Antiprotozoal Anthelminthics
drugs drugs
DEFINISI
Antibiotik
Penyebab resistensi :
Perubahan genetik,
Mutasi spontan DNA,
Transfer DNA antar organisme (konjugasi, transduksi, transformasi),
Induksi antibiotik.
FAKTOR RESISTENSI
Penggunaan kombinasi dua atau lebih antimikroba tidak dianjurkan, terapi terarah lebih disukai, tetapi beberapa
kombinasi dapatlah bermanfaat, yaitu:
Pengobatan infeksi campuran : Beberapa infeksi tertentu dapat disebabkan oleh lebih dari satu mikroba yang peka
terhadap antimikroba yang berbeda.
Pengobatan infeksi berat yang etiologinya belum jelas : Beberapa infeksi berat, seperti septikemia, meningitis
purulenta dan infeksi berat lainnya memerlukan kombinasi antimikroba, karena keterlambatan pengobatan dapat
membahayakan jiwa pasien. Kombinasi diberikan dengan dosis penuh, bila pemeriksaan mikrobiologi telah didapat
maka AM yang tidak diperlukan dapat dihentikan penggunaannya
Mendapatkan efek sinergi : Bila kombinasi antimikroba menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan efek
aditif saja.
Memperlambat timbulnya resistensi : Khususnya untuk infeksi menahun, seperti TBC, lepra, dan HIV.
Untuk mengurangi toksisitas : Trisulfa dan sitostatika, karena dosis masing-masing komponen dapat dikurangi
KLASIFIKASI ANTIBAKTERI
Penisilin : benzil penisilin, fenoksimetilpenisilin, ampisilin, amoksisilin.
Sefalosporin dan antibiotik beta laktam lainnya ; sefadroksil, sefaklor,
sefotaksim
Kloramfenikol
Tetrasiklin
Aminoglikosida; streptomisisn, gentamisin, neomisin
Makrolida; eritromisin, linkomisin
Kuinolon; siprofloksasin, ofloksasin
Sulfonamida dan trimetoprim; kotrimiksazol, suldok
Antibiotik lainnya.
1. PENISILIN
Seperti halnya semua antibiotik golongan beta-laktam, kerja penisilin menghambat pertumbuhan bakteri dengan
jalan menghambat tahap spesifik dalam sintesis dinding sel bakteri.
Dinding merupakan lapisan luar yang kaku dari sel bakteri, lapisan ini menutupi keseluruhan membran sitoplasma.
Fungsi dari dinding sel adalah mempertahankan bentuk sel dan mencegah terjadinya lisisnya (pecah) sel bakteri
yang dikarenakan perbedaan tekanan osmotik yang tinggi antara cairan di dalam sel dan cairan di luar sel.
Mekanisme kerja dari penisilin adalah menghambat kerja protein pengikat penisilin (PBP) yang berfungsi
mengkatalisis reaksi transpeptidase dalam proses pembentukan dinding sel bakteri, sehingga mengakibatkan
matinya sel bakteri.
Antibiotika golongan penisilin bersifat bakterisid (membunuh bakteri) hanya bila sel-sel bakteri tumbuh dengan
aktif dan mensintesis dinding sel.
PENGGUNAAN KLINIS
Penisilin merupakan antibiotik yang paling efektif dan paling luas penggunaannya. Penisilin oral, kecuali amoksisilin
sebaiknya tidak dikonsumsi setelah makan untuk mengurangi ikatan pada protein makanan dan inaktivasi oleh
asam lambung. Kadar dalam darah dapat ditingkatkan dengan pemberian bersama probenesid 0,5 g peroral
sehingga mengurangi eliminasi penisilin melalui ginjal.
FARMAKOKINETIK
Benzil penisilin mempunyai efek bakterisid yang kuat, Kloksasilin merupakan derivat (turunan) penisilin
dengan spektrum kerja yang sempit terutama pada yang tahan asamdan enzim betalaktamase.
bakteri gram positif.
Sifat kloksasilin yang tahan asam menyebabkan
Benzil penisilin digunakan pada radang paru, radang
otak, profilaksis penyakit sifilis, endokarditis, dan obat ini dapat digunakan secara oral.
gonorea. Benzil penisilin bersifat tidak tahan asam
Kloksasilin mempunyai spektrum kerja yang
sehingga penggunaannya hanya melalui rute
parenteral. sempit.
Ikatan protein plasmanya sebesar 60 % dengan waktu Sifat farmakokinetik kloksasilin adalah absorbsi
paruh 30 menit, sehingga sering dikombinasikan secara oral sekitar 50%, berikatan dengan protein
dengan probenesid untuk mengurangi eliminasinya plasma lebih dari 90 %, waktu paruh 30-60 menit.
melalui ginjal, atau pemberian dalam bentuk garam
tidak larut melalui rute intramuskuler untuk Dosis oral kloksasilin adalah 500 mg yang
meningkatkan durasi obat di dalam darah. diberikan 4 sampai 6 kali sehari, sedangkan dosis
Dosis benzil penisilin adalah 4-6 kali sehari pemberian secara intravena sebesar 250-1000 mg
1.000.000-4.000.000 unit melalui rute intramuskular. yang diberikan 4 sampai 6 kali sehari.
Ampisilin Amoksisilin
Ampisilin merupakan antibiotik golongan penisilin Amoksisilin mempunyai aktivitas yang sama
yang mempunyai spektrum kerja luas, yang aktif dengan ampisilin.
pada bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.
Sifat farmakokinetik amoksisilin adalah absorbsi
Ampisilin digunakan pada infeksi saluran napas, per oral sebesar 80%, berikatan dengan protein
saluran cerna, saluran kemih, kulit, gonore, dan plasma sebesar 20% dan mempunyai waktu paruh
infeksi pada bagian lunak, seperti otot. 1-2 jam.
Sifat farmakokinetik ampisilin adalah diabsorbsi Dosis amoksisilin adalah 250-500 mg yang
secara oral sebesar 30-40%, waktu paruh 1-2 jam, diberikan 3 kali sehari
dan ikatan protein plasma sebesar 20%.
Dosis oral ampisilin 0,5-1 gram yang diberikan 4
kali sehari.
EFEK SAMPING, WANITA HAMIL DAN LAKTASI , INTERAKSI
Reaksi efek samping yang terpenting dari golongan penisilin adalah reaksi alergi
karena hipersensitasi, shok anafilaksis, diare, mual, muntah, nefrotoksisitas, dan
neurotoksisitas.
Penggunaan penisilin dianggap relatif aman bagi wanita hamil dan menyusui.
Lama kerja antibiotika golongan penisilindipengaruhi oleh probenesid, sulfin
pirazon, asetosal, dan indometasin. Efek penisilin dikurangi oleh antibiotik
bakteriostatik, seperti tertrasiklin, kloramfenikol, dan makrolida.
2. SEFALOSPORIN
Menurut khasiat antimikrobanya dan resistensinya terhadap enzim betalaktamase sefalosporin digolongkan menjadi:
Generasi 1 : Aktif terhadap cocci gram positif, tidak tahan terhadap betalaktamase Contoh: sefalotin, sefazolin,
sefradin, sefaleksin, dan sefadroksil
Generasi 2 : Lebih aktif terhadap kuman gram negatif, termasuk H. influenzae, proteus, klebsiella, gonococci, dan
kuman yang resisten terhadap amoksisilin. Agak tahan terhadap betalaktamase. Khasiat terhadap kuman gram
positif lebih kurang sama dengan generasi 1. Contoh: sefaklor, sefamandol, sefmetazol, dan sefuroksim.
Generasi 3: Aktivitas terhadap kuman gram negatif lebih kuat dan lebih luas meliputi pseudomonas dan
bacteroides. Lebih resisten terhadap betalaktamase. Contoh: sefoperazon, sefotaksim, seftizoksim, seftriakson,
sefotiam, sefiksim, dan sefprozil.
Generasi 4: Sangat resisten terhadap betalaktamase, dan sefepim sangat aktif terhadap pseudomonas. Contoh:
sefepim, sefpirom.
RESISTENSI, EFEK SAMPING, WANITA HAMIL DAN LAKTASI
Resistensi Dapat timbul dengan cepat, sehingga digunakan hanya untuk infeksi berat.
Efek Samping Umumnya sama dengan obat golongan penisilin, hanya lebih ringan, seperti gangguan lambung,
usus, alergi, nefrotoksisitas (terutama generasi 1).
Wanita Hamil Dan Laktasi Obat-obat : generasi 1, seperti sefaklor, sefotaksim, seftriakson, dan seftazidim dianggap
aman bagi bayi, obat lainnya belum terdapat kepastian keamanannya
FARMAKOKINETIK
Di dalam darah antibiotik golongan sefalosporin berikatan dengan protein plasma sebesar 14-90%, dengan waktu
paruh 30-150 menit.
Distribusi obat ke dalam jaringan dan cairan tubuh baik kecuali pada otak dan mata, kecuali sefotaksim.
Ekskresi antibiotik golongan sefalosporin melalui ginjal, sembilan puluh persen obat dieliminasi dalam bentuk utuh.
Ekskresi diginjal melalui filtrasi glomerulus dan sekresi tubuler
3. KLORAMFENIKOL
Konsentrasi maksimal kloramfenikol di dalam darah setelah pemberian peroral dicapai setelah 2 jam.
Waktu paruh kloramfenikol 3 jam, sedangkan pada bayi di bawah 2 minggu waktu paruhnya sebesar 24 jam.
Ekskresi kloramfenikol aktif dan produk degradasi sebagian besar melalui ginjal, hanya sebagian kecil yang di
ekskresikan melalui empedu.
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
Dosis yang digunakan untuk kloramfenikol adalah Tiamfenikol Tiamfenikol merupakan antibiotik yang
50-100 mg/kg/hari yang terbagi dalam 4 dosis masuk dalam golongan kloramfenikol.
yang terpisah.
Absorbsi tiamfenikol baik dengan ikatan pada
protein plasma sebesar 10%, waktu paruh 2 jam,
dan diekskresikan dalam kondisi utuh melalui
ginjal.
Dosis yang digunakan untuk tiamfenikol adalah
250-500 mg yang diberikan empat kali sehari.
4. TETRASIKLIN
Tetrasiklin bersifat bakteriostatis untuk banyak bakteri gram positif, negatif, ricketsia, klamidia,
mikoplasma serta untuk beberapa protozoa.
Hanya melalui injeksi intravena dapat dicapai kadar plasma yang bakterisid lemah.
Mekanisme kerja tetrasiklin berdasarkan hambatan sintesis protein pada bakteri, yaitu dengan
mencegah penambahan asam amino baru pada rantai peptida yang sedang dibuat.
Tetrasiklin memasuki sel mikroba dengan cara difusi pasif atau transport aktif
FARMAKOKINETIK
Absorbsi tetrasiklin secara oral sebesar 75%, absorbsi berlangsung lambat kecuali doksisiklin dan minosiklin.
Didalam darah obat berikatan dengan protein plasma sebesar: doksisiklin 90%, minoksiklin 75%, oksitetrasiklin
35%.
Waktu paruh dari antibiotik golongan tetrasiklin berbeda-beda, yaitu tetrasiklin: oksitetrasiklin: minosiklin:
doksisiklin = 9 : 9 : 18 : 23 jam.
Antibiotik tetrasiklin berdifusi buruk pada cairan serebrospinal, kecuali minosiklin.
Tetrasiklin diekskresi secara utuh melalui ginjal, sedangkan doksisiklin dan minosiklin diekskresikan secara utuh
melalui empedu dan tinja.
RESISTENSI, EFEK SAMPING , WANITA HAMIL DAN LAKTASI
Resistensi terhadap antibiotik tetrasiklin terjadi karena bakteri kehilangan mekanisme transport
aktif terhadap tetrasiklin atau berkurangnya permeabilitas terhadap tetrasiklin. Hal ini
menyebabkan rendahnya kadar tetrasiklin didalam sel dan mengurangi efektivitasnya.
Efek samping pada penggunaan tetrasiklin secara oral mual, muntah, suprainfeksi, dan lain-lain.
Efek lainnya penyerapan pada tulang dan gigi yang baru terbentuk sehingga dapat menyebabkan
kelainan bentuk dan hambatan pertumbuhan. Efek lainnya adalah hepatotoksik, nefrotoksik, dan
fotosensitasi.
Wanita Hamil Dan Laktasi : Karena menghambat pertumbuhan tulang dan kalsifikasi gigi,
tetrasiklin tidak boleh digunakan setelah bulan keempat masa kehamilan dan anak-anak di
bawah 8 tahun.
DOSIS
Tetrasiklin Doksisiklin
Aminoglikosida mempunyai absorbsi yang buruk (kurang dari 1%) pada pemberian peroral.
Penggunaan aminoglikosida secara oral untuk mendapatkan efek lokal pada saluran cerna.
Absorbsi intramuskular baik.
Waktu paruh antibiotik golongan aminoglikosida bervariasi pada pemberian parenteral.
Indikasi : Streptomisin dan kanamisin digunakan untuk tuberkulosis, pes, tularemia secara
intramuskuler. Gentamisin digunakan untuk sepsis dan pneumonia yang resisten terhadap obat-
obat lain secara intramuskular, meningitis secara intratekal, dan tobramisin untuk pseudomonas.
Gentamisin, tobramisin, framisetin, dan neomisin digunakan secara topikal.
Kontraindikasi : Antibiotik golongan aminoglikosida dikontraindikasikan pada pasien usia lanjut
dan pasien yang menderita gangguan ginjal.
EFEK SAMPING, WANITA HAMIL DAN LAKTASI
2. iritasi dan toksik yang berupa nyeri pada tempat suntikan, ototoksik, nefrotoksik, neurotoksik;
Wanita Hamil dan Laktasi : Aminoglikosida dapat melintasi palsenta dan menyebabkan kerusakan
ginjal dan menyebabkan ketulian pada bayi.
Streptomisin Gentamisin
Streptomisin tidak diabsorbsi secara oral. Selain itu, Didalam darah gentamisin berikatan dengan
distribusi ke dalam jaringan dan cairan serebrospinal protein plasma sebesar 25%, t ½ 2-3 jam, ekskresi
burk. Ikatan protein plasma streptomisin sebesar 35% melalui kemih secara utuh 70%.
dengan waktu paruh 2-3 jam. Ekskresi streptomisin
melalui ginjal di mana 60% nya dalam bentuk utuh. Gentamisin diindikasikan untuk infeksi
pseudomonas, proteus, dan stafilokokus yang
Streptomisin diindikasikan untuk TBC yang resisten
resisten terhadap penisilin dan metsilin.
terhadap obat lain, dan diberikan secara
intramuskular. Efek samping gentamisin lebih ringan dari pada
streptomisin dan kanamisin.
Efek samping dari streptomisin adalah nefrotoksik dan
ototoksik.
Dosis streptomisin pada pasien TBC 0,5-1 secara
intramuskuler setiap hari. Sampar oleh yersinia pestis
1-2 gram satu kali sehari secara intramuskuler.
Amikasin Neomisin
Amikasin didistribusikan dengan baik ke dalam Neomisin merupakan campuran dari neomisin
organ dan cairan tubuh kecuali pada cairan neomisin A, B, dan C dengan perbandingan 2 : 85 :
serebrospinal. Distribusi ke dalam cairan 13.
serebrospinal meningkat ketika terjadi peradangan
mada otak. Amikasin diekskresikan melalui ginjal Neomisin tidak digunakan secara parenteral
secara utuh sebesar 94%. karena toksisitasnya yang kuat.
Amikasin diindikasikan untuk infeksi Absorbsi neomisin peroral sebesar 3% sehingga
pseudomonas, basil gram negatif, dan bakteri yang digunakan untuk pengobatan secara lokal.
resisten terhadap gentamisin dan tobramisin.
Untuk menghindari resistensi penggunaan Neomisin diindikasikan untuk sterilisasi usus pra
amikasin dibatasi maksimum 10 hari. bedah, konjungtivitis dan otitis media
(dikombinasikan dengan antimikroba lain).
Efek samping amikasin relatif lebih ringan
dibandingkan obat-obat golongan aminoglikosida Efek samping dari neomisin adalah malabsorbsi
lainnya. pada penggunaan dalam jangka waktu yang lama.
6. MAKROLIDA DAN LINKOMISIN
Makrolida merupakan suatu kelompok senyawa dengan ciri mempunyai cincin lakton di mana terkait gula-gula
deoksi.
Obat yang merupakan prototipe golongan ini adalah eritromisin yang diambil dari Streptomyces erytheus.
Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin dengan derivatnya (klaritomisin, roxitromisin, azitromisin, dan
diritromisin), spiramisin.
Linkomisin dan klindamisin secara kimiawi berbeda dengan eritromisin, tetapi mirip aktivitas, mekanisme kerja,
dan pola resistensinya.
Golongan makrolida bersifat bakteriostatis terhadap bakteri gram positif.
Mekanisme kerja golongan ini menghambat sintesis protein kuman dengan cara berikatan secara reversibel
dengan ribosom subunit 50s.
ERITROMISIN