Uji Efektivitas Sediaan Gel Ekstrak Batang Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai
Penyembuh Luka Sayat Pada Tikus Putih (Rattus novergicus).
ABSTRAK
Tanaman obat berkembang pesat dikalangan masyarakat karena tanaman obat berkhasiat untuk
menyembuhkan berbagai penyakit. Salah satu tanaman obat yang berkembang adalah tanaman batang
pohon pepaya (Carica papaya L.) yang terbukti mampu mempercepat penyembuhan luka. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian gel ekstrak batang pepaya terhadap proses penyembuhan
luka sayat pada tikus putih (Rattus novergicus). Hewan uji yang digunakan adalah tikus berjumlah 15 ekor,
berjenis kelamin jantan. Luka sayat sepanjang 1 cm dibuat pada punggung tikus menggunakan pisau bedah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan, yaitu 1 kontrol positif
(bioplacenton gel), 1 kontrol negatif (basis gel), dan 3 konsentrasi bertingkat yaitu gel ekstrak konsentrasi
3%, gel ekstrak konsentrasi 7% dan gel ekstrak konsentrasi 9% dengan masing-masing 3 kali pengulangan.
Perlakuan dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari selama tujuh hari. Hasil Pengukuran Diameter Luka
pada Tikus berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa gel ekstrak batang papaya konsentrasi 9% dan
kontrol positif (basis gel) memberikan efek penyembuhan yang lebih efektif dibandingkan dengan gel
ekstrak konsentrasi 3%, gel ekstrak konsentrasi 7% dan kontrol negatif (basis gel).
ABSTRACT
Medicinal plants are growing rapidly among the people because medicinal plants are efficacious for curing
various diseases. One of the growing medicinal plants is papaya tree trunk (Carica papaya L.) which is
proven to be able to accelerate wound healing. This study aims to determine the effectiveness of papaya
stem extract gel on the wound healing process in white rats (Rattus novergicus). Test animals used were 15
rats, male sex. A 1 cm long cut is made on the back of the rat using a scalpel. The method used in this study
is an experimental laboratory. This study uses a completely randomized design (CRD) consisting of 5
treatments, namely 1 positive control (bioplacenton gel), 1 negative control (base gel), and 3 stratified
concentrations is extract gel concentration 3%, extract gel concentration 7% and extract gel concentration
9% with each 3 repetitions. The treatment is carried out twice a day for seven days. The results of
measurement of wound diameter in mice based on the results of the study showed that papaya stem extract
gel 9% concentration and positive control (base gel) gave a more effective healing effect compared than
extract gel 3%, extract gel concentration 7% and negative control (base gel)
Di desa Kayuuwi, Kecamatan Kawangkoan kecuali perlakuan. Hewan uji dibagi menjadi 5
Barat, kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, kelompok perlakuan dengan 3 kali pengulangan.
menggunakan batang pohon pepaya (Carica 1. Perlakuan 1 : kontrol negatif (basis gel)
papaya L) untuk mempercepat penyembuhan luka 2. Perlakuan 2 : kontrol positif (bioplacenton
secara tradisional. gel)
Batang pohon pepaya memiliki 3. Perlakuan 3 : diberi gel ekstrak batang papaya
kandungan yang berperan dalam mempercepat konsentrasi 3%
penyembuhan luka, yaitu alkaloid, tanin, 4. Perlakuan 4 : diberi gel ekstrak batang papaya
flavonoid dan papain. Senyawa-senyawa ini konsentrasi 7%
berperan sebagai antioksidan dan memiliki 5. Perlakuan 5 : diberi gel ekstrak batang papaya
mekanisme kerja masing-masing dalam konsentrasi 9%
mempercepat penyembuhan luka. [3]
Penelitian sediaan salep ekstrak batang Prosedur/Pelaksanaan Penelitian
pohon pepaya untuk penyembuhan luka, 1. Pembuatan Ekstrak Batang Pepaya
menunjukkan salep ekstrak batang pepaya Batang pepaya dikupas 30 cm keatas dari
memiliki efektivitas penyembuhan luka lebih pangkal batang, lalu dikupas sampai terlihat
lambat dari pemberian betadine salep [4]. Sediaan bagian warna putih dan dibersihkan dari
yang banyak mengandung air dan memiliki kotoran dan dicuci, lalu diangin-anginkan
penghantaran obat yang lebih baik jika dan kemudian diekstraksi. Ekstraksi
dibandingkan dengan salep adalah gel, dilakukan dengan cara maserasi selama 3x24
sehingga dapat mempercepat penyembuhan luka jam dan dimaserasi lagi selama 2x24 jam.
[5]. Kemudian disaring dan dievaporasi sampai
Berdasarkan latar belakang diatas, maka mendapatkan ekstrak kental.
penulis ingin melakukan penelitian tentang 2. Persiapan Hewan Uji
efektivitas sediaan gel ekstrak batang pohon Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih.
pepaya terhadap penyembuhan luka sayat pada Hewan diadaptasikan dengan lingkungan
tikus putih. labolatorium ± 1 minggu, setelah itu hewan
ditimbang dan dibagi menjadi 5 kelompok
yang terdiri dari 3 ekor tiap kelompok.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian 3. Formulasi Gel Ekstrak Batang Pepaya
Pada penelitian ini akan dibuat sediaan gel
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium dengan variasi konsentrasi ekstrak yaitu 3%,
FMIPA UKIT dan Laboratorium Farmasi SMK 7%, dan 9% untuk 2 kali pemakaian dalam
Kayuuwi sehari selama 7 hari pengamatan. Perhitungan
dosis untuk setiap konsentrasi adalah sebagai
Alat dan Bahan
berikut:
Alat yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu : kandang pemeliharaan, kandang perlakuan, Formulasi gel ekstrak batang pohon pepaya
tempat makan dan minum, timbangan analitik konsentrasi 3%
(Mettler toledo JB3002-L-G), timbangan analitik R/ Ekstrak 0,9 gr
(AD 600i ACIS) pisau bedah, sarung tangan, Na-CMC 1,59 gr
masker, cotton buds, wadah gel, dispo 0,5ml, Propilenglikol 1,59 gr
rotary evaporator yamato (RE 200). Aquades ad 30
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu : tikus putih, minuman dan Formulasi gel ekstrak batang pohon Pepaya
makanan ternak tikus, batang pohon pepaya, Na konsentrasi 7%
CMC, propilenglikol, bioplacenton gel, aquades, R/ Ekstrak 2,1 gr
lidokain 2% dan etanol 96%. Na-CMC 1,59 gr
Propilenglikol 1,59 gr
Jenis dan Rancangan Penelitian Aquades ad 30
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Formulasi gel ekstrak batang pohon Pepaya
eksperimental dengan rancangan acak lengkap konsentrasi 9%
(RAL) dimana semua aspek harus homogen R/ Ekstrak 2,7 gr
2
Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2020, 3 (2), 1-7 e-ISSN 2685-3167
3
Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2020, 3 (2), 1-7 e-ISSN 2685-3167
F II Homogen Homogen
Dari grafik dapat dilihat bahwa yang paling efektif memiliki nilai rata-rata 0,85 cm diameter panjang
terdapat pada gel ekstrak batang pepaya luka.
konsentrasi 9%, dengan nilai rata-rata 0,64 cm
diameter panjang luka. Sedangkan kelompok Hasil Uji Statistik
perlakuan yang diberikan kontrol positif Data yang diperoleh dari penurunan luka
(bioplacenton gel) menunjukkan nilai rata-rata tikus kemudian dianalisis menggunakan program
0,69 cm, kelompok perlakuan yang diberikan gel SPSS, sedangkan metode statistik parametik yang
ekstrak batang pepaya konsentrasi 7% digunakan yaitu varian satu arah (ANOVA).
menunjukkan nilai rata-rata 0,75 cm, kelompok Persyaratan dalam pengujian ANOVA yaitu harus
perlakuan yang diberikan gel ekstrak batang memenuhi uji homogenitas dan uji normalitas.
pepaya dengan konsentrasi 3% menunjukkan nilai Dari hasil uji yang didapat, data yang
rata-rata 0,82 cm diameter luka dan kelompok masukkan telah memenuhi uji normalitas dan uji
perlakuan dengan kontrol negatif (basis gel) homogenitas yang dilihat dari nilai sig > 0,05.
Dari tabel 5, dapat dilihat data dari uji = 0.000 < dari 0.05. Karena terdapat perbedaan
ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%, yang signifikan, maka pengujian akan diteruskan
mengatakan bahwa nilai Fhitung = 21.803> Ftabel ke uji yang lebih lanjut yaitu uji Tukey HSD
5% (4,10) = 3.48, atau dapat dilihat dari nilai Sig (Honest Significance Difference).
1 2 3
Tukey Bioplacenton 3 6.43
HSDa
Gel Ekstrak 3% 3 5.86
5
Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2020, 3 (2), 1-7 e-ISSN 2685-3167
Kontrol Negatif
3 5.29
Basis Gel
6
Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2020, 3 (2), 1-7 e-ISSN 2685-3167
[9] Fatimatuzzahroh, Novi Khila Firani, Heri Penyembuhan Luka Insisi Fase Proliferasi.
Kristianto. 2015. Efektifitas Ekstrak Bunga Makalah Kesehatan FKUB, 2(2); 92-97.
Cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap
Jumlah Pembuluh Darah Kapiler pada Proses