Anda di halaman 1dari 19

PERCOBAAN I

PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS URINE

A. PENDAHULUAN
Urine adalah hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan
melalui ginjal. Komposisi urine adalah air, ureum, kreatinin, fosfat,
dan sulfat. cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar
tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun
yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkaandung dalam
urin ini dapat diketahui melalui urinalisis.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun
dari dalam tubuh. Pemeriksaan urine terbagi atas empat yakni :
a. Volume urine
b. Warna urine
c. Bau urine
d. Kejernihan
e. PH

1. Volume urine
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urine
seperti umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan
minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang
bersangkutan. Rata-rata didaerah tropik volume urine dalam 24
jam antara 800 – 1300 ml untuk orang dewasa. Bila didapatkan
volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu
disebut poliuria. Poliuria ini mungkin terjadi pada keadaan
fisiologik seperti pemasukan cairan yang berlebihan, nervositas,
minuman yang mempunyai efek diuretika. Selain itu poliuri
dapat pula disebabkan oleh perubahan patologik seperti
diabetes mellitus, diabetes insipidus, hipertensi, pengeluaran
cairan dari edema. Bila volume urine selama 24 jam 300-750
ml maka keadaan ini dikatakan oliguri. Keadaan ini mungkin
didapat pada diare, muntah - muntah, deman edema, nefritis
menahun. Anuria adalah suatu keadaan dimana jumlah urine
selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin dijumpai
pada shock dan kegagalan ginjal. Jumlah urin siang 12 jam
dalam keadaan normal 2 sampai 4 kali lebih banyak dari urin
malam 12 jam. Bila perbandingan tersebut terbalik disebut
nokturia, seperti didapat pada diabetes mellitus
2. Warna urine
Pada umumya ditentukan oleh besarnya dieresis, makin
besar dieresis maka makin mudah. Warna normal urine berkisar
antar kuning muda-kuning tua. Warna ini disebabkan oleh
beberapa macam zat warna terutama urobilin. Beberapa faktor
yang menyebabkan urin berubah warna adalah sebagai berikut :
a. Faktor dehidrasi.
b. Faktor makanan dan minuman yang dikomsumsi.
c. Faktor obat-obatan yang dikomsumsi.
d. Faktor aktivitas fisik.
3. Pemeriksaan bau urine
Untuk menilai bau urin dipakai urin segar. Bau urine yang
perlu diperhatikan adaah bau yang abnormal. Bau urin
disebabkan oleh asam organic yang udah menguap. Bau ini
dapat di sebabkan oleh makanan-makanan yang kita cerna
dalam tubuh.
4. Kejernihan
Kejernihan dan kekeruhan dapat mengidentifikasi
kemungkinan adanya infeksi, dehidrasi, darah dari urine
(hematuria), penyakit hati, kerusakan otot atau eritrosit dalam
tubuh. Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal, urine
normal pun dapat akan menjado agak keruh jika dibiarkan atau
didinginkan sebaliknya urin ringan disebabkan oleh lender, sel-
sel epitel, dan leukosit yang mengendap.
5. PH (derajat keasaman)
Penetapan ph diperlukan pada gangguan keseimbangan
asam basa, karena dapat memberi kesan tentang keadaan
dalam badan. Ph urine normal berkisar antar 4,5-8,0.

B. TUJUAN
Tujuan dalam praktikum ini adalah unutk melihat kondisi urine
secara makroskopis.

C. METODE KERJA
1. Alat dan Bahan :
a. Tabung reaksi
b. Gelas ukur
c. Kertas ph.
d. Urin ( urine normal, urine ibu hamil, urin diabetes)
2. Cara kerja :
a. Volume Urine :
 Masukkan urin pada gelas ukur dan.
 Berapa ml yang terdapat pada gelas ukur.
b. Bau Urine :
 Urine dimasukan ke dalamtabung reaksi.
 Miringkan cairan dan kipas-kipaskan tangan pada
permukaan cairan urine.
 Cium bau yang muncul.
c. Warna Urine :
 Urine dimasukan ke dalam tabung reaksi.
 Amati warna urine pada cahaya yang cukup.
d. Kejernihan Urine :
 Urine dimasukan ke dalam tabung reaksi.
 Amati ada tidaknya kekeruhan pada cahaya yang
cukup.
e. PH Urine :
 Urine dimasukan ke dalam tabung reaksi
 Celupkan kertas universal dan tiriskan
 Amati ada perubahan warna pada carik Ph
 Bandingkan perubahan warna kertas pH terhadap
standar pH.

Lab Kimia Klinik Paraf Mahasiswa

Hari/Tanggal:

D. HASIL PENGAMATAN
1. Urine Normal :
a. Jumlah urine :
b. Bau urine : bau khas/bau amoniak
c. Warna urine : kuning terang
d. Kejernihan urine : jernih
e. Derajat Keasaman (pH) : 5,0
2. Urine DM :
a. Jumlah urine :
b. Bau urine : bau khas/bau amoniak
c. Warna urine : kuning kecoklatan
d. Kejernihan urine : keruh
e. Derajat Keasaman (pH) : 5,0
3. Urine Ibu Hamil :
a. Jumlah urine :
b. Bau urine : bau khas/bau amoniak
c. Warna urine : kuning
d. kejernihan urine : jernih
e. Derajat Keasaman (pH) : 6,0

E. KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa warna urine,
bau, kejernihan dan pH urine ini tergantung dari jenis urin masing-
masing.
PERCOBAAN II

PEMERIKSAAN URINE METODE CARIK CELUP

A. PENDAHULUAN
Semua makhluk hidup akan mempertahnkan keseimbangan
cairan tubuhnya agar tetap normal. Jika keseimbangan cairan
tubuh tergangu, metabolism tubuh pun akan terganggu, bahkan
dapat menyebabkna kematian. Cara kerja tubuh untuk mengatur
kandungan air didalam tubuh disebut osmoregulasi. Osmoregulasi
berkaitan erat dengan proses ekskresi.
Sebagian besar senyawa organic yang terdapat dalm urin
merupakan sampah dari proses metabolism, Antara lain ueum,
asam urat, keratin, kretinin, as. Hipurat, dll serta beberapa hormon,
beberapa enzim (lipase, tripsin dan amylase), dan vitamin ( vit. C &
vit B) terdapat juga dalam urin. Ada juga urin patologis
mengandung protein, glukosa, aseton, bilirubin, urobilinoge, dan
uribilin.
Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel untuk
tujuna diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan
evaluasi berbagai jenis penyait ginjal, memantau perkembangan
penyakit seperti diabetes mellitus dan tekanan darah tinggi dan
skrining terhadap status kesehatan umum.
Percobaan ini dilakukan dengan cara mencelupkan reagent
strips urine ke dalam sampel. Setelah dicelupkan hasil langsung
dibaca dengan mencocokkan dengan warna standar pada reagent
strips urine. Reagent strips urine ini secara semikuantitatif meliputi
pengukuran nilai leukosit (120 detik), nitrit (60 detik), uribilinogen
(60 detik), protein (60 detik), ph (60 detik), darah (60 detik), berat
jenis (45 detik), keton (40 detik), bilirubin (30 detik), dan glukosa
(30 detik), dengan parameter dalam percobaan ini adalah nilai
leukosit, nitrit, uribilinogen, protein, ph, darah dalam urine, berat
jenis, keton, bilirubin dan glukosa.

B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menganalisis urin
secara makroskopis dengan menggunakan metode carik celup.

C. METODE KERJA
1. Alat dan Bahan :
a. Urin (sampel berupa urin normal, urin ibu hamil dan urin DM)
b. Wadah urin
c. Reagent carik celup
d. Gelas ukur
e. Tissue
2. Cara Kerja :
a. Tuangkan urin pada gelas ukur dan beri label (urin normal,
urin ibu hamil dan urin DM).
b. Basahi seluruh permukaan reagent carik dengan sampel urin
dan Tarik carik dengan segera, kelebihan urin diketukkan
pada bagian bibir wadah urin.
c. Kelebihan urin pada bagian belakang carik dihilangkan
dengan cara menyimpan carik tersebut pada kertas/tissue
aar menyerap urin dibagian tersebut.
d. Peganglah carik secara horizontal dan bandingkan dengan
standar warna yang terdapat pada label wadah carik dan
catat hasilnya dengan waktu seperti yang tertera pada
standar carik atau dibaca dengan alat clinitex status
Lab Kimia Klinik Paraf Mahasiswa

Hari/Tanggal:

D. HASIL PENGAMATAN
1. Urin Normal :
a. Leukosit : -
b. Nitrit : -
c. Uribilinogen : -
d. Protein : (0,15)±
e. PH : 5,0
f. Darah : -
g. Berat jenis : 1,025
h. Keton : 5,0
i. Bilirubin : -
j. Glukosa : -
2. Urine DM
a. Leukosit : -
b. Nitrit : -
c. Uribilinogen : -
d. Protein : (0,15)±
e. PH : 5,0
f. Darah : -
g. Berat jenis : 1,030
h. Keton :-
i. Bilirubin : -
j. Glukosa : 100(5)±
3. Urine Ibu Hamil :
a. Leukosit : -
b. Nitrit : -
c. Uribilinogen : -
d. Protein : 0,15
e. PH : 6,0
f. Darah : -
g. Berat jenis : 1,020
h. Keton : -
i. Bilirubin : -
j. Glukosa : -

E. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah praktikum ini
menggunakan metode carik celup dengan memakai parameter 3
dan parameter 10, dimana masing-masing parameter tersebut
mempunyai fungsi dan kegunaan tersendiri.
PERCOBAAN III

PENENTUAN REDUKSI URINE METODE BENEDICT

A. PENDAHULUAN
Pemeriksaan glukosa dengan cara benedict merupakan
salah satu pemeriksaan khusus yang digunakan untuk
menganalisis kadar glukoda dalam urin. Sebenarnya ada
beberapa pemeriksaan glukosa namun yang mudah dan spesifik
adalah pemeriksaan benedict dengan menggunakan sifat glukosa
sebagai zat pereduksi.
Dengan pemeriksaan benedict jika kita menambahkan
reagen garam cupri maka reagen tersebut akan berubah sifat dan
warnanya. Glukosa dapat dibuktikan dengan cara spesifik yang
menggunakan enzim glukosa-oksida untuk merintis seretetan
reaksi dan berakhir dengan perubahan warna dala reagen yang
digunakan. Metode benedict banyak digunakan di laboratorium
klinik hanya menggunakan satu jenis larutan saja lebih sensitive
dapat dipakai menafsirkan kadar gula secara kasar dan pemakaian
bahan urin yang sangat sedikit sekali.

B. TUJUAN
Untuk menentukan ada tidaknya gula (glukosa) di dalam
urine.

C. METODE KERJA
1. Alat Dan Bahan :
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung
c. Penjepit tabung
d. Pipet 5 ml
e. Lampu spiritus
f. Reagen benedict
g. Sampel : urine ( urine normal, urine ibu hamil dan urine DM).
2. Cara Kerja :
a. Urin Normal :
 Dipipet 2,5 ml reagent benedict dan asukkan kedalam
tabung reaksi.
 Ditambahkan dalam tabung reaksi tersebut 4 tetes
urine dan dikocok hingga merata.
 Didihkan tabung tersebut hingga mendidih Antara 1-2
menit.
 Didiamkan selama 5 menit kemudian baca hasilnya.
b. Urin DM :
 Dipipet 2,5 ml reagent benedict dan asukkan kedalam
tabung reaksi.
 Ditambahkan dalam tabung reaksi tersebut 4 tetes
urine dan dikocok hingga merata.
 Didihkan tabung tersebut hingga mendidih Antara 1-2
menit.
 Didiamkan selama 5 menit kemudian baca hasilnya.
c. Urin Ibu Hamil :
 Dipipet 2,5 ml reagent benedict dan asukkan kedalam
tabung reaksi.
 Ditambahkan dalam tabung reaksi tersebut 4 tetes
urine dan dikocok hingga merata.
 Didihkan tabung tersebut hingga mendidih Antara 1-2
menit.
 Didiamkan selama 5 menit kemudian baca hasilnya.

Lab Kimia Klinik Paraf Mahasiswa

Hari/Tanggal:

D. HASIL PENGAMATAN
a. Urin Normal : biru (normal)
b. Urin DM : (+++) orange
c. Urin Ibu Hamil : (+) hijau

E. KESIMPULAN
PERCOBAAN IV

PENENTUAN PROTEIN URINE

A. PENDAHULUAN
Pemeriksaan protein urin kebanyakan menyatakan ada
tidaknya protein didalam urin berdasarkan timbulnya kekeruhan,
penentuan pprotein urin dengan menggunakan asam sulfocalycil
tidak bersifat spesifik meskipun metode ini dianggap sangat peka
terhadap adanya protein didalam urin meskipun konsentrasi protein
tersebut 0,002%.
Jika hasil tes yang dilakukan negative, maka tidak perlu
memikirkan adanya proteiuneria. Oleh karena itu harus dilakukan
raksi pembanding bahan urin harus jernih dan bereaksi asam bila
perlu disaring dahulu. Pada praktikum ini memakai sampel urin
berupa urin ibu hamil dan urin normal

B. TUJUAN
Untuk mengetahui ada tidaknya protein yang terkandung
didalam urine.

C. METODE KERJA
1. Alat dan Bahan :
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung
c. Penjepit tabung
d. Pipet 5 ml
e. Lampu spiritus
f. Reagen asam sulfocalicyl
g. Sampel : urin (urin ibu hamil, dan urin DM)

2. Cara Kerja :
a. Siapkan 4 tabung reaksi. Dua untuk urin normal dan dua
untuk urin ibu hamil.
b. Tambahkan 8 tetes larutan asam sulfosalicyl pada tabung
kedua.
c. Bandingka isi tabung pertama dengan isi tabung kedua.
d. Tabung yang paling keruh dipanaskan diatas nyala api
sampai mendidih kemudian dinginkan.
e. Jika kekeruhan tetap ada berarti sampel tersebut positif dan
jika kekeruhan hilang pada waktu pemanasan dan muncul
lagi setelah didinginkan maka perlu dilakukan tes lebih
lanjut.
f. Apabila setelah penambahan asam sulfosalicyl pada urin
dan tidak terjadi kekeruhan maka hasil yang didapatkan
adalah negative.

Lab Kimia Klinik Paraf Mahasiswa

Hari/Tanggal:

D. HASIL PENGAMATAN
Protein : (-) Negatif

E. KESIMPULAN
Tidak ditemukan kadar protein baik pada urine normal, urine
DM maupun urine ibu hamil

PERCOBAAN V

PEMERIKSAAN BILIRUBIN URINE

A. PENDAHULUAN
Dalam keadaan patologi dapat dinyatakan adanya bilirubin
dalam urin jika urin dibiarkan sebagian kecil dari pada bilirubin itu
berubah menjadi bilirubin oleh oksidasi, perubahan itu dipercepat
oleh sinar matahari. Tes ini dilakukan untuk menyatakan adanya
bilirubin yaitu dengan menggunakan metode faucet dan metode
cincin yodium.
Pada metode faucet, bilirubin yang dalam urin dipekatkan
diatas kertas saring dengan jalan mempersempitkan fosfat-fosfat
yang ada dalam urin, dengan menggnakan bilirubin klorida dan
bilirubin melekat pada presifitat iitu. Bilirubin yang telah
dikumpulkan kemudian dioksidasi menjadi biliverdin yang hijau
dengan reagen fouchet. Reaksi fouchet lebih sensitive dengan
reaksi cincin yodium, urin biasanya bewarna coklat dan ditemukan
buih berwarna kuning bila mengandug bilirubin. Percobaan ini
sangat sederhana dan memberi petunjuk.

B. TUJUAN
Untuk mengetahui ada tidaknya bilirubin dalam urin.

C. METODE KERJA
1. Bahan :
a. Urin (dipakai urin normal saja)
b. Reagen cincin yodium berupa larutan yodium.
c. Reagen fouchet berupa larutan BaCl 2, larutan jenuh
Na2HPO4, dan larutan faucet.

2. Alat :
a. Metode Cincin :
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
 Rak tabung
b. Metode Faucet :
 Tabung reaksi
 Corong gelas kecil
 Kertas saring
 Pipet 5 ml untuk reagen
 Rak tabung
 Pipet tetes
c. Cara Kerja :
a. Metode Cincin Yodium :
 Diisi tabung reaksi dengan 5 ml urin lalu
tambahkan 5 tetes larutan yodium.
 Diamkan hingga larutan yodium berbentuk cincin.
 Amati warna pada cincin larutan yodium tersebut
dan catat hasilnya.
b. Metode Faucet :
 Isi tabung reaksi dengan 5 ml urin.
 Tambahkan larutan BaCl210% sebanyak 2 ml lalu
homogenkan.
 Tambahkan 2 tetes ammonium sulfat lalu
homogenkan kemudian didiamkan selama 5
menit.
 Kemudian saring urin tersebut dengan
menggunakan kertas saring.
 Endapan yang terdapat diatas kertas saring
ditambahkan 2-4 tetes larutan faucet.
 Amati perubahan warna yang terjadi. Positif bila
terjadi perubahan warna biru atau hijau

Lab Kimia Klinik Paraf Mahasiswa

Hari/Tanggal:

D. HASIL PENGAMATAN
Bilirubin : (-) Negatif

E. KESIMPULAN
Tidak ditemukan kadar bilirubin baik pada urine normal,
urine DM, maupun urine ibu hamil
LAPORAN PRAKTIKUM URINALISA

Disusun Oleh :

Tingkat 2 A

NAMA NIM
Marjunisa Arsita P07172317021
Mega Silfhira Wati Kaisupy P07172317022
Nelson F Rumtutuly P07172317023
Nislawati P07172317024
Nur Fitria Nurlete P07172317025
Ode Restiyani P07172317026
Patmah Waliulu P07172317027
Risye Cizillia Jesayas P07172317028
Rizky Ramadhan Pelu P07172317029
Sabilah Kapitan Hitu P07172317030
Salwa Mentari Hole P07172317031
Sarnia H P0717231732
Sartika Wali P07172317033

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN
AMBON
2018

Anda mungkin juga menyukai