1. IMUNOSEROLOGI
2. URINE
a. Glucose = Negatif
b. Billirubin = Negatif
c. Keton = < 5 mg/dl
d. Berat Jenis = 1,001-1,035
e. pH = 4,6 – 8,0
f. Protein = < 30 mg/dl
g. Urobilinogen = < 1,0 EU/dl
h. Nitrit = Negatif
i. Blood = Negatif
j. Leukosit = Negatif
k. Sedimen sel epitel = Negatif
l. Leukosit = < 5 LPB
m. Eritrosit = < 5 LPB
n. Silinder, Kristal dan Bakteri = Negatif
3. GETAH BENING
Pada keadaan normal kelenjar getah bening tidak teraba, konsistensinya lunak, mudah
digerakkan dari kulit di atas maupun dari dasarnya, suhu normal, permukaannya licin dan
tidak nyeri tekan.
Abnormal jika teraba dengan diameter 1-4,5 cm dan pemeriksaan fisik kelenjar limfonodi
dapat dilakukan dengan cara :
4. KEHAMILAN
a. Hemaglobin : 11,0 - 16,0 g/dl (jika hasil kurang dari normal dapat mengakibatkan anemia )
b. Hematokrit : 36-48 %
c. LED : 0-15 mm/jam (Jika nilai lebih dari normal maka dapat mengakibatkan gagal ginjal )
d. Diff counting
Eritrosit : 3,50-5,50 juta (jika hasil lebih dari normal menyebabkan penyakit
polisitemia)
Leukosit : 4,0-10,0 ribu (jika hasil leukosit lebih normal disebabkan adanya infeksi)
Trombosit : 150-400 ribu (jika jumlah trombosit dalam darah terlalu banyak maka
resiko penyumbatan pembuluh darah yang bisa menyebabkan stroke dan serangan
jantung)
e. Uji Hepatitis b : negatif
f. Uji Hepatitis c : negatif
g. Sipilis : non reaktif
h. anti HIV : negatif
i. Protein urine : negatif ( hasil positif mengindikasi preklamsia pada ibu hamil)
5. CAIRAN OTAK
a. Pemeriksaan Makroskopik :
b. Pemeriksaan Mikroskopik
Menghitung jumlah sel dengan laurtan Turk pekat dengan bilik hitung.Fuch Rosenthal
(luas 16mm 2 , tinggi 0,2 mm)
c. Pemeriksaan Kimia
1) Protein
Tes Pandy
Tes Nonne – apelt
Tes Busa
Tes Pemeriksaan protein kuantitatif
2) Glukosa : kadar normal adalah 50-80 mg/dl
3) Klorida : dijumpai sebaga NaCl dengan kadar normal 720-750 mg/dl
6. TINJA
7. MIKROBIOLOGI
8. SPERMA
9. GINJAL
10. HEPAR
11. SPUNTUM
a. Nilai normal : Negatif (-) : tidak ditemukan BTA minimal 100x lapang pandang
b. Positif 1 : ditemukan sampai 40 BTA setelah pengamatan
c. Positif 2 : ditemukan 20 BTA dalam 10 lapang pandang
d. Positif 3 : ditemukan 60 BTA dalam 10 lapang pandang penglihatan
e. Positif 4 : ditemukan >120 BTA dalam 10 lapang pandang
Tujuan pemeriksaan ini untuk membantu negakkan diagnosa tuberculosis ( TBC ) perwarnaan
ini merupakan prosedur untuk membedakan bakteri tahan asam dan bakteri tidak tahan asam .
12. PLEURAL
a. Cairan pleura transudat : terjadi sebagai akibat proses bukan radang oleh gangguan
keseimbangan cairan
b. Cairan pleura eksudat : bertalian dengan salah satu proses peradangan dlm tubuh
a. pemeriksaan makroskopis
1) volume yg didapat
2) Warna : Kuning,Agak kuning,Merah,Seperti susu,Hijau (penyebab cairan pleura
berwarna hijau karena adanya bakteri Streptococcus pyogenes)
3) Kejernihan : Dari jernih sampai keruh (Umumnya cairan pleura berwarna jernih
mengarah ke cairan pleura transudat karena terjadi karena penyakit,bukan
adanya peradangan . Kekeruhan pada cairan pleura disebabkan oleh
peningkatan kadar lipid)
4) Bau : Bau busuk (mengarah ke pleura eksudat)
5) Berat jenis
Transudat : 1.010 atau < 1018
Eksudat : >1018
6) Bekuan : Renggang,Berkeping,sangat halus
b. Pemeriksaan kimia
1) Kadar glukosa cairan : <60mg/dl (sering ditemukan pada efusi parapneumonik,
efusi pleura ganas, tuberculosis pleura atau efusi pleura rheumatoid)
2) pH cairan : <7,2 (Cairan pleura dapat menurun karena akumulasi akibat laktat
yang di duga disebabkan oleh glikolisis anaerob)
3) Kolesterol dan trigliserida
Killus ditandai oleh kadar trigliserida >110 mg/dl dan kadar kolesterol
<200 mg/dl
Pseudokillus ditandai oleh kadar trigliserida <50 mg/dl dan kadar
kolesterol >200 mg/dl ( pada pseudokillus cairan juga tampak sedikit
kehijauan dan dapat ditemukan kristal kolesterol)
c. Pemeriksaan mikroskopis
1) Jumlah leukosit >1000/ul secara kasar membedakan transudat dan eksudat
2) Pada keadaan normal,sel dominan adalah makrofag sebanyak 75% dan limfosit
sebanyak 23% dan sisanya mesotel (1%),neutrofil dan eosinofil (<1%)
3) Peningkatan jumlah sel dengan dominasi PMN menandakan penyakit hati akut
seperti parapneumonic
4) Peningkatan jumlah sel dengan dominasi MN menandakan penyakit kronik
5) Limfositosis dapat ditemukan pada tuberculosis
6) Eosinofilia >10% paling sering di sebabkan oleh adanya udara di rongga pleura
7) Sel mesotel merupakan sel yang melapisi rongga pleura normal.Jumlah sel
mesotel menurun pada tuberkulosis dan efusi
d. Pemeriksaan mikrobiologi
1) Sensitifiras kultur bakteri dari cairan pleura dapat dikatakan rendah,sehingga
hasil kultus yang negatif tidak menyingkirkan adanya infeksi
2) Kultur aerob dan anaerob dapar mengindikasi bakteri sekitar 40% efusi
parapneumonic
3) Pewarnaan BTA cairan pleura sangat jarang memberikan hasil positif
e. Pemeriksaan sitology
1) Hasil positif sering ditemukan pada metastatis adenokarsinoma
2) Hasil lebih rendah di temui pada mesotelioma