mengawetkan jaringan agar awet dan kondisinya sama seperti hidup. Dilakukan dengan merendam jaringan ke lartutan fiksasi (volume min 10x besar jar) selama 24 jam Fungsi
Pengawetan (fiksasi) adalah stabilitasi unsur
penting pada jarimgan sehingga unsur tersebut tidak terlarut, berpindah, atau terdistorsi selama prosedur selanjutnya Manfaat dan Tujuan Fiksasi
Fiksasi terhadap jaringan harus dilakukan secepat
mungkin, segera setelah jaringan hewan atau manusia diambil dari tubuhnya dengan tujuan : a. Mencegah terjadinya proses autolisis b. Mencegah proses pembusukan c. Memadatkan dan mengeraskan agar mudah untuk dipotong. d. Memadatkan cairan koloid, mengubah konsistensi dari bahan. e. Mencegah keruskan struktur jaringan.. Beberapa efek fiksasi pada sampel yang berupa jaringan, yaitu:
a. Menghambat proses pembusukan dan autolysis
b. Pengawetan jaringan c. Pengerasan jaringan d. Pemadatan koloid e. Fiksasi akan mengubah konsistensi sel yang setengah cair (sol) menjadi lebih padat (gel). f. Diferensiasi optic Macam Cara Pengawetan Jaringan
a. Supravital/intravital b. Merendam dalam larutan fiksatif c. Fiksasi kering Jenis-Jenis Larutan Fiksas
Macam-macam larutan fiksasi dibedakan menjadi dua
yaitu larutan fiksatif sederhana dan larutan fiksatif majemuk atau campuran :
Larutan Fiksatif Sederhana
Hanya mengandung satu macam zat saja. Contohnya, yaitu : a. Etanol 70-100 %. b. Formaldehyde 4-10% Larutan Fiksatif Majemuk atau campuran
Mengandung lebih dari satu macam zat. Contohnya yaitu :
a. Larutan Bouin (asam pikrat, formalin dan asam asetat glasial). b. Larutan Zenker (merkuri chlorida, potassium dichromate, aquadest). Pengaruh Fiksasi Terhadap Pewarnaan
Cairan fiksasi dapat mempengaruhi reaksi histokimia karena
mengikat bagian reaktif jaringan. Ada sejumlah faktor yang akan mempengaruhi proses pengawetan : a. Dapar b. Penetrasi c. Volume Pengawet d. Konsentrasi e. Interval Waktu f. Suhu g. Jenis Larutan Pengawet TERIMAKASIH