Anda di halaman 1dari 12

Nama : Nadhira Humaira

Nim : P07539021025
Kelas : 1A
Matkul : Farmakologi Dasar

QUIZ ANTIBIOTIK
1. Jelaskan jenis dan mekanisme cara kerja obat penyakit TBC?
a. Isoniazid
Isoniazid adalah salah satu obat pilihan untuk obat lini pertama tuberkulosis.
Fungsinya adalah untuk menghambat produksi dari asam mikolat, komponen dinding
sel penting pada bakteri. Asam mikolat ini menyebabkan bakteri menjadi resisten
terhadapkerusakan kimia dan dehidrasi, sehingga mencegah aktifitas efektif dari
antibiotik hidrofobik. Selain itu, asam mikolat membuat bakteri mampu tumbuh
didalam makrofag, bersembunyi dari sistem imun host. Oleh karena itu sangat
penting memilih asam mikolat sebagai target obat.
Mekanisme cara kerja obat
Mekanisme kerja utama dari isoniazid adalah dengan berfokus pada pembentukan
berbagai senyawa reaktif yaitu reactive oxygen species(ROS).Setelah isoniazid
beredar dalam aliran darah, isoniazid akan berdifusi secara pasif masuk ke dalam
tubuh bakteri, yang mana bentuk tidak aktif dari isoniazid akan diaktifkan oleh
MnCl2 dan enzim katalase-peroksidase. Enzim ini juga berfungsi untuk melawan
kadar pH rendah ketika terjadi proses oksidatf yang mengubah radikalbebas oksigen
menjadi H2O2di dalam fagosom.Proses ini juga mengubah isoniazid menjadi bentuk
aktifnya, dimana bentuk aktifnya ini akan berikatan dengan NADH di sisi aktif
protein InhA. Kompleks ini akan mengahmbat elongasi dari rantai terakhir asam
lemak dan karenanya pembentukan asam mikolat dan dinding sel pun terhambat,
sehingga juga menyebabkan deoksiribonucleotida acid (DNA) bakteri rusak, dan
kemudian bakteri tersebut akan mati. Kerja dari isoniazid sangat penting di minggu
pertama pengobatan terutama pada bakteri yang cepat membelah. Pada bakteri yang
lambat tumbuh, obat ini bekerja sebagai bakterisidal.
b. Rifampisin
Rifampisin adalah salah satu obat yang paling efektif,bersama dengan isoniazid
merupakan regimen dasar dari pengobatan tuberkulosis. Rifampisin ini aktif melawan
bakteri yang tumbuh dengan cepat maupun yang tumbuh dengan lambat.
Mekanisme cara kerja obat
Rifampisin dapat dengan mudah berdifusi masuk menyebrangi sel karena
karakteristik lipofiliknya. Aktivitas bakterisidal obat ini bergantung pada kemampuan
obat ini untuk menghambat transkripsi ribonucleotida acid (RNA).
Mekanisme kerja obat ini adalah dengan berkaitan pada beta subunit dari RNA
polymerase (RNAP) yang bergantung pada DNA sehingga menghambat transkripsi
RNA. Komplek ikatan enzim dan obat ini menghambat inisiasi pembentukan rantai
RNA dan juga elongasinya.
c. Pirazinamid
Pirazinamid adalah analog nikotamid yang penting diberikan sebagai obat lini
pertama bersama isoniazid dan rifampisin untuk pengobatan tuberkulosis.Pirazinamid
membunuh 95% populasi dari mikroorganisme semi dormant yang hanya aktif pada
suasana asam.
Mekanisme cara kerja obat
Pirazinamid bekerja secara bakteriostatik. Pirazinamid dalam bentuk prodrug
akan dikonversi menjadi asam pirazinoat oleh enzim piramidase bakteri. Asam
pirazinoat dan analognya 5-kloro-pirazinamid dapat menghambat sintesis asam lemak
dari bakteri. Pirazinamid mengganggu lalu lintas energi dan transport di membran
bakteri. Akumulasi dari asam pirazinoat di dalam kondisi asam akan mengasamkan
sitoplasma dan merusak sel bakteri.
d. Etambutol
Etambutol adalah agen antimycobacterial yang termasuk dalam ethylaminobutan.
Etambutol efektif bekerja melawan Mycobacterium tuberculosis tetapi tidak efektif
melawan jamur, virus, dan bakteri lain.
Mekanisme cara kerja obat
Etambutol bekerja sebagai bakteriostatik melawan bakteri tuberkulosis dan
bakteri yang resisten terhadap agen antimycobacteriallainnya. Mekanisme kerja dari
etambutol adalah menghambat sintesis metabolit penting dari metabolisme sel dan
multiplikasi bakteri dengan menghambat pembentukan asam mikolat dan dinding sel.
Penghambatan sintesis dinding sel dilakukan dengan menghambat arabinosyl
transferases yang terlibat dalam sintesis dinding sel. Hal ini kemudian mengakibatkan
permeabilitas dinding sel bakteri meningkat.
e. Streptomisin
Streptomisin berasal dari isolasi Streptomyces griseus, dan merupakan antibiotik
pertama yang sukses digunakan melawan tuberkulosis. Sayangnya resistensi terhadap
streptomisi muncul tidak lama setelah digunakan karena penggunaannya sebagai
monoterapi. Antibiotik ini termasuk ke dalam kelompok obat aminoglikosida.
Penggunaan streptomisin seringkali diganti dengan penggunaan etambutol, sebab
absorbsi oraldan toksisitas streptomisin lebih buruk daripada etambutol.
Mekanisme cara kerja obat
Streptomisin adalah aminoglikosida yang aktif melawan basil aktif yang sedang
tumbuh. Cara kerja dari antibiotik ini adalah dengan menghambat inisiasi dari
translasi untuk sintesis protein. Lebih spesifik, streptomisin bekerja dengan mengikat
subunit 30S dari ribosom pada protein ribosomal S12 dan rantai rRNA 16 yang
dikode gen rpsL dan rrs. Kedua kode gen yang sering menimbulkan resistensi. Ikatan
streptomisin inilah yang kemudian menghambat pembentukan polipeptida sehingga
proses translasi pun terhambat.
Sumber: Laporan KTI Ivona Oliviera
(http://eprints.undip.ac.id/50613/3/Ivona_Oliviera_22010112130152_Lap.KTI_Bab_
2.pdf)
2. Sebutkan dan jelaskan mekanisme kerja obat obat antibiotic yang merupakan terapi
kombinasi beserta indikasi penyakitnya!
Infeksi saluran kemih
Meropenem dan Vaborbactam adalah terapi kombinasi dimana meropenem merupakan
antibiotik golongan carbapenem (beta laktam) dan vaborbactam golongan inhibitor beta-
laktamase.
Obat ini digunakan hanya untuk mengobati atau mencegah infeksi yang terbukti atau
diduga kuat disebabkan oleh bakteri yang resisten khususnya bakteri Carbepnem resistant
Enterobacteriaceae (CRE). Untuk mengurangi perkembangan bakteri yang resistan
terhadap obat dan menjaga keefektifan obat ini dan obat antibakteri lainnya.
Meropenem merupakan antibakteri golongan beta laktam. Aktivitas bakterisida dari
meropenem dihasilkan dari penghambatan sintesis dinding sel. Meropenem menembus
dinding sel bakteri gram positif dan gram negatif untuk mengikat pada penicilin-binding
protein (PBP). Meropenem stabil terhadap enzim beta-laktamase, kecuali Klebsiella
pneumoniae carbapenemase (KPC).
Vaborbactam merupakan inhibitor beta laktamase yang melindungi meropenem dari
degradasi oleh Klebsiella pneumoniae carbapenemase (KPC). Vaborbactam tidak
memiliki aktivitas antibakteri. Vaborbactam tidak menurunkan aktivitas dari meropenem
melawan organisme yang rentan meropenem
Indikasi meropenem/vaborbactam
Kombinasi obat ini diindikasikan untuk pengobatan pasien berusia 18 tahun ke atas
dengan complicated Urinary Tract Infection (cUTI) termasuk pielonefritis yang
disebabkan oleh mikroorganisme seperti berikut: Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, dan kompleks spesies Enterobacter cloacae.
Sumber: kombinasi antibiotic terkini bagi bakteri resisten penyebab infeksi saluran kemih
Nama penerbit: fitria JR
Tahun: 2017
(https://farmasetika.com/2017/11/25/kombinasi-antibiotik-terkini-bagi-bakteri-resisten-
penyebab-infeksi-saluran-kemih/)
3. Bagaimana mekanisme kerja AB sehingga dikatakan berspektrum luas dan berspektrum
sempit!
a. Antibiotik berspektrum luas (broad spektrum), yaitu antibiotik yang dapat
menghambat atau membunuh bakteri dari golongan gram positif maupun negatif.
Yang termasuk golongan ini yaitu tetrasiklin dan derivatnya, kloramfenikol,
ampisilin, sefalosporin, carbapenem dan lain-lain.
b. Antibiotik berspektrum sempit (narrow spektrum), yaitu antibiotik yang hanya
mampu menghambat segolongan jenis bakteri saja, contohnya hanya mampu
menghambat atau membunuh bakteri gram negatif saja. Yang termasuk dalam
golongan ini adalah penisilin, streptomisin, neomisin, basitrasin.
Sumber: Penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan
Penggunaan Antibiotik tanpa resep dokter yang di teliti oleh Yarza L.H
(http://repository.ump.ac.id/2886/3/BAB%20II_NADIA%20WAHYU
%20PANGESTIKA_FARMASI%2717.pdf)
4. Apa itu resisten? Dan kenapa setiap pemberian antibiotic harus di habiskan?
Resisten antibiotic adalah kondisi saat bakteri yang menyerang tubuh menjadi
kebal terhadap antibiotic, jika sudah kebal terhadap antibiotic tertentu tidak banyak jenis
antibiotic yang tersedia sebagai pengganti untuk menyembuhkan penyakit tersebut.
Mengapa antibiotic harus di habiskan?
Jika berhenti minum antibiotic sebelum waktu yang di tetapkan oleh dokter,
WHO mengungkapkan bahwa berisiko mengalami resistensi antibiotic. Hal ini bisa
terjadi karena meskipun gejala penyakit yang dialami sudah berkurang atau
hilang,mungkin saja bakteri yang bersarang dalam tubuh belum mati seluruhnya. Bakteri
yang tersisa dalam tubuh akan mengalami mutasi. Mutasi ini akan mengakibatkan bakteri
tersebur kebal terhadap antibiotic tertentu, ketika diserang infeksi bakteri lagi di
kemudian hari,bisa obat antibiotic yang diresepkan dokter tak akan mempan lagi untuk
mengobati penyakit tersebut.
Sumber: hellosehat
(https://hellosehat.com/infeksi/mengapa-harus-minum-antibiotik-sampai-habis/)

QUIZ ANTIVIRUS
1. Jelaskan apa itu vaksin?
Vaksin adalah sediaan biologis yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan
adaptif terhadap penyakit infeksi tertentu. Biasanya, vaksin mengandung agen atau zat
yang menyerupai mikroorganisme penyebab penyakit dan sering kali dibuat dari
mikroorganisme yang dilemahkan atau dimatikan, dari toksinnya, atau dari salah satu
protein permukaannya. Agen dalam vaksin merangsang sistem imun agar dapat
mengenali agen tersebut sebagai ancaman, menghancurkannya, dan mengingatnya agar
sistem imun dapat kembali mengenali dan menghancurkan mikroorganisme yang
berhubungan dengan agen tersebut saat ditemui pada masa depan. Vaksin dapat bersifat
profilaksis (misalnya untuk mencegah atau memperbaiki dampak akibat infeksi patogen
pada masa depan) atau terapeutik (misalnya vaksin terhadap kanker).
Sumber: Wikipedia
(https://id.wikipedia.org/wiki/Vaksin)
2. Apa perbedaan vaksin dan antivirus?
Vaksin:
a) Definisi dari vaksin adalah produk medis yang diberikan melalui suntikan,
mulut/oral, ataupun semprot dengan tujuan menghasilkan kekebalan terhadap
penyakit tertentu (seperti vaksin virus hepatitis B, maka digunakan untuk
vaksinasi pencegahan infeksi virus hepatitis B)
b) Tujuan pemberian vaksin adalah membentuk kekebalan terhadap penyakit yang
disebabkan oleh virus atau bakteri. Sehingga vaksin dapat ditujuan untuk
pencegahan baik untuk yang disebabkan virus atau kuman, seperti vaksin untuk
pencegahan panyakit yang disebabkan kuman adalah vaksin BCG untuk infeksi
TBC; vaksin campak untuk pencegahan infeksi karena virus Campak
c) Cara kerjanya adalah dengan membentuk sistem kekebalan tubuh yang dapat
melindungi tubuh dari penyakit tertentu selama bertahun-tahun, seperti vaksin
Hepatitis B, perlindungan terhadap infeksi hepatitis B dapat sampai lebih dari 15
tahun, dan memerlukan evaluasi antibodi ulang untuk memastikan perlu tambahan
vaksinasi hapatitis B atau tidak
d) Jenis vaksin yang ada dapat berupa vaksin dari mikroorganisme mati,
dilemahkan/hidup, vaksin toksoid, dan jenis biosintetik
e) Vaksin diberikan pada manusia yang sehat
Antivirus:
a) Definisi dari antivirus adalah obat-obat yang diberikan kepada pasien yang sakit
dan disebabkan oleh infeksi virus. Sehingga, pasien yang terinveksi virus hanya
dapat diobati dengan obat antivirus. Obat antibiotik tidak dapat mengobatai pasien
dengan infeksi virus, seperti contohnya amoxillin tidak dapat mengobati infeksi
Hepatitis B.
b) Tujuan pemberian antivirus adalah pengobatan pasien yang sudah terinfeksi virus.
Seperti pada pasien dengan HIV, pengobatan antivirus dengan ARV dapat
diberikan.
c) Cara kerja obat antivirus adalah dapat dikelompokkan terhadap beberapa target
pengobatan penghambat DNA polimerase, penghambat RNA, NNRTI, NRTI,
penghambat protease, direct acting.
d) Jenis obat antivirus tergantung dari virus penyebab nya, sehingga obat yang sudah
diakui secara formal efektifitasnya dapat digunakan pada pasien dengan infeksi
virus tertentu.
e) Obat antivirus diberika pada pasien yang sudah dipastikan terinfeksi atau dalam
kondisi sakit.
Sumber: Alodokter
(https://www.alodokter.com/komunitas/topic/vaksinc2cf6b)
3. Jelaskan efek samping penggunaan dari masing masing obat antivirus!
a. Antivirus untuk herpes
ASIKLOVIR
Suatu produk yang memiliki efek antivirus stelah di metabolisme menjadi asiklovir
trifosfat. Bekerja dengan menghambat DNA polymerase virus.
Efek samping: mual,diare,ruam,sakit kepala,insufisiensi renal dan neurotoksisitas
FOSKARNET
Merupakan analog organic dari pirofosfat anorganik. Bekerja dengan menghambat
DNA polymerase virus pada tempat ikatan pirofosfat.
Efek samping: nefrotoksisitas dan hipokalsemia simtomatik nekrosis tubuler akut,
glomerulopati, diabetes incipidus nefrogenik dan nefritis interstitial, abnormalitas
metabolik. Efek samping pada SSP : sakit kepala, iritabilitas, kejang dan halusinasi.
ES lain : ruam kulit, demam, mual, muntah, anemia, leukopenia, gangguan fungsi
hati, perubahan EKG dan tromboflebitis.
b. Antivirus untuk influenza
AMANTADIN dan RIMANTADIN
Efektif hanya untuk influenza A saja. Bekerja dengan menghambat kanal ion pada
protein dan merubah pH intrasel virus.
Efek Samping : gangguan gastrointestinal ringan, ES SSP : gelisah, sulit konsentrasi,
insomnia, hilang nafsu makan.
OSELTAMIVIR dan ZANAMIFIR
Efektif terhadap virus influenza A dan B dengan mekanisme yg sama, yaitu dengan
menginhibisi enzim neuraminidase.
Efek Samping : zanamifir umumnya ditoleransi dg baik, ES yg dilaporkan batuk
bronkospame dan penurunan fungsi paru reversibel. ES oseltamifir : mual, muntah,
nyeri abdomen, sakit kepala.
c. Antivirus untuk HBV dan HCV
LAMIVUDIN
Merupakan isomer analog dari deoksitidin. Bekerja dengan menghentikan sintesis
DNA dan menghambat polimerase virus.
Efek samping :fatigue, sakit kepala, mual.
ENTEKAVIR
Bekerja dengan menghambat polimerase virus HBV.
Efek Samping : sakit kepala,infeksi saluran nafas atas, batuk, nasofaringitis, fatigue,
pusing, nyeri abdomen atas dan mual.
Anti retnovirus
a. NRTI (nucleoside reverse transcriptase inhibitor) ZIDOVUDIN
Bekerja menghambat enzim reverse transcriptase (RT) HIV
Efek samping: anemia,neutropenia,sakit kepala,mual
b. NtRTI (nucleoside reverse transcriptase inhibitor) TENOFOVIR DISOPROKSIL
Bekerja dengan menghentikan pembentukan rantai DNA virus
Efek samping: mual,muntah,fletulens,diare
c. NNRTI (non nucleoside reverse transcriptase inhibitor) NEVIRAPIN
Bekerja dengan menghambat enzim RT pada virus HIV-1
Efek samping: ruam,demam,fatigue,sakit kepala
d. PI (protease inhibitor) SAKUINAVIR
Bekerja pada tahap transisi virus
Efek samping: diare,mual,nyeri abdomen
e. Viral entry inhibitor ENFUVIRTID
Menghambat masuknya HIV-1 kedalam sel
Efek samping: nyeri,eritema,pruritis,iritasi,dan nodul/kista
Sumber: academia ppt obat antivirus oleh Sylvia,SSi.,Apt.
(https://www.academia.edu/5767545/Obat_Anti_Virus)
4. Jelaskan farmakoterapi dan mekanisme kerja obat antivirus untuk penyakit
influenza,HIV,dan herpes!
1) Antivirus herpes
a. Asiklovir
Mekanisme kerja: dibetabolisme menjadi asiklovir trifosfat yang menghambat
DNA polymerase virus
b. Valasiklovir
Mekanisme kerja: dibetabolisme menjadi asiklovir trifosfat yang menghambat
DNA polymerase virus
c. Gansikovir
Mekanisme kerja: dimetabolisme menjadi gansiklovir trifosfat, yang
menghambat DNA polymerase virus
d. Pensiklovir
Mekanisme kerja: dimetabolisme menjadi pensiklovir trifosfat yang
menghambat DNA polymerase virus
2) Antivirus influenza
a. Amantadin
Mekanisme kerja: hambatan kenal ion protein M2 dan modulasi PH intra sel
b. Rimantadin
Mekanisme kerja: hambatan kenal ion protein M2 dan modulasi PH intra sel
induksi enzim seluler yang mengganggu sintesis protein virus
c. Oseltamivir, zanamivir
Mekanisme kerja: Asam N-asetilneuraminat merupakan komponen mukoprotein
pada sekresi respirasi, virus berikatan pada mucus, namun yang menyebabkan
penetrasi virus ke permukaan sel adalah aktivitas enzim neuraminidase. Hambatan
terhadap neuraminidase mencegah terjadinya infeksi. Neuraminidase juga untuk
penglepasan virus yang optimaldari sel yang terinfeksi, yang meningkatkan
penyebaran virus dan intensitas infeksi. Hambatan neuraminidase menurunkan
kemungkinan berkembangnya influenza dan menurunkan tingkat keparahan, jika
penyakitnya berkembang
d. Ribavirin
Mekanisme kerja: menggangu mRNA virus
3) Antivirus HIV
a. Zidovudin
Mekanisme kerja: menghambat enzim reverse transcriptase virus,setelah gugus
asidotimin pada zidovudin mengalami fosforilasi.
b. Didanosin
Mekanisme kerja: obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan
pembentukan rantai DNA virus
c. Tenofovir disoproksil
Mekanisme kerja: obat ini bekerja pada HIV RT dan HBV RT dengan cara
menghentikan pembentukan rantai DNA virus
d. Nevirapin
Mekanisme kerja: bekerja pada situs alosterik tempat ikatan non substract HIV-1
RT
e. Delavirdin
Mekanisme kerja: bekerja pada situs alosterik tempat ikatan non substract HIV-1
RT
f. Sakuinavir
Mekanisme kerja: bekerja pada tahap transisi merupakan HIV protease
peptidomimetic inhibitor
g. Ritonavir
Mekanisme kerja: bekerja pada tahap transisi merupakan HIV protease
peptidomimetic inhibitor
h. Enfurtid
Mekanisme kerja:menghambat masuknya HIV-1 kedalam sel dengan cara
menghambat fusi virus ke membrane sel
Sumber: academia makalah antivirus oleh abd. Rahman munir
(https://www.academia.edu/7170219/Makalah_Antivirus)
QUIZ
1. Jelaskan mekanisme kerja obat anti malaria!
a. Obat anti malaria Skizontosida darah yang menyerang Plasmodia yang hidup di
darah. Anti malaria jenis ini untuk pencegahan dan mengakhiri serangan klinis.
Contoh : Klorokuin,Kuinidin, Meflokuin,Sulfonamida, Tetrasiklin, Atovakuon
dan Artemisinin serta turunannya.
b. Obat anti malaria Skizontosida jaringan yang membunuh Plasmodia pada fase
eksoeritrositik di hati, mencegah invasi Plasmodia dalam sel darah.
Contoh : Primakuin, Proguanil, Pirimetamin.
c. Obat anti malaria Gametosida yang membunuh stadium gametosit di darah.
Contoh : Primakuin
d. Obat anti malaria Sporontosida. Obat ini tidak berpengaruh langsung pada
gametosit dalam tubuh manusia tetapi mencegah sporogoni pada tubuh nyamuk.
Sumber: jurnal penyakit malaria dan mekanisme kerja obat obat anti malaria oleh roihatul
muti’ah
(http://repository.uin-malang.ac.id/1838/2/1838.pdf)
2. Jelaskan mekanisme kerja obat anti jamur!
Mekanisme kerja obat antijamur adalah dengan mempengaruhi sterol membran
plasma sel jamur, sintesis asam nukleat jamur, dan dinding sel jamur yaitu kitin, β
glukan, dan mannooprotein (Gubbins et al., 2009).
a. Sterol membran plasma : ergosterol dan sintesis ergosterol.
Ergosterol adalah komponen penting yang menjaga integritas membran sel jamur
dengan cara mengatur fluiditas dan keseimbangan dinding membran sel jamur.
Kerja obat antijamur secara langsung (golongan polien) adalah menghambat
sintesis ergosterol dimana obat ini mengikat secara langsung ergosterol dan
channel ion di membran sel jamur, hal ini menyebabkan gangguan permeabilitas
berupa kebocoran ion kalium dan menyebabkan kematian sel. Sedangkan kerja
antijamur secara tidak langsung (golongan azol) adalah mengganggu biosintesis
ergosterol dengan cara mengganggu demetilasi ergosterol pada jalur sitokrom
P450 (demetilasi prekursor ergosterol) (Gubbins et al., 2009).
b. Sintesis asam nukleat
Kerja obat antijamur yang mengganggu sintesis asam nukleat adalah
dengan cara menterminasi secara dini rantai RNA dan menginterupsi sintesis
DNA. Sebagai contoh obat antijamur yang mengganggu sintesis asam nukleat
adalah 5 flusitosin (5FC), dimana 5 FC masuk ke dalam inti sel jamur melalui
sitosin permease. Di dalam sel jamur 5FC diubah menjadi 5 fluoro uridin trifosfat
yang menyebabkan terminasi dini rantai RNA. Trifosfat ini juga akan berubah
menjadi 5 fluoro deoksiuridin monofosfat yang akan menghambat timidilat
sintetase sehingga memutus sintesis DNA (Gubbins et al., 2009).
c. Unsur utama dinding sel jamur : glukans
Dinding sel jamur memiliki keunikan karena tersusun atas mannoproteins, kitin,
dan α dan β glukan yang menyelenggarakan berbagai fungsi, diantaranya menjaga
rigiditas dan bentuk sel, metabolisme, pertukaran ion pada membran sel. Sebagai
unsur penyangga adalah β glukan. Obat antijamur seperti golongan ekinokandin
menghambat pembentukan β1, 3 glukan tetapi tidak secara kompetitif. Sehingga
apabila β glukan tidakterbentuk, integritas struktural dan morfologi sel jamur akan
mengalami lisis (Gubbins et al., 2009).
Sumber: academia makalah anti jamur oleh iman firmansyah
(https://www.academia.edu/19402487/Antijamur)
3. Jelaskan mekanisme kerja obat antelmetik (anti cacing)
Antelmintik bekerja dengan menghambat proses metabolisme yang penting bagi parasit
tetapi tidak ada atau tidak vital dalam inang. Anthelmintik lain kurang diserap melalui
usus, yang berarti parasit terpapar pada konsentrasi anthelmintik yang jauh lebih tinggi
daripada inang. Cara kerja lainnya dari antelmintik antara lain :
a. Bekerja dengan mencegah cacing tumbuh atau berkembang biak di tubuh.
b. Bekerja dengan mengikat secara selektif dan dengan afinitas yang kuat ke saluran
ion klorida berpagar glutamat yang terjadi pada sel saraf dan otot invertebrata.
Hal ini menyebabkan peningkatan permeabilitas membran sel terhadap ion
klorida kemudian hiperpolarisasi saraf atau sel otot, dan kematian parasit.
c. Bekerja dengan menghambat pembentukan mikrotubulus cacing; secara selektif
dan ireversibel menghalangi pengambilan glukosa dan nutrisi lain pada cacing
usus dewasa yang rentan.
d. Bekerja dengan metabolit aktif, albendazol sulfoksida, menyebabkan degenerasi
selektif mikrotubulus sitoplasma di sel usus dan sel tegmental cacing usus dan
larva; glikogen habis, pengambilan glukosa dan sekresi kolinesterase terganggu,
dan zat kotor menumpuk di dalam sel. Produksi ATP menurun menyebabkan
penipisan energi, imobilisasi, dan kematian cacing.
e. Bekerja dengan meningkatkan permeabilitas sel terhadap kalsium dalam
skistosom, menyebabkan kontraksi yang kuat dan kelumpuhan otot cacing yang
menyebabkan terlepasnya pengisap dari dinding pembuluh darah dan terlepas
f. Triclabendazole sebagai antelmintik terhadap spesies Fasciola. Triklabendazol
dan metabolit aktifnya diserap oleh tegument cacing imatur dan dewasa, yang
menyebabkan penurunan potensi membran istirahat, penghambatan motilitas,
gangguan permukaan serta ultrastruktur yang meliputi penghambatan
spermatogenesis dan sel vitelline.
Sumber: (https://idnmedis.com/antelmintik)
4. Jelaskan terapi farmakologi dan mekanisme kerja obat antibakteri untuk penyakit di
saluran cerna!
Terapi farmakologi penyakit saluran cerna
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Gastroesofageal reflux dan regurgitasi cukup
sering ditemukan pada bayi dan biasanya membaik sendiri saat bayi mencapai usia 1
tahun. Istilah GERD digunakan apabila refluks sudah menimbulkan gejala patologi
seperti esofagitis, gangguan nutrisi atau komplikasi pernafasan
Pada bayi dan anak muda
Farmakoterapi: Obat untuk menekan asam lambung mempunyai sedikit peranan pada
bayi karena tidak cukup valuable untuk menatalaksana bayi dibawah usia 1 tahun dengan
GER tanpa komplikasi. Bila farmakoterapi menjadi pilihan terapi maka penggunaan PPI
lebih direkomendasikan dibandingkan dengan antagonis reseptor histamine tipe 2
(H2RA). Bayi dan anak muda memetabolisme PPI lebih cepat dibandingkan dewasa
sehingga membutuhkan dosis yang lebih tinggi, dan diberikan 30 menit sebelum makan.
Pada anak besar dan remaja
Farmakoterapi
Proton pump inhibitors (PPI)
PPI menghambat sekresi asam dengan berikatan secara ireversibel dan menghambat
pompa hydrogen potassium ATPase yang terletak di permukaan luminal membran sel
parietal. Golongan obat PPI antara lain omeprazole, lansoprazol, rabeprazole,
pantoprazole, esomeprazole dan dexlansoprazole. Omeprazole, esomeprazole,
lansoprazole dan dexlansoprazole merupakan PPI yang paling banyak diteliti
penggunaannya pada anak. Dosis omeprazole efektif untuk anak 0.3-3.5 mg/kg/hr
(maksimal 80 mg/hr), lansoprazole 0.73-1.6 mg/kg/hr (maksimal 30 mg/hr). Dimulai
dengan dosis tunggal dan dapat ditingkatkan menjadi dua kali sehari. Berikan 2 sampai 4
minggu untuk rasa panas pada perut derajat sedang sampai berat, 4 sampai 8 minggu bila
terdapat bukti esofagitis. Bila esofagitis bersifat erosif (berat) pemberian PPI dapat
dilanjutkan selama 3 sampai 6 bulan diikuti oleh pemeriksaan endoskopi untuk
memantau penyembuhan. Penggunaan PPI jangka panjang dapat meningkatkan risiko
infeksi usus terutama Clostridium difficile, kelainan metabolik dan nutrisi. Oleh karena
itu pasien dengan PPI harus dipantau untuk mendeteksi kelainan tersebut. Pengobatan
dapat dihentikan setelah 6 bulan dengan menurunkan dosis bertahap dan dapat diberikan
secara periodik setelahnya tergantung gejala.
Antagonis reseptor histamine tipe 2 (H2RA)
Antagonis reseptor histamin tipe 2 (H2RA) digunakan pada pasien dengan GERD sedang
atau gejala intermiten. H2RA mempunyai efek moderat terhadap GER, karena onset
kerjanya yang cepat sangat cocok untuk meredakan gejala. Tetapi obat ini tidak seefektif
PPI terutama pada penderita kronik. H2RA menghambat sekresi asam dengan
menghambat reseptor histamine H2 pada sel parietal. Simetidin, ranitidine, famotidine
dan nizatidin merupakan obat golongan H2RA.8 Puncak onset kerja H2RA adalah 2.5
jam dengan lama kerja 4 sampai 10 jam sehingga tidak cocok untuk penggunaan jangka
panjang. Penggunaan H2RA jangka panjang meningkatkan risiko infeksi usus terutama
oleh C. difficile dan community-acquired pneumonia.
Antacid
Antasid sesuai untuk mengatasi keluhan rasa nyeri ulu hati jangka pendek pada anak
besar, remaja atau dewasa dengan gejala jarang (kurang dari 1 kali seminggu). Antasid
dapat mengatasi rasa nyeri pada ulu hati dalam waktu 5 menit tetapi dengan masa kerja
yang pendek yaitu 30-60 menit. Antasid bekerja dengan menetralisir pH lambung
sehingga mengurangi paparan mukosa esofagus terhadap asam lambung selama episode
refluks. Antasid mengandung kombinasi magnesium, aluminium hidroksida dan kalsium
karbonat. Penggunaan antasid pada bayi dapat menyebabkan meningkatnya kadar
aluminium plasma sehingga menyebabkan osteopenia, anemia mikrositik, dan
neurotoksisitas sehingga penggunaannya hanya terbatas pada anak besar dan remaja.
Surface agents
Surface agents bekerja dengan menciptakan pertahanan yang menghalangi cedera pada
mukosa yang diakibatkan oleh asam lambung. Hanya dua yang telah dievaluasi sebagai
terapi pada pasien GERD yaitu sodium alginate dan sukralfat. Sukralfat (aluminium
sucrose sulfat) memberikan kesembuhan mukosa dan melindungi kerusakan selanjutnya
akibat asam lambung
Prokinetik
Peran prokinetik dalam tatalaksana GERD masih terbatas karena alasan keamanan dan
mamfaat, seperti metoklopramid, cisapride atau domperidon dan eritromisin. Baclofen
merupakan antagonis reseptor gamma-amino- butyric acid B (GABA-B) yang
menghambat relaksasi transien dari sfingter bawah esophagus. Beberapa penelitian
menunjukkan baclofen akan mengurangi gejala refluks, mengurangi frekuensi relaksasi
sfingter esophagus dan paparan asam lambung terhadap esophagus, serta mempercepat
pengosongan lambung. Efek samping baclofen seperti dyspepsia, mengantuk, dan
mengurangi ambang kejang sehingga penggunaan baclofen jarang pada anak kecuali
dengan adanya penyakit dasar neurologis.
Sumber: jurnal tatalaksana medikamentosa pada penyakit saluran cerna
Nama penulis: handre putra,yusri Dianne jurnalis,yorva sayoeti
(http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/1019/895)
Mekanisme kerja obat antibakteri untuk penyakit saluran cerna

Anda mungkin juga menyukai