Anda di halaman 1dari 8

1.

Perbedaan Stipes dan Konidiofir

Stipes dan konidiofor memiliki pengertian yang sama yakni sebagai batang. Proses
pengamatan menggunakan jenis jamur mikroskopis yang strukturnya tidak bisa di amatti
menggunakan mata langsung harus melalui mikroskop. Jenis jamur ini memiliki batang
penompang yang disebut konidiofor. Konidiofor berasal dari foot cell, yang miseliumnya
bengkak dan berdinding tebal. Fungsinya adalah sebagai penghubung antara konidia
dengan foot cell. Sedangkan, pada jamur makroskopis seperti pada kelas Basidiomycota
memiliki batang penompang yang disebut stipe. Stipes tidak dapat melakukan
transportasi nutrisi. Stipes memiliki fungsi lain yakni memaksimalkan distribudi spora dan
penompang badan vegetatif (thalus). Sehinnga dapat disimpulkan bahwa stipes
merupakan batang pada jamur makroskopis sedangkan kondiofor batang pada jamur
mikroskopis.

🐻‍❄
2. Perbedaan aerial miselium dan substrat miselium
: Aerial mycelium
Berdasarkan pengamatan lalu, aerial miselium adalah penampakan warna koloni jika
diamati dari sisi cawan petri. Didukung oleh literatur yang saya baca bahwa aerial
miselium adalah porsi miselium yang tumbuh ke atas / ke luar dari permukaan substrat.

🐻‍❄
Bagian miselium yang menghasilkan spora reproduksi aseksual disebut aerial miselium.
: Substrat mycelium
Berdasarkan pengamatan lalu, substrat miselium adalah penampakan warna koloni jika
diamati dari tempat menempelnya pada agar di cawan petri. Didukung oleh literatur yang
saya baca bahwa substrat miselium adalah bagian yang menambatkan jamur di media
dan menyerap nutrisi.

3. Perbedaan hifa fertil dan hifa vegetatif

🐻‍❄
Berdasarkan fungsinya dibedakan dua macam hifa, yaitu
: Hifa fertil
Hifa fertil adalah hifa yang dapat membentuk sel-sel reproduksi atau spora-spora.

🐻‍❄
Arah pertumbuhan hifa fertil menjulang ke atas permukaan substrat.
: Hifa vegetatif
Hifa vegetatif adalah hifa yang berfungsi untuk menyerap makanan dari substrat.
Arah pertumbuhan hifa vegetatif tumbuh pada bagian bawah permukaan substrat

🐻‍❄: Hifainangnya.
haustorium, yaitu hifa khusus untuk menyerap makanan langsung dari

🐻‍❄
🐻‍❄ : Hifa aerial yaitu berfungsi mengambil oksigen.

🐻‍❄:: Hifa generatif, yaitu berfungsi membentuk alat-alat reproduksi (spora).


Hifa vegetatif, yaitu berfungsi mengambil makanan untuk pertumbuhan.

4. Hifa berdasarkan nukleus nya (binukleat dkk)


Berdasarkan struktur hifa dibedakan dua macam hifa, yaitu
🐻‍❄: Hifa tidak bersekat atau nonseptat / soenositik inti selnya tersebar di dalam
sitoplasma dan berinti banyak. Kapang jenis ini disebut senositik.

CONTOHNYA: Rhizopus sp. merupakan mikroorganisme yang termasuk ke dalam


kelas Zygomycetes.

🐻‍❄: Hifa bersekat atau septat / monositik, yaitu septat dengan sel-sel uninukleat
yang membagi hifa dalam ruangan-ruangan,dimana setiap ruangan mempunyai
satu inti sel (nukleus) disebut sebagai kapang monositik. Dinding penyekat yang
disebut septum atau septa tidak tertutup rapat dan memiliki lubang pori dibagian
tengahnya. Sitoplasma dan nukleus masih bebas bergerak dari suatu ruangan ke
ruangan lainnya. Septat dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi
sel-sel dengan lebih dari satu nucleus atau berinti banyak dalam setiap ruang.

CONTOHNYA: Fusarium sp. merupakan mikroorganisme yang termasuk ke dalam


kelas Deuteromycetes (jamur tidak sempurna / imperfecti) DAN Aspergillus sp.
merupakan salah salah satu kapang yang berasal dari kelas Ascomycota

Hifa berisi protoplasma yang dikelilingi oleh suatu dinding yang kuat. Tebal
dinding sel hifa pada bagian ujung atau apikal sekitar 125—250 nm. Pada
kebanyakan fungi terdapat dinding pembatas pada hifa. Dinding pembatas pada hifa
disebut septum (septum, jamak septa). Hifa yang memiliki septum dan memiliki satu inti
disebut monositik. Hifa yang tidak memiliki septum dan memiliki banyak inti disebut
senositik (coenocytic).

Hifa yang tidak bersepta merupakan ciri jamur yang termasuk Phycomycetes
(Jamur tingkat rendah). Hifa ini merupakan sel yang memanjang,
bercabang-cabang, terdiri atas sitoplasma dengan banyak inti (soenositik). Hifa
yang bersepta merupakan ciri dari jamur tingkat tinggi, atau yang termasuk
Eumycetes.
5. Kenapa kok mematikan khamir dengan pewarna MB
Pewarnaan pada khamir menggunakan pewarna methylen blue dikarenakan struktur sel
khamir lebih sederhana. Dikatakan demikian karena khamir tidak memiliki miselium
berfilamen. Khamir adalah fungi yang bersifat uniseluler dan bereproduksi dengan cara
aseksual melalui pelepasan sel tunas dari sel induknya. Methylene Blue dapat
digunakan sebagai pewarna untuk membedakan sel yang hidup dan mati secara
mikroskopik sehingga peng
6. Perbedaan sterigma primer (metulae) dan sterigma sekunder (philiades)
Sterigma :Tangkai yang menyongkong konidium
Metulae: Suatu sel yang membentuk cabang konidiofora dan bantalan vertikel sel
konidiogen
Sterigmna primer (metulae) merupakan salah satu cabang terluar dari konidiofor.
Berfungsi untuk menyusun struktur sterigma sekunder (phialides).
Sterigma sekunder (phialides) : Berfungsi untuk membentuk konidia dan sebagai
penghubung dengan vesicle maupun sesama konidia. Struktur ini memiliki ujung sel
konidiogen meristematik. Fungsi sel meristematik ini untuk membentuk rantai konidia.
Lapisan philalides primer berperan sebagai tempat pembentukan dan pematangan
spora disebut sterigma.

🐻‍❄
7. Pengaruh Media agar pada warna koloni
: Hal-hal yang dapat mempengaruhi warna koloni adalah media agar yang digunakan.
Jurnal yang saya baca meneliti penggunaan media PDA (Potato Dextrose Agar), CMA
(Corn Meal Agar), serta Ekstrak Malt 2% pada pertumbuhan isolate Fusarium.
Penggunaan media agar yang berbeda berpengaruh terhadap sporulasi. Diamati bahwa
ekstrak malt mampu memproduksi dalam jumlah besar inokulum dari Fusarium. Hal ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam nutrisi yang digunakan oleh jamur. Namun,
masing-masing media memiliki kelebihan masing-masing, Medium PDA memberikan
kekayaan nutrisi yang besar dan jumlah yang lebih banyak untuk karbohidrat kompleks.
Dikuatkan oleh hasil penelitian Silva dan Teixeira bahwa sporulasi yang lebih besar dari
Fusarium solani terjadi di PDA dan PSA (Agar Sukrosa Kentang).

🐻‍❄: Maka penelitian ini menyimpulkan warna koloni yang bervariasi dari putih, merah
muda, ungu dan ungu menunjukkan variasi karakteristik budaya. Oleh karena itu,
disimpulkan bahwa isolat berubah penampilan ketika dibudidayakan di media yang
berbeda. Hal ini dikarenakan setiap media memberikan nutrisi yang berbeda untuk
isolate.

8. Bagaimana pembentukan budding cell dan mother cell serta pelepasan budding
cell dari mother cell
Tunas adalah jenis reproduksi aseksual di mana organisme baru (keturunan)
tumbuh sebagai hasil dari tubuh induknya. Pembentukan budding cell (tunas) terjadi di
salah satu ujung sel induk atau filamen yang disebut prosthecae dan akan tetap
menempel ketika dalam tahap pertumbuhan. Selama proses pertumbuhan berlangsung,
ukuran sel induk akan tetap konstan. Hanya pada bagian kuncupnya saja yang
mengalami perubahan yakni semakin besar. Ketika ukuran kuncup sudah sebesar
dengan sel induk maka akan terlepas dari sel induknya dan menjadi organisme yang
mandiri. Proses pertunasan dimulai melalui suatu saluran yang terbentuk dari vakuola di
dekat nukleus menuju dinding sel yang terdekat dengan vakuola. Karena adanya
penipisan dinding sel, maka protoplasma akan menonjol keluar kemudian membesar
dan terisi komponen-komponen nukleus dan sitoplasma dari inangnya melalui saluran
yang terbentuk. Tunas terus tumbuh dan membentuk dinding sel baru dan jika ukuran
tunas sudah hampir sama besar dengan inangnya, komponen inti akan terpisah menjadi
dua.
Cara reproduksi ini umum terjadi pada sejumlah organisme uniseluler dan
multiseluler termasuk jamur misalnya jenis khamir Saccharomyces sp. Pertunasan sel
Saccharomyces dilakukan secara multilateral, yaitu dengan pertumbuhan tunas di
sekitar ujung sel. Khamir ini menghasilkan sel-sel tunas yang tidak melepaskan diri dari
sel induknya (Pseudomiselium). Hal ini menyebabkan sel tunas dan sel induk saling
berhubungan membentuk rantai.

9. Kenapa pada Fusarium terbentuk konidiosporanya berbentuk mikrokonida dan


makrokonidia

10. Kenapa pada saat mengambil biakan jamur diambil dibagian pinggir dan bagaimana
apabila saat mengambil/mencuplik kapang didapatkan lebih dari satu koloni, apakah
dapat mempengaruhi hasil pengamatan yang ada dimikroskopnya ya kak?

Pada saat pratikum disarankan untuk mengambil satu hifa yang berada pada bagian pinggir,
dengan syarat dipilih yang masih bewarna karena tidak memiliki terlalu banyak tumpukan
spora dan tidak diambil yang tua. Mengapa tidak di bagian tengah dari hifa dikarenakan hifa
atau miselium pada bagian tersebut sudah mengalami sporulasi sehingga bewarna hitam
dari pematangan spora. Maka dapat menyebabkan terjadinya pemumpukan hifa dan
menyulitkan pemisahan hifa yang mangganggu pengamatan secara mikroskopik. Hasil
pengamatan morfologi jamur yang baik adalah melalui satu kesatuan struktur badan jamur
yang lengkap mulai dari spora hingga foot cell.

11. Mengapa pada kapang pakai jarum enten sedangkan khamir kenapa pakai jarum ose.

Penggunaan jarum enten pada kapang bertujuan untuk menguraikan hifa pada saat
persiapan preparat. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya penumpukan hifa agar
tidak sulit pada saat dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop. Sedangkan,
penggunaan jarum ose pada khamir digunakan untuk mengambil koloni murni dari isolat.

12. Bagaimana perbedaan bentuk kepala konidia antara uniseriate atau biseriate ?

Perbedaan bentuk antara uniseriate atau biseriate dapat didasarkan pada ada atau tidaknya
metulae. Bentuk uniseriate tidak memiliki metulae dan hanya terdiri dari satu lapis konidia,
sedangkan biseriate memiliki metuale dan terdiri dari dua lapis konidia.

13. Mengapa pada pewarnaan jamur menggunakan pewarna Lactophenol Blue


Penggunaan Lactophenol Biru dalam memberi warna pada jamur untuk memungkinkan
spesimen dapat dengan mudah divisualisasikan pada saat dilihat melalui mikroskop.
Lactophenol Cotton Blue (LPCB) adalah metode yang paling banyak digunakan dalam
pewarnaan dan mengamati jamur. Komposisi dari Lactophenol Cotton Blue yaitu kristal,
cotton blue 0,075 gr berfungsi untuk memberi warna pada sel kapang, asam laktat 20 ml
yang berfungsi untuk menjernihkan latar belakang dan mempertajam struktur kapang,
gliserol 40 ml berfungsi menjaga fisiologi sel dan menjaga sel terhadap kekeringan,
kristal fenol dan air panas 70oC untuk membunuh jamur, serta air suling 40 ml.

14. Sebutkan jenis-jenis spora kapang


Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang
terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Secara aseksual spora
kapang diproduksi dalam jumlah banyak, berukuran kecil dan ringan, serta tahan
terhadap keadaan kering. Spora ini mudah beterbangan di udara, dan bila berada pada
substrat yang cocok, maka spora tersebut tumbuh menjadi miselium baru.
Spora aseksual yaitu:
1. Konidiospora atau konidia, yaitu spora yang dibentuk di ujung atau di sisi suatu
hifa. Konidia kecil dan bersel satu disebut disebut mikrokonidia. Sedangkan
konidia besar dan banyak disebut makrokonidia.
2. Sporangiospora. Spora bersel satu, terbentuk di dalam kantung spora yang
disebut sporangium di ujung hifa khusus yang disebut sporangiofora.
3. Oidium atau arthrospora, spora bersel satu ini terjadi karena segmentasi pada
ujung-ujung hifa. Sel-sel tersebut selanjutnya membulat dan akhirnya
melepaskan diri sebagai spora.
4. Klamidospora, spora ini berdinding tebal, dan sangat resisten terhadap
keadaan yang buruk yang terbentuk pada sel-sel hifa vegetatif.
5. Blastospora, terbentuk dari tunas pada miselium yang kemudian tumbuh
menjadi spora. Juga terjadi pada pertunasan sel-sel khamir.
Spora seksual yaitu:
1. Askospora. Spora bersel satu terbentuk di dalam kantung yang disebut dengan
askus. Biasanya terdapat 8 askospora di dalam setiap askus.
2. Basidiospora. Spora bersel satu terbentuk gada yang dinamakan basidium.
3. Zigospora. Spora besar dan berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-
ujung dua hifa yang secara seksual serasi dinamakan gametangia
4. Oospora. Spora terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut
oogonium. Pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan di anteridium
menghasilkan oospora. Dalam setiap oogonium terdapat satu atau lebih
oosfer.
15. Bagian apa saja yang diamati pada kapang dan khamir
Pengamatan pada kapang diamati melalui struktur hifa, badan pembentuk spora,
tangkai pendukung spora, dan spora (meliputi bentuk, ukuran, warna, tekstur, warna,
dan susunannya). Atau lebih didasarkan pada ciri morfologis terutama yang berkaitan
dengan reproduksi (spora seksual dan aseksual) serta bagian tubuh buahnya.
Sedangkan, pengamatan pada khamir dinding sel, sitoplasma, vakuola air, globula
lemak dan granula.

16. Bagaimana sistem reproduksi kapang dan khamir


❖ Sistem reproduksi kapang secara aseksual yakni dengan pembelahan: suatu sel
membelah diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Penguncupan: suatu sel
anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya. Pembentukan spora: spora
kapang diproduksi dalam jumlah banyak.
❖ Sistem reproduksi kapang secara seksual yakni dengan peleburan nukleus dari
kedua induknya. Perkembangbiakan secara generatif atau seksual dilakukan dengan
isogamet atau heterogamet.
❖ Sistem reproduksi khamir secara vegetatif yakni dengan cara pertunasan,
pembelahan, pembelahan tunas dan pembentukan spora aseksual.
❖ Sistem reproduksi khamir secara seksual yakni dengan pembentukan spora
seksual yang terdiri dari basidiospora dan askospora.
Kebanyakan khamir melakukan reproduksi secara aseksual. Sistem reproduksi
khamir secara aseksual yakni melalui pembentukan tunas secara multilateral ataupun
polar.

17. Perbedaan Kapang dan Khamir


- Struktur yang dapat diamati di bawah mikroskop terdiri dari benang yang
disebut hifa, kumpulan hifa ini dikenal sebagai miselium.
- Struktur yang dapat diamati di bawah mikroskop meliputi dinding sel,
sitoplasma, vakuol air, globula lemak dan granula.

18. Mengapa yeast mudah dibedakan dengan mikroorganisme lain seperti bakteri,
protozoa, dan kapang ?
Hal tersebut dikarenakan yeast mempunyai ukuran sel yang lebih besar dan morfologi
yang berbeda. Sedangkan dengan protozoa karena yeast mempunyai dinding sel yang
lebih kuat serta tidak melakukan fotosintesis.Sedangkan dengan kapang, karena yeast
lebih efektif dalam pemecahan komponen kimia dan permukaan serta volume yang
dihasilkan lebih luas dan banyak.
Dibandingkan dengan bakteri, yeast dapat tumbuh dalam larutan yang pekat misalnya
larutan gula atau garam lebih juga menyukai suasana asam dan lebih bersifat menyukai
adanya oksigen. Yeast juga tidak mati oleh adanya antibiotik dan beberapa yeast
mempunyai sifat antimikroba sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan
mould. Adanya sifat-sifat yang tahan pada lingkungan yang stress (garam, asam dan
gula) maka dalam persaingannya dengan mikroba lain yeast lebih bisa hidup normal.

19. Apa saja struktur tubuh dari jamur ?


1. Talus merupakan bentuk keseluruhan dari jamur hal ini dikarenakan jamur belum
mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
2. Dinding sel jamur tersusun atas zat kitin dan beta-glukan. Kitin merupakan polimer
karbohidrat mengandung nitrogen.
3. Septa (tunggal: septum) adalah dinding pemisah antara satu atau beberapa nukleus
dengan nukleus yang lainnya.
4. Hifa merupakan deretan sel yang membentuk benang pada jamur bersel banyak
(multiseluler). Berdasarkan ada tidaknya sekat atau septa dikenal adanya hifa aseptat,
hifa septat uninukleus, dan hifa septat multinukleus.
5. Pori adalah lubang yang terletak pada bagian tengah septa
6. Haustoria adalah bentuk hifa modifikasi yang dimiliki oleh jamur yang sifat hidupnya
parasit.
7. Miselium adalah kumpulan dari hifa-hifa yang bercabang.
8. Badan buah (sporofor) merupakan kumpulan hifa yang muncul dari dalam tanah
atau kayu yang lapuk.
9. Spora merupakan alat perkembangbiakan jamur yang utama.

20. Fff
21. Ffff
22. Ffff
23. fff

Dibawah gambar langsung nama spesies


Sitasi ditaruh bawahnya lagi

Atas seoerti ini


Bawah seperti ini
Aerial miselium
Substrat miselium

Gambar resfrensii berupa skema diagram

Gambar skematik (literatur banyak)

Anda mungkin juga menyukai