
fakta bahwa obat tersebut memberi warna orange kemerahan pada urin, fases, ludah,
6
dahak, air mata, dan keringat. Oleh karena itu pasien perlu diberitahu perihal
pewarnaan ini.
Etambutol
Pirazinamid
7
Amikasin
Levofloksasin
8
mukosa bronkial dan paru-paru. Levofloksasin berpenetrasi ke dalam jaringan
paru paru dengan baik, dimana konsentrasi dalam jaringan paru-paru biasanya lebih
besar 2-5 kali daripada konsentrasi dalam plasma. Ikatan antara levofloksasin dengan
protein plasma adalah hampir sebesar 30-40%. Pada manusia, levofloksasin terutama
terikat dengan protein albumin
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
11