DISUSUN OLEH :
NAMA : DEWI PUSPITA SARI
NIM : P07172317005
TINGKAT : II-A
SEMESTER : III (TIGA)
Sediaan apus tepi terbagi menjadi dua yaitu sediaan darah tipis dan sediaan darah
tebal. Sediaan darah tipis mempunyai ciri-ciri yaitu lebih sedikit membutuhkan darah
untuk pemeriksaan dibandingkan dengan sediaan apus darah tebal, morfologinya lebih
jelas. Bentuk parasit plasmodium berada dalam eritrosit sehingga didapatkan bentuk
parasit yang utuh dan morfologinya sempurna. Serta lebih mudah untuk menentukan
spesies dan satdium parasit dan perubahan pada eritrosit yang dihinggapi parasit dapat
dilihat jelas. Sedangkan sediaan darah tebal mempunyai ciri-ciri yaitu membutuhkan
darah lebih banyak untuk pemeriksaan dibanding dengan apusan darah tipis, sehingga
jumlah parasit yang ditemukan lebih banyak dalam satu lapang pandang, sehingga pada
infeksi ringan lebih mudah ditemukan. Sediaan ini mempunyai bentuk parasit yang kurang
utuh dan kurang begitu lengkap morfologinya. (Sandjaja, 2007). Dalam praktikum ini
yang digunakan adalah sediaan darah tipis.
Sediaan apus darah dapat diwarnai dengan berbagai macam metode termasuk
larutan-larutan yang sederhana antara lain : pewarnaan giemsa, pewarnaan acid fast,
pewarnaan gram, pewarnaan wright, dan lain-lain. Pewarnaan giemsa disebut juga
pewarnaan Romanowski. Metode pewarnaan ini banyak digunakan untuk mempelajari
morfologi sel-sel darah, sel-sel lien, sel-sel sumsum dan juga untuk mengidentifikasi
parasit-parasit darah misal tripanosoma, plasmodium dan lain-lain dari golongan protozoa.
(Maskoeri, 2008).
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mahasiswa dapat membuat sediaan apus dari
substansi berupa cairan.
C. Metode Kerja
1. Alat dan Bahan :
Alat yang digunakan adalah setting zet, objek glass, mikroskop cahaya, pipet tetes.
Bahan yang digunakan adalah mencit (mus musculus). Methanol, tissue, pewarnaan
giemsa.
2. Cara Kerja
a. Darah diambil dengan memotong ujung ekor mencit (1 mm).
b. Darah diteteskan pada objek glass, kemudian diapus dengan objek glass yang lain
dan dikeringkan pada suhu ruangan.
c. Apusan darah pada objek glass digenangi dengan cara dicelup 3x dalam methanol
kemudian dikeringkan.
d. Apusan darah pada objek glass digenagi dengan pewarnaan giemsa dengan
mengunakan pipet tetes sampai menutupi permukaan objek glass selama kurang
lebih 20 menit, kemudian dicuci dengan air mengalir dan keringkan pada suhu
ruangan.
e. Apusan darah siap diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 100X.
TROMBOSIT
LEUKOSIT
ERITROSIT
PERCOBAAN 2
DEMONSTRASI PEMBUATAN PREPARAT IMUNOHISTOKIMIA
A. Pendahuluan
Imunohistokimia adalah suatu metode untuk mendeteksi keberadaan molekul atau
berbagai macam komponen yang terdapat di dalam sel atau jaringan dengan menggunakan
prinsip reaksi antara antigen dengan antibodi. Metode imunohistokimia berdasarkan pada
penggunaan suatu antibodi yang spesifik yang dilabel dengan ikatan kimia pada suatu zat
yang dapat dilihat, tanpa label itu mempengaruhi kemampuan antibodi untuk membentuk
suatu kompleks dengan antigen yang bersangkutan.
Metode imunohistokimia dulunya diperkenalkan dalam mempelajari reaksi imun
organisme. Kepentingan imunohistokimia sangat besar karena pada kenyataannya, kita
dapat menemukan asal sel dari hormon tertentu. Spesifik metode seluruhnya tergantung
pada, apakah antigen yang digunakan dapat dipisahkan tanpa kontaminasi zat lainnya.
Karena itu penting kontrol metode ini yang terdiri atas pemeriksaan kemurniaan antigen
(Geneser 1994).
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mahasiswa dapat membuat preparat imunohistokimia.
C. Metode Kerja
1. Alat dan Bahan :
Alat yang digunakan adalah pinset, gunting, tisu, spuit 3 cc, cawan petri/petri dish, cip,
tissue embeding console, tissue-tek VIP 5 Jc, tempat parafin, kotak parafin untuk
embeding, tissue tek, mikrotom, kuas, waterbath, kaca preparat , hot plate, stainning jar,
gelas ukur, gelas piala/beaker glass, tissue tek DRS, penutup kaca preparat/coverslip,
mikroskop cahaya.