STRUKTUR
KAPANG
MORFOLOGI KAPANG
Kapang dalam bahasa Inggris adalah mold. Merupakan anggota regnum fungi (kerajaan
Fungi) yang membentuk hifa, biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah basi
atau terlalu lama tidak diolah.
Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada
makanan mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas.
Kapang terdiri dari suatu thallus (jamak = thalli) yang tersusun dari filamen yang
bercabang yang disebut hifa (tunggal = hypha, jamak = hyphae). Kumpulan dari hifa disebut
miselium (tunggal = mycelium, Jamak = mycelia) (Pelczar, 2005).
Kumpulan dari hifa Sifat-sifat kapang baik
disebut dengan miselium. Hifa penampakan makroskopik ataupun
tumbuh dari spora yang mikroskopik digunakan untuk
melakukan germinasi identifikasi dan klasifikasi kapang.
Kapang dapat dibedakan menjadi
membentuk suatu tuba germ, dua kelompok berdasarkan
dimana tuba ini akan tumbuh struktur hifa yaitu hifa tidak
terus membentuk filamen yang bersekat atau nonseptat dan hifa
panjang dan bercabang yang bersekat atau septat yang
disebut hifa, kemudian membagi hifa dalam ruangan-
seterusnya akan membentuk ruangan, dimana setiap ruangan
mempunyai satu atau lebih inti sel
suatu massa hifa yang (nukleus). Dinding penyekat yang
disebut miselium. Pembentukan disebut septum tidak tertutup
miselium merupakan sifat rapat sehingga sitoplasma masih
yang membedakan grup-grup bebas bergerak dari suatu
didalam fungi. ruangan ke ruangan lainnya.
HIFA
Menurut fungsinya ada dua macam hifa, yaitu hifa
fertil dan hifa vegetatif. Hifa fertil dapat membentuk sel-
sel reproduktif atau badan buah (spora). Biasanya arah
pertumbuhannya ke atas sebagai hifa udara. Hifa vegetatif
berfungsi mencari makanan ke dalam substrat.
MORFOLOGI HIFA
(1) Aseptat atau senosit, hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau
septum
(2) Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang
atau sel-sel berisi nucleus tunggal, pada setiap septum terdapat pori
ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma
dari satu ruang keruang yang lain, setiap ruang suatu hifa yang bersekat
tidak terbatasi oleh suatu membran sebagaimana halnya pada sel yang khas,
setiap ruang itu biasanya dinamakan sel
(3) Septat dengan sel-sel multinukleat, septum membagi hifa menjadi sel-sel
dengan lebih dari satu nukleus dalam setiap ruang. (Syamsuri 2004).
SIFAT FISIOLOGI KAPANG
1. Kebutuhan Air
Pada umumnya kebanyakan kapang membutuhkan air minimal untuk pertumbuhan lebih rendah
dibandingkan dengan khamir dan bakteri. Kadar air bahan pangan kurang dari 14-15%, misalnya
pada beras dan serealia, dapat menghambat atau memperlambat pertumbuhan kebanyakan khamir.
2. Suhu pertumbuhan
Kebanyakan kapang bersifat mesofilik yaitu tumbuh baik pada suhu kamar. Suhu
optimum pertumbuhan untuk kebanyakan kapang adalah sekitar 25-30 0 C
tetapi beberapa dapat tumbuh pada suhu 35-37 0 C atau lebih tinggi. Beberapa
kapang bersifat psikrotrofik dan beberapa bersifat termofilik.
b. Kelas Ascomycetes. Spora seksual adalah askospora, sperti : jenis Endomyces, Monascus,
Sclerotinia. Yang termasuk dalam fungi imperfecti : Neurospora, Eurotium (tahap seksual
dari Aspergillus), dan Penicillium.
REPRODUKSI KAPANG
Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan
spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual
dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan
dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual.
Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-10 μm)
dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif
menggunakan aliran udara. Apabila spora tersebut terhirup
oleh manusia dalam jumlah tertentu akan mengakibatkan
gangguan kesehatan.
IDENTIFIKASI KAPANG
Identifikasi kapang biasanya dilakukan dengan melihat Ciri kepala pembawa spora :
morfologi terutama secara mikroskopik. Sifat-sifat yang a. Sporangium : ukuran, warna, bentuk dan lokasi
digunakan untuk identifikasi kapang adalah :
Hifa bersepat atau non sepat b. Kepala spora pembawa konidia : tunggal, berantai,
pertunasan atau kumpulan (massa), Penampakan
Miselium terang atau keruh sporangiofora atau konidiofora: sederhana atau bercabang,
jika bercabang bentuk
Miselium berwarna atau tidak berwarna
percabangan, ukuran dan bentuk kolumela pada ujung
Memproduksi atau tidak memproduksi spora seksual, dan sporangiofora, konidiofora tunggal atau bergerombol.bentuk
jenis sporanya yaitu oospora, zigospora, askospora dan rangkaian sterigmata atau fialides.
Jenis spora seksual : sporangiospora, konidia atau Penampakan mikroskopik spora aseksual, terutama konidia :
arhospora (oidia) bentuk, ukuran, warna, halus atau kasar, satu, dua atau
Adanya struktur atau spora spesifik : stolon, rhizoid, banyak sel.
"foot cell"(sel kaki), apofisis,
khlamidospora, sklerotia dan sebagainya.
STRUKTUR HIFA KAPANG
1. Dinding Sel
Kelangsungan hidup fungi (kapang) melibatkan hifa yang
menembus ke dalam jaringan hidup atau mati dan menyerap
nutrisi, atau tumbuh ke udara untuk penyebaran spora.
Kapang terdapat protoplasma yangterbungkus dalam
dinding sel yang fleksibel dan memiliki kekuatan mekanik
yang besar dan disertai dengan berbagai enzim hidrolitik
pada permukaannya untuk pencernaan dan
pemanfaatan bahan organic terlarut untuk energi dan
biosintesis. Dinding sel tidak hanya menentukan morfologi
koloni fungi tetapi juga terlibat dalam perkawinan dan
interaksi fungi dengan hostnya (tumbuhan dan hewan).
Sebuah hifa harus memiliki sifat perekat dan kemampuan
untuk melakukan konfigurasi permukaan untuk orientasi
arah pertumbuhannya Dinding sel umumnya
strukturnya berlapis-lapis dengan α-glukan lapisan dalam
(glukan adalah polimer glukosa), β-glukan lapisan tengah,
dan lapisan luarglikoprotein, dan juga kitin, yang terdpata di
beberapa dinding sel.
2. Glukan
Hifa apex terdiri dari urutan polimer:
glukan luar, protein dan kitin (atau
selulosa). Komposisi dan struktur
dinding sel
bervariasi tergantung usia fungi dan
kondisi lingkungan hidupnya. Perubahan
morfologi kolonihifa karena perubahan
komposisi kimia, karena aktivitas enzim
diubah mengarah ke perubahan glukan
dan kitin. Kimia dinding sel ternyata
bervariasi di berbagai daerah koloni
tunggal. Sejak hifa adalah sel tunggal
tebal dan dinding sel berada dalam
kontak langsung dengan lingkungan,
terputus/rusak dan terbentuk kembali
dari dinding sel menjadi proses yang
konstan. Dinding sel dianggap sebagai
struktur yang sangat dinamis.
3. Mikrotubulus dan filamen aktin