Anda di halaman 1dari 40

Kelompok 4 :

1. Dyan Febrian (1701101)


2. Izzatul Syarly (1701109)
3. Nurlika Nuarti (1701119)
4. Indah Purnama Sari (1701065)
5. Wina Yustisia (1701134)
6. Wardatul Jannah (1801136)

Dosen Pengampu : Melzi Octaviani,M.Farm,Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV.RIAU
2019
Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema=
benang, helminthes= cacing) disebut sebagai cacing
gilig karena tubuhnya berbentuk bulat panjang atau
seperti benang. Nemathelminthes sudah memiliki
rongga tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati.

Menurut tempat hidupnya Nematoda pada manusia


digolongkan menjadi dua yaitu Nematoda Usus
dan Nematoda Jaringan/Darah.
1Wuchereria Vector : nyamuk culex,
bancrofti anopheles, aedes

2Brugia malay, Brugia Vector : nyamuk culex,


timori anopheles, aedes
NEMATODA
JARINGAN
3Loa-loa
Vector : chrysops

4Oncocerta
Vector : lalat simulium
vulvulus
Vector:serangga penghisap
5Acanthocheilonema
darah termasuk genus
perstans
Culicoides
Vector : meminum air yang
6Dracunculus
mengandung kutu air yang
medinensis terinfeksi oleh cacing
guinea larva
7Mansonella
ozzardi Vector : filariasis ozzardi adalah
lalat (Culicoides furens)
1. Wuchereria bancrofti (Cacing Rambut)

HOSPES Hospes definitive adalah manusia yang dapat


DAN menimbulkan filariasis dan habitatnya adalah
HABITATNYA kelenjar limfa

 Cacing betina berukuran 65-100 mm x 0,25 mm & jantan


MORFOLOGI 40 x 0,1 mm
 Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria berukuran 250-
300mikron x 7-8 mikron
 Bentuk halus seperti benang dan berwarna putih susu
• Mikrofilia yang terisap oleh nyamuk (malam hari) dan
Berkembang dalam nyamuk kurang lebih 2 minggu
• Larva infektif (stadium III) berada dalam alat tusuk
nyamuk
DAUR HIDUP • Nyamuk menggigit manusia dan larva masuk ke tubuh
hospes dan Larva bersarang di lemfe setempat
• Mikrofilaria didalam limfe dan darah lalu mikrofilaria
dalam darah tepi (malam hari), dalam kapiler paru,
jantung dan ginjal (siang hari)
NAMA PENYAKIT Filariasis bankrofti (kaki gajah)

 Stadium akut di tandai dengan peradangan pada


saluran dan kelenjar limfe berupa limfadenitis dan
limfangitis retrograd
 peradangan pada sistem limfatik alat kelamin pria
PATOLOGI
manimbulkan funikulitis, epididimitis dan orkitis
 Gejala limfedema pada tungkai, buah zakar,
payudara dan vulva

 Dietilkarbamasin sitrat (DEC) 6 mg/kgbb/hari


selam 12 hari
PENGOBATAN  Ivermektin (AB) dosis tunggal 400 ug/kgbb/6
bulan 1x
 Albendazol 400 mg/tahun selama 5 tahun
 Cuci tangan sebelum makan
 Lindungi diri dari nyamuk/ gunakan antinyamuk
saat tidur
PENCEGAHAN  Menggunting kuku secara teratur
 Mencuci dengan baik sayuran yang dimakan
 Masak daging dengan matang
 Pemeliharaan kesehatan pribadi dan lingkungan

• Dijumpai di kota dan desa


• Kurang lebih 20 juta penduduk Indonesia
EPIDEMIOLOGI bermukim didaerah endemi filariasis bankrofti
yang sewaktu waktu dapat ditulari
• Orang dewasa muda paling sering menderita
2. Brugaria malayi dan Burgaria timor

 B. Timori : Manusia
HOSPES  B. malayi : manusia, kucing, kera

Malayi hanya terdapat di Asia dari India sampai jepang .Di


PENYEBARAN Indonesia di temukan di daerah endemic dengan frekunsi
yang berbeda-beda.

Gambaran Brugia Timori Gambaran Brugia Malayi


a. B. malayi
 Cacing betina berukuran 55 mm x 0,16 mm & jantan 22-
23 mm x 0,09 mm
 Mikrofilaria yang dikeluarkan betina 200- 260 mikron x
8 mikron
 Bentuk halus seperti benang dan berwarna putih susu
 Ditularkan oleh nyamuk Anopheles barbirostris
MORFOLOGI
B. B. timori
 Cacing betina berukuran 21-39 mm x 0,1 mm & jantan
13-23 mm x 0,08 mm
 Mikrofilaria yang dikeluarkan betina 280- 310 mikron x
7 mikron
 Bentuk halus seperti benang dan berwarna putih susu
 Ditularkan oleh nyamuk Anopheles barbirostris
Daur hidup parasit brugia malayi dan timori ini
cukup panjang, masa pertumbuhannya di dalam
tubuh nyamuk kurang lebih 3 bulan.

• Mikrofilaria yang terhisap oleh nyamuk, melepaskan


sarungnya di dalam lambung, menembus dinding
lambung dan bersarang dalam otot-otot toraks.

•Mula-mula parasit ini memendek disebut L,


kemudian berganti kulit tumbuh lebih gemuk dan
panjang disebut L2, selanjutnya jadi L3 yang lebih
kurus dan makin panjang, L3 ini kemudian
DAUR HIDUP
bermigrasi mula-mula ke abdomen, kemudian ke
kepala dan alat tusuk nyamuk.

•Bila nyamuk yang mengandung L3 (bentuk infekti)


menggigit manusia maka secara aktif larva tersebut
masuk melalui luka dan masuk ke tubuh hospes dan
bersarang di saluran limfe setempat.

• Di dalam tubuh hospes larva mengalami pergantian


kulit dan menjadi cacing dewasa.
Daur Hidup Brugia Malayi dan Brugia Timori
NAMA B. Malayi : filariasis malayi
PENYAKIT B. Timori : filariasis timori

 Stadium akut di tandai dengan demam dan


PATOLOGI peradangan limfe, hilang timbul berulang kali
 Gejala limfedema pada tungkai, buah zakar,
payudara dan vulva

PENGOBATAN  Dietilkarbamasin sitrat (DEC) 5 mg/kgbb/hari


selama 10 hari
Ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan
klinik.Diagnosis klinik penting dalam menentukan angka
ANALISIS kesakitan akut dan menahun (Acute and Chronic
LABORATORIUM Disease Rate).Pada keadaan amikrofilaremik, gejala
klinis yang mendukung dalam diagnosis filariasis adalah
: gejala dan pengalaman limfadenitis retrograd,
limfadenitis berulang dan gejala menahun.

 Cuci tangan sebelum makan


 Lindungi diri dari nyamuk/ gunakan antinyamuk
saat tidur
PENCEGAHAN
 Menggunting kuku secara teratur
 Mencuci dengan baik sayuran yang dimakan
 Masak daging dengan matang
 Pemeliharaan kesehatan pribadi dan lingkungan

• Ditemukan didaerah khatulistiwa dan dataran


EPIDEMIOLOGI rendah
• Daerah endemi terdapat di seluruh indonesia
3. Loa-loa (Cacing mata)

HOSPES Parasit ini hanya di temukan pada manusia penyakit ini di


DAN sebuat loaiasis atau calabar swelling.Cacing dewasa hidup
HABITAT di jaringan subkutan manusia dan

Terutama di Afrika barat dan Afrika Tengah.


PENYEBARAN Parasit ini tersebar di daerah khatulistiwa di
hutan yang berhujan dan sekitarnya.

MORFOLOGI

 Cacing betina berukuran 50-70 mm x 0,5 mm


& jantan 30-34 x 0,35-0,43 mm
 Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria
berukuran 250-300mikron x 6-8,5 mikron
 Ditularkan oleh lalat Chyrysops
Daur Hidup Loa-loa
DAUR HIDUP

•Cacing betina mengelurakan microfilaria ke darah tepi pada siang


hari,
sedangkan waktu malam microfilaria berada dalam pembuluh darah
paru.
•Mikrofilaria mempunyai sarung dan ukurannya 300 x 7 mikron
dengan inti pada ekornya terdapat sampai ujung.Mikrofilaria ini
kadang-kadang dapat ditemukan pada urine,sputum dan cairan
sumsum tulang belakang.
•Vektor parasit ini adalah chrysops betina yang menghisap darah
pada siang hari.Setelah 10 hari dalam tubuh lalat ini,
•Larva akan menjadi infektif.Vektornya yang penting adalah
C.Silaeca dan C.dimidiata.
•Bila lalat ini menggigit manusia maka orang ini akan terinfeksi dan
microfilaria akan tumbuh menjadi cacing jantan dan betina dalam
waktu 3 sampai 4 tahun.
•Setelah kopulasi loa-loa betina akan mengeluarkan microfilaria.
NAMA Loaiasis atau calabar swelling
PENYAKIT

 Cacing dewasa ditemukan pada seluruh tubuh dan


menimbulkan gangguan dikonjungtiva mata dan
pangkal hidung dengan menimbulkan iritasi pada
PATOLOGI mata dan terjadi gangguan penglihatan
 Radang bersifat temporer
 Pada cairan serebral menyebabkan
meningoensefalitis
 Dietilkarbamasin sitrat (DEC) 2 mg/kgbb/hari,
PENGOBATAN
3x/hari selam 14 hari

 Cuci tangan sebelum makan


 Lindungi diri dari gigitan lalat atau pemberian
PENCEGAHAN obat sebulan sekali
 Pemeliharaan kesehatan pribadi dan lingkungan

• Didaerah endemi lalat chrysops mempunyai


tempat perindukan dihutan yang berhujan dengan
EPIDEMIOLOGI kelembaban tinggi
• Lalat ini menyerang manusia yang sering masuk
hutan
4. Onchocerca valvulus

Manusia adalah hospes definitifnya dan hospes


HOSPES
perantara sedangkan yang berperan sebagai vector
DAN
adalah lalat hitam (Simulium). Cacing dewasa
HABITAT
habitatnya di jaringan ikat manusia.Penyakit
disebut onkoserkosis

Cacing ini tersebar di beberapa daerah di Afrika


PENYEBARAN dan Amerika Tengah
 Cacing betina berukuran 33,5-50 cm x 270-400
mikron mm & jantan 19-42 mm x 130 x 210 mikron
 Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria berukuran
MORFOLOGI
285-368 x 6-9 mikronmikron x 6-8,5 mikron
 Bentuk seperti kawat berwarna putih dan
transparan
DAUR HIDUP

• Mikrofilia yang terisap oleh lalat simulium dan Berkembang dalam lalat kurang
lebih 6-8 hari
• Larva infektif (stadium III) berada dalam alat tusuk lalat
• lalat menggigit manusia dan larva masuk ke tubuh hospes dan Larva bersarang
di jaringan ikat
• Mikrofilaria didalam jaringan ikat hospes
VIDEO TIME
NAMA Onkoserkosis, river blindness, blinding filariasis
PENYAKIT

 Cacing dewasa yang hidup dalam jaringan ikat yang


merangsang pembentukan serat-serat yang
mengelilingi cacing dalam jaringan
PATOLOGI  Mikrofilaria dikeluarkan oleh cacing betina
beredar ke dalam jaringan menuju kulit
 Lesi kulit dan mata

 Ivermectin 150 ug/kgbb/1-2x/tahun atau 100-150


PENGOBATAN
ug/kgbb/2 minggu, bulan atau 3 bulan
 Cuci tangan sebelum makan
 Lindungi diri dari gigitan lalat atau pemberian
PENCEGAHAN obat sebulan sekali
 Memakai pakaian tebal yang menutupi seluruh
tubuh
 Pemeliharaan kesehatan pribadi dan lingkungan

• Tempat perindukan vektor (simulium) terdapat


EPIDEMIOLOGI didaerah pegunungan yang mempunyai air sungai
yang deras.
5. Acanthocheilonema perstans

Epidemiologi
Acanthocheilonema perstans ditemukan
terutama di Afrika daerah tropik,
walaupun telah dilaporkan juga di Afrika
Utara dan Amerika Selatan.
SIKLUS HIDUP

Manusia merupakan hospes definitif utama, Hospes perantaranya ialah


serangga penghisap darah termasuk genus Culicoides. Setelah
metamorfosis selama 7 – 10 hari di dalam tubuh serangga, maka larva
infektif dipindahkan ke dalam kulit hospes baru oleh serangga ini
dengan cara menggigit.
MORFOLOGI

Cacing dewasa betina panjangnya 80


mm, sedangkan yang jantan 45 mm.
Cacing dewasa terdapat di dalam
jaringan mesenterium, jaringan
retroperitoneum, rongga pleura dan
pericardium. Mikrofilaria terdapat di
dalam darah tepi dan kapiler paru-
paru. Di berbagai daerah cacing ini
mempunyai periodisitas diurna, atau
lebih sering periodisitas nocturna,
tetapi pada dasarnya bersifat
nonperiodik
Patologi
Hanya terdapat satu cacing di dalam satu kista dan cacing ini menyebbkan reaksi
jaringan yang ringan. Waktu inkubasi belum diketahui. Biasanya tidak di dapatkan
gejala lain kecuali fenomena alergi ringn, edema, pembengkakan Calabar dan varices
saluran limfe. Mikrofilaria dapat ditemukan di dalam hepar yang membengkak dan
terasa sakit.

Pencegahan Serta Pengendalian

Cara pencegahan meliputi pemberantasan vektor, melindungi orang-orang,


melakukan penyemprotan rumah-rumah
6. Dracunculus medinensis

Dikenal dengan nama penyakit cacing guinea


atau guinea worm disease (GWD), adalah
infeksi yang disebabkan oleh cacing
guinea. Seseorang dapat terinfeksi setelah
meminum air yang mengandung kutu
air yang terinfeksi oleh cacing guinea larva.

Pada awalnya tidak timbul gejala apa


pun. Sekitar satu tahun kemudian, penderita
merasakan rasa terbakar yang menyakitkan
saat cacing betina membentuk luka lepuh di
bawah permukaan kulit, biasanya di tubuh
bagian bawah.
Epidemiologi
Penularan cacing ini terjadi pada
musim panas. Faktor yang menunjang
penularan adalah air dalam sumur maupun
sumber air minum lain yang jumlahnya
sedikit dan ditunjang kepadatan hospes
perantara (Cyclops sp.) tinggi.

Distribusi Geografik
Dracunculus medinensis distribusi
geografiknya meliputi Afrika, Amerika
Selatan, Amerika Tengah, Timur Tengah,
Iran, Arab, Irak dan Myanmar (Muslim,
2009).
DAUR HIDUP
SIKLUS HIDUP
1. adalah air dalam sumur maupun sumber air minum lain yang jumlahnya
sedikit dan ditunjang kepadatan hospes perantara (Cyclops sp.)
2. bila manusia atau hospes terminal lain memakan Cyclops sp. yang
mengandung larva stadium tiga. Larva akan keluar dari Cyclops sp.
dengan bantuan cairan lambung penderita.
3. Selanjutnya larva akan menembus mukosa usus penderita dan
bermigrasi melalui dinding saluran pencernaan menuju jaringan ikat
longgar, biasanya jaringan retroperitoneal.
4. Disanalah larva stadium tiga tersebut berkembang menjadi cacing
dewasa(jantan dan betina).
5. Waktu yang diperlukan untuk proses tersebut sekitar 8-12 bulan
6. Kopulasi cacing jantan dan betina juga terjadi di jaringan ikat longgar,
bukan di saluran cerna.
SIKLUS HIDUP

6. Cacing betina yang telah dibuahi/gravid juga mengalami proses


pematangan di jaringan retroperitoneal. Hampir keseluruhan tubuh
cacing betina gravid ini dipenuhi oleh uterus yang berkembang dan
berisi dengan larva stadium pertama.
7. Selanjutnya cacing tersebut akan bermigrasi ke jaringan subcutan dan
permukaan kulit, terutama bagian tubuh yang banyak kontak dengan
air.
8. Saat ujung kepala cacing betina gravid mencapai kulit, terbentuklah lesi
berupa papula. Hal ini terjadi karena dikeluarkannya sejumlah toksin
yang merusak jaringan disekitar cacing itu berada
7 Mansonella ozzardi

Hospes definitif Mansonella ozzardi adalah


manusia. Cacing dewasa hidup didalam
rongga tubuh, mesenterium, dan lemak
organ dalam. Hospes perantara adalah
Simulium sp dan Culicoides sp. Penyakitnya
disebut filariasis ozzardi atau mansoneliasis
ozzardi.

EPIDEMIOLOGI
Mansonella ozzardi habitatnya saat dewasa
terdapat di rongga tubuh, mesenterium dan
jaringan lemak viscera dan saat larva berada
di peredaran darah tepi. Mansonella ozzardi
tersebar di Amerika Tengah, dan di bagian
selatan pada beberapa pulau di hindia barat.
1. Siklus Hidup & Kondisi Penyakit Terkini

Mansonella ozzardi memiliki Hospes Definitif pada


manusia dan Hospes Perantara melalui lalat (Culicoides
furens). Larva Mansonella ozzardi infektif setelah 6 hari
didalam tubuh lalat hingga hari ke 8 melakukan migrasi
ke rongga tubuh (cavum peritonium), mesenterium dan
jaringan lemak kemudian menjadi dewasa.
Morfologi
Mansonella ozzardi dewasa memiliki Kutikulum tubuh halus.
Mansonella ozzardi jantan berukuran 38 mm dan betina 81 mm.
Dan dalam bentuk mikrofilaria memiliki panjang 240 mikron,
tidak memiliki selubung dan memiliki Inti yang tidak mencapai
ekor. Cacing dewasa betina berukuran 6,5-8 x 0,2-0,25 mm.
Patologi
Infeksi parasit ini biasanya tidak disertai gejala yang
serius, tetapi dpat mengakibatkan nyeri ekstremitas bagian
bawah di bagian lutut dan pergelangan kaki, pruritus,
dermatitis edema, lesimakulopapuler, eosinofilia, dan
demam. Pernah dilaporkan ditemukan, hidrokel pada
penderita dan pembengkakan pada kelenjar limfe. Cacing
dewasa tidak menimbulkan reaksi jaringan

Pencegahan Serta Pengendalian


Pencegahan bergantung pada pemberantasan vektor dan
perlindungan manusia terhadap gigitan vektor.
TRIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai