Anda di halaman 1dari 68

MIKOLOGI

ISMAIL RAHMAN
PENDAHULUAN
 Mikologi adalah ilmu yang mempelajari
jamur
 Mykes = jamur; logos = ilmu (bahasa
Yunani)
 Penggunaan istilah umum jamur (kapang,
cendawan, lapuk, kulat dan lain-lain)
Kondisi geografis Indonesia yang
merupakan daerah tropis dengan suhu
rata-rata 30 derajat dan kelembaban
yang tinggi (70-90%) akan
memudahkan tumbuhnya jamur,
 Jamur adalah mahlikhidup yang sangat
sederhana, berinti, berspora, berbentuk sel atau
benang bercabang, tidak berklorofil.
 Bersifat heterotrof:
Memanfaatkan senyawa organik menjadi
sumber energi yang dibutuhkan dengan
menggunakan sistem enzim sehingga untuk
pertumbuhannya jamur dapat menjadi
saprofit atau parasit.
 Terdapat ± 100-200 ribu spesies di alam
bebas, ± 300 spesies diantaranya patogen
terhadap manusia.
 Jamur terbagi dalam dua golongan yaitu:
o Jamur yang uniseluler disebut khamir/ragi/yeast
(cth: Saccharomyces cerevisiae)
o Multiselluler disebut kapang / moulds (cth:
Aspergillus fumigatus).
 Jamur juga terbagi dalam dua golongan
berdasarkan ukuran yaitu mikrofungi dan
makrofungi
BENTUK JAMUR
Khamir / yeast
 Sel khamir dapat berbentuk bola, oval atau
silindris dengan ukuran diameter bervariasi
antara 3-5 nm. Membentuk koloni basah
berbau seperti ragi.
 Khamir tidak dilengkapi flagel atau organ-
organ penggerak lainnya.
 Berkembang biak dengan membentuk
tunas (budding), Sel khamir jauh lebih
besar dari bakteri
o Dalam proses pertunasan, mula-mula diawali
dengan lisisnya dinding sel pada daerah
tertentu.
o Dengan tidak adanya dinding sel pada daerah
tersebut, menyebabkan terjadinya tekanan dari
isi sel keluar membentuk struktur seperti balon
yang dikelilingi dinding sel induknya.
o Bagian tersebut kemudian membesar, nucleus
membelah secara mitosis dan nucleus hasil
pembelahan kemudian berpindah menuju tunas
yang terbentuk.
o Tunas baru yang sudah terbentuk dan sudah dilengkapi
dengan nucleus kemudian melanjutkan
pertumbuhannya.
o Setelah pertumbuhan cukup, akhirnya tunas akan
melepaskan diri dari sel induknya dan siklus replikasi
telah lengkap
 Beberapa species khamir dapat menghasilkan
tunas lebih dari satu sebelum pemisahan tunas
terjadi.
 Bila setelah terbentuk satu tunas tidak dilanjutkan
dengan pemisahan tunas, maka suatu rantai sel
berbentuk bola dapat terbentuk.
 Kegagalan dalam memisahkan tunas-tunas baru
yang terbentuk secara terus menerus akan
menyebabkan dihasilkannya suatu rantai sel
khamir yang memanjang yang menyerupai hifa
(benang) dan disebut pseudohyphae.
Kapang / mold
 Merupakan fungi multiseluler berbentuk koloni
dari suatu filamen atau benang.
 Terdiri dari sel-sel memanjang dan bercabang-
cabang dengan diameter bervariasi antara 2
sampai 10 µm yang disebut hifa.
 Koloni dari hifa-hifa ini biasany akan tumbuh
bersama-sama diatas permukaan suatu media dan
membentuk suatu lempengan yang secara kolektif
disebut miselium, yang dapat dilihat secara mudah
tanpa mikroskop.
 Perkembangan miselium terjadi karena
pertumbuhan dari masingmasing hifa dengan cara
perpanjangan ujung-ujung hifa dan percabangan
 Hifa merupakan suatu tubulus yang mengandung
nukleus (inti) dengan jumlah lebih dari satu
(bahkan dapat berjumlah ratusan).
 Beberapa hifa dapat terbagi menjadi beberapa sel
oleh adanya septa atau dinding pemisah pada
tempat tertentu sepanjang hifa.
 Dalam tiap-tiap sel yang dibatasi septa tersebut
dapat terkandung satu nukleus (hifa uninukleat),
juga ada yang mengandung lebih dari satu nukleus
yang disebut hifa multinukleat.
 Beberapa species fungi lain, hifanya tidak
mengandung septa sehingga hifa tersebut tidak
terbagi menjadi beberapa sel. Hifa ini disebut hifa
nonseptat atau hifa aseptat.
 Septa yang membatasi tiap-tiap sel tidak
sepenuhnya membatasi sitoplasma sel yang
berdekatan melainkan masih ada pori yang
memungkinkan terjadinya perpindahan sitoplasma
dan nukleus antara sel-sel tersebut sebagaimana
terjadi pada hifa non septat.
 Ada tidaknya septa ini sering digunakan sebagai
salah satu ciri dalam identifikasi.
 Kapang cenderung tumbuh dengan baik pada
permukaan substrat alami maupun substrat buatan
di laboratorium.
 Hifa yang menembus medium dan menyerap
nutrisi dari medium disebut hifa vegetatif atau
hifa substrat. Hifa ini juga berfungsi untuk
melekat atau menempelkan dirinya pada substrat
yang tersedia.
 Hifa yang tumbuh di permukaan medium (ke arah
udara), membentuk miselium di permukaan
medium berfungsi menghasilkan alat reproduksi
berupa spora bagi kapang disebut hifa reproduktif.
 Spora yang dihasilkan hifa reproduktif pada
permukaan kapang menyebabkan warna
permukaan kapang dapat berbeda bergantung dari
warna spora yang dihasilkannya (putih, kuning,
hijau, biru kehijauan, merah, coklat atau hitam).
 Spora dengan mudah dapat disebarkan oleh angin
dan bila ditemukan tempat yang cocok akan
membentuk individu baru.
 Hal ini menyebabkan kapang merupakan salah
satu kontaminan yang umum ditemukan di
laboratorium.
 Spora kapang juga sering bertindak sebagai agen
terjadinya alergi atau bahan yang bersifat alergen.
 Kapang pada umumnya dapat diidentifikaasi dari
morfologinya.
 Uji makroskopik dapat didasarkan atas
karakteristik-karakteristik tertentu seperti
kecepatan tumbuh, topografi, tekstur permukaan
(misalnya seperti kapas, seperti beludru atau
seperti tepung) dan pigmentasi.
Dimorfisme
 Sebagian besar species fungi hanya mempunyai
satu macam bentuk pertumbuhan yaitu sebagai
ragi saja atau sebagai kapang saja.
 Tetapi ada beberapa species yang dapat berada
dalam kedua bentuk tersebut, bergantung dari
kondisi lingkungannya.
 Fase ragi timbul bilamana organisme tersebut
hidup sebagai parasit atau patogen dalam jaringan,
sedangkan fase kapang timbul bila organisme
merupakan saprofit dalam tanah atau medium
 Terjadi tidaknya dimorfisme sering digunakan
dalam identifikasi fungi-fungi patogen di
laboratorium.
STRUKTUR
Secara umum sel fungi terdiri dari dinding sel,
membran sel dan sitoplasma mengandung retikulum
endoplasma nucleus, nucleolus, vakuola penyimpan,
mitokondria dan organel-organel lain.
 KAPSUL
o Beberapa species fungi selnya dapat menghasilkan
lapisan pembungkus luar yang berlendir
o Sebagian besar dibangun dari polisakaridayang bersifat
cair dan dapat menyebabkan pelekatan
o material dari kapsul dapat mempengaruhi pertumbuhan
fungi dengan cara mencegah lepasnya tunas dari sel ragi
atau mencegah pemencaran sel ragi dalam air atau udara
 DINDING SEL
o Merupakan salah satu komponen penting dari fungi dan
merupakan 15% sampai 30% dan berat kering fungi.
o berfungsi menyebabkan kekakuan sel dan kekuatan pada
sel serta mencegah terjadinya shok akibat tekanan
osmotik pada membran sel.
o Pada umunnya dinding sel ragi lebih tebal (200-300 nm)
dibanding sel kapang (200 nm).
o Komposisi senyawa dinding sel didominasi oleh
karbohidrat, yaitu sekitar 80% atau lebih
o Kurang lebih 10% dinding sel fungi dibangun oleh
protein dan glikoprotein.
 MEMBRAN SEL
o Fungi mempunyai membran bilayer yang serupa
komposisinya dengan membran bilayer yang terdapat
pada sel eukariot tingkat tinggi.
o Berfungsi melindungi sitoplasma, mengatur pemasukan
dan pengeluaran zat, memfasilitasi sintesis dinding sel
dan memfasilitasi sintesis kapsul.
 ISI SITOPLASMA
o Sel fungi, baik ragi maupun kapang sering mengandung
lebih dari satu inti.
o Keseluruhan suatu hifa dapat dianggap selalu mempunyai
inti sel lebih dari satu atau multinukleat
o Hal ini disebabkan oleh dinding pemisah atau septa yang
memisahkan tiap-tiap sel tersebut mempunyai pori.
o Pada fungi tingkat tinggi, pori pada septanya dapat
membuka dan menutup guna mengatur aliran dari isi
o Mitokondria pada fungi serupa dengan pada
hewan dan tumbuhan.
o Sel-sel dari banyak fungi mempunyai vakuola
yang spesifik dan merupakan organel yang cukup
kompleks.
o Vakuola juga dapat berfungsi menyimpan ion-ion
dan metabolit-metabolit tertentu seperti asam
amino, polifosfat dan senyawa-senyawa lain
FISIOLOGI FUNGI
 Fungi merupakan organisme heterotrof artinya
untuk hidupnya memerlukan zat-zat organik dari
organisme lain
 Membutuhkan kondisi fisiologis tertentu yang
sesuai dengan keadaannya, meliputi kondisi
nutrisi yang harus tersedia dan keadaan fisik yang
dapat menunjang kehidupannya.
 Dari cara hidupnya jamur dibagi dalam beberapa
golongan yaitu:
o Sebagai parasit jamur memerlukan zat hidup yang
diperoleh dari makhluk lain yaitu manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan.
o Sebagai saproba atau saprofit jamur memerlukan zat
organik mati untuk hidupnya terutama pada tumbuh-
 KEBUTUHAN NUTRISI
o Secara umum nutrisi yang dibutuhkan bagi kelangsungan
hidup fungi yang harus ada pada medium tempat hidupnya
meliputi:
 Senyawa organik, sumber karbon diperoleh dari glukosa,
sukrosa, maltose, tepung dan selulosa.
 Sumber nitrogen diperoleh dari pepton, asam amino,
protein,nitrat, garam ammonium dan urea
 Ion-ion anorganik esensial yaitu Na, P, Mg, S.
 Ion-ion anorganik sebagai trace element: Fe, Zn, Cu, Mn,
Mo dan Galium.
 Faktor tumbuh: Zat perangsang tumbuh, vitamin dan
hormon.
 Nutrisi yang dapat dimanfaatkan fungi haruslah
dalam bentuk absorbtif atau siap diserap.
 Meguraikan terlebih dulu bahan yang ada dalam
lingkungannya (dengan menggunakan enzim
dalam tubuhnya), sebelum nutrisi tersebut diserap.
FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN YANG
MEMPENGARUHI KEHIDUPAN JAMUR
 Seperti halnya organisme hidup lain, untuk
menunjang kehidupannya fungi membutuhkan
keadaan fisik tertentu.
 Dua faktor fisik utama yang menentukan
pertumbuhan dan perkembangan kultur suatu
fungi adalah temperatur dan pH.
 Temperatur/ suhu :
o Suhu minimum : 2 – 5 derajat C
o Suhu optimum : 22 – 27 derajat C
o Suhu maksimum : 35 – 40 derajat C
 Kemasaman (pH) :
o pH optimum : 3,8 – 5,6
o pH medium : 4,5
 Kelembaban : 40 – 60 %
 Kandungan oksigen
REPRODUKSI FUNGI

Secara alami fungi dapat berkembang biak dengan


berbagai cara baik secara aseksual maupun secara
seksual.
Secara aseksual fungi bereproduksi dengan cara
pembelahan, penguncupan dan pembentukan spora
aseksual.
Pada reproduksi seksual, terjadi peleburan dua sifat
dari sel induk, sehingga individu baru yang
dihasilkannya merupakan gabungan dari kedua sifat
sel induknya
 REPRODUKSI ASEKSUAL
o Pada fungi dapat melalui proses pembelahan atau
pertunasan.
o Sel anak yang dihasilkannya pada proses pembelahan
relatif sama dengan sel induknya
o pada pertunasan sel anak yang dihasilkan tidak selalu
sama ukurannya dengan sel induk dan sering tunas atau
kuncup yang dihasilkan sel induk tidak segera
dipisahkan.
o Disamping itu fungi dengan mudah dapat bereproduksi
aseksual dengan cara fragmentasi atau pemisahan
sebagian miseliumnya
o Namun untuk menghasilkan penyebaran yang lebih luas dan
lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan, fungi melakukan reproduksi aseksual
dengan menghasilkan spora aseksual.
o Spora pada umumnya bersifat resisten terhadap kondisi
lingkungan yang kurang baik
o Spora sangat ringan sehingga mudah disebarkan oleh angin.
o Beberapa spora memiliki permukaan yang kasar sehingga
mempermudah penempelannya
o Dengan sifat spora demikian, spora selain berfungsi
menghasilkan individu baru juga berfungsi menyebarkan
species fungi tersebut ke tempat yang lebih luas.
o Spora aseksual ini dibentuk dengan mudah dan dalam
jumlah yang lebih besar
o Ada beberapa macam spora aseksual yang dapat
ditemukan pada fungi yaitu Konidiospora,
Sporangiospora, Arthrospora, Klamidospora dan
Blastospora.
 KONIDIOSPORA
Spora yang dibentuk di ujung atau sisi suatu hifa.
 SPORANGIOSPORA
Dibentuk di dalam kantong yang disebut sporangium
yang terletak pada ujung hifa khusus yang disebut
sprangiosfor.
 ARTHROSPORA
Disebut juga oidium merupakan spora yang terbentuk
pada sel-sel hifa yang terputus.
 KLAMIDOSPORA
Merupakan spora bersel satu dan berdinding tebal
yang dibentuk ketika keadaan lingkungan tidak
menguntungkan bagi pertumbuhan jamur.
Spora ini sangat tahan (resisten) terhadap
lingkungan yang ekstrim seperti kekeringan dan
paparan bahan kimia.
 BLASTOSPORA
Merupakan kuncup atau tunas pada jamur
uniseluler yaitu khamir
 REPRODUKSI SEKSUAL
o Perkembangbiakan seksual pada jamur melalui beberapa
tahap yaitu plasmogami, kariogami, dan meiosis
o Plasmogami merupakan proses terjadinya fusi dari dua
protoplas dari sel-sel hifa (+) dan (–) yang bersesuaian.
o Kariogami adalah penyatuan atau fusi nucleus dari
kedua individu untuk membentuk nucleus yang diploid
o Kariogami dapat langsung terjadi setelah plasmogami
tetapi dapat pula ditunda
o Setelah terjadi kariogami, akan terjadi meiosis yang
akan akan menghasilkan materi genetic, reduksi (dari 2n
menjadi n) dan pembelahan menghasilkan empat sel
haploid.
o Sel-sel reproduksi yang dihasilkan dengan cara ini
disebut spora seksua (karena dihasilkan melalui
proses penyatuan dua inti dari individu yang
berbeda).
o Beberapa jenis spora seksual adalah sebagai
berikut:
 ASKOSPORA
Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di
dalam kantung yang dinamakan askus. Dalam
setiap askus terdapat askospora.
 BASIDIOSPORA
Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di
atas struktur berbentuk gada yang dinamakan
ZYGOSPORA

Merupakan spora besar berdinding tebal,


terbentuk dari ujung-ujung dua hifa yang serasi
yang dinamakan gametangia.
 OOSPORA
Merupakan spora yang terbentuk dari pertemuan
antara gamet betina (oogonium) dan gamet jantan
(anteridium), sehingga akan terjadi pembuahan
(oosfer) dan akan menghasilkan oospora.
KLASIFIKASI FUNGI

Jamur diklasifikasikan berdasarkan cara


reproduksinya menjadi divisi, yaitu Zygomycota,
Ascomycota, dan Basidiomycota.
 OOMYCOTINA
 kelompok ini mengalami reproduksi seksual dengan cara
oogami yang melibatkan penggabungan satu oosfer (gamet
betina) dengan gamet jantan yang terbentuk dalam
anteridium, menghasilkan oospora.
 Sedangkan reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk
zoospora yang dihasikan dalam sporangium.
 Hifa fungi ini adalah hifa non-septat (tidak bersepta).
 ZYGOMYCOTINA,
Tidak bersepta, spora seksual dengan zigospora,
dan spora aseksual dengan sporangiospora.
Contohnya, Rhizopus.
 ASCOMYCOTINA,
Bersepta, spora seksual dengan askospora, dan
spora aseksual dengan konidiospora. Contohnya,
Saccharomyces.
 BASIDIOMYCOTINA
Bersepta, spora seksual dengan basidiospora, dan
umumnya tidak memiliki spora aseksual.
Contohnya, Auricularia.
 DEUTEROMYCOTINA atau fungi imperfekti.
TERIMA KASIH
3. Patogenitas Jamur
 Infeksi yang disebabkan oleh jamur disebut
mikosis
- mikosis profunda
- mikosis superfisial

 Jamur dapat menimbulkan penyakit karena


dapat mengatasi mekanisme pertahanan tubuh

 Jamur mempunyai kemampuan melekat pada kulit


dan mukosa serta menembus jaringan hospes
 Jamur memiliki enzim aspartilproteinase dan
fosforilase yang dapat melisiskan protein barrier
pertahanan tubuh
4. Cara Infeksi
 Eksogen
 Endogen

5. Bahan Pemeriksaan
 Kerokan kulit
 Potongan kuku
 Rambut
 Pus
 Sputum
 Urine
 Darah
 Feses
MIKOSIS SUPERFISIAL
 Dermatomikosis

 Penyebab : Epidermophyton, Microsforum,


Trichophyton

 Menyerang : Kuku, kulit, rambut

 Bentuk klinis :
- tinea pedis (athlete’s foot), tinea unguium,
tinea cruris (jockey itch), tinea corporis, tinea
barbae, tinea capitis, tinea versicolor
Tinea pedis (athlete’s foot)

 Adalah infeksi jamur superfisial yang mengenai kulit


terutama kulit di sela-sela jari kaki
 Terjadi pengelupasan dan kulit pecah-pecah
 Penyebab:
Trichophyton rubrum, T. mentagrophytes,
Epidermophyton fluccosum
Gambar Tinea pedis
Gambar Tinea pedis
Tinea unguium
 Adalah mikosis superfisial pada kuku
 Kuku menebal atau rapuh, kehilangan warna, tidak
mengkilat
 Penyebab:
T. rubrum, T. mentagrophytes,
E. fluccosum
Gambar Tinea unguium
Tinea cruris (jockey itch)

 Adalah mikosis superfisial yang mengenai


paha bagian atas sebelah dalam. Pada
kasus yang berat dapat mengenai kulit
sekitar paha, daerah scrotum, perineum,
perut dan ketiak.
 Penyebab:
E. fluccosum, Trichophyton sp
 Pencegahan:
Menjaga kebersihan pribadi
Gambar Tinea cruris (jockey
itch)
Tinea barbae
 Adalah infeksi jamur yang mengenai daerah yang
berjenggot dan kulit leher, mengenai rambut dan
folikel rambut sehingga menimbulkan lesi bernanah
yang kronis
Rambut yang terkena menjadi rapuh dan mudah
dicabut

 Penyebab:
T. rubrum, T. mentagrophytes, Microsporum canis
Gambar Tinea barbae
Tinea capitis
 Infeksi jamur pada kulit kepala, kulit badan
yang berambut dan kuku
 Gejala awal berupa bintik-bintik putih pada
kulit kepala kemudian membentuk kerak yang
berwarna kuning kotor. Kerak sangat lengket
pada kulit kepala dan bila diangkat akan
menimbulkan luka basah serta sedikit berdarah
Setelah sembuh dapat menyebabkan kebotakan
yang menetap
 Penyebab
T schoenleinii
Tinea versicolor (panu)

 Adalah mikosis superfisial dengan


gejala berupa bercak putih kekuningan
disertai rasa gatal bila berkeringat
 Terdapat pada kulit dada, bahu,
punggung, ketiak, leher, dan perut
bagian atas
 Penyebab: Malassezia furfur
 Pencegahan: menjaga kebersihan
badan
Gambar Tinea versicolor (panu)
MIKOSIS SISTEMIK

 Adalah infeksi jamur yang mengenai alat


dalam, bawah kulit
 Cara masuk:
- melalui inhalasi kemudian paru, menyebar
ke alat dalam secara hematogen
- melalui luka
 Bentuk klinis:
- mikosis pernapasan
- mikosis pencernaan
- mikosis susunan saraf
- mikosis urogenital
MIKOSIS OPORTUNISTIK

 Adalah mikosis yang timbul apabila terjadi


perubahan kondisi lokal atau gangguan pertahanan
tubuh
 Bentuk klinis:
- Candidiasis
- Aspergilosis
Candidiasis
 Penyebab: 90% Candida albicans (normal flora kulit,
mulut, intestin, vagina)
 Bentuk klinis:
Candidiasis kutaneus: pada kulit lembab dan kuku
Candidiasis mukosa : pada mulut dan vagina
Candidiasis sistemik : pada saluran kemih dan usus
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai