Anda di halaman 1dari 20

Interprestasi Hasil

Pemeriksaan Lab Pada


Fisiologi Kehamilan
Ajeng Nilam Cahya [ 17010079 ]
Annisa Rusmia [ 17010085 ]
Della Fazriah [ 17010093 ]
Elisa Darmawati [ 17010103 ]
Ermawati [ 17010105 ]
Novita Kurnia Putri [ 17010143 ]
Mutia Putri S [ 17010135 ]
Resni Nurfitriyani A [ 17010053 ]

RK-A semester VI

Sekolah tinggi teknologi industri dan farmasi – bogor


Contents
Interprestasi hasil pemeriksaan lab
01  Pengertian
 Tujuan
Nilai – nilai yang berhubungan dengan hasil lab
 Jenis- jenis pemeriksaan lab pada kehamilan
02
 Perubahan fisiologi & nilai kadar

Range kadar nilai defisiensi dalam hasil lab tersebut


03  Normal
 Upnormal

Pengaruh obat terhadap kadar nilai/hasil lab tersebut


04  Beberapa macam obat yang mempengaruhi hasil lab.
Pengertian Interpretasi Hasil
Pemeriksaan Lab

“ “
Hasil pemeriksaan Laboratorium merupakan informasi yang berharga untuk membedakan
diagnosis, mengkonfirmasi diagnosis, menilai status klinik pasien, mengevaluasi efektivitas terapi
dan munculnya reaksi obat yang tidak diinginkan.
Tujuan Interpretasi Hasil Pemeriksaan Lab

1. Menilai kesesuaian terapi


2. Menilai efektivitas terapi
3. Mendeteksi dan mencegah reaksi obat yang tidak dikehendaki
4. Menilai kepatuhan penggunaan obat
5. Mencegah interpretasi yang salah terhadap hasil pemeriksaan.
Pemeriksaan Laboratorium pada ibu Hamil

1. Pemeriksaan laboratorium selama kehamilan,


persalinan dan nifas merupakan salah satu komponen
penting dalam pemeriksaan antenatal dan identifikasi
risiko komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas.

2. Nilai rujukan laboratorium pada wanita yang tidak


hamil berbeda dengan nilai rujukan laboratorium
wanita hamil
Jenis pemeriksaan laboratorium
pada ibu hamil
jenis pemeriksaan lab pada
No Jenis pemeriksaan
ibu hamil
1. Pemeriksaan lab rutin untuk  Hemoglobin (darah lengkap)
ibu hamil  Golongan darah
2. Pemeriksaan lab rutin untuk  Anti – HIV
daerah / situasi tertentu  Malaria

3. Pemeriksaan rutin atas  Darah perifer lengkap  urine lengkap


indikasi penyakit lain  SGOT & SGPT  HbsAg
 Glukosa sewaktu  BTA
 Waktu pendarahan  TPHA
dan pembekuan  Gonnorrhoe
 Trikomonas vaginalis
 Tes kehamilan
Pemeriksaan rutin atas indikasi penyakit lain
Pemeriksaan rutin atas indikasi penyakit lain
Pemeriksaan rutin atas indikasi penyakit lain

Tabel – Table Ini Merupakan Ketentuan Dari


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Pemeriksaan Laboratorium Untuk Ibu Hamil, Bersalin, Dan Nifas
Perubahan nilai Laboratorium
akibat perubahan fisiologi wanita
Perubahan Fisiologis
hamil
Perubahan Nilai Laboratorium pada Kehamilan

1. Hematologi
a. Volume darah Bertambah 40 – 45 % pada akhir kehamilan. Pertambahan dimulai trimester
I dan semakin bertambah pada trimester II, kemudian pertambahan
tersebut berkurang pada trimester III
b. Hemoglobin Menurun sedikit akibat hemodilusi
c. Hematokrit Menurun sedikit akibat hemodilusi
d. Eritrosit Menurun 15 – 40 %
e. Leukosit Meningkat menjadi 5000-16.000 / hj
f. Trombosit Menurun sedikit akibat hemodilusi

2. Fungsi Respirasi
Hypervetilasi dan respirasi alkalosis
Perubahan fisiologi Perubahan nilai laboratorium pada kehamilan

3. Fungsi ginjal
a. Kreatin serum Menurun 30%
b. Urea serum Menurun 30 – 40 %
c. Creatinin clearence Tidak berubah pada wanita hamil

4. Fungsi hati
a. Albumin Menurun 10 – 20 %
b. Bilirubin Meningkat 30 – 40 %
c. LDH Tidak berubah pada wanita hamil
d. Alkalin fosfatase Meningkat sampai 100 %

5. Metabolisme
a. Insulin Meningkat karena resistensi insulin perifer. Tetapi pada akhir kehamilan
kadarnya berkurang 50 – 70 %
b. Protein Protein plasma meningkat
c. Lemak Lipid , lipoprotein dan apolipoprotein meningkat mulai pertengahan
kehamilan.
Range Kadar Nilai defisiensi normal &
upnormal
Dalam Hasil Laboratorium
Jenis
pemeriksaan Keterangan Normal
Up
normal SI Unit

Hematologi
a. Hematokrit wanita 35 - 45 % < 20 % - > 60 % 0,35 – 0,45 mmol/L
b. Hemoglobin Wanita 12 - 16 g/dL <5,0 g/dL - >20 g/dL 7,4 - 9,9 mmol/L
c. Eritrosit Wanita 3,8-5,0 x 10* sel/mm3 Di bawah rata-rata 3.5 - 5,0 x 1012 sel/L
atau di atas rata-rata
d. Leukosit 3200/ 10.000 mm 30.000/mm3 3,2 - 10,0 x 10*/L
Lekositosis hingga
50.000/mm3
Granulosit Neurotrofil Segment : A% - 73a 0,36 - 0,73
Bands : 0% - 12% Nilai di atas rata – 0,00 - 0,12
Eosinofil 0% - 6% rata normal 0% - 6%
Basofil 0% - 2% 3.5 - 5,0 x 1012 sel/L
Jenis Up
Keterangan Normal SI Unit
pemeriksaan normal
Agranubsit Monosit 0%-11%
Limfosit 15% - 45% <500/mm3
Trombosit 170 - 380. 103/mm3 > 50 x 103/mm3

Pemeriksaan Kimia Darah


a. Laju endap Wanita <20mm/1 jam Peningkatan
darah (LJP) LED >50mm/ jam
atau >100mm/jam

b. Fibrinogen 200-450 mg/dL atau 2,0- < 50 atau > 700


4,5 g/L (SI unit) mg/dL

Urinalisa
BJ : 1,001 - 1,030 3,6 - 4,8. Mmol/L
Urine
pH : 4,5 - 8,5

Pemeriksaan ginjal
0,6 - 1,3 mg/dL 62-115 pmoI/L
a. Kreatin
Jenis Ket Normal Up normal SI Unit
pemeriksaan

Pemeriksaan Elektrolit
 < 120 mEq/L : lemah, dehidrasi
 90-105 mEq/L : gejala neurologi
parah, penyebab vascular
a. Natrium (Na) 135-144 mEq/L
 > 155 mEq/L : gejala
kardiovaskular dan ginjal
 > 160 mEg/L : gagal jantung
b. Kalium (K+) 3,6 -4,8 mEq/L 3,6 - 4,8. Mmol/L

c. Klorida ( Cl ) 97 - 106 mEq/L <70 atau >120 mEq/L 97 - 106 mEq/L

 < 6 mg/dL (1,5 mmol/L) dapat 2,2 - 2,6 mmoI/L


menyebabkan tetanus dan kejang
d. Calsium (Ca) 8,8 - 10,4 mg/dL  13 mg/dL (3,25 mmoI/L) dapat
menyebabkan kardiotoksisitas,
aritmia, dan koma)
Jenis Up
pemeriksaan Ket Normal normal SI Unit

Pria 3,6 - 8,5 mg/dL 2,3 - 6,6 214-506 pmoI/L


e. Asam urat Wanita mg/dL 137-393 pmoI/L

Gastrointestinal
a. Serum 20 - 123 U/L 0,33 - 2,05 pkat/L
amilase lebih dari 500 U/L
b. Lipase 10 - 140 U/L

Pemeriksaan fungsi hati


a. Albumin 3,5 - 5,0% g 35 - 50g/L
b. Bilirubin Total s 1,4 mg/dL < 24 pmmoI/L
Langsung s 0,40 mg/dL > 7 pmmoI/L

Pemeriksaan lemak
HDL 30 - 70 mg/dL 0,78 - 1,81 mmol/L
LDL 130 - 159 mg/dL 160 mg/dL 3,36 - 4,11 mmol/L
Pengaruh obat terhadap kadar / nilai
hasil Lab pada fisiologi kehamilan
Hemoglobin, eritrosit, dan hematocrit
 Penurunan nilai Hemoglobin, eritrosit, hematokrit, dapat terjadi pada anemia (terutama
anemia karena kekurangan zat besi), sirosis, hipertiroidisme, perdarahan, peningkatan asupan
cairan dan kehamilan, Dapat juga terjadi karena obat (drug induced anemia). Misalnya:
sitostatika, antiretroviral.
 Peningkatan nilai kadar haemoglobin, eritrosit, hematokrit dapat terjadi hemokonsentrasi
(polisitemia, luka bakar), penyakit paru-paru kronik, gagal jantung kongestif dan pada orang
yang hidup di daerah dataran tinggi.
Pengaruh obat terhadap kadar / nilai
hasil Lab pada fisiologi kehamilan
Pemeriksaan kimia darah : Laju endap darah (LED)
1. nilai meningkat terjadi pada kondisi infeksi akut dan kronis, misalnya tuberkulosis, arthritis reumatoid, infark
miokard akut, kanker, penyakit Hodkins, gout, Systemic Lupus Erythematosus (SLE), penyakit tiroid, luka bakar,
kehamilan trimester II dan III. Peningkatan nilai LED >50mm/ jam harus diinvestigasi lebih lanjut dengan
melakukan pemeriksaan terkait infeksi akut maupun kronis, yaitu: kadar protein dalam serum dan protein,
immunoglobulin, Anti Nuclear Antibody (ANA) Tes, reumatoid factor. Sedangkan peningkatan nilai LED
>100mm/jam selalu dihubungkan dengan kondisi serius, misalnya: infeksi, malignansi, paraproteinemia, primary
macroglobulinaemia, hiperfibrinogenaemia, necrotzing vaskulitis, polymyalgia rheumatic.
2. nilai menurun terjadi pada: polisitemia, gagal jantung kongesti, anemia sel sabit, Hipofibrinogenemia, serum
protein rendah Interaksi obat dengan hasil laboratorium: etambutol, kuinin, aspirin, dan kortison.
Pengaruh obat terhadap kadar / nilai
hasil Lab pada fisiologi kehamilan
Wa k t u p ro t o m b i n
1. Nilai meningkat pada defisiensi faktor tromboplastin ekstrinsik, defisiensi vit.K, DIC
(disseminated intravascular coagulation), hemorrhagia pada bayi baru lahir, penyakit
hati, obstruksi bilier, absorpsi lemak yang buruk, lupus, intoksikasi salisilat. Obat
yang perlu diwaspadai: antikoagulan (warfarin, heparin)
2. Nilai menurun apabila konsumsi vit.K meningkat
Pengaruh obat terhadap kadar / nilai
hasil Lab pada fisiologi kehamilan
urinalisa

1. Warna urin dipengaruhi oleh konsentrasi, adanya 3. Warna kuning merah (pink) menunjukkan adanya sayuran,
obat, senyawa eksogen dan endogen, dan pH bit, fenazopiridin atau katartik fenolftalein, ibuprofen,
2. Warna merah coklat menunjukkan urin fenitoin, klorokuin
mengandung hemoglobin, myoglobin, pigmen 4. Warna biru-hijau menunjukkan pasien mengkonsumsi bit,
empedu, darah atau pewarna. Dapat juga karena bakteri Pseudomonas, pigmen empedu, amitriptilin,
pemakaian klorpromazin, haloperidol, rifampisin, 5. Warna hitam menunjukkan adanya, alkaptouria
doksorubisin, fenitoin, ibuprofen. Warna merah 6. Warna gelap menunjukkan porfiria, malignant melanoma
coklat dapat berarti urin bersifat asam (karena (sangat jarang )
metronidazol) atau alkali (karena laksatif, 7. Urin yang keruh merupakan tanda adanya urat, fosfat atau
metildopa) sel darah putih (pyuria), polymorphonuclear (PMNs),
bakteriuria, obat kontras radiografı.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai