PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Ascarislumbricoidesmerupakan cacingbulatbesaryangbiasanya bersarangdalam
usushalus.Adanya cacingdidalam
ususpenderitaakanmengadakangangguankeseimbanganfisiologiyangnormaldalam usus,
mengadakaniritasi setempatsehinggamengganggugerakan peristaltikdan
penyerapanmakanan.
Cacinginimerupakanparasit yangkosmopolit yaitutersebardiseluruh
dunia,lebihbanyakditemukandidaerahberiklimpanas danlembab. Dibeberapa
daerahtropikderajatinfeksidapatmencapai100%daripenduduk.Padaumumnya
lebihbanyakditemukan padaanak-anakberusia5–10 tahun sebagaihost
(penjamu)yangjugamenunjukkanbebancacingyanglebihtinggi(Haryanti,E,1993).
Cacingdapatmempertahankanposisinyadidalam usushaluskarena aktivitasotot-
ototini.Jikaotot-ototsomatikdilumpuhkan dengan obat-obat
antelmintik,cacingakandikeluarkandenganpergerakan peristaltiknormal. Tantular,
K(1980) yang dikutip oleh Moersintowarti. (1992) mengemukakan
bahwa20ekorcacingAscarislumbricoides dewasadidalamususmanusiamampu
mengkonsumsihidratarangsebanyak2,8gram dan0,7gram proteinsetiaphari.
Darihaltersebut dapatdiperkirakan besarnyakerugian yang disebabkanoleh
infestasicacingdalamjumlahyangcukupbanyaksehinggamenimbulkankeadaan
kuranggizi(malnutrisi).
B. MORFOLOGI
Cacingbetinadewasamempunyai bentuk tubuh posterioryangmembulat
(conical),berwarnaputih kemerah-merahan danmempunyai ekorlurustidak
melengkung.Cacingbetinamempunyaipanjang22-35cmdanmemilikilebar3-
6mm.Sementaracacingjantan dewasamempunyai ukuranlebih kecil,dengan
panjangnya12-13cmdanlebarnya2-4mm,jugamempunyaiwarnayang sama
dengancacingbetina,tetapimempunyaiekoryangmelengkungkearahventral.
Kepalanyamempunyai tigabibirpadaujunganterior(bagian depan)dan mempunyai gigi-
gigi kecil ataudentikel padapinggirnya,bibirnyadapatditutup
ataudipanjangkanuntukmemasukkanmakanan(Soedarto,1991).
Padapotonganmelintangcacingmempunyaikutikulum tebalyang berdampingan
denganhipodermisdanmenonjolkedalam ronggabadansebagai kordalateral.Selotot
somatik besardanpanjangdanterletakdihipodermis; gambaranhistologinyamerupakan
sifattipepolymyarincoelomyarin.Alat reproduksidansaluranpencernaan mengapung
didalamrongga badan, cacing jantanmempunyai duabuah spekulumyangdapatkeluardari
kloakadanpada cacingbetina,vulvaterbukapadaperbatasan sepertigabadan anteriordan
tengah, bagianinilebihkecildan dikenal sebagaicincinkopulasi.
Teluryangdibuahi(fertilized)berbentukovoiddenganukuran60-70x30-
50mikron.Bilabarudikeluarkantidakinfektifdanberisisatusel tunggal.Sel ini
dikelilingisuatumembranvitelinyangtipisuntukmeningkatkandayatahan telur
cacingtersebut terhadap lingkungan sekitarnya, sehinggadapat bertahan
hidupsampaisatu tahun.Di sekitarmembraniniadakulitbeningdan tebal yang
dikelilingilagi olehlapisanalbuminoidyang permukaanyatidak teraturatau
berdungkul(mamillation).Lapisan albuminoidinikadang-kadang dilepaskan atau
hilangolehzatkimiayangmenghasilkan telurtanpakulit(decorticated).Didalam
ronggausus,telurmemperolehwarnakecoklatandaripigmenempedu.Teluryang
tidakdibuahi (unfertilized)beradadalam tinja,bentuktelurlebihlonjongdan
mempunyaiukuran88-94x40-44mikron,memiliki dindingyangtipis,berwarna
coklatdenganlapisanalbuminoidyangkurangsempurnadanisinyatidakteratur.
C. SIKLUS HIDUP
Manusiamerupakansatu-satunyahospesdefinitifAscarislumbricoides, jikatertelan
teluryanginfektif,makadidalamusushalusbagian atastelurakan
pecahdanmelepaskanlarvainfektif danmenembusdindingususmasukkedalam vena
portahati yang kemudian bersamadenganalirandarah menuju jantung kanan dan
selanjutnya melalui arteri pulmonalis ke paru-paru dengan masa
migrasiberlangsungselamasekitar15hari.
Dalamparu-parularvatumbuh danbergantikulitsebanyak2kali,
kemudiankeluardarikapiler, masuk kealveolusdanseterusnya larvamasuk sampai ke
bronkus, trakhea, laring dan kemudian ke faring, berpindah ke osepagusdan
tertelanmelaluisalivaataumerayapmelaluiepiglottismasuk kedalamtraktus
digestivus.Terakhirlarvasampaikedalamusushalusbagianatas,
larvabergantikulitlagimenjadicacingdewasa.Umurcacingdewasakira-kira
satutahun,dankemudiankeluarsecaraspontan.
Siklushidup cacing ascarismempunyaimasayang cukup panjang,dua
bulansejakinfeksi pertamaterjadi,seekorcacingbetinamulaimampu mengeluarkan 200.000
– 250.000 butir telur setiap harinya, waktu yang diperlukanadalah3–
4mingguuntuktumbuhmenjadibentukinfektif.
Menurut penelitianstadiuminimerupakanstadiumlarva,dimanatelur
tersebutkeluarbersamatinjamanusiadan diluarakanmengalami perubahan dari
stadiumlarvaIsampai stadiumIIIyangbersifatinfektif.
Telur-telurinitahan terhadapberbagaidesinfektan dan dapattetaphidup bertahun-
tahun ditempat yang lembab. Didaerah hiperendemik, anak-anak
terkenainfeksisecaraterus-
menerussehinggajikabeberapacacingkeluar,yanglainmenjadidewasadanmenggantikannya
.Jumlahtelur ascarisyangcukupbesar dan
dapathidupselamabeberapatahunmakalarvanyadapattersebardimana-
mana,menyebarmelalui tanah,air,ataupunmelalui binatang.Makabilamakanan
atauminumanyangmengandungtelurascarisinfektifmasukkedalamtubuhmaka siklushidup
cacingakanberlanjutsehinggalarvaitu berubah menjadicacing.Jadi
larvacacingascarishanyadapatmenginfeksi tubuhmelaluimakananyangtidak
dimasakataupunmelaluikontaklangsungdengankulit.
D. CARAPENULARAN
Penularan Ascariasisdapat terjadi melalui bebrapajalan yaitumasuknya
teluryanginfektifkedalammulutbersamamakanan atauminumanyang tercemar,
tertelantelurmelaluitanganyangkotordanterhirupnyatelurinfektifbersama
debuudaradimanatelurinfektiftersebutakanmenetaspadasaluran pernapasan
bagianatas,untukkemudianmenembuspembuluh darah danmemasukialiran
darah(Soedarto,1991).
E. ASPEKKLINIS
Kelianan-kelainan yang terjadi pada tubuh penderitaterjadi akibat
pengaruhmigrasilarvadanadanyacacingdewasa.Padaumumnyaorangyang kenainfeksi
tidakmenunjukkangejala,tetapi denganjumlahcacingyangcukup
besar(hyperinfeksi)terutamapadaanak-anakakanmenimbulkankekurangangizi,
selainitucacingitusendiri dapatmengeluarkancairan tubuhyangmenimbulkan
reaksitoksiksehinggaterjadigejalasepertidemamtyphoidyangdisertaidengantandaalergise
pertiurtikaria,odemadiwajah,konjungtivitisdaniritasipernapasan bagianatas.
Cacingdewasa dapatpulamenimbulkanberbagaiakibatmekanikseperti
obstruksiusus,perforasiulkusdiusus.Olehkarenaadanya migrasicacing ke organ-
organmisalnyakelambung,oesophagus,mulut,hidungdanbronkus dapat
menyumbatpernapasan penderita.Adakalanya askariasismenimbulkan
manifestasiberatdangawatdalambeberapakeadaansebagaiberikut:
1. Bila sejumlah besar cacing menggumpal menjadi suatu bolus yang
menyumbatronggausus danmenyebabkangejalaabdomenakut.
2. Padamigrasiektopikdapatmenyebabkanmasuknyacacingkedalamapendiks,
saluranempedu(duktus choledocus)danductus pankreatikus.
Bilacacing masuk kedalamsaluranempedu, terjadikolik yang berat disusul
kolangitissupuratifdanabsesmultiple.Peradangan terjadikarena desintegrasi
cacingyangterjebakdaninfeksisekunder.Desintegrasibetina menyebabkan
dilepaskannyatelurdalamjumlahyangbesaryangdapatdikenali dalam
pemeriksaanhistologi.Untukmenegakkandiagnosispasti harusditemukan cacing
dewasa dalam tinja atau muntahan penderita dan telur cacing dengan bentuk yang
khas dapat dijumpai dalam tinja atau didalam cairan empedu
penderitamelaluipemeriksaanmikroskopik(Soedarto,1991).
BAB III
EPIDEMIOLOGI
A. PENGERTIAN
Ascaris lumbricoides merupakan salah satu nematoda usus yang tergolong
dalam Filum Nematoda dengan Ordo Ascaridida. Cacing ini biasa disebut cacing
gelangyang ditularkan melalui tanah atau Soil Transmitted Helminth dan manusia
merupakan hospes satu-satunya bagi parasit satu ini. Gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh cacing ini disebut ascariasis.
B. MORFOLOGI
1. Cacing Dewasa:
a. Cacing jantan panjangnya mencapai 30 cm,pada cacing jantan ujung
posteriornya lancip dan melengkung kearah ventral, dilengkapi papil
kecil dan 2 buah speculum berukuran 2mm’
b. Cacing betinapanjangnya mencapai 35 cm posteriornya membulat dan
lurus, dan setengah anteriornya terdapat cincin kopulasi.
Sumber :http://www.studyblue.com
2. Telur Cacing: Telur cacing memiliki empat bentuk, yaitu,
a. Tipe dibuahi (fertilized)
Telur yang dibuahi oval, dinding tebal, terdiri dua lapis (lapisan
luar albuminoid dan lapisan dalam jernih), isi telur berupa masa sel
telur.
b. Tidak dibuahi (avertilized)
Telur yang tidak dibuahi berbentuk lonjong dan lebih panjang dari
sel telur yang dibuahi, dan dinding lebih tipis, isi masa granula
refraktil.
c. Matang
Telur matang berisi larva (embrio).
d. Decorticated
Telur yang decorticated tidak dibuahi, tapi lapisan albuminoid
sudah hilang.
Sumber :http://www.docstoc.com/docs/90339981/ASCARIS-
LUMBRICOIDES-ASCARIS-LUMBRICOIDES-fertilized
C. SIKLUS HIDUP
Sumber :http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/html/ascariasis.htm
E. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur yang diperoleh melalui
anal swab atau pada tinja secara langsung. Adanya telur dalam memastikan
diagnosis askaris. Selain itu diagnosis dapat dibuat dengan menemukan cacing
dewasa dari tinja, langsung dari permukaan perianal atau bila cacing dewasa
keluar sendiri melalui mulut atau hidung karena muntah.
F. CARA IDENTIFIKASI
Bahan Pemeriksaan
a. Tindakan rontgenologis pada organ-organ yang dicurigai.
b. Pada bilas lambung akan ditemukan larva.
c. Pemeriksaan telur (dibuahi & tidak dibuahi) dalam tinja
1. Metode langsung
a. Sediaan langsung tanpa pewarnaan
1) Sediakan obyek glass yang bersih dan kering
2) Teteskan pada bagian kiri dan kanan obyek glass, kemudian
masing-masing ditetesi air garam faal (NaCl) jarak ± 4 cm.
3) Dengan batang pengaduk dari kayu yang bersih dan kering diambil
sedikit feses atau bagian yang berlendir lalu diusapkan pada
tetesan-tetesan air garam pada yang sudah diteteskan.
4) Tutup masing-masing sediaan dengan cover glass
5) Periksa di bawah mikroskop, mula-mula dengan perbesaran lemah
kemudian dipertegas dengan perbesaran kuat.
b. Sediaan langsung dengan pewarnaan iodium ( lugol)
1) Sediakan obyek glass yang bersih dan kering.
2) Pada bagian kiri dan kanan obyek glass, kemudian masing-masing
ditetesi air garam faal (NaCl) jarak ± 4 cm.
3) Dengan batang pengaduk dari kayu yang bersih dan kering diambil
sedikit feses atau bagian yang berlendir lalu diusapkan pada
tetesan-tetesan air garam pada yang sudah diteteskan.
4) Pada sediaan sebelah kiri ditambahkan 1 tetes eosine 20 % dan
disebelah kanan diteteskan 1 tetes iodium / lugol lalu masing-
masing dicampur, jangan sampai sediaan 1 tercampur dengan
sediaan 2.
5) Tutup masing-masing sdiaan dengan cover glass
6) Periksa di bawah mikroskop, mula-mula dengan perbesaran lemah
kemudian dipertegas dengan perbesaran kuat.
2. MetodeTidak langsung
Cara konsentrasi dengan ZnSO4
1) Dibuat suspensi feses 1:10, yaitu 1 bagian feses + 10 Bagian air panas
2) Saring suspensi tersebut dengan kain kasa dan filtrat ditampung dalam
tabung centrifuge.
3) Putar dengan kecepatan 2.500 rpm selama 1 menit.
4) Supernatan dibuang, sedimennya ditambah 2-3 ml air dan diaduk sampai
homogen.
5) Putar lagi, supernatan jernih dituang ( kalau perlu ulangi pemutaran)
6) Sedimennya ditambahkan 3-4 ml zink sulfate jenuh ( 33 % larutan ZnSO4
mempunyai Bj 1.18 ). Diaduk dengan batang pengaduk, sehingga
homogen dan ditambahkan ZnSO4 sampai batas 1.5 cm dari permukaan
tabung
7) Putar dengan kecepatan tinggi selama 1 menit.
8) Pindahkan lapisan atas dari supernatan dengan ohse dan taruh di atas
obyek glass yang bersih, kemudian tambahkan 1 tetes lugol, campur.
9) Tutup dengan cover glass, periksa di bawah mikroskop
G. PENGOBATAN
Pengobatan dapat dilakukan secara perporangan atau secara masal.
Untuk perorangan dapat digunakan bermacam-macam obat seperti :
1. Mebendazole (Vermox ®): 100 mg BD x 3 hari
2. Albendazole 400mg
3. Piperazine (Adiver ®): (diberikakn pada pagi hari dan kadang-kadang
menimbulkan efek mual dan muntah)
4. Pyrantel / oxantel (Antiminth ®, Combantrin ®) : 10 mg/kg berat badan
5. Nitazoxanide 200 mg BD x 3 hari
6. Tribendimine 400 mg dosis tunggal
Untuk pengobatan masal perlu beberapa syarat yaitu,
1. Obat mudah diterima masyarakat
2. Aturan pemakaian sederhana
3. Mempunyai efek samping yang minim
4. Bersifat polivalen sehingga berkhasiat terhadap beberapa jenis cacing
5. Harganya murah
Pengobatan masal dilakukan oleh pemerintah pada anak sekolah dasar
dengan pemberian albandezol 400mg 2 kali setahun.
Pengobatan ulalng perlu dilakukan mengingat adanya infeksi ulang
(reinfeksi). Pengobatan dianjurkan dilakukan pada seluruh anggota keluarga.
H. PENCEGAHAN
Pencegahan bisa dilakukan Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat ( PHBS). Seperti :
1. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman
2. Membiasakan mencuci tangan sebelum makan
3. Membiasakan menggunting kuku secara teratur
4. Membiasakan diri buang air besar di jamban
5. Membiasakan diri membasuh tangan dengan sabun sehabis buang air besar
6. Membiasakan diri mencuci semua makanan lalapan mentah dengan air
yang bersih
Dan dengan beberapa perilaku lainnya seperti berikut :
1. Drainase diperbaiki
2. Kampanye penggunaan jamban keluarga
3. Mencegah penggunaan tinja sebagai pupuk terutama tinja manusia
4. Pemberian obat cacing ( obat pirantel pamoat dan albendazole ) secara
rutin tiap 6 bulan sekali
5. Pengembangan sarana dan prasarana air bersih
BAB V
KESIMPULAN
http://eprints.undip.ac.id/43728/3/ANTONIUS_WH_G2A009031_Bab2KTI.pdf
http://www.cdc.gov/parasites/ascariasis/biology.html
Rasmaliah. 2007. Askariasis Sebagai Penyakit Cacing yang Perlu Diingat
Kembali. Epidemiologi FKM-USU. (Online:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19104/1/ikm-jun2007-
11%20(12).pdf) Diakses pada 03 April 2016.
Syamsu, Yohandromeda. Ascariasis, Respon IgE dan Upaya Penanggulangannya.
Program Pascasarjana Universitas Airlangga. (Online:
http://www.fk.unair.ac.id/attachments/1012_Ascariasis,%20Respons
%20IgE%20dan%20Upaya%20Penanggulangannya.pdf). Diakses pada 03
April 2016.
Tania, Gina, dkk. 2013. Mikrobiologi dan Parasitologi Ascaris lumbricoides.
Depok. (Online:
https://www.academia.edu/3660165/Ascaris_lumbricoides_gina.tania).
Diakses pada 03 April 2016.