Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK FARMAKOLOGI

ANTIBIOTIK

Disusun Oleh :

1. Mifta Kharimah Risni (P1337420318003)


2. Neli Mushafiyah (P1337420318004)
3. Hanan Ermawati (P1337420318005)
4. Pramudyani Diah Nugraheni (P1337420318006)
5. Azahra Syiva Nathania (P1337420318009)
6. Tahta Elizahveta F.A.W (P1337420318010)
7. Sagita Amirul Husna (P1337420318011)
8. Rysa Ayu Mizakira (P1337420318037)
9. Nikita Putri Ramadhani (P1337420318039)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
2019
ANTIBIOTIK
A. Definisi Antibotik

Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari anti = lawan, bios = hidup.
Antibiotika adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri
tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain,
sedangkan toksisitasnya terhada manusia relatif kecil. Antibiotik pertama kali
ditemukan oleh sarjana Inggris dr.Alexander Fleming (Penisilin) pada tahun 1928.
Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan dalam terapi di tahun 1941
oleh dr.Florey. Kemudian banyak zat dengan khasiat antibiotik diisolir oleh
penyelidik-penyelidik lain di seluruh dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa saja
yang dapat digunakan sebagai obat. Antibiotik juga dapat dibuat secara sintetis atau
semisintetis.
B. Mekanisme Kerja Antibiotik
1. Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding sel tidak
sempurna dan tidak dapat menahan tekanan osmosa dari plasma, akhirnya sel
akan pecah, seperti penisilin dan sefalosporin.
2. Menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel
dikacaukan pembentukannya, hingga bersifak lebih permeabel akibatnya zat-
zat penting dari isi sel dapat keluar seperti kelompok polipeptida.
3. Menghambat sintesa protein sel, akibatnya sel tidak sempurna terbentuk
seperti klindamisin, linkomisin, kloramfenikol, makrolida, tetrasiklin,
gentamisin.
4. Mengganggu pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA) akibatnya sel
tidak dapat berkembang seperti metronidasol, kinolon, novobiosin, rifampisin.
5. Menghambat sintesa folat seperti sulfonamida dan trimetoprim.
C. Efek Samping Antibiotika
1. Sensitisasi/hipersensitif, seperti gatal-gatal, kulit kemerah-merahan, bentol-
bentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi syok. Contohnya penisilin dan
klorampenikol.
2. Resistensi, terjadi bila obat digunakan dengan dosis yang terlalu rendah atau
waktu terapi kurang lama. Untuk mencegah resistensi dianjurkan
menggunakan kemoterapi dengan dosis yang tepat atau dengan menggunakan
kombinasi obat.
3. Superinfeksi, yaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimana
sifat dan penyebab infeksi berbeda dengan penyebab infeksi yang pertama.
Selain antibiotik yang menekan sistem kekebalan tubuh yaitu kortikosteroid
dan imunosupressiva lainnya dapat menimbulkan suprainfeksi.
D. Penggolongan Antibiotik
1. Pengolongan berdasarkan luas aktivitas kerjanya
 Zat-zat dengan aktivitas sempit (narrow spektrum)
Zat yang aktif terutama terhadap satu atau beberapa jenis bakteri saja
(bakteri gram positif atau bakteri gram negatif saja). Contohnya
eritromisin, kanamisin, klindamisin (hanya terhadap bakteri gram
positif), streptomisin, gentamisin (hanya terhadap bakteri gram negatif
saja).
 Zat-zat dengan aktivitas luas (broad spektrum)
Zat yang berkhasiat terhadap semua jenis bakteri baik jenis bakteri
gram positif maupun gram negatif. Contohnya ampisilin, sefalosporin,
dan klorampenikol.
2. Pengolongan berdasarkan mekanisme kerja
 Penghambatan sintetis dinding bakteri
 Penghambat membran sel
 Penghambatan sintetis protein di ribosom
 Penghambatan sintetis asam nukleat
 Penghambatan metabolik (antagonis folat)
3. Pengolongan berdasarkan daya kerjanya
 Bakterisid : Antibiotika yang bakterisid secara aktif membasmi kuman.
Termasuk dalam golongan ini adalah penisilin, sefalosporin,
aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol , polipeptida, rifampisin,
isoniazid dll.
 Bakteriostatik : Antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah
atau menghambat pertumbuhan kuman, tidak membunuhnya, sehingga
pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh.
Termasuk dalam golongan ini adalah sulfonamida, tetrasiklin,
kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, makrolida,
klindamisin, asam paraaminosalisilat, dll.
4. Pengolongan berdasarkan struktur kimianya
 Golongan Aminoglikosida : amikasin, dibekasin, gentamisin,
kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin, streptomisin,
tobramisin.
 Golongan Beta-Laktam : golongan karbapenem (ertapenem, imipenem,
meropenem), golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim,
sefadroksil, seftazidim), golongan beta-laktam monosiklik, dan
golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).
 Golongan Glikopeptida : vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan
dekaplanin.
 Golongan Poliketida : golongan makrolida (eritromisin, azitromisin,
klaritromisin, roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin),
golongan tetrasiklin (doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).
 Golongan Polimiksin : polimiksin dan kolistin.
 Golongan Kinolon (fluorokinolon) : asam nalidiksat, siprofloksasin,
ofloksasin, norfloksasin, levofloksasin, dan trovafloksasin.
 Golongan Streptogramin : pristinamycin, virginiamycin, mikamycin,
dan kinupristin-dalfopristin.
 Golongan Oksazolidinon : linezolid dan AZD2563.
 Golongan Sulfonamida : kotrimoksazol dan trimetoprim.
 Antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan
asam fusidat.
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Sampai saat ini penisilin merupakan antibiotika yang paling luas
penggunaannya. Beberapa ribu ton obat ini telah diberikan pada manusia selama 40
tahun yang lalu. Populasi pada banyak negara dalam proporsi yang bermakna
(mungkin 1-5%) telah menjadi hipersensitif. Dalam banyak kasus, tidak diragukan
bahwa sensitisasi dapat timbul bila penisilin diberikan tanpa indikasi yang tepat.
Namun, hipersensitivitas bersifat sementara.
Kejenuhan lingkungan tertentu (misalnya, rumah sakit) pada penisilin telah
menghasilkan penekanan terseleksi terhadap mikroorganisme yang sensitif penisilin
dan menghasilkan lebih banyak organisme yang resisten terhadap penisilin. Dalam
tahun 1950-an, rumah sakit menjadi tempat yang penting untuk proliferasi dan seleksi
stafilokokus penghasil betalaktamase. Sekarang stafilkokus penghasil betalaktamase
terdapat dimana-mana dan menyebabkan 80% infeksi stafilokokus yang terdapat di
masyarakat.
Penekanan pada flora normal menghasilkan sebagian kekosongan yang
biasanya diisi oleh organisme resisten obat yang lazim ditemukan. Penisilin diberikan
sebagian besar penderita di rumah sakit. Penderita tersebut dibuat rentan terhadap
penyakit secara selektif terhadap superinfeksi dengan mikroorganisme yang berasal
dari lingkungan rumah sakit (proteus, pseudomonas, enterobakter, serratia,
stafilokokus, dan sebagainya).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2013), Antibiotic, Wikipedia, diambil tanggal 10 Juni 2013, dari


http://en.wikipedia.org/wiki/Antibiotic
Bhat, V., (2013), Classification of Antibiotik, Mediacal Notebook, diambil tanggal 10 Juni
2013, dari http://pre-pg.blogspot.com/2007/03/classification-of-antibiotics.html
Darmansjah, I., Nelwan, R., (1994) Antibiotic guideline : Farmacological, medical journal of
university of Indonesia. diambil tanggal 10 Juni 2013, dari
http://www.iwandarmansjah.web.id/attachment/at_antibiotic%20guidelines.pdf
Katzung, E.G, (1997), Obat-Obat Kemoterapeutika, dalam Farmakologi Dasar & Klinik,
EGC : Jakarta
Rosen, E.J., Quinn, F.B., (2000), Microbiology, infections, and antibiotic therapy, diambil
tanggal 10 Juni 2013, dari http://www.utmb.edu/ otoref/grnds/Infect-0003/Infect-0003.pdf
https://www.scribd.com/doc/151913564/MAKALAH-ANTIBIOTIK#download

Anda mungkin juga menyukai