Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PATOLOGI

CARILAH NILAI AMBANG BATAS NORMAL PADA PEMERIKSAAN :

1. IMUNOSEROLOGI

a. uji CRP (C-Reactive protein) Normal = < 10 mg/L

b. uji ASO/ASTO (Anti Streptolisin-O) Normal = < 200 IU/ml

c. uji RF (Rhematoid Factor) Normal = < 8 IU/ml

d.Pemeriksaan AFP (Alfa Feto Protein) Normal = <10 ng/ml

e. Pemeriksaan CEA (Carcino Embryonic Antigen) Normal = <3 ng/ml

f. Pemeriksaan NSE (Neuron Specific Enolase) Normal = 15,7 - 17,0 ng/ml

g. Pemeriksaan TSH (Thyroid Stimulating Hormon) Normal = 0,27 - 4,7 mIU/l

h. Pemeriksaan HCG (Human Chorionic Gonadotropin) Normal = <5 mIU/ml

2. URINE

a. Glucose = Negatif
b. Billirubin = Negatif
c. Keton = < 5 mg/dl
d. Berat Jenis = 1,001-1,035
e. pH = 4,6 – 8,0
f. Protein = < 30 mg/dl
g. Urobilinogen = < 1,0 EU/dl
h. Nitrit = Negatif
i. Blood = Negatif
j. Leukosit = Negatif
k. Sedimen sel epitel = Negatif
l. Leukosit = < 5 LPB
m. Eritrosit = < 5 LPB
n. Silinder, Kristal dan Bakteri = Negatif

3. GETAH BENING
Pada keadaan normal kelenjar getah bening tidak teraba, konsistensinya lunak, mudah
digerakkan dari kulit di atas maupun dari dasarnya, suhu normal, permukaannya licin dan
tidak nyeri tekan.

Abnormal jika teraba dengan diameter 1-4,5 cm dan pemeriksaan fisik kelenjar limfonodi
dapat dilakukan dengan cara :

a. Pemeriksaan kelenjar submandibula: kanan/kiri : teraba (+/-), lunak/kenyal/keras,nyeri


tekan (+/-).
b. Pemeriksaan kelenjar submental : teraba (+/-), lunak/kenyal/keras, nyeri tekan (+/-).
c. Pemeriksaan kelenjar servika : kanan/kiri teraba (+/-), lunak/kenyal/keras, nyeri tekan (+/-)

Pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan dengan cara :


a. Darah lengkap
Metode ini membantu dokter dalam mengevaluasi kesehatan pasien secara menyeluruh.
Sejumlah kondisi (termasuk infeksi dan leukemia) bisa terdeteksi melalui pemeriksaan
darah lengkap.
a. Biopsi
Metode ini biasanya dilakukan jika dokter mencurigai kanker sebagai penyebab
pembengkakan kelenjar getah bening. Dokter akan mengambil sampel kelenjar dan
menelitinya di laboratorium.
b. CT Scan dan pemeriksaan X-ray
Melalui kedua metode pemindaian ini, lokasi infeksi atau tumor yang menyebabkan
pembengkakan kelenjar getah bening bisa terdeteksi.

4. KEHAMILAN

Pemeriksaan kehamilan meliputi :

Pemeriksaan darah rutin :

a. Hemaglobin : 11,0 - 16,0 g/dl (jika hasil kurang dari normal dapat mengakibatkan anemia )
b. Hematokrit : 36-48 %
c. LED : 0-15 mm/jam (Jika nilai lebih dari normal maka dapat mengakibatkan gagal ginjal )
d. Diff counting
 Eritrosit : 3,50-5,50 juta (jika hasil lebih dari normal menyebabkan penyakit
polisitemia)
 Leukosit : 4,0-10,0 ribu (jika hasil leukosit lebih normal disebabkan adanya infeksi)
 Trombosit : 150-400 ribu (jika jumlah trombosit dalam darah terlalu banyak maka
resiko penyumbatan pembuluh darah yang bisa menyebabkan stroke dan serangan
jantung)
e. Uji Hepatitis b : negatif
f. Uji Hepatitis c : negatif
g. Sipilis : non reaktif
h. anti HIV : negatif
i. Protein urine : negatif ( hasil positif mengindikasi preklamsia pada ibu hamil)

5. CAIRAN OTAK

a. Pemeriksaan Makroskopik :

1) Warna normal = jernih seperti aquadest

2) Kekeruhan (Kejernihan) normal = jernih

3) Bekuan normal = tidak ada bekuan

4) Sedimen normal = tidak ada sedimen

5) pH normal = 7,3 atau setara dengan pH plasma/serum

b. Pemeriksaan Mikroskopik
Menghitung jumlah sel dengan laurtan Turk pekat dengan bilik hitung.Fuch Rosenthal
(luas 16mm 2 , tinggi 0,2 mm)

Jumlah normal : 0-5 µ/l

c. Pemeriksaan Kimia
1) Protein
 Tes Pandy
 Tes Nonne – apelt
 Tes Busa
 Tes Pemeriksaan protein kuantitatif
2) Glukosa : kadar normal adalah 50-80 mg/dl
3) Klorida : dijumpai sebaga NaCl dengan kadar normal 720-750 mg/dl

6. TINJA

a. Nilai normal faeses pada pemeriksaan makroskopis :


1) Jumlah : 100-300 gr/hari dan 70% air, 30% sisa makanan
2) Warna : kuning kehijauan
3) Bau : bau indol, asam butirat dan scatol
4) Konsentrasi : berbentuk dan agak lunak
5) Lendir : tidak ada
6) Parasit makro : tidak ada
7) Darah tampak : tidak ada
b. Nilai normal pada pemeriksaan makroskopis:
1) Parasit mikro
 Telur dan jentik cacing : negatif / tdk ada
 Protozoa : negatif/ tdk ada
2) Seluler
 Sel epitel : sedikit
 Leukosit dan makrofag :sedikit
 Erytrosit : negatif/ tdk ada
3) Sisa makanan : ada sebanyak 30% dari volume total
c. Nilai normal faeses pada pemeriksaan darah samar :tidak ada darah samar dalam
faeses / negatif

7. MIKROBIOLOGI

Pemeriksaan mikrobiologi meliputi :

a. Kultur BTA : Negatif ( tujuan untuk membiakan mycobacterium tuberkulosis yang


terdapat pada sampel spuntum )
b. Kultur cairan tubuh : Negatif ( mengambil sebagian cairan tubuh dan di lakukan
pembiakan di suatu media )
c. Kultur darah : Negatif ( pada kondisi normal, darah seharusnya steril dari berbagai
mikroorganisme. Jika terdapat mikroorganisme di dalam darah serta menimbulkan
infeksi, kondisi ini disebut sebagai bakterenia atau septikemia )
d. Kultur Feses : Negatif ( mendiagnosa kondisi tertentu yang mempengaruhi saluran
pencernaan. Kondisi ini mencakup infeksi ( parasit, virus, atau bakteri ), penyerapan
nutrisi yang buruk, atau kanker )
e. Kultur Gaal : Negatif ( jika hasil positif maka pasien menderita penyakit tifus atau
demam tifus )
f. Kultur PUS : Negatif ( isolasi bakteri pathogen dan uji kepekaan antibiotik dari sampel
pus )
g. Kultur swab rektal : Negatif ( pemeriksaan laboratorium untuk mengidentifikasi bakteri
dan kuman lain di rektum yang dapat menyebabkan gejala dan penyakit
gastrointestinal )
h. Kultur spuntum : Negatif ( tujuan untuk mengetahui mikroba penyebab infeksi )
i. Kultur urine : Negatif ( tujuan untuk mendeteksi organisme yang merupakan agen
penyebab infeksi pada saluran kemih )

8. SPERMA

a. Jumlah sperma : 20 juta hingga lebih dr 200 juta per ml


b. Bentuk sperma : >50% sperma memiliki bentuk normal
c. Pergerakan sperma : >50% sperma bergerak scr normal 1 jam setelah ejakulasi dan
skala pergerakan sperma 3 atau 4
d. Tingkat keasaman (pH) : 7,2 - 7,8
e. Volume : 1,5 -5 ml
f. Warna sperma : putih hingga abu²
g. Waktu mencair : 15-30 menit

9. GINJAL

a. Kreatinin Nilai normal : 0,6- 1,3 mg/dL


b. Kreatinin Urin (Clcr)
 Pria nilai normal :1-2 g/24 jam
 Wanita nilai normal : 0,8-1,8 g/24 jam
c. Ureum Nilai normal : 7-20 mg/dL
d. Asam Urat Nilai normal : < 6 mg/dL
e. GFR (Gromerulo Filtration Rate) Nilai normal : > 60

10. HEPAR

a. SGOT( Serum Glutamik Oksaloasetik Transaminase)


 Pria nilai normal = 0 - 35 u/L
 Wanita nilai normal= 0 - 31 u/L
b. SGPT(Serum Glutamik Pyruvik Transaminase).
 Pria nilai normal= 0 - 41 u/L
 Wanita nilai normal = 0 – 31 u/L
c. Bilirubin total= 0,1 - 1 2 mg/dl
d. Bilirubin direck = 0,0 - 0,2 mg/dl
e. Bilirubin indireck = 0,1 - 1,0 mg/dl
f. Albumin= 3,5 - 5,2 gr/dl
g. Globulin = 1,8 - 3,2 gr/dl

11. SPUNTUM

Pemeriksaan spuntum meliputi :

BTA ( Bakteri Tahan Asam )

a. Nilai normal : Negatif (-) : tidak ditemukan BTA minimal 100x lapang pandang
b. Positif 1 : ditemukan sampai 40 BTA setelah pengamatan
c. Positif 2 : ditemukan 20 BTA dalam 10 lapang pandang
d. Positif 3 : ditemukan 60 BTA dalam 10 lapang pandang penglihatan
e. Positif 4 : ditemukan >120 BTA dalam 10 lapang pandang

Tujuan pemeriksaan ini untuk membantu negakkan diagnosa tuberculosis ( TBC ) perwarnaan
ini merupakan prosedur untuk membedakan bakteri tahan asam dan bakteri tidak tahan asam .

12. PLEURAL

Cairan pleura dibedakan menjadi 2,yaitu

a. Cairan pleura transudat : terjadi sebagai akibat proses bukan radang oleh gangguan
keseimbangan cairan
b. Cairan pleura eksudat : bertalian dengan salah satu proses peradangan dlm tubuh

Pemeriksaan pleura meliputi :

a. pemeriksaan makroskopis
1) volume yg didapat
2) Warna : Kuning,Agak kuning,Merah,Seperti susu,Hijau (penyebab cairan pleura
berwarna hijau karena adanya bakteri Streptococcus pyogenes)
3) Kejernihan : Dari jernih sampai keruh (Umumnya cairan pleura berwarna jernih
mengarah ke cairan pleura transudat karena terjadi karena penyakit,bukan
adanya peradangan . Kekeruhan pada cairan pleura disebabkan oleh
peningkatan kadar lipid)
4) Bau : Bau busuk (mengarah ke pleura eksudat)
5) Berat jenis
 Transudat : 1.010 atau < 1018
 Eksudat : >1018
6) Bekuan : Renggang,Berkeping,sangat halus
b. Pemeriksaan kimia
1) Kadar glukosa cairan : <60mg/dl (sering ditemukan pada efusi parapneumonik,
efusi pleura ganas, tuberculosis pleura atau efusi pleura rheumatoid)
2) pH cairan : <7,2 (Cairan pleura dapat menurun karena akumulasi akibat laktat
yang di duga disebabkan oleh glikolisis anaerob)
3) Kolesterol dan trigliserida
 Killus ditandai oleh kadar trigliserida >110 mg/dl dan kadar kolesterol
<200 mg/dl
 Pseudokillus ditandai oleh kadar trigliserida <50 mg/dl dan kadar
kolesterol >200 mg/dl ( pada pseudokillus cairan juga tampak sedikit
kehijauan dan dapat ditemukan kristal kolesterol)
c. Pemeriksaan mikroskopis
1) Jumlah leukosit >1000/ul secara kasar membedakan transudat dan eksudat
2) Pada keadaan normal,sel dominan adalah makrofag sebanyak 75% dan limfosit
sebanyak 23% dan sisanya mesotel (1%),neutrofil dan eosinofil (<1%)
3) Peningkatan jumlah sel dengan dominasi PMN menandakan penyakit hati akut
seperti parapneumonic
4) Peningkatan jumlah sel dengan dominasi MN menandakan penyakit kronik
5) Limfositosis dapat ditemukan pada tuberculosis
6) Eosinofilia >10% paling sering di sebabkan oleh adanya udara di rongga pleura
7) Sel mesotel merupakan sel yang melapisi rongga pleura normal.Jumlah sel
mesotel menurun pada tuberkulosis dan efusi
d. Pemeriksaan mikrobiologi
1) Sensitifiras kultur bakteri dari cairan pleura dapat dikatakan rendah,sehingga
hasil kultus yang negatif tidak menyingkirkan adanya infeksi
2) Kultur aerob dan anaerob dapar mengindikasi bakteri sekitar 40% efusi
parapneumonic
3) Pewarnaan BTA cairan pleura sangat jarang memberikan hasil positif
e. Pemeriksaan sitology
1) Hasil positif sering ditemukan pada metastatis adenokarsinoma
2) Hasil lebih rendah di temui pada mesotelioma

DATA BIASANYA ADA DI PEMERIKSAAN LABORAT.....SELAMAT BERBURU

Anda mungkin juga menyukai