Anda di halaman 1dari 36

KARAKTERISTIK

MIKROORGANISME
JAMUR

AMINAH HAJAH THAHA


MK. MIKROBIOLOGI TERNAK
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
• Indonesia beriklim tropis, kelembapan berkisar antara 70-90%
dan temperatur rata-rata 30ºC. Faktor-faktor tersebut sangat
optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan jamur
(Coveney, Peck dan Townsend, 1966; Hall, 1970; Townsend
dkk., 1971).
• Di negara-negara tropis, kontaminasi makanan oleh jamur
merupakan masalah yang sulit diatasi. Jamur yang tumbuh
pada makanan tersebut dapat memproduksi dan
mengakumulasikan mikotoksin yang sangat berbahaya bagi
hewan maupun manusia.
Mikologi adalah ilmu yang mempelajari jamur. Berasal dari
kata: mykes = jamur; logos = ilmu (bahasa Yunani). Perintis
ilmu jamur adalah Pier Antonio Micheli, seorang ahli tumbuhan
berbangsa Italia yang mempelajari jamur dan
mempublikasikan bukunya berjudul Nova Plantarum Genera
pada tahun 1729
• Penggunaan istilah umum jamur
mencakup semua bentuk yang kecil
maupun besar yang disebut kapang,
cendawan, lapuk, kulat dan lain-lain.
• Jamur adalah suatu tumbuhan yang
sangat sederhana, berinti, berspora,
tidak berklorofil, berupa sel atau
benang bercabang-cabang dengan
dinding dari selulosa atau khitin
atau keduanya dan umumnya
berkembang biak secara seksual
dan aseksual.
Sporangium
Miselium
Spora Hifa vegetatif

• Hifa/benang : Tersusun dari rangkaian sel yang membentuk benang dengan atau
tanpa sekat (septum/septa)
• Hifa ada 2 : miselium vegetatif (menyerap makanan) dan miselium generatif
(reproduksi)
KLASIFIKASI FUNGI

1. Jamur terbagi dalam dua golongan yaitu jamur yang


uniseluler disebut khamir; contoh Saccharomyces
cerevisiae dan yang multiselluler disebut kapang;
contoh Aspergillus fumigatus.
2. Jamur terbagi dalam dua golongan berdasarkan ukuran
yaitu mikrofungi merupakan jamur yang strukturnya
hanya dapat dilihat dengan mikroskop dan makrofungi
yaitu jamur yang membentuk tubuh buah yang terbagi
lagi dalam dua golongan yaitu jamur-jamur yang dapat
dimakan atau disebut Edible mushroom; contoh
Pleurotus ostreatus (jamur tiram), Auricularia auricular
(jamur kuping), dan lain-lain, dan jamur-jamur beracun;
contoh Amanita palloides, Rusula emetika, dan lain-lain.
HABITAT FUNGI
1. Hidup ditempat lembab
2. Hidup di organisme
hidup
3. Hidup di bangkai
organisme
4. Dapat hidup di
lingkungan asam
5. Dapat hidup di
lingkungan konsentrasi
gula tinggi
6. Hidup di gurun,
gunung, salju, kutub
FISIOLOGI FUNGI
1. Nutrisi
Jamur adalah suatu organisme heterotrop artinya untuk hidupnya
memerlukan zat-zat organik dari organisme lain. Dari cara hidupnya
jamur dibagi dalam 4 golongan yaitu: parasit, saprofit, komensal dan
simbion.

Senyawa-senyawa nutrisi yang diperlukan untuk kehidupan jamur antara


lain:
1. Senyawa organik, sumber karbon diperoleh dari glukosa,
2. sukrosa, maltose, tepung dan selulosa.
3. Sumber nitrogen diperoleh dari pepton, asam amino,
4. protein,nitrat, garam ammonium dan urea
5. Ion-ion anorganik esensial yaitu Na, P, Mg, S.
6. Ion-ion anorganik sebagai trace element: Fe, Zn, Cu, Mn,
7. Mo dan Galium.
8. Faktor tumbuh: Zat perangsang tumbuh, vitamin dan hormon.
FISIOLOGI FUNGI
2. Metabolisme
• Jamur atau fungi merupakan organisme
heterotrof karena membutuhkan energi
yang diambil dari organisme autotrof yang
mampu mengasimilasi karbon anorganik.
• Senyawa karbon anorganik dimanfaatkan
juga untuk membuat materi sel baru dari
molekul sederhana seperti gula sederhana,
asam organik, karbohidrat, protein, lipid dan
asam nukleat.
FISIOLOGI FUNGI
3. Faktor-Faktor lingkungan

• Temperatur/suhu : Suhu minimum (2 –


5ºC); Suhu optimum (22 – 27 ºC); Suhu
maksimum (35 – 40 ºC)
• Keasaman (pH optimum) : 5 – 6,5
• Kelembaban : 40 – 60 %
• Kandungan oksigen
• Cahaya untuk tumbuh
FISIOLOGI FUNGI
4. Media Pertumbuhan

• Menurut susunannya, medium dapat di bagi


menjadi tiga golongan yaitu medium alam,
medium semi sintetik dan medium sintetik.
• Dalam medium alam komposisi nutrisi tidak
dapat di ketahui dengan pasti setiap waktu
karena dapat berubah-rubah dalam bahan
yang di gunakan dan bergantung dari asalnya;
sebagai contoh ialah kentang, jagung, kacang,
wortel dan sebagainya.
FISIOLOGI FUNGI
5. Isolasi dan Identifikasi
• Jamur hidup kosmopolitan (tanah, air, udara, benda-
benda, makanan, dan lain-lain)
• Media yang digunakan untuk pertumbuhan jamur
umumnya adalah PDA (Patato Dekstrose Agar) dan
Sabouraud Agar (untuk jamur pathogen)
• Metode isolasi yang digunakan adalah TPC (Total Plate
Count) untuk mengetahui jumlah jamur, kemudian
dilakukan pemurnian untuk mengamati koloni dan
struktur jamur.
• Masa inkubasi sampai terdapat pertumbuhan koloni
untuk jamur sekitar 3–5 hari bahkan bisa lebih
bergantung pada jenisnya.
CIRI – CIRI UMUM KINGDOM
FUNGI
1. Sudah memiliki membran inti
(Eukariotik)
2. Bersel satu dan bersel banyak
3. Tidak berklorofil sehingga bersifat
heterotrof
4. Dinding sel tersusun atas senyawa kitin
5. Tubuh tersusun atas benang benang
yang disebut dengan hifa
KLASIFIKASI FUNGI

Zygomycota

Ascomycota

Basidiomicota

Deuteromycota
1. Divisi Zygomycota
• Berbentuk benang
• Ukuran mikroskopis
• Hifa bercabang dan
tidak bersekat, berinti
banyak Pilobolus sp.
• Tidak memiliki tubuh
buah
• Reproduksi seksualnya
melalui gamatangiogami
dan menghasilkan
zigospora
Rhizopus oryzae
2. Divisi Ascomycota
• Ukuran makroskopis
dan mikroskopis
• Hifa tidak bercabang
dan bersekat, berinti Saccharomyces cerevisiae
banyak
• Memiliki tubuh buah
• Reproduksi seksualnya
melalui askospora di
dalam askus sedangkan
aseksual dengan
membentuk konodium
Morchella esculenta
3. Divisi Basidiomycota
• Ukuran makroskopis
• Hifa tidak bercabang
dan bersekat, berinti 1
atau 2
Amanita phalloides
• Memiliki tubuh
berbentuk payung,
bulat, dan kuping
• Reproduksi seksualnya
membentuk
basidiosporasedangkan
aseksual dengan
membentuk konidia
Pleurotus ostreatus
4. Divisi Deuteromycota

• Ukuran mikroskopis
• Hifa tidak bercabang
dan bersekat, berinti 1
Tidak memiliki tubuh
tubuh Aspergillus flavus
• Reproduksi
deuteromycota secara
aseksual dengan
menghasilkan konidia
atau jamur
menghasilkan hifa
khusus yang disebut
konidiofor
Trichophyton rubrum
PERKEMBANGBIAKAN JAMUR
• Pada jamur terdapat 2 macam perkembangbiakan yaitu
seksual dan asekual.
• Perkembangbiakan secara seksual cirinya adalah
pertemuan 2 (dua) nukleus (inti) yang sesuai. Proses
reproduksi seksual ini terdiri dari 3 fase yaitu: plasmogamy,
karyyogamy, dan fase meiosis. Plasmogamy ialah
pembauran dari protoplast yang mendekati kedua nukleus
dalam sel yang sama. Karyogamy ialah pencampuran kedua
nukleus tadi. Meiosis yaitu fase mereduksi jumlah
kromonsom diploid menjadi haploid.
• Perkembangbiakan secara aseksual yaitu pembiakan
untuk memperoleh individu baru yang dapat terjadi
berulang kali dalam suatu musim.
A. PERKEMBANGBIAKAN JAMUR
SECARA ASEKSUAL
1. Fragmentasi, tiap fragmen atau bagian
somatiknya membentuk individu baru,
2. Membelah, dengan membentuk
dinding sekat yang memisahkan kedua
anak sel yang baru,
3. Budding, terdapat pada yeast
(uniseluler) dan beberapa cendawan
lainnya pada keadaan tertentu
4. Pembentukan spora
B. PERKEMBANGBIAKAN JAMUR
SECARA SEKSUAL
1. Persatuan planogamete. Terjadi antara dua gamet yang dapat bergerak;
untuk ini dapat diciptakan istilah planogametogami. Kalau persatuan itu
terjadi antara dua planogamet yang berbeda ukuran atau planogamet
yang satu dapat bergerak sedang yang lain tidak, maka persatuan itu
disebut anisogametomi. Contohnya pada Allomyces dan Monoblephari.
2. Kontak antara Gametangium. Pada banyak species jamur yang tidak
menghasilkan sel kelamin, plasmogami dapat terjadi langsung antara
dua gametangium yang kompatibel, sedang masing-masing
gametangium selama plasmogami tidak mengalami peru- bahan.
Melalui suatu lubang atau saluran kecil yang terjadi antara kedua
gametangium yang mengadakan kontak, mengalirlah inti atau inti-inti
dari anteridium ke oogonium. Setelah ini berakhir, maka oogonium
dapat berkembang, sedangkan anteredium mungkin mengalami
desintegrasi.
3. Persatuan Gametangium atau Gametangiogami. Pada
Gametangiogami ini terjadi perpindahan seluruh isi anteredium
keogonium. Dalam hal ini ada dua cara. Pertama ialah antara
anteridium dan oogonium terbentuk lubang atau saluran,
sehingga seluruh protoplast dari anteridium pindah ke
oogonium lewat lubang atau saluran tersebut. Kedua,
gametangium luluh menjadi satu tubuh baru.
4. Spermatisasi. Beberapa jamur tinggi menghasilkan semacam
konidia kecil berinti satu yang kita sebut spermatia. Spermatia
dapat terbawa angin, air, serangga atau lainnya untuk
membuahi gametangium betina. Antara spermatania dan
gametangium terdapat lubang tempat mengalir protoplast dari
spermatatia ke gametangium (oogonium).
5. Somatogami. Pada Jamur-jamur tinggi tertentu tidak terdapat
alat kelamin, maupun sel kelamin, dan persatuan protoplast
antara dua jenis yang kompatibel dapat berlangsung dari setiap
sel tubuh (hifa) dari jenis yang satu dengan sel tubuh (hifa) dari
jenis yang lain.
Aseksual Seksual
Kelas (Pembentu (Pembentukan
Vegetatif Spora) Spora Generatif)
Myxomycetes Sporangiospora Zygospora

Phycomycetes Sporangiospora Zygospora

Ascomycetes Konidia Askospora

Basidiomycetes Konidia Basidiospora

Deuteromycetes Konidia Belum Diketahui


PROTOZOA
• Kingdom Protozoa adalah hewan uniseluler (satu sel)
dan termasuk organisme Eukariota. Protozoa di dalam
taksonomi avertebrata diletakkan sebagai Kingdom.
Banyak hewan Protozoa yang hidup di perairan, juga di
dalam tanah dan di dalam tubuh hewan sebagai fauna
normal. Beberapa spesies dari Protozoa adalah parasit.
• Menurut Pechenik (2005) Kingdom Protozoa terdiri dari
tiga grup, yaitu:
1. Protozoa alveolata (protozoa dengan kantung/rongga
bermembran),
2. Protozoa amoeboid (protozoa dengan bentuk
berubah-ubah seperti amoeba),
3. Protozoa berflagel (protozoa mempunyai satu sampai
banyak flagel).
A. Amoeba yang bergerak dengan menggunakan penjuluran plasma sel (endo
dan ektoplasma) sebagai “pseudopod”.
B. Euglena yang mempunyai alat gerak berupa flagel.
C. Paramecium yang mempunyai silia di permukaan seluruh tubuhnya.
CIRI-CIRI MORFOLOGI DAN
STRUKTUR KINGDOM PROTOZOA
1. Hidup sendiri atau berkoloni dengan simetri tubuh bersifat
bilateral simetris, radial atau nonsimetris.
2. Umumnya berbentuk tetap, oval, panjang, dan bulat. Pada
beberapa spesies bentuknya bervariasi tergantung pada
umur dan perubahan lingkungan.
3. Sebagai organisme uniseluler mempunyai kelengkapan
alat gerak berupa flagelum, silium, pseudopodium atau
bergerak menggunakan gerakan selnya.
4. Inti jelas, berjumlah satu atau lebih dari satu, mempunyai
struktur organel- organel, dan tidak terdiri dari jaringan.
5. Struktur cangkang dimiliki oleh beberapa spesies;
beberapa spesies lain membentuk sista resisten, atau
spora penyebaran untuk menghadapi keadaan yang tidak
baik.
Kingdom Protozoa menurut Pechenik
(2005) antara lain membawahi:
1.Filum Euglenozoa: meliputi hewan Protozoa berflagel, dan ameboid;
dengan kekhususan satu tipe inti yaitu “monomorphik”, walaupun ada
beberapa yang mempunyai lebih dari satu inti. Filum ini tidak
mempunyai bentuk spora. Contoh genus dari golongan Filum ini
adalah Trypanosoma, Amoeba.
2.Filum Apicomplexa (=Sporozoa): meliputi Protozoa parasit yang
tergabung dalam satu kelas Sporozoa karena keberadaan bentuk
seperti spora pada tahapan “infektif” pada kebanyakan anggota klas
sporozoa. Pergerakan menggunakan flagel; meluncur dengan tubuh
yang elastik; dan beberapa spesies memiliki pseudopodia. Contoh
genus yang terkenal antara lain adalah Plasmodium karena
menyebabkan malaria.
3.Filum Ciliophora; kelas Ciliatea (Pakar lain menggolongkannya
sebagai kelas Oligohymenophora, dengan sub kelas
Hymenostomata): filum ini hanya mempunyai satu kelas yaitu Ciliatea,
semua anggotanya berukuran lebih besar, mempunyai silia dan
bentuk silia majemuk sebagai alat gerak atau organel penarik atau
pemegang makanan. Banyak organisme anggota Ciliatea yang
memiliki mulut sel yang disebut sitostoma. Paramecium adalah salah
satu contoh genus anggota filum Ciliophora.
HABITAT PROTOZOA
• Protozoa umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan,
lingkungan air tawar, atau daratan.
• Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang.
Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme
sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks,
termasuk manusia.
• Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada
permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan
kelembaban yang tinggi pada habitat apapun.
• Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton.
Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut.
• Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai,
kolam, atau genangan air.
• Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam
usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia.
MORFOLOGI PROTOZOA
• Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau
khitin seperti pada jamur dan algae.
• Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan
sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk
mengatur tekanan osmosa. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda
pada setiap spesies.
• Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk
istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak
menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya.
Saat kista berada pada keadaan yang menguntungkan, maka akan
berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa merupakan sel tunggal,
yang dapat bergerak secara khas menggunakan
• Pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat
bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme
gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas. Protozoa yang
bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang
bergerak dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora, yang
bergerak dengan silia dikelompokkan ke dalam Ciliophora, dan yang tidak
dapat bergerak serat merupakan parasit hewan maupun manusia
dikelompokkan ke dalam Sporozoa.
FISIOLOGI PROTOZOA
• Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi
beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung ananaerobik (misal
pada saluran pencernaan manusia atau ruminansia).
• Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung
enzim untuk etabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP
melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen.
• Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa
organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara
fagositosis maupun pinositosis.
• Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksideng dan air
maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran
sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui
membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan
masuk melaluisaluran pada membran sel, saat saluran penuh
kemudian masuk ke dalam membran yang berikatan denga
vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian
dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke
sitoplasma.
PERKEMBANGBIAKAN PROTOZOA
• Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual. Secara
aseksual protozoa dapat mengadakan pembelahan diri menjadi 2 anak sel
(biner), tetapi pada Flagelata pembelahan terjadi secara longitudinal dan
pada Ciliata secara transversal. Beberapa jenis protozoa membelah diri
menjadi banyak sel (schizogony). Pada pembelahan schizogony, inti
membelah beberapa kali kemudian diikuti pembelahan sel menjadi
banyak sel anakan. Perkembangbiakan secara seksual dapat melalui cara
konjugasi, autogami, dan sitogami.
• Protozoa yang mempunyai habitat atau inang lebih dari satu dapat
mempunyai beberapa cara perkembangbiakan. Sebagai contoh spesies
Plasmodium dapat melakukan schizogony secara aseksual di dalam sel
inang manusia, tetapi dalam sel inang nyamuk dapat terjadi
perkembangbiakan secara seksual. Protozoa umumnya berada dalam
bentuk diploid.
• Protozoa umumnya mempunyai kemampuan untuk memperbaiki selnya
yang rusak atau terpotong. Beberapa Ciliata dapat memperbaiki selnya
yang tinggal 10 % dari volume sel asli asalkan inti selnya tetap ada.

Anda mungkin juga menyukai