Faktor resiko lain yang menyebabkan kanker kandung kemih menurut Wein, AJ (2012):
1. Pada karsinoma urothelial kandung kemih
a. Merokok b. Paparan industri c. Paparan zat kimia d. Paparan cyclophosphamide 2. Pada karsinoma sel skuamosa kandung kemih: a. Schistosomiasis, merupakan sebuah infeksi dari Schistosoma haematobium b. Batu pada saluran kemih, jika terjadi bertahun-tahun c. Penggunaan kateter selama bertahun-tahun d. Divertikula kandung kemih 3. Pada adenokarsinoma kandung kemih: a. Sisa dari tindakan urachal b. Neurogenic bladder c. Metastasis dari malignansi primer d. Ekstropi kandung kemih e. Invasi tumor/kanker dari organ lain seperti kolon dan ginjal
4. Penyebab lain yang jarang terjadi:
Penggunaan analgesik yang mengandung phenacetin.
Faktor resiko lain (Ferri 2014):
1. Kerusakan spinal cord disebabkan karena pasien neurogenic bladder memerlukan drainase kandung kemih jangka panjang dengan kateter Foley; iritasi kronis dari penggunaan jangka panjang secara umum mengingkatkan resiko kanker kandung kemih, khususnya karsinoma sel skuamosa. 2. Onkogenik berkaitan dengan kanker kandung kemih termasuk ras keluarga dengan gene dan onkogenikras p21. 3. Tumor suppressor genes, termasuk p53 pada kromosom 17p; gen Retinoblastoma (Rb) pada kromosom 13q; gen pada kromosom 9: 9p21 dan 9q32-3
2.1 Bentuk Tumor
Tumor buli-buli dapat berbentuk, antara lain: (Yosef 2007) 1. Papiler 2. Tumor non invasif (in situ) 3. Noduler (infiltrat) 4. Campuran antara papiler dan infiltrat Gambar 5. Bentuk tumor buli-buli (Yosef 2007)
2.4.1 Perjalanan Penyakit
Karsinoma buli-buli masih dini merupakan tumor superfisial. Tumor ini lama kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propia, otot, dan lemak perivesika yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitarnya. Di samping itu tumor dapat menyebar secara limfogen maupun hematogen. Penyebaran limfogen menuju kelenjar limfe perivesika, obtutator, iliaka eksterna, dan iliaka komunis; sedangkan penyebaran hematogen paling sering ke hepar, paru-paru, dan tulang (Yosef 2007).
2.4.2 Tipe Histologi
Sebagian besar (±90%) tumor kandung kemih adalah karsinoma sel transisional. Tumor ini bersifat multifokal, yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang epitelnya terdiri atas sel transisional, seperti di pielum, ureter, uretra posterior. Sedangkan jenis yang lainnya adalah karsinoma sel skuamosa (±10%) dan adenokarsinoma (±2%) (Nursalam 2009). 1. Adenokarsinoma Ada tiga kelompok adenokarsinoma pada kandung kemih, yaitu: a. Primer terdapat di kandung kemih, dan biasanya terdapat di dasar serta di fundus kandung kemih. Pada beberapa kasus sistitis, glandularis kronis, dan ekstrafia vesika pada perjalanannya lebih lanjut dapat mengalami degenerasi menjadi adenokarsinoma kandung kemih. b. Urakhus persisten (sisa duktus urakhus) yang mengalami degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma c. Tumor sekunder yang berasal dari fokus metastasis dari organ lain, diantaranya prostat, rektum, ovarium, lambung, mamae, dan endometrium. Prognosis adenokarsinoma buli-buli ini sangat jelek. 2. Karsinoma sel skuamosa terjadi karena rangsangan kronis pada kandung kemih dan mengakibatkan sel epitel mengalami metaplasia ganas. Rangsangan kronis ini terjadi karena: a. Infeksi saluran kemih kronis b. Batu kandung kemih c. Kateter menetap yang dipasang dalam jangka waktu lama d. Infestasi cacing Schistosomiasis pada kandung kemih e. Pemakaian obat-obatan siklofosfamid secara intravesika