Anda di halaman 1dari 18

KARYA TULIS ILMIAH

BAHAYA BAHAN PENGAWET DALAM


JAJANAN ANAK SEKOLAH

DISUSUN OLEH :
Aditya Puja Pratama
1818040
Analisis Kimia

DOSEN PEMBIMBING :
Ruyatul Hilal Mukhtar, M.Pd.

POLITEKNIK AKA BOGOR


TAHUN 2019
KERANGKA KARANGAN

TEMA : Makanan

TOPIK : Analisis Kimia

JUDUL : Bahaya Bahan Pengawet Dalam Jajanan Anak Sekolah

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bahan Pengawet Makanan
2.2 Jenis-Jenis Bahan Pengawet Makanan
2.2.1 Bahan Pengawet Alami
2.2.2 Bahan Pengawet Sintesis
2.2.3 Bahan Pengawet Berbahaya
2.3 Bahan Pengawet yang Dilarang Pada Makanan
2.4 Jajanan Anak Sekolah Yang Mengandung Pengawet Berbahaya

BAB III KESIMPULAN


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI

KERANGKA KARANGAN ................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3


2.1 Pengertian Bahan Pengawet Makanan ................................................. 3
2.2 Jenis-Jenis Bahan Pengawet Makanan ................................................. 4
2.2.1 Bahan Pengawet Alami .............................................................. 4
2.2.2 Bahan Pengawet Sintesis ............................................................ 5
2.2.3 Bahan Pengawet Berbahaya ....................................................... 7
2.3 Bahan Pengawet yang Dilarang Pada Makanan ................................... 9
2.4 Jajanan Anak Sekolah Yang Mengandung Pengawet Berbahaya ...... 10

BAB III KESIMPULAN .................................................................................... 14


3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 14
3.2 Saran ................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dengan berkembangnya jaman, saat ini sangat banyak produk pangan
cepat saji atau istilahnya makanan instan, tentu saja hal ini dipengaruhi oleh
pola hidup masyarakat yang menginginkan segalanya berjalan dengan cepat.
Hal ini lah yang menyebabkan digunakan bahan pengawet pada bahan pangan.
Memang tidak semua makanan instan menggunakan bahan pengawet tapi
paling tidak sebagai konsumen harus jeli memilih pangan yang sehat.
Belakangan ini banyak muncul berita-berita tentang bahan pengawet
makanan, seperti halnya didapat dalam minuman susu sebagaimana yang
dilansir melalui pemberitaan di berbagai mass media. Sebut saja susu impor
dari negeri China.
Bahan pengawet makanan adalah bahan yang ditambahkan pada makanan
untuk mencegah atau menghambat menjadi rusak atau busuknya makanan.
Maksud dan tujuan dari pada penggunaan bahan pengawet makanan adalah
untuk memelihara kesegaran dan mencegah kerusakan makanan atau bahan
makanan. Beberapa pengawet yang termasuk antioksidan berfungsi mencegah
makanan menjadi tengik yang disebabkan oleh perubahan kimiawi dalam
makanan tersebut.
Ada bahan pengawet yang legal karena menurut BPOM (Badan Pengawas
Obat dan Makanan) dalam kadar tertentu aman di gunakan sebagai bahan
tambahan dalam makanan. ini dapat mengganggu kesehatan tentunya
Misalnya: Benzoat, propionat, nitrit, nitrat, sorbat dan sulfit. Namun, jika
dikosumsi dalam waktu yang lama, akumulasi bahan tersebut tetap rawan
menimbulkan gangguan kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang dapat diidentifikasikan penulis adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan bahan pengawet makanan ?
2. Apa saja bahan pengawet yang dilarang pada makanan ?
3. Apakah jajanan anak sekolah banyak mengandung bahan pengawet
berbahaya ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bahan pengawet pada
makanan.
2. Untuk mengetahui bahan pengawet apa saja yang dilarang pada makanan.
3. Untuk mengetahui apakah jajanan anak sekolah banyak yang mengandung
bahan pengawet berbahaya.

1.4 Manfaat Penulisan


Bagi Penulis
1. Menambah pengetahuan tentang bahan pengawet pada makanan.
2. Sebagai syarat tugas praktikum mata kuliah Bahasa Indonesia.
3. Melatih diri dalam menysusun dan mengerjakan karangan ilmiah.

Bagi Pembaca/Lembaga/Masyarakat
1. Menambah pengetahuan tentang bahan pengawet pada makana.
2. Sebagai wacana pengetahuan tentang bahan pengawet yang dilarang pada
makanan.
3. Makalah ini diharapkan berguna bagi pembaca untuk lebih berhati-hati
dalam memilih makanan, terutama makanan yang mengandung bahan
pengawet yang dilarang digunakan karena sangat membahayakan
kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahan Pengawet Makanan


Pengawet adalah bahan kimiawi yang ditambahkan kedalam olahan
pangan guna mencegah tumbuhnya jamur atau bakteri. Tumbuhnya jamur
atau bakteri akan meyebabkan terjadinya pembusukan, pengasaman, dan
kerusakan lain pada produk. Dengan mencegah tumbuhnya jasad renik
tersebut makan produk makanan atau minuman dapat disimpan lebih lama
dan mutunya tetap baik saat dikonsumsi (Indrati, 2014).
Bahan pengawet adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah
atau menghambat proses fermentasi, pengasaman, atau penguraian lain
terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Bahan tambahan
pangan ini biasanya ditambahkan kedalam makanan yang mudah rusak, atau
makanan yang disukai sebagai media tumbuhnya bakteri atau jamur, misalnya
produk daging, buah-buahan, dan lain-lain. Defenisi lain bahan pengawet
adalah senyawa atau bahan yang mampu menghambat, menahan, atau
menghentikan, dan memberikan perlindungan bahan makanan dari proses
pembusukan (Cahyadi, 2008).
Bahan pengawet makanan merupakan bahan tambahan makanan yang
digunakan untuk mencegah atau menghambat terjadinya fermentasi,
pengasaman atau peruraian lain pada makanan yang disebabkan adanya
mikriorganisme. Bahan pengawet pada makanan memiliki efektifitas yang
berbeda-beda, ada yang efektif terhadap bakteri, khamir/kapang, ada yang
efektif terhadap aktifitas enzim. Jadi pemakaian pengawet harus disesuaikan
dengan kebutuhan. Jangan sampai salah pilih pengawet karena ada pengawet
yang dilarang ditambahkan pada makanan.
2.2 Jenis-Jenis Bahan Pengawet
2.2.1 Pengawet Alami
1). Chitosan
Chitosan merupakan produk samping (limbah) perikanan,
khususnya udang dan rajungan. Chitosan baik digunakan untuk
mengawetkan ikan. Chitosan dilarutkan dalam asam asetat
kemudian ikan asin yang akan diawetkan dicelupkan dalam larutan.
Chitosan bekerja dengan cara menekan pertumbuhan bakteri dan
kapang serta mengikat air sehingga dengan penambahan chitosan
ikan asin akan mampu bertahan hingga tiga bulan, berbeda dengan
ikan asin yang hanya dilakukan penggaraman biasa yang hanya
mampu bertahan 2 bulan saja.

2). Kalsium hidroksida (kapur sirih)


Kalsium hidoksida (kapur sirih) aman digunakan untuk bahan
pengawet bakso dan lontong maupun pengeras kerupuk serta
berbagai jenis masakan yang lain.

3). Karagenan
Karagenan merupakan bahan pengenyal yang terbuat dari
rumput laut. Bahan ini dapat digunakan untuk mengenyalkan
bakso, ikan asin, maupun mie sehingga dapat dijadikan alternatif
pengganti boraks.

4). Air ki atau air abu merang


Pengawetan mie basah dapat dilakukan dengan air ki. Air ki bisa
dibeli di took-toko obat Cina. Air ki ini dapat mengawetkan mie
dengan aman karena diperoleh dari proses pengendapan air dan abu
merang padi. Air ki juga cukup mudah dibuat sendiri, yakni dengan
cara membakar merang padi, mengambil abunya, serta
mencampurkan abu tersebut dengan air. Kemudian, diendapkan.
5). Asam sitrat
Asam sitrat dapat digunakan untuk mengawetkan ikan basah
maupun kering atau ikan asin. Untuk mengawetkan tahu, dapat
digunakan asam sitrat 0,05% selama 8 jam sehingga akan tetap
segar selama 2 hari pada suhu kamar. Pembuatan asam sitrat ini
juga mudah, yakni dari air kelaa yang kemudian diberi mikroba.

6). Buah picung (biji kepayang atau kluwak)


Buah ini dapat mengawetkan ikan segar selama 6 hari tanpa
mengurangi mutunya. Tanaman ini mempunyai beberapa nama
sesuai daerah tempat tanaman ini berada. Dalam bahasa Indonesia,
disebut kepayang, sedangkan menurut bahasa Melayu disebut
Pangi.

7). Bawang putih dan kunyit


Ada beberapa alternative untuk menggantikan formalin agar
makanan tetap awet atau tahan lama, misalnya penggunaan kunyit
pada tahu, sehingga dapat memberikan warna kuning dan sebagai
antibiotic, sekaligus mampu mengawetkan tahu agar tidak cepat
asam. Namun, kalau kita mampu menghendaki tahu berwarna
putih, dapat saja kita gunakan air bawang putih untuk merendam
tahu agar lebih awet dan tidak segera masam (Yuliarti, 2007).

2.2.2 Pengawet Sintesis


1). Zat pengawet anorganik
Zat pengawet anorganik yang masih sering dipakai adalah sulfit,
hydrogen peroksida, nitrat, dan nitrit. Sulfit digunakan dalam
bentuk gas SO2, garam Na atau K sulfit, bisulfit, dan metasulfit.
Bentuk efektifnya sebagai pengawet adalah asam sulfit yang tidak
terdisosiasi dan terbentuk pH dibawah 3. Molekul sulfit mudah
menembus dinding sel mikroba bereaksi dengan asetaldehit
membetuk senyawa yang tidak dapat difermentasi oleh enzim
mikroba, mereduksi ikatan disulfide enzim, dan bereaksi dengan
keton membentuk hidroksisulfonat yang dapat menghambat
mekanisme pernapasan (Cahyadi, 2008).
Selain sebagai pengawet, sulfit dapat berinteraksi dengan gugus
karbonil. Hasil reaksi itu akan mengikat melanoidin sehingga
mencegah timbulnya warna coklat. Sulfur dioksida juga dapat
berfungsi sebagai antioksidan dan meningkatkan daya kembang
terigu (Winarno, 1984).
Garam nitrat dan nitrit umumnya digunakan pada proses curing
daging untuk memperoleh warna yang baik dan mencegah
pertumbuhan mikroba seperti Clostridium botulinum, suatu bakteri
yang dapat memproduksi racun yang mematikan. Akhirnya, nitrat
dan nitrit banyak digunakan sebagai bahan pengawet tidak saja
pada produk-produk daging, tetapi juga pada ikan dan keju
(Cahyadi, 2008).

2). Zat pengawet organik


Zat pengawet organik lebih banyak dipakai daripada yang
anorganik karena bahan ini lebih mudah dibuat. Bahan organic
digunakan baik dalam bentuk asam maupun dalam bentuk garamnya.
Zat kimia yang sering digunakan sebagai pengawet ialah asam
sorbat, asam propianat, asam benzoat, asam asetat, dan epoksida
(Cahyadi, 2008).
Asam sorbat tergolong asam lemak monokarboksilat yang
berantai lurus dan mempunyai ikatan tidak jenuh. Bentuk yang
digunakan umunya garam Na- dan K-sorbat. Sorbat terutama
digunakan untuk mencegah pertumbuhan kapang dan bakteri. Sorbat
aktif pada pH di atas 6,5 dan keaktifannya menurun dan
menungkatnya pH (Winarno, 1984).
2.2.3 Bahan Pengawet Berbahaya
1). Asam salisilat (Aspirin)
Asam salisilat bersifat sangat iritatif sehingga sebenarnya asam
salisilat hanya baik digunakan sebagai obat luar. Sampai saat ini
asam salisilat memang masih digunakan sebagai obat yang diberikan
secara oral. Namun efek samping yang ditimbulkan obat ini berupa
gangguan lambung, pusing, berkeringat, mual, dan muntah. Jika
asam salisilat diberikan dalam jumlah besar maka dapat
mengakibatkan perdarahan lambung.
2). Formalin
Besarnya manfaat dibidang industri tersebut ternyata
disalahgunakan untuk penggunaan pengawetan insdutri makanan.
Bahan makanan yang diawetkan dengan formalin biasanya adalah
mie basah, tahu, bakso, ikan asin, dan beberapa makanan lainnya.
Sangat dimengerti mengapa formalin sering disalahgunakan. Selain
harganya yang sangat murah dan mudah didapatkan, produsen
seringkali tidak tahu kalau penggunaan formalin sebagai pengawet
makanan tidaklah tepat karena bisa menimbulkan berbagai gangguan
kesehatan bagi konsumen yang memakannya. Kontak dengan
formalin bisa mengakitbatkan luka bakar jika mengenai kulit, iritasi
pada saluran pernafasan bila menghirup uapnya dalam konsentrasi
yang tinggi, maupun reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia.

3). Boraks (asam borat)


Meskipun bukan pengawet makanan, boraks sering pula
digunakan sebagai pengawet makanan. Selain pengawet, bahan ini
berfungsi pula mengenyalkan makanan. Boraks, yang disebut juga
asam borat, natrium tetra borax atau sodium borat sebenarnya
merupakan pembersih, fungisida, herbisida, dan insektisida yang
bersifat toksik atau meracun untuk manusia.
4). Potassium klorat
Potassium klorat juga telah dinyatakan dilarang untuk bahan
tambahan makanan. Namun demikian, bahan ini seringkali
digunakan oleh sejumlah pedagang makanan untuk mengawetkan
makanan. Akibat penggunaan bahan ini untuk dikonsumsi akan
muncul berupa berbagai gangguan kesehatan seperti iritasi saluran
pernafasan, gangguan fungsi ginjal, hemolisi sel darah merah dan
methemoglobinemia akan terjadi pada orang yang mengonsumsinya
dalam jumlah besar.

5). Kloramfenikol
Kloramfenikol sebenarnya merupakan suatu antibiotika. Namun,
antibiotika ini sering disalahgunakan untuk pengawet susu karena
dapat mematikan mikroba pengurai yang ada dalam susu.
Kloramfenikol berbahaya jika dikonsumsi setiap waktu karena
merupakan suatu antibiotika yang tidak sembarangan dapat
dikonsumsi.

6). Diethhylpylocarbonate (DEPC)


DEPC berfungsi sebagai antimikroba untuk jamur, ragi dan
bakteri pada produk-produk minuman ringan (nonkarbonasi),
minuman sari buah dan minuman hasil fermentasi. Saat ini
penggunaan DEPC sudah dilarang mengingat bahayanya terhadap
kesehatan. Pada tikus senyawa ini dapat mengakibatkan penyusutan
berat badan setelah 4 minggu. Adapun pada tikus dan babi yang dites
inhalasi akan mengakibatkan iritasi mata dan hidung serta pusing-
pusing.

7). Potassium bromat


Potassium bromat dapat terhidrolisis menjadi ion K+ dan bromat.
Ion kalium ini bersama-sama natrium, klor dan ion bikarbonat
berfungsi menjaga tekanan osmosis cairan tubuh dalam mengatur
keseimbangan asam dan basa tubuh. Defisiensi kalium menyebabkan
pertumbuhan terhambat, lemah, kejang-kejang dan berakhir dengan
kematian (Yuliarti, 2007).

2.3 Bahan Pengawet yang Dilarang Pada Makanan


Pengawet yang dilarang ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Bahan pengawet yang dilarang digunakan pada makanan meliputi:
1. Asam Borat: nama lainnya borak, gendar, obat puli dsb. Borak dapat
menyebabkan kerusakan pada ginjal. Borak sebenarnya merupakan bahan
antiseptik lantai, bahan untuk las tetapi disalahgunakan sebagai bahan
pengawet pada bakso, mie, kerupuk dsb, karena punya kelebihan selain
bisa mengawetkan juga dapat mengenyalkan.
2. Asam Salisilat: dahulu sering digunakan sebagai pengawet teh botol
3. Kloramfenikol: merupakan salah satu antibiotik yang disalahgunakan
sebagai pengawet udang segar. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
akan berdampak terjadinya resistensi pada pengobatan.
4. Formalin: nama lain formaldehyd beberapa waktu yang lalu heboh
diberitakan di media masa penyalahgunaan formalin. Formalin sebenarnya
digunakan sebagai pengawet manyat tetapi disalahgunakan sebagai
pengawet makanan, padahal formalin sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia karena bersifat karsinogenik.
Pengawet yang diizinkan (Permenkes No.722/1988) adalah : Asam
Benzoat, Asam Propionat. Asam Sorbat, Belerang Dioksida, Etil p-Hidroksi
Benzoat, Kalium Benzoat, Kalium Bisulfit, Kalium Meta Bisulfit, Kalkum
Nitrat, Kalium Nitril, Kalium Propionat, Kalium Sorbat, Kalium Sulfit,
Kalsium Benzoit, Kalsium Propionat, Kalsium Sorbat, Natrium Benzoat,
Metil-p-hidroksi Benzoit, Natrium Bisulfit, Natrium Metabisulfit, Natrium
Nitrat, Natrium Nitrit, Natrium PPropionat, Natrium Sulfit, Nisin dan Propil-
p-hidroksi-benzoit.
Bahaya penggunaan zat pengawet yang tidak diizinkan, sebagai contoh
penggunaan formalin yang sering digunakan untuk mengawetkan tahu dan
mie basah dapat menyebabkan kanker paru-paru, gangguan pada jantung,
gangguan alat pencernaan serta gangguan pada ginjal.

2.4 Jajanan Anak Sekolah Yang Mengandung Pengawet Berbahaya


Kantin sekolah masih menjadi tempat favorit bagi pelajar untuk
memanfaatkan waktu jeda sebelum menerima pelajaran berikutnya di dalam
kelas. Ironisnya, beragam jajanan yang berada di tempat itu, juga siap
mengancam kesehatan, bahkan jiwa para pelajar. Tak bisa dipungkiri,
kebiasaan jajan sangat populer di kalangan pelajar, baik di kantin maupun di
sekitar areal sekolah. Biasanya jajanan yang disukai adalah makanan dengan
warna, penampilan, aroma dan rasa menarik. Alhasil, kebiasaan jajan yang
sangat sulit dihilangkan itu mengundang banyak penjual makanan di sekitar
maupun di luar sekolah. Hanya saja, kebiasaan jajan itu tidak diiringi sajian
sehat, sehingga banyak kasus keracunan yang menimpa para pelajar,
umumnya jenjang SD. Mengonsumsi makanan khususnya yang dijual di
sekitar lingkungan SD bisa menimbulkan berbagai macam penyakit yang
merugikan.
Hasil survei Badan Pengawasan Makanan Pusat mengungkapkan bahwa
pada 4.500 sekolah di Indonesia, 45 persen jajanan anak berbahaya. Bahaya
utama yang ditimbulkan pada jajanan anak-anak itu umunya berasal dari
mikrobiologi dan zat kimia. Penjual jajanan umumnya menggunakan bahan
tambahan makanan berbahaya. Tambahan makanan tersebut berupa zat
pewarna tekstil, penyedap rasa, pemanis buatan, penambah aroma bahkan
pengawet yang tak lazim digunakan pada makanan yaitu formalin. Bahan
tambahan makanan berbahaya itu biasanya terdapat pada otak-otak, sosis,
nugget, martabak telor, lidi-lidian, makroni, basreng (baso goreng), batagor,
siomay, bakso, mie.
Bukan kali pertama kalau diberitakan jajanan anak sekolah tidak
menyehatkan. Bahaya makanan jajanan sekolah dan makanan umum lainnya
bisa muncul untuk jangka pendek, bisa juga pada jangka panjang. Jangka
pendek, terjadi keracunan makanan sebab tercemar mikroorganisme, parasit,
atau bahan racun kimiawi (pestisida). Muntah dan diare sehabis mengonsumsi
jajanan paling sering ditemukan. Bahaya jangka panjang jajanan yang tidak
menyehatkan apabila bahan tambahan dalam makanan dan minuman bersifat
pemantik kanker, selain kemungkinan gangguan kesehatan lainnya. Zat
pengawet berbahaya seperti formalin atau boraks dan zat pewarna tekstil
apabila dikonsumsi dalam jangka waktu lama akan menyebabkan kanker. Mie
basah yang positif mengandung formalin juga terbukti membahayakan.
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk.
Formalin biasanya digunakan sebagai bahan perekat kayu lapis dan
disinfektan untuk peralatan rumah sakit dan pengawet mayat. Formalin sangat
berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan
berupa luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran dan menyebabkan kanker.
Perhatian dari pihak sekolah terhadap pedagang jajanan juga sangat
dibutuhkan, misalnya dengan menyediakan fasilitas air bersih di tempat
mereka berjualan, sehingga dagangan mereka lebih higienis dan menyediakan
kantin yang memadai untuk siswa yang ingin memanfaatkan jam istirahat.
Bercermin dari berbagai peristiwa yang merugikan siswa, selayaknya pihak
sekolah agar dapat lebih berperan aktif mengawasi setiap pelajar dengan cara
memerketat pengawasan terhadap anak didik, bukan hanya terkait proses
belajar mengajar, tetapi juga aktivitasnya selama di areal sekolah. Demikian
juga pengawasan yang ketat terhadap para pedagang harus dilakukan untuk
mengurangi kebiasaan anak agar tidak jajan sembarangan. Sudah saatnya
pihak sekolah mulai menghentikan teror kantin sekolah melalui sejumlah
langkah preventif, di antaranya, menghimbau pedagang agar lebih selektif
dalam menyediakan menu jajanan.
Bagi para pedagang yang ingin menjajakan jualannya untuk lingkungan
sekolah sebaiknya memperhatikan kesehatan makanan dan tidak hanya
memikirkan keuntungan ekonomi saja. Jika para pedagang mulai melakukan
tindakan ini untuk dimulai dari sekarang, maka bisa dipastikan bibit bangsa
yakni khususnya siswa SD dapat terhindar dari berbagai macam penyakit
berbahaya. Para pedagang juga diharapkan tidak menambahkan zat-zat
tambahan makanan yang berbahaya, sehingga siswa yang mengonsumsi
merasa aman untuk membeli makanan yang dijajakan pedagang.
Upaya lain yang dilakukan untuk melindungi siswa SD dari bahaya
jajanan sekolah juga seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah.
Dimulai dari melakukan pemantauan rutin tiap satu bulan sekali ke pedagang-
pedagang di sekolah juga melakukan sosialisasi atau penyuluhan secara
langsung kepada seluruh pedagang dan produsen makanan skala rumahan
agar menggunakan bahan baku jajanan yang lebih aman. Selain itu sudah
seharusnya Kementerian Perdagangan untuk melakukan penyebaran leaflet
mengenai bahan tambahan pangan yang berbahaya serta memberikan zat
pewarna yang tidak berbahaya. Dengan menggunakan cara persuasif
diharapkan para pedagang akan lebih memerhatikan bahan baku dalam
membuat makanan. Pemerintah juga perlu mengadakan monitoring terhadap
jajan anak sekolah dengan sampling dan uji laboratorium terhadap bahan
yang beresiko terhadap kesehatan. Bahkan ide untuk mengoperasikan satu
unit mobil laboratorium keliling yang dilengkapi alat uji cepat untuk diteksi
bahan berbahaya sudah sepatutnya direalisasikan. Pembuatan kantin sehat di
sejumlah SD, di mana penyediaan air bersih terpenuhi dan makanan yang
dijual memenuhi standar kesehatan merupakan langkah tepat untuk menjamin
kesehatan makanan.
Orangtua diharapkan berperan penting untuk menjaga anak dari jajanan
tidak sehat ini. Salah satunya peran-serta orang tua dalam upaya
meminimalisir anak-anak jajan secara sembarangan, dengan cara membekali
anaknya dengan makanan dari rumah. Sudah saatnya pula sebagai orangtua
berperan aktif menghimbau para pelajar untuk membeli jajanan yang sehat,
meskipun konsekuensinya uang jajan akan bertambah. Orangtua perlu juga
memberikan pengertian kepada anak-anaknya untuk bersikap waspada atau
jangan membeli makanan yang secara fisik berwarna mencolok.
Kerja sama serta peran serta dari pihak sekolah, pemerintah dan orangtua
sangat dibutuhkan dalam hal ini. Bukan hanya himbauan untuk anak atau
siswa tetapi tindakan nyata dan sanksi tegas untuk para pedagang patut
dicontohkan kepada siswa, sehingga kebiasaan jajan sembarangan dapat
diminimalisir. Apabila siswa dapat membedakan jajanan yang sehat atau
tidak, tentu siswa dapat terhindar dari berbagai macam penyakit dan
memenuhi pola hidup sehat.
Semua harus berperan aktif demi kelangsungan hidup serta masa depan
generasi penerus bangsa. Kesadaran akan pentingnya mengonsumsi makanan
sehat harus ditumbuhkan mulai dari sekarang pada anak-anak, sehingga siswa
dapat belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencari ilmu secara maksimal
tanpa terhambat oleh adanya penyakit serius yang menjangkit tubuh siswa
akibat jajan sembarangan. Oleh karena itu, anak-anak Indonesia akan menjadi
anak-anakyang cerdas dimulai dari apa yang mereka makan setiap harinya
dengan ketentuan mengonsumsi makanan yang kaya akan gizi, serat, vitamin,
mineral dan protein. Jika semua bisa tercapai, dapat dipastikan Indonesia di
masa depan dengan tanggung jawab berada di pundak generasi muda bisa
menjadi bangsa yang besar dan terkenal oleh mancanegara.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Bahan pengawet makanan adalah bahan yang ditambahkan pada makanan


untuk mencegah atau menghambat menjadi rusak atau busuknya makanan.
2. Bahan pengawet yang dilarang digunakan pada makanan meliputi:Asam
Borat, Asam Salisilat, Kloramfenikol, Formalin.
3. Beragam jajanan yang berada di sekolah juga siap mengancam kesehatan,
bahkan jiwa para pelajar. Hasil survei Badan Pengawasan Makanan Pusat
mengungkapkan bahwa pada 4.500 sekolah di Indonesia, 45 persen
jajanan anak berbahaya. Bahaya utama yang ditimbulkan pada jajanan
anak-anak itu umunya berasal dari mikrobiologi dan zat kimia.

3.2 Saran

1. Kerja sama serta peran serta dari pihak sekolah, pemerintah dan orangtua
sangat dibutuhkan dalam hal ini. Bukan hanya himbauan untuk anak atau
siswa tetapi tindakan nyata dan sanksi tegas untuk para pedagang patut
dicontohkan kepada siswa, sehingga kebiasaan jajan sembarangan dapat
diminimalisir.
2. Diharapkan orang tua mau mendidik anak agar lebih cerdasdalam memilih
jajanan yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.antarafoto.com/spektrum/v1317045606/sidak-jajanan-sekolah
2. http://sukolaras.wordpress.com/2008/10/06/bahan-pengawet-makanan/
3. http://healthiskesehatan.blogspot.com/2011/03/bahaya-bahan-pengawet-
makanan.html
4. http://kuliahonlinee.blogspot.com/2016/08/makalah-bahaya-bahan-
pengawet-dalam.html
5. https://bukuteori.com/2018/08/27/pengertian-bahan-pengawet-makanan/

Anda mungkin juga menyukai